Cintai Aku Pak Dosen
Seorang Mahasiswi Universitas ternama di Kota DKI Jakarta, terlihat terburu-buru saat akan masuk ke kelasnya.
"Aduh, si Yolanda benar-benar belum datang nih. Tiga menit lagi Pak Dosen datang. Padahal ini hari pertama belajar. Ah, harusnya aku tadi gak ninggalin dia." batin Imelda dengan perasaan gelisah.
Ketika Yola sedikit berlari dari arah kiri, dengan tatapannya terfokus ke arah jam ditangannya. Tiba-tiba dimenabrak seseorang.
"Allahu akbar," Yola pura-pura membentulkan kacamatanya.
"Eh eh. Maaf-maaf." ucap Yola yang langsung menganga saat melihat seorang pria tampan, yang sedang membereskan barang yang dibawanya.
"Ya. Lain kali hati-hati!" ucap pria itu tanpa melirik ke arahnya.
"Maaf. Maaf." Yola menelan salivanya dengan susah, sambil menatap terus pria tersebut.
"Kamu ini kenapa? Kebanyakan bilang maaf?" Pria itu berkata dan sedikit melirik ke arah Yola.
"Kakak ini Mahasiswa?" tanya Yola penasaran.
"Saya Dosen Biologi. Maaf saya buru-buru." ucap Pria tadi sambil berlalu.
"Uh. Yasudah." ucap Yola lalu dia berjalan membuntuti Dosen itu. Namun, Dosen itu mendadak berhenti. Dan langsung menatap penampipan Yola, yang sangat berbeda dengan Mahasiswi lainnya.
"Astagfirullahaladzim. Nih, cewek dandannya? Subhanallah." ucapnya dalam hati, sambil membuang muka.
"Kenapa pak? Lihatin saya?" tanya Yola polos.
"Kamu ini mau kemana?"
"Saya mau masuk kelas pak, permisi." Yola buru-buru pergi sedikit berlari. Dosen itu menatapnya dengan sedikit pertanyaan.
"Kok masuk kesana? (Mengerutkan keningnya) Oww" batin Dosen itu sambil berjalan.
"Selamat pagi!" ucap Dosen itu, yang baru masuk ke kelas Yola. Suara riuh dari para Mahasiswi yang memujinya tidak dia hiraukan.
"Pagiiiiiii Pak Dosen!" Serentah yang dikelas. Kecuali, Yolanda yang baru saja mengeluarkan alat tulisnya dari tas.
Dosen itu melirik sebentar ke arah Yola.
"Selamat belajar untuk kalian Mahasiswa smester enam. Perkenalkan nama saya Reicard Putra Alexandar."
"Owwww. Pak Reicard." Serentak semuanya. Yola yang langsung melihatnya kaget.
"Hah? Dia? Aduh," Yola yang sudah melihat ke arah depan tiba-tiba menunduk.
"Ya Allah, dia ternyata Dosen." Batin Yola.
"Panggilannya apa pak?" tanya Salahsatu Mahasiswi centil. Semua orang menatapnya termasuk Yola.
"Terserah." Dosen itu sedikit tersenyum.
"Owwwwww" Serentak semuanya lagi.
"Kenapa?" Rei sedikit aneh.
"Senyum bapa manis banget." ucap Mahasiswi centil lagi. Yang lain mensorakinya.
"Ah, biasa saja." Celetuk Yola.
"Eeeeehhhhh." Semuanya melirik ke arah Yola, termasuk Yola.
Tidak merasa malu, Yola malah menatap Rei yang juga sedang menatapnya.
"Bagi lho biasa. Karena cowok yang ada dimata lho juga pasti biasa." Ejek Mahasiswi centil lagi. Semua orang mensoraki Yola.
"Apa iya mel?" Yola malah bertanya kepada Imel, yang duduk disebelahnya.
"Hah?" Imel hanya melongo dan melirikan matanya ke kanan dan ke kiri.
"Pake nanya. Ya ngaca dooooong! Lho dari dulu emang kaya gitu, gak sadar banget." Celetuk salahsatu Mahasiswa lain.
"Untuk apa ngaca?" tanya Yola polos.
"Ya lihat penampilan lho! Udah mirip ondel-ondel aja belagu." jawabnya. Semua orang mentertawakannya.
