2. Penghasilan sepuluh ribu

Sekitar jam lima tiga puluh waktu subuh, Alia sudah berada di atas jok motornya karena ia harus berangkat lebih pagi agar tidak bertemu dengan para polisi yang sedang melakukan razia.

Maklum saja, Alia tidak memiliki SIM saat ini dan plat motor yang di gunakan adalah nomor plat palsu. Ia harus mensiasati bagaimana caranya ia berangkat lebih awal ke sekolah.

Sekolah yang cukup jauh dari tempat tinggalnya yang menjadi pertimbangannya Alia untuk berangkat lebih pagi.

Sebenarnya bukan alasan itu saja yang memaksa Alia berangkat lebih pagi. Alia sengaja bekerja dengan salah satu pemilik kantin makanan matang yang di jual di salah satu perusahaan, agar ia bisa mendapatkan makanan gratis dengan upah harian yang di bayar hanya sepuluh ribu.

Itulah cara Alia untuk mendapatkan uang sendiri dari membantu pemilik kantin itu. Kebetulan pemilik kantin itu tinggal di belakang gedung sekolahnya, jadi ia harus memarkirkan motor buntutnya di rumah bibi Ida.

"Assalamualaikum bibi Ida..!"

"Waalaikumuslam Alia. Tolong masak sayur sup itu dan opor ayamnya!" Titah bibi Ida sambil membalikkan ayam yang sedang ia goreng.

"Baik bibi." Ucap Alia semangat dengan menyiapkan bahan yang semalam sudah ia siapkan.

"Apakah kamu semalam kehujanan Alia? Karena semalam badai nya cukup menakutkan." Tanya bibi Ida.

"Aku harus menepikan motorku dulu bibi jika terobos, maka motorku mogok makanya aku memilih berteduh."

Sahut Alia yang selalu membantu bibi Ida menyiangi bahan sayuran dan membersihkan daging ayam, ikan dan daging untuk pagi ini mereka memasak usai pulang sekolah.

Itulah sebabnya, Alia selalu pulang malam hanya untuk upah sepuluh ribu sehari dengan bekal makan siang sesuai yang ia inginkan.

Hampir tiga tahun Alia berkutat dengan pekerjaannya itu dan sedikitpun ia tidak mengeluh dengan masalah upah.

Usai makanan matang, ia harus membersihkan semua perabot bekas memasak, baru ia bisa berangkat ke sekolahnya. Jam 6.20, Alia harus sudah berada di dalam kelasnya.

Rutinitasnya ini tidak diketahui oleh teman-temannya." Bibi..! Semuanya sudah rapi. Alia berangkat dulu."

Ucap Alia yang sudah memasukkan kotak makanannya ke dalam tasnya.

"Terimakasih Alia." Ucap bibi Yati.

Tiba di kelas, Alia sudah mengeluarkan bukunya untuk belajar sesaat sebelum pelajaran dimulai. Alia tercatat sebagai siswa yang cerdas.

Waktu istirahatnya ia gunakan untuk belajar dan mengerjakan tugasnya. Gadis yang berusia enam belas tahun ini meminimalisir waktu luangnya dengan belajar.

Jika teman-teman lainnya memilih untuk menjadi sugar baby agar cepat mendapatkan uang banyak, tapi tidak dengan Alia yang sangat menjaga kehormatannya.

"Alia...! Aku belum mengerjakan tugas IPA, apakah aku boleh menyontek milikmu?" Pinta Lidia dengan wajah memelas.

"Sudah. Ini....!" Alia memberikan tugasnya pada Lidia, sahabatnya yang selalu menghabiskan waktunya sebagai sugar baby dengan om tajir di luar sana.

Lidia secepat kilat menyalin semua tugas milik Alia dan seperti biasa, Alia selalu menolak uang seratus ribu pemberian dari Lidia.

"Kenapa sih Alia, kamu tidak mau menerima uang dariku? Apakah karena uang ini uang haram?" Tanya Lidia dengan wajah sedih.

"Maafkan aku Lidia, setiap orang punya pilihan hidupnya masing-masing, jadi aku lebih menikmati apa yang aku miliki daripada menerima uang darimu yang jelas-jelas aku tahu bagaimana cara kamu untuk mendapatkannya.

Itu tidak akan berkah untuk aku dan keluargaku. Aku tidak mau memasukkan satu butir makanan dalam tubuhku atau untuk keluargaku dengan yang haram." Tegas Alia.

"Jangan terlalu memandang hidup di dunia ini begitu idealis, Alia. Di pasar manapun, pedagang tidak pernah bertanya dari mana uang yang kita dapatkan dengan cara apa saat kita belanja pada mereka. Kenapa kamu sangat pusing memikirkannya?" Sungut Lidia.

"Karena aku tahu pekerjaan sampingan mu itu yang membuat aku enggan untuk menerimanya." Timpal Alia membuat Lidya hanya menarik nafas gusar.

Tidak lama kemudian, semua temannya sudah berada di bangku mereka masing-masing.

