PART 05

Hampir setiap hari Aldi mengunjungi Tania. Dia tidak mau menyia-nyiakan kesempatan, karena setelah papa Tania pulang nanti, dia jelas akan sulit bertemu Tania.

Dan Meri hampir tak punya kesempatan untuk bertemu dan ngobrol dengan Tania. Karena setiap hendak ke rumah Tania, sudah terpampang motor Aldi di depan rumah Tania.

Meri pun tau diri, dia tidak mungkin memaksa ke rumah sahabatnya itu. Dan sebagai wanita yang sama-sama mencintai Aldi, sudah jelas Meri merasa cemburu, melihat Aldi menemui Tania.

Seperti biasa, Tania dan Meri berangkat sekolah bersama. Namun berbeda dari biasanya, Meri terlihat sedikit gelisah. Dan memang benar, Meri sedang memikirkan antara dia, Tania dan Aldi. Bahkan di jam pertama, pelajaran tidak masuk sama sekali di otaknya, hatinya tidak tenang.

Dan saat tiba jam istirahat, dia cepat-cepat mengajak Tania keluar. Meri bermaksud mencari tau tentang hubungan Tania dan Aldi. Keduanya duduk di bawah pohon di samping sekolah.

Setelah ngobrol-ngobrol beberapa menit, Meri mulai bertanya dengan gaya bahasa seorang sahabat.

"Tan, kamu sekarang kok gak pernah ke rumahku sih, Kangen tau. Ehm, ini pasti gara-gara mas Al, iya kan...?" ucap Meri sambil menyenggol Tania.

Tania hanya tersenyum.

"Apa jangan-jangan kalian udah jadian, tega ya gak bilang-bilang sama aku,"

"Ih... siapa yang jadian. Emang sih mas Al bilang cinta sama aku, tapi tau sendiri kan mas Al kayak gimana orang nya. SE-TI-A , setiap tikungan ada. Jadi biarlah waktu yang akan menjawab. Kalau dia serius sama aku, harusnya dia bisa merubah sikapnya itu. Intinya aku coba kasih kesempatan sama mas Al buat nunjukin kalau dia beneran cinta sama aku,"

"Tapi kamu juga cinta kan sama mas Al?"

"Ya gitu deh..." ucap Tania malu-malu.

"Biasa aja kali mukanya, gak usah sok-sok malu," ucap Meri sambil mencubit kedua pipi Tania.

"Aduh Mer, sakit tau!"

Meri menghela nafas panjang, dia berusaha menyembunyikan rasa cemburunya agar tidak diketahui oleh Tania. Namun dia sedikit lega, setidaknya mereka belum jadian.

Pulang sekolah Meri langsung masuk ke kamarnya. Tanpa melepas terlebih dulu seragam sekolahnya, dia menghempaskan tubuhnya di atas kasur. Perasaannya tidak tenang, pikirannya kacau.

Dan setelah beberapa saat merenung, akhirnya dia memutuskan untuk menemui Aldi. Meri berniat mengutarakan perasaannya yang selama ini dia rasakan.

Tidak pikir panjang, dia langsung menelepon Aldi, mengajak bertemu di taman sore ini.

Setelah kurang lebih sepuluh menit menunggu, akhirnya Aldi datang juga.

"Sorry, udah lama nunggu ya?" tanya Aldi yang langsung duduk di sebelah Meri.

"Enggak juga, baru sepuluh menit,"

"Emang ada apa sih Mer kok pake ngajak ketemuan segala. Di taman lagi, udah kayak orang pacaran aja,"

"Ada yang mau Meri omongin, ini tentang perasaan Meri sama mas Al."

Meri menggenggam jari tangan Aldi, dengan penuh perasaan dan keberaniannya, dia mengungkapkan perasaannya. Kalau dia sangat mencintai Aldi. Meski dia tau kalau Aldi sudah menaruh hati pada Tania.

Namun dia berharap, Aldi akan berpindah hati mencintainya, setelah dia mengutarakan isi hatinya. Tapi ternyata kenyataan jauh dari yang diharapkan.

Aldi melepaskan genggaman tangan Meri, lalu dia menyentuh kedua bahu Meri.

"Meri, ada apa denganmu. Bagaimana bisa kamu mengatakan hal seperti ini. Kamu tau kan kalau saya benar-benar sudah mengganggap kamu seperti adik saya sendiri, gak lebih,"

"Tapi Meri sangat mencintai mas Al." ucap Meri sambil menangis.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***