"Heyy? Lho nyuruh gue ngaca, padahal disini gak ada kaca. Lhu bego." ucap Yola, semua orang mensorakinya. Sedangkan Rei hanya terdiam. Melihat apa yang sedang terjadi. Dia sengaja tidak marah, karena mereka Mahasiswa barunya. Belum dikasih aturan saat di jam pelajarannya.
"Apa lho bilang?" Mahasiswa tersebut langsung mendekat dan menarik rambut Yola yang diikat konde.
"Kendor deh, kondenya" Celetuk Mahasiwa lain. Semuanya tertawa lagi.
"Awwww, beraninya kamu." Yola yang kesakitan langsung berdiri. Namun dia duduk kembali, sambil menatap kesal ke arah Mahasiswi tersebut, dan semuanya langsung terdiam. Saat Rei memberikan tatapannya yang sangat tajam.
"Is. Gara-gara Dosen itu, aku belum bisa membalasnya." batin Yola. Imel hanya memegangi tangan Yola. Isyarat agar Yola bersabar.
"Sikap kalian sungguh tidak ada etika sama sekali. Untungnya hari ini hari pertama. Jika hari-hari berikutnya masih seperti itu, saya tidak segan-segan untuk mengeluarkan kalian dari kelas saya. Faham?" tanya Rei tegas.
"Faham pak." serentak semuanya menjawab. Begitupun dengan Yola, hanya saja dia terlihat memalingkan wajahnya.
Beberapa menit kemudian, saat Rei sudah meninggalkan kelasnya.
"Mau kemana?" tanya Yola ketus kepada Mahasiswi yang menarik kondenya tadi.
"Heyyyy. Nanya sama siapa lho?" jawab Mahasiswi tersebut.
"Ya sama lho lah." ucap Yola sambil menarik tas Mahasiswi tersebut. Semua pandangan yang dikelasnya terpusat kepada mereka.
"Lho mau balas dendam?" Menatap tajam Yola.
"Seperti yang terlihat." ucap Yola. Tak lama mereka langsung jenggut-jenggutan. Saling cakar, dan saling dorong.
Sementara itu, Imel yang kaget langsung keluar untuk mengejar Rei.
"Pak? Pak Reicard?" teriak Imel. Rei yang saat itu sudah berjalan sekitar 10 meter, langsung berbalik badan melihat Imel yang berlari ke arahnya.
"Kenapa?"
"Pak? Pak? Buruan! Itu teman saya, Yolanda sama Anatasya berantem pak." ucap Imel sambil berlalu duluan. Karena takut Yola terluka.
Rei yang kaget langsung berjalan cepat untuk bakik ke kelasnya.
"Berhenti! Berhenti Yolanda! Mau ada pak Reicard." teriak Imel, namun tidak dihiraukan Yolanda yang lagi emosi. Berbeda dengan Anatasya yang mendengarnya, dia langsung pura-pura lemah. Padah tangan Yola sudah banyak cakaran dari kukunya.
"Hentikan! Astagfirullah," ucap Rei yang menahan tubuh Anatasya yang didorong Yola. Sedangkan Anatasya sendiri pura-pura pingsan.
Imel menghampiri Yolanda, membereskan rambutnya yang acak-acakan.
"Puas lho? Puas bikin Anatasya pingsan?" ucap temannya Anatasya, sedangkan dia sendiri dibawa oleh beberapa teman-temannya ke uks.
"Benaran pingsan apa pura-pura?" tanya Imelda menyunggingkan bibirnya.
"Jangan memulai lagi!" ucap Rei kepada Imelda.
"Maaf," ucap Imelda. Sedangkan Yola hanya terdiam.
"Yola? Apa ini? Banyak sekali luka cakaran. Pasti perih." ucap Imelda. Sedangkan yang lain ikut menunduk karena ada Rei.
"Biarkan saja! Tidak terlalu perih dari ucapan mereka yang selalu membuli saya." Yang ada dikelasnya semakin menunduk, sebagian dari mereka merasa tersindir.
"Harusnya kamu gak berantem. Ini bukan tempatnya." ucap Rei.
