GADIS PENOLONG Sang Mafia

GADIS PENOLONG Sang Mafia

1. Menolong Pengemis

Hujan badai malam itu cukup menyeramkan bagi Alia yang nekat membawa motor di tengah hujan badai.

Karena pandangannya kabur ia akhirnya berhenti di emperan toko di mana ada seorang pengemis yang sedang tidur meringkuk di toko itu.

Alia membuka mantelnya dan juga helmnya hingga wajahnya cantik nampak jelas terlihat saat gadis ini mengibas rambutnya.

"Uhukkk....uhuk...!"

Pengemis itu terbatuk-batuk memancing perhatian Alia. Alia yang sangat baik hati mengeluarkan roti dan air di dalam tasnya untuk di berikan kepada pengemis itu.

"Bang...ini aku punya roti, tapi bukan roti mahal. Aku tahu bagaimana rasanya lapar. Ambillah roti ini dan juga airnya. Di makan ya." Ucap Alia dengan senyum merekah dan terlihat sangat cantik.

Pengemis itu pun bangkit lalu duduk mengambil roti yang di letakkan Alia di hadapannya.

"Makanlah...! Aku tahu kamu kelaparan. Aku tidak punya uang untuk memberikan kepadamu hanya roti ini yang aku punya." Ucap Alia lagi lalu membuka jaket miliknya dan di berikan kepada pemuda pengemis itu.

Penampilan pengemis itu dengan rambut panjang dan brewok tak terurus tidak membuat Alia takut.

Ia hanya menatap mata pengemis itu yang masih terlihat tajam dengan iris tebal yang menegaskan tatapannya yang dalam.

"Pakailah jaket ini agar kamu tidak kedinginan. Aku cukup pakai switer ini saja. Lagi pula sebentar lagi aku akan pulang ke rumahku dan kamu hanya tidur di sini beralaskan koran."

Ucap Alia lagi dengan penuh kerendahan hati membuat pemuda pengemis itu begitu tersentuh.

Pengemis itu tidak ingin membuka suaranya. Ia hanya membuka syalnya yang lusuh yang sudah terkena percikan hujan dan mengambil jaket miliknya Alia lalu di pakainya.

Ia kembali menatap wajah cantik Alia seakan ingin menyimpan wajah cantik itu dalam memorinya.

Ada rasa kagum pada gadis penolong itu. Dengan kesederhanaannya ia rela memberikan apapun yang ia punya hanya untuk seorang pengemis.

Pengemis itu melihat rok panjang warna abu-abu yang menunjukkan Alia masih duduk di jenjang SMA. Pengemis itu memperhatikan motor milik Alia yang juga terlihat bukan motor bagus.

Sepertinya gadis itu hanya butuh mesin motor itu yang masih berfungsi bukan bodi motor yang terlihat keren yang biasa di pakai gadis-gadis SMA yang memiliki status sosial menengah.

Pengemis itu terus memperhatikan wajah cantik Alia yang saat ini sibuk membuka ponselnya yang lagi-lagi ponsel yang hanya bisa telepon dan mengirim SMS.

Tidak seperti gadis seusianya yang berlomba-lomba mencari ponsel android dengan merk terkenal dan juga yang lebih mahal sesuai style mereka.

Pengemis itu mengulum senyumnya penuh kepuasan seakan perjuangannya selama satu tahun ini akhirnya berbuah manis karena ia sudah mendapatkan targetnya.

Ia melihat gadis itu mengirimkan pesan untuk keluarganya. Alia hanya mengirim pesan untuk adiknya kalau saat ini ia terjebak hujan badai.

Tidak lama kemudian, hujan mulai reda tinggal hujan rintik yang bisa ia lalui saat ini. Alia mengenakan lagi mantelnya dan juga helm. Ia juga tidak lupa pamit pada pemuda pengemis itu.

"Bang...aku pulang ya...! Hujannya sudah reda. Carilah tempat yang lebih nyaman untuk tempatmu berteduh. Semoga ada yang memberikanmu makanan yang layak daripada roti yang aku berikan kepadamu." Ucap Alia sambil naik ke atas motornya.

Pengemis itu hanya mengangguk pada Alia. Ia seakan tidak ingin membuat Alia mendengar suaranya.

Motor Alia berlalu dari hadapan pengemis itu. Beberapa menit kemudian, Damara mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi asistennya yang tidak jauh parkir di depan pertokoan yang sudah sepi itu.

