Tigabelas : Bertemu Arion

Tidak ada balasan dari sang pembunuh bayaran, namun Arion yakin pesannya sudah dibaca oleh Blackgod terlihat dari tanda centang yang berarti pesannya sudah dibaca. Kalau memang benar Blackgod bersama Alina sekarang, dia tidak akan segan mengejarnya sampai ke ujung dunia sekalipun.

Teh melati kesukaan Arion sudah dingin karena laki-laki itu sibuk mencari keberadaan Blackgod sebenarnya dimana. Namun nihil, karena ini adalah bagian dari deepweb, tidak ada informasi yang berhasil Arion dapatkan, dia harus mencarinya sendiri.

Cring cring!

Pintu terbuka, ayahnya masuk dengan aura tegasnya. Arion tidak kalah tegas, dia berdiri saat sang ayah sudah berada didepan mejanya, "Ada apa ayah?" Dia bertanya.

"Ayah sudah mendapat posisi Louie seperti yang kamu inginkan."

"Louie?"

"Nama asli Blackgod, hampiri dia di Depok atau Jakarta, dia mahasiswa dari Universitas Negeri Jakarta dan tinggal dikos mewah dekat kampusnya. Tapi kalau mau pergi langsung ke rumahnya kamu tinggal datang ke Depok." Kata ayah Arion, pria anak satu ini memberikan titik koordinat dari kediaman Louie di Jakarta dan di Depok.

Arion sumringah, dia memeluk ayahnya erat dengan senyum lebar, tak lupa dia mengambil kunci mobil milik sang ayah dari saku celananya. "Terima kasih ayah, aku pergi dulu." Kata Arion.

Sang ayah mengangguk, membiarkan Arion mengejar cinta nya tanpa tahu apa yang sebenarnya sudah dilakukan Arion pada Alina selama ini, yang dia tahu adalah Arion sudah jatuh cinta pada Alina, menjadikan gadis itu cinta pertamanya.

"Hati-hati dijalan."

Arion berjalan cepat kembali, senyumnya sangat lebar namun dengan mata yang sedikit melotot, membuat ekspresi seakan dia baru saja mendapat jackpot hadiah lotre. Dia pergi dari gedung kantor ayahnya, pergi ke Jakarta terlebih dahulu untuk memastikan bahwa Alina benar-benar masih berada di Jakarta atau tidak.

Dia sudah membayar orang untuk mencari Alina namun tidak kunjung menemukannya, bahkan di Bandung sekalipun. Dan dia mendapat kemajuan saat mendengar bahwa Blackgod membawa seorang perempuan bermata hijau bersamanya, tidak salah lagi itu pasti Alina. Dia tidak akan melepaskan Alina saat ini.

"Dapat kamu cewek nakal." Kata Arion.

Kos-kosan milik Louie terbilang cukup besar, dia mendengar banyak keributan dari dalam kos seperti tengah ada yang bermain. Entah nomor berapa kos milik Louie, Arion mengetuk pintu satu-satu dimulai dari yang paling berisik.

Tok! Tok! Tok!

Pintu diketuk, mengheningkan suara dari dalam, Arion menunggu ada yang membuka baru setelah itu menyapa orang pemilik kos. Louie dengan konsol game ditangannya menatap tajam Arion yang dia tidak kenali, "Ya ada apa?" Tanya Louie.

Arion tersenyum sangat manis, menyembunyikan sifat bringasnya dari Louie, "Ini kos-kosan Louie bukan?."

Louie menyipitkan matanya, merasa curiga dengan Arion. Terlihat senyumannya sangat palsu dan Louie tau itu, tidak akan bisa dia menipu Louie dengan senyumannya, "Ini bukan kos Louie, kenapa nyari dia?" Tanya Louie.

Ketegangan antara mereka berdua, teman-teman Louie ikut keluar karena penasaran siapa yang datang ke kos Louie, "Siapa ini Sa?" Tanya Meda.

"Gak tau, ada orang cari Louie." Kata Louie.

Arsen dan Ganeshaa sadar, "Ini kosnya angkasa, bukan Louie." Kata Ganeshaa yang ikut merasa curiga dengan orang ini.

Mendengar itu Arion menodongkan pistol kearaah Louie, senyumnya kini berganti tatapan tajam. Louie melempar konsol gamenya saat Arion sudah menodongkan pistol kearahnya, "Kasih tau gua dimana Alina."

"Gak bakal gua kasih tau, Arion." Kata Louie.