Daffa melirik wajah cantik Alia yang sedang fokus memperhatikan guru yang sedang menjelaskan rumus fisika.

Daffa adalah putra seorang pejabat di negeri ini yang sangat naksir berat pada Alia yang memang terkenal paling cantik di sekolahnya. Namun Daffa tidak bisa mendekati Alia yang selalu menjaga jarak dengannya.

"Apa yang kurang dengan diriku? kenapa gadis itu selalu menjauhiku?" Batin Daffa yang tetap menatap wajah Alia.

Nadin tidak suka dengan cara Daffa menatap Alia. Gadis ini selalu mencari cara untuk menjatuhkan Alia dengan kemiskinannya agar Daffa menjauhi gadis itu.

Ketika memasuki waktu rehat, semua siswa satu persatu merapikan buku pelajaran mereka di dalam tas. Lidia yang sengaja tidak menutup kencang botol minumnya agar Alia menyenggol botol itu.

Alia benar-benar tidak sengaja menyenggol meja milik Lidia hingga botol itu jatuh dan tumpah.

"Hei..gadis miskin!" Teriak Nadin yang pura-pura membuat roknya basah ketika air itu tumpah.

"Ya Allah...! Maafkan saya Nadin...! Saya tidak sengaja menyenggol meja kamu." Ucap Alia sambil mencari tisu untuk mengeringkan meja milik Lidia.

"Apa yang kau cari..?" Segera lap mejaku dengan rok mu itu..!"

"Mana mungkin Nadin, ini rok sekolahku." Ujar Alia sedih.

"Itu sudah pantas dijadikan jadi lap. Aku akan memberimu uang untuk membeli rok sekolah yang baru. Yang penting bersihkan meja ini dengan rok kusam mu itu!" Titah Nadin dengan angkuh.

"Maaf Nadin! Untuk mendapatkan rok ini, ibuku harus mencuci gosok baju orang kaya sepertimu seharian untuk mendapatkan upah hingga kulit tangannya sampai melepuh.

Untuk itulah aku menjaga dengan baik hasil keringat orangtuaku bagaimana mereka bisa memenuhi kebutuhanku."

Ucap Alia dengan kata-kata menohok hingga membuat banyak temannya yang begitu terenyuh mendengarkan pengakuan gadis malang itu.

Nadin terlihat gugup sendiri kala teman-temannya yang lain membantu Alia untuk membersihkan meja Nadin dengan tisu milik mereka.

"Apakah kamu tidak apa Alia?" Tanya Lidia dan Vania.

"Hahhh ..! Kalian adalah kumpulan manusia menyedihkan. Yang satunya tampil seperti pelacur, yang satunya seperti pembantu. Memang benar sih hidup kalian tidak jauh dengan kemiskinan." Ucap Nadin sambil melangkah meninggalkan kelasnya.

"Ingin rasanya aku merobek mulut besarnya itu." Ucap Lidia gemas.

Alia mencegah Lidia agar tidak terjadi keributan karena ia tidak ingin orangtuanya harus dipanggil ke sekolah gara-gara hal sepele seperti ini.

Sementara di tempat berbeda, Bili sibuk mencari informasi mengenai keberadaan Alia. Ia tidak bisa melacak nomor kendaraan bermotor milik Alia yang ternyata plat palsu.

"Sial...susah banget dapatin alamat gadis ini. Apakah aku harus pasang foto gadis ini agar bisa menemukannya?" Tanya Bili senewen sendiri di ruang kerjanya.

Cek...lek ..!

"Apakah kamu sudah mendapatkan alamat gadis itu?" Tanya Damara yang sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Alia.

"Maaf king...! Motor yang dipakai gadis itu adalah motor bodong." Ucap Bili membuat Damara murka.

"Cari gadis itu hingga ketemu atau kamu akan aku pecat...!" Ancam Damara yang tidak ingin mendengar kata gagal.

Degggg....

Terpopuler

Comments

Zio Nisme12

Zio Nisme12

lina

2023-06-04

1

Tina

Tina

Cerita udah bagus thor., hanya saja 🙏🙏🙏 ya thor ,hanya saja author perlu belajar sedikit lgi...coba deh thor belajar dari para senior di karya sebelah ,aq bukan bermaksud menyarankan untuk plagiat lho ya...hanya belajar dari mereka, mudah2an , insyaallah kedepannya karyamu akan jauh lebih baik lagi.👌👌👌👌🥰🥰🥰🥰🥰❤️❤️❤️❤️❤️ jangan marah ya thor , aq tahu author sudah bekerja keras untuk memuaskan kami para readersmu dengan karyamu thor ,untuk itu terima kasih ya atas kerja kerasnya.....👍👍👍👍👍👍👍💪💪💪💪💪💪💪💪❤️❤️❤️❤️❤️❤️

2023-02-16

1

Iqlima Al Jazira

Iqlima Al Jazira

terharu dengan alia🥺

2023-02-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!