"Apakah kamu sudah merekam adegan aku dan gadis itu tadi?" Tanya Damara.

"Sudah king."

"Bagus." Ayo jemput aku sekarang..!" Damara beranjak dari tempatnya lalu masuk ke mobil mewah miliknya.

Di dalam mobil, ia menanggalkan semua atribut penyamarannya dan menggantikan lagi dengan pakaian mahalnya.

"King ..! Apakah kita langsung pulang atau cari target lain?" Tanya Bili.

"Aku rasa gadis itu sudah memenuhi syarat untuk menjadi istriku. Aku jatuh cinta dengan kesederhanaannya dan juga perhatiannya pada kaum lemah.

Ia rela memberikan roti yang harganya hanya seribu perak dengan air putih yang harganya sama. Ia rela memberikan jaketnya padaku agar aku tidak kedinginan. Gadis yang seperti ini yang aku butuhkan." Ucap Damara.

"Bagaimana cara kita untuk menemukan lagi gadis itu, King?"

"Bukankah kamu tadi sudah meminta anggota kita untuk mengikuti gadis itu?" Tanya Mara terlihat gusar.

"Maaf king...! Aku tidak tahu apakah king suka atau tidak pada gadis itu." Ucap Bili terlihat menyesal.

Damara menendang jok belakang milik Bili sangat keras.

"Sialan ...! Kau telah menghancurkan rencanaku yang sudah bersusah payah menyamar beberapa bulan ini hanya untuk mendapatkan gadis yang tulus seperti gadis tadi.

Bagaimanapun caranya kamu harus mendapatkan alamat tempat tinggalnya gadis itu agar aku tidak kehilangan jejaknya." Titah Mara.

"Baik King...!"

Bili mengusap tengkuknya yang terasa sangat kaku karena harus mengikuti kegiatan aneh king nya hanya untuk mendapatkan ketulusan hati seorang gadis.

Sementara di bekang sana, Damara sedang menikmati dua roti pemberian Alya.

"Roti ini lebih mahal dan nikmat daripada roti yang biasa aku makan, Cinderella ku. Karena kamu telah memberikan padaku dengan ketulusan dan itulah harga yang tidak ternilai, dibandingkan makanan yang paling mahal di dunia ini." Ucap Mara.

Mara memejamkan matanya sambil mencium jaket milik Alia beraroma pelembut pakaian. Dari kemiskinan Alia yang bisa ia amati berdasarkan penampilan gadis itu.

Sepatu yang sepertinya sudah beberapa kali di tambal. Rok sekolah yang mungkin cuma satu terlihat warnanya mulai kusam, mungkin di pakai setiap hari jadi, langsung cuci kering pakai. Tas sekolah dan juga ponsel gadis itu, dan semua yang melekat di tubuhnya, kalau di hargai kurang dari lima ratus ribu.

"Semoga kita bisa bertemu lagi, Cinderella. Senyum dan wajah cantikmu sudah terpatri di hatiku dan semoga saja akan bertahta di jiwaku." Batin Damara.

Benda mewah itu kembali ke pemukiman elit di mana Damara bernaung. Pria tampan ini langsung membersihkan tubuhnya sambil berendam di dalam bathtub dengan air hangat beraroma terapi.

Sementara itu Alia yang sudah tiba di rumahnya di sediakan air hangat yang di masak ibunya agar putrinya tidak masuk angin.

Alia memiliki kedua orangtua dengan ibu yang bekerja sebagai tukang cuci gosok dan ayahnya bekerja sebagai tukang cuci mobil.

Alia juga memiliki dua orang adik kembar yang bernama Dewa dan Dewi. Keluarga itu hidup di dalam kesederhanaan.

Walaupun mereka miskin, tapi mereka masih punya rumah sendiri dengan luas tanah dua ratus meter yang merupakan tanah warisan dari kakeknya Alia dari pihak ayah.

Alia memejamkan matanya setelah membersihkan tubuhnya tanpa ingin makan malam lagi karena tidak ada yang bisa ia makan malam itu.

Terpopuler

Comments

Puput Regina Putri

Puput Regina Putri

menarik

2024-06-06

0

Zio Nisme12

Zio Nisme12

waduhhh

2023-06-04

1

Adila Ardani

Adila Ardani

mampir thor , seperti nya cerita nya menarik

2023-05-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!