"Dulu iya saya gak sampe berantem. Hanya membiarkan mereka yang senang membuli saya. Sayangnya sekarang beda. Maaf saya buru-buru. Permisi." ucap Yola sambil membenarkan tasnya, tanpa melirik Rei.
"Permisi pak." ucap Imel dan langsung mengejar Yola.
"Bubar!" titah Rei kepada semuanya yang masih berada dikelas, sambil berlalu.
3 Bulan kemudian
Pemandangan taman yang sangat indah terlihat dari jendela kamar utama lantai dua. Saat itu Yolanda sedang berada didepan meja rias. Dia menyanggul rambut panjangnya yang hampir setengah punggung dan begitu lebat. Tidak lupa dia juga memakai kacamata biasa yang bukan kacamata minus atau cembung.
Tubuhnya yang sangat seksi bak gitar spanyol dan kulitnya yang putih, selalu ditutupi oleh pakaian besar dan panjang.
Tidak hanya untuk pergi ke Kampus. Dirumah pun dia selalu memakai rok panjang, daster panjang, celana kulot, atau baju-baju yang tidak memperlihatkan bentuk tubuh.
Dan tidak hanya bentuk tubuhnya yang ditutupi. Dia juga selalu menutupi kecantikanya dengan memakai ukiran alis yang ditebalkan, lipstik yang berwarna terang, dan tahi lalat palsu sedikit besar dipinggir kanan hidungnya.
Wajah aslinya tidak seperti itu. Dia sangatlah cantik. Mirip sekali dengan Ayahnya yang begitu tampan dengan hidung mancung tapi tidak terlalu besar. Wajahnya sangat imut, punya lesung pipi, kalau tersenyum manisnya luar biasa. Saat itu, dia memandangi tubuhnya yang hanya memakai celana lejing dan kaos singlet.
Ilustrasi Yola saat rambutnya terurai
Lalu dia teringat masalalunya.
Flashback On
Dulu, sekitar 5 tahun yang lalu. Usia Yolanda yang baru 17 tahun. Dan dia baru saja lulus dari SMA. Dia meminta kepada orang tuanya yang saat itu adalah orang kaya terpandang di Desa nya, untuk menikah dengan laki-laki tampan yang beberpa bulan menjalin kasih denganya.
Karena kebucinanya. Dia berpura-pura meminjam tespeck positif hamil kepada temanya yang sudah menikah. Untuk dilihatkan kepada orang tuanya. Itu semua agar orang tua nya merestui hubungan mereka.
Dengan penuh kekecewaan dan amarah yang tiada henti. Akhirnya orangtua nya menikahkan dia dengan laki-laki pujaanya.
Hanya saja saat malam sesudah aqad. Dia diajak pergi suaminya untuk menginap di Apartemen. Malam itu, dia sudah menunggu suaminya untuk melakukan malam pertama. Dia menunggu suaminya yang tak kunjung masuk kamar sampai waktu dini hari. Dia mundar-mandir gelisah. Berulang-ulang melihat layar hpnya hanya untuk menunggu kabar.
Namun, itu semua sia-sia. Dia malah lama menunggu. Padahal suaminya bilang. Hanya pergi keluar sebentar. Karena dia lelah menunggu. Dia pun tertidur. Hingga waktu subuh tiba, dia terbangun, dia melihat suaminya belum kunjung datang.
Akhirnya, dia mengambil hp dimejanya untuk menghubungi suaminya yang susah dihubungi.
Beberapa menit kemudian. Yola berteriak kesal. Lalu air matanya cepat menetes. Lama kelamaan tangisan yang sedikit pelan itu berubah menjadi suara tangisan sesegukan. Dia membaca chat dari suaminya. Yang megirim gambar dan menjelaskan panjang kali lebar. Bahwa Dirinya sedang bersama dengan seorang wanita yang sedang hamil.
Suaminya menceritakan bahwa dia itu sudah menikah. Dia juga mengatakan bahwa dia berpura-pura kaya untuk merampas harta orang tua dan perhiasan yang selalu dipakai Yola. Laki-laki itu berpura-pura sebagai seorang anak dari Dirut RS dikota besar. Dengan membawa orang tua palsu, mobil pinjamann dan menunjukan rumah besar milik orang lain.