Arion tertawa melihat balasan Louie, "Lu gila ya? Gua tau dimana rumah lu, jadi dia gak ada disini ya? Tapi ada di rumah lu yang di Depo–"

Bugh!– satu pukulan mengenai wajah Arion, Louie menyuruh teman-temannya mundur dan bersembunyi didalam rumah, Arion memiliki pistol ditangannya, terlalu bahaya jika temannya juga ikut campur. Setelah Arion bangun, Louie kembali meninju wajah Arion tanpa ampun.

Perkelahian tidak bisa dielakan, Meda sadar kalau Louie sudah diambang amarahnya, dia dan Arsen mencoba melerai Arion dan juga Louie. Ganeshaa juga ikut melerai dengan membawa pistol Arion jauh, tidak boleh ada yang memakai senjata api diperkelahian ini.

"Angkasa udah! Jangan bunuh orang didepan umum begini!" Arsen mencoba menengahi.

Arion tambak babak belur, dia terus mencoba bangkit dan menyerang saat Louie lengah. Jika Louie adalah anak karate maka Arion adalah anak Taekwondo, Arion melakukan putaran 1440 derajat untuk menyerang Louie dan itu cukup membuat Louie terpental, "Minggir brengsek! Ini urusan gua sama dia." Kata Louie.

Hidung Louie berdarah, wajahnya terkena tendangan keras dari Arion. Kepalanya pusing bukan main, dan dia hampir tidak sanggup berdiri. Dipihak Arion sendiri Andromeda sudah mencoba menghentikan Arion yang ingin kembali menyerang Louie, "Berhenti! Kita bicarain dulu baik baik." Kata Ganeshaa.

"Gak ada kata baik baik buat orang yang ngambil pasangan orang, anjing." Tekan Arion.

"Lu nyiksa Alina bangsat, gak usah nualahin gua ngambil pasangan lu, dia sendiri yang lari ke gua." Balas Louie, dia bangkit, matanya memerah begitu pula wajahnya. Tangannya seperti bisa saja meremas tulang dengan mudah, "Lu yang jauhin dia bajingan, dia punya gua." Lanjutnya.

Kuda-kuda karate sudah dipasang, Louie siap melawan anak Taekwondo yang wajanya babak belur ditinju olehnya. Ganeshaa menodongkan pistol bergantian kearah Arion dan Louie, "Udah berhenti! Atau lu berdua gua tembak!! Omongin dulu brengsek jangan langsung berantem!!" Seru Ganeshaa.

Beruntung kos-kosan ini tengah sepi, tidak ada orang yang bisa ikut campur disini selain Arsen, Meda dan Ganeshaa. Dua orang tampan yang kini sudah babak belur saling menatap tajam seperti pemangsa yang tengah mempertahankan wilayahnya, disini wilayah Louie dan Arion tidak bisa melakukan apapun lebih banyak, dia memilih pergi langsung ke rumah Louie untuk mengambil apa yang harus jadi miliknya.

"Mau kemana lu bangsat?!" Tanya Louie.

Arion tersenyum, "Mau langsung nyamperin bidadari gua."

Louie bergegas mengambil kunci motor dan helm milik Arsen, terburu-buru pergi ke rumahnya di Depok. Tidak boleh ada yang mengambil mata hijau itu selain Louie, dia ingin memiliki mata itu meski harus membunuh sekalipun. Perasaannya juga tidak enak, dia merasa berdebar dan berkeringat dingin.

Ini pertama kalinya Louie merasakan hal seperti ini.

"LOUIE!" Panggil Meda.

"ITU MOTOR GUA!" Seru Arsen.

Tidak menggubris panggilan Meda, Louie dan Arion menyapu jalan dan saling menancap gas. Arsen dan Ganeshaa juga ikut bergerak, mereka menyusul dengan motor vespa milik Ganeshaa.

"Terus gua gimana?!" Tanya Meda.

"Naik angkot!" Jawab Arsen yang duduk dimotor Ganeshaa.

Mereka berdua meninggalkan Meda yang kebingungan, dia mengetuk pintu kos yang berada disamping kos Louie, "OJI! OJI MINJEM SEPEDA!!" Teriak Meda.

Tok tok tok, pintunya diketuk berulang sampai si pemilik membuka pintunya. Ozimaru yang biasa dipanggil Oji baru saja terbangun dari tidurnya selepas begadang mengerjakan tugas, dia merasa jengkel tiba-tiba Meda mengetuk pintu kosnya, "Pake aja, berisik tau." Kata Oji.

Sepeda Oji Meda ambil, dia mengayuh sepedanya cepat menyusul tiga temannya. Dalam hati dia berdoa supaya tidak ketinggalan jauh, Jakarta-Depok lumayan jauh untuk ditempuh dengan sepeda, Meda harus tahan lelah jika ingin membantu temannya yang tengah bertengkar hebat.

"Ya Allah ya rabb, gusti nu agung kenapa lagi sih." Gumam Meda.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!