Seminggu sudah berlalu.
Ricard yang awalnya hanya biasa saja ketika istrinya tidak pulang ke rumah, merasa sangat khawatir.
Karena, Imelda mengatakan bahwa sebelum Yolanda tidak pulang ke rumah. Mereka pergi ke kolam renang. Lalu tidak sengaja, Yolanda melihat Laura memeluk Rei dari belakang. Yang membuat dirinya sampai pingsan.
Dia tidak pulang sudah seminggu, hpnya juga masih belum diaktifkan. Kehawatiran tidak hanya dirasakan ole Rei. Tapi juga oleh Dimas dan Imelda.
Mereka sampai merasakan kebingungan. Hati dan fikiran mereka selalu bertanya-tanya tentang kabar Yolanda. Yang benar-benar menghilang tanpa kabar.
Dijalan sebelum gerbang kampus, Yolanda menghentikan motornya. Saat itu, dia membawa motor CBR milik Revan. Motornya yang R15 dibawa Revan ke kantor. Mereka sengaja tukeran. Lalu dia turun, dan berjongkok dibawah motornya. Lalu mengaktifkan hpnya yang sudah seminggu tidak diaktifkan. Sambil menunggu hpnya aktif. Tak terasa air matanya tiba-tiba menetes. Sedih bukan main. Saat dia teringat perkataan Revan.
Flashback On
Pagi hari sekitar jam 6. Revan sudah berada di Panti Asuhan. Dia membawa motor CBR nya. Itu sengaja, karena Yolanda meminta untuk tukeran motor denganya.
Ilustrasi Yola saat itu.
Saat itu Yola sudah bersiap-siap. Perubahanya sangat berbeda. Make up ondel-ondelnya tidak dipakai lagi. Dia membiarkan rambutnya terurai, memakai dres berwarna biru muda, jaket, membawa tas dan memakai sepatu.
Karena tidak lama, setelah Revan pertama kali melihat kecantikan Yola yang sesungguhnya. Revan melarangnya untuk memakai make up itu lagi. Saat itu Revan berkata,
"Yolanda? Sesungguhnya sebagian besar laki-laki membutuhkan kecantikan seorang wanita. Jadi, jangan menunggu untuk dia akan menerima apa adanya. Lalu tiba-tiba mencintai kamu. Bagaimana kalau bukan cinta yang dia berikan tapi talak? Pasti banyak pihak yang tersakiti. Termasuk orangtua yang kata kamu sudah dibuat kecewa. Apa kamu akan mengecewakanya lagi?"
Perkataan itu terus-terusan terngiang difikiranya. Hingga akhirnya, dengan berat hati. Make up yang dari awal kuliah dipakainya itu, harus dia tinggalkan. Demi salahsatu cara, yaitu menarik hati suaminya. Agar rumah tangga mereka tidak bubar.
Flashback Off.
Jadi, itu adalah hari pertamanya dia datang ke kampus, dengan penampilanya yang berbeda.
Saat hpnya sudah menyala, banyak sekali notifikasi dan panggilan tak terjawab dari orang tuanya, sahabat, teman, dan satu panggilan tak terjawab dari suaminya.
Namun tak sengaja dia menatap nama sang ibu, air matanya kembali menetes. Karena ngap menahan suara tangis, dia membuka maskernya.
Tiid tiiid diid
Suara klakson mobil berbunyi.
Dia shok. Belum keburu melihat isi chat dari orang tuanya. Dia hanya keburu melihat jam yang hampir jam 8 pagi.
Dia buru-buru memakai maskernya, lalu berdiri. Saat dia berdiri alangkah terkejutnya, mobil suaminya akan lewat dan akan masuk ke kampus.
Air mata yang sudah sempat disekanya tiba-tiba menetes kembali. Dia hanya sebentar melirik suaminya. Karena melihat seorang wanita menangis dibalik maskernya. Dia sempat berhenti. Lalu melirik sebentar ke arah motor yang dibawa Yola.
"Jangan berhenti dijalan! Bentar lagi sebagian kelas dimulai. Masuklah jangan menangis disitu!" tita Ricard yang masih menatapnya.
Dia belum tahu kalau itu adalah istrinya. Yolanda yang masih berdiri menyeka air matanya. Lalu sedikit menganggukan tubuhnya ke Ricard dan mengisyaratkan dengan tanganya seperti Resepsionis saat menunjukan arah jalan.
Ricard tidak mengatakan apapun lagi. Dia hanya mengklakson lalu jalan duluan.
Lima menit kemudian, dia sudah berada diparkiran. Lalu dia buru-buru ke toilet. Lalu membasuh muka dan memoleskan sedikit make up ke wajahnya.
Sungguh sangat cantik dan imut sekali. Karena sudah telat 5 menit. Yola sangat malu untuk masuk ke kelas. Jadi, dia menchat suaminya.
"Assalamu'alaikum!