Dengan penuh rasa malu dan bersalah. Akhirnya Yola memutuskan untuk balik ke rumah orang tua nya. Dan membawa tespeck garis satu miliknya. Dia pun menceritakan semuanya kepada orang tuanya. Dengan penuh amarah. Orang tuanya langsung mengurungnya.
Untungnya dia tidak bersedih. Hanya kesal dan merasa bersalah telah membuat orang tua nya malu.
Dua tahun kemudian, saat usianya sudah 19 tahun dan semuanya sudah normal kembali. Yolanda akan melanjutkan pendidikanya ke Universitas ternama di Kota Jakarta. Karena tidak ingin, anak tunggalnya itu berulah kembali. Ketika kuliahnya sudah menginjak semester 6. Orangtua nya lelah memantaunya. Ditambah bisnis mereka yang keuntunganya sedang menurun.
Akhirnya dengan penuh pertimbangan. Orangtuanya menikahkan dia kembali dengan anak Sahabat Bisnisnya yang anaknya itu adalah Seorang Dosen.
Sikapnya sangat dingin dan masa bodoh. Dosen itu bernama Ricard Putra Alexandar yang lebih dikenal dengan panggilan Rei.
Usianya 28 tahun jalan 29. Dia tidak terpaksa menerima perjodohan itu. Karena Papanya sudah mengizinkanya untuk dia manjadi seorang mualaf. Dan Mamahnya sering sakit-sakitan bahkan hampir depresi dari semenjak usia Rei masih 27. Dikarenakan Rei yang sering menyendiri dan bersikap lebih introvert kepada siapapun termasuk orang tuanya. Itu disebabkan karena Rei harus berpisah dari Sarah (mantan kekasihnya yang saat itu masih berbeda keyakinan dengan dirinya).
Flashback Off.
Hal itulah yang menjadi alasan kenapa dirinya menutupi kecantikan dan bentuk tubuhnya. Dia ingin mendapatkan laki-laki yan benar-benar menerima apa adanya. Bukan yang hanya melihat dari materi ataupun fisiknya.
Selama mereka menikah Rei pun belum tahu wajah dan bentuk tubuh aslinya. Karena saat mereka sudah menikah. Mereka selalu pisah kamar. Tanpa sepengetahuan orangtua nya.
Tuk tuk tuk
Suara pintu diketuk membuyarkan lamunanya.
"Iya. Siapa ya?" tanya Yola dan buru-buru memakai baju gamisnya yang berbahan katun.
"Ini bibi neng. Tuan sudah menunggu dibawah." ucap bibi Lea (ART dirumah Rei)
"Oiya bi. Ini udah." ucap Yola.
Saat dia akan mengambil tas yang sudah disiapkanya dikasur. Dia melihat foto pernikahanya dengan Rei. Lamunan pun kembali. Dia merasa sangat sedih. Karena sudah tiga bulan mereka menikah. Rei belum mau menyentuh dirinya.
Namun, dia selalu berdo'a dan mencoba bertahan dengan pernikahan keduanya. Jika sedang berada didekat Rei dia selalu menunjukan wajah ceria. Menjadi sosok wanita yang lebih dewasa, mandiri, tidak manja, dan tidak cengeng.
"Ayah, ibu? Aku akan memberikan yang terbaik untuk kalian. Aku akan patuh kepada suamiku. Aku akan berusaha memperbaiki kesalahan aku kepada kalian." batin Yolanda. Kemudian dia memakai jaketnya dan buru-buru turun.
Dilantai satu Rei sedang menatap layar hpnya. Kemudian dia melihat Yola yang baru saja turun. Penampilan Yola yang selalu seperti itu. Membuat dirinya semakin eneg dan males melihatnya.
Yola menghampiri Rei dan menanyakan apakah dirinya sudah sarapan atau belum. Rei yang mendengarnya tidak menjawab. Hanya melirik Yola sebentar lalu memutarkan kedua bola matanya.
Melihat suaminya yang selalu bersikap seperti itu membuat hari-harinya sedikit suram. Namun, karena ingat kesalahan yang dilakukan kepada orang tuanya. Membuat dia selalu bersabar menghadapinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Gadih Hazar
Semangat thor, salam kenal dari ana author pemula.. Semoga sukses ya thor...
2023-03-04
0
Syaiful Ardi
q tertarik dari alur ceritanya
2023-02-21
0