Selamat pagi. Mohon maaf saya telat 5 menit. Apa boleh masuk kelas?"
Rei yang saat itu, baru saja datang ke kelasnya membuka laptopnya. Seperti biasanya, sambil dia meunggu laptopnya yang masih loading. Dia melihat chat yang masuk.
Alangkah terkejutnya melihat istrinya yang chat. Karena takut istrinya kabur lagi, dia membalas chatnya.
"Wa'alaikumsalam.
Cepat saya mau memulai pelajaran."
Yola yang saat itu melihat Ricard membalas chatnya, langsung tersenyum sendiri. Dan terburu-buru masuk ke kelas. Semua orang yang melihat dirinya, sangat terpesona dengan kecantikanya. Melihat dia pergi ke arah kelas biologi. Mereka sangat penasaran siapakah dirinya.
Tuk tuk tuk
Pintu kelas biologi diketuk olehnya.
"Masuk saja!" titah Ricard.
Saat dia masuk. Semua orang sangat terpesona dan kaget. Mereka semua melongo. Termasuk Ricard. Yola yang masih berdiri dan sedikit menunduk usai menutup pintu diteriaki oleh Devan.
"Maaf. Mahasiswi baru ya?"
"Bukan. Kursi kosong itu milik saya."
"Yolanda? Waw. Kamu?" teriak semua yang ada disana dan masih melongo. Berbeda dengan Imelda yang senyum-senyum sendiri. Karena dia sudah tahu itu Yola.
"Yolanda? Mau jadi pacar saya gak?" tanya Seorang Mahasiswa tampan.
"Kenapa gak dari kemarin?"
Rei memicingkan mata, saat mendengar Yola bertanya seperti itu.
"Kan kamu cantiknya sekarang."
Yola sedikit tertawa.
"Kalau cinta ukuranya fisik, untuk apa ada hati?"
Semua orang bersorak.
Rei yang juga ikut kaget mdndengar perkataan Yola, hanya terdiam. Lalu Yola menghampirinya dan memberikan kertas kecil yang berisi,
"Selamat pagi suamiku! Enak ya selama seminggu tidak ada yang gangguin ?" tulis Yola dikertas itu.
Yolanda kemudian duduk dan membuka jaketnya.
Kertas tersebut dibaca Ricard. Lalu dia menatap tajam Yolanda dan kertas tersebut diletakan dibawah laptopnya. Rei mengirim Yolanda pesan chat.
"Lain kali, jangan memakai pakaian diatas lutut. Saya tidak suka. Apalagi untuk pergi keluar rumah, terlebih lagi ke kampus." chat terkirim.
Yola yang merasa hpnya bergetar, langsung mengeceknya.
"Suamiku tidak pernah memperhatikanku sebelumnya. Maaf!" Pesan dibalas. Namun, tidak dibaca oleh Rei karena harus memeulai pelajaran.
Revan baru saja sampe diparkiran. Dia memakai motor milik Yolanda. Lantas semua orang bertanya-tanya. Termasuk, Dewa yang selalu memperhatikanya.
Dia mengambil foto motor Revan diam-diam. Lalu mengirimkannya ke dalam grup chat yang terdiri dari 3 orang. Yaitu, Dirinya, Laura, dan Melinda (Mama kandung mereka atau Mama tiri nya Revan), dengan caption.
"Dia memakai motor baru. Gak tahu punya siapa. Tolong bantu cari tahu ya!"
Setelah itu, dia sedikit mengejar Revan yang akan menuju ke ruanganya.
"Tunggu!"
Karena ada yang memanggilnya, Revan menghentikan langkahnya.
"Tumben kesiangan. Biasanya paling pagi." ucap Dewa menaikan alisnya.
"Sepertinya itu bukan urusan anda. Bekerjalah!"
Dewa menyunggingkan bibirnya.
"Oh. Jadi ini sikap asli kamu, yang sok-sok bersikap dingin. Pantes diselingkuhi Laura. Oh iya. Anda tidak perlu mengejar-ngejar Laura lagi. Dia sebentar lagi mungkin akan menikah dengan Dosen nya."
Revan sedikit tercengang. Namun, dia berusaha tetap santai.
"Apa urusannya dengan saya?"
"Saya tahu anda masih mengejar-ngejar adik saya. Berharap untuk kembali? Setelah kematian calon istrimu itu?" Dewa berdecih.
Saat Revan akan menghampiri Dewa, karena amarahnya yang sudah terpancing. Dibelakang kurang lebih 20 meter, tiba-tiba terlihat ada David papahnya, yang menggelengkan kepala. Mengisyaratkan agar Revan segera pergi dan tidak melayani pembicaraan Dewa.
Revan pun hanya menatap tajam Dewa. Dan meninggalkanya. Dewa hanya melipatkan tanganya di dada dan memutarkan bola matanya sambil melihat Revan pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments