Dua : Bolos

Bolos, Louie bolos karena tidur terlalu nyenyak. Dia terbangun jam depalan disaat kelasnya mulai jam tujuh pagi, persetan dengan kuliah, dia ingin menikmati sarapannya terlebih dahulu baru habis itu pergi ke tempat penyiksaan mahasiswa. Tidak ada suara dari kamar atas, Louie mencoba naik dan memberi sarapan untuk Alina.

Kamar lantai dua ini kamar bekas ayah dan ibunya, sudah tidak ia pakai karena malas mengingat kenangan buruk bersama keluarga. Tanpa ketukan Louie masuk dengan piring berisi roti ditangannya, dia dan Alina sempat terdiam saling menatap sebelum akhirnya Alina berjalan mundur dengan keadaan setengah telanjang.

"M-maaf apa bisa kamu keluar angkasa...? Sa-saya ingin me-memakai baju..." Kata Alina dengan suara bergetar.

Louie tidak mengindahkan, dia menutup pintunya lalu menaruh piring itu dimeja nakas dekat kasur. Alina terus merasa was-was, terlebih tiba-tiba Louie mendekatkan dirinya, wangi tubuhnya berkoar-koar masuk ke hidung Louie, seakan menggoda laki-laki itu dengan baunya. Ini sabun kesukaannya, bau manis segar seperti buah.

Louie menyukai buah terutama anggur hijau, tidak ada hari tanpa buah anggur hijau impor dari Jepang yang sering dia beli ditoko swalayan. Baunya sungguh candu, Louie mencium bau leher Alina tanpa izin dna itu membuat kaki Alina kembali lemas, "Kalau mau aman, jangan pakai sabun yang bau anggur." Bisik Louie tanpa berhenti mengendus-endus.

Seperti anjing yang tengah mengendus makanannya, Alina mencoba mendorong tubuh Louie yang lebih besar darinya, tapi apa daya dia hanya memiliki tinggi seratus lima puluh tujuh senti dan Louie memiliki tinggi seratus sembilan puluh delapan, dua senti lagi sudah genap dua meter.

"M-maafkan sa-saya, saya akan memakai s-sabun lain... T-tolong lepaskan saya.... Hiks.."

"Pakai aja terus, gua suka baunya biarin gua cium baunya dari lu." Kata Louie.

Puas diendus, Louie pergi begitu saja meninggalkan Alina yang shock berat bahkan sampai terjatuh dilantai, tidak peduli tubuhnya setengah telanjang dia menangis kembali karena mengalami hal tidak mnegenakan lagi setelah keluar dari genggaman orang yang mengejarnya. Tapi selain Louie siapa lagi yang akan menolongnya? Orang yang mengejarnya bahkan lebih gila lagi, membuat Alina mengalami trauma berkepanjangan.

Berbeda dengan Alina, Louie kini tengah menyender pada dinding, wajahnya memerah dan sedikit berkeringan. Celananya mengerat, libidonya meninggi saat ini tapi dia tidak akan melampiaskannya pada orang seperti Alina, gadis itu terlalu manis untuk dia pakai. Smartphone nya dia ambil, aplikasi chat dia buka lalu mengirim pesan, membooking kupu-kupu malam dipagi hari ini.

Dia gila, bau anggur yang dia suka masih menempel dihidungnya. Bau yang membuat libido nya tinggi, dia berjalan ke pintu saat bunyi bel rumah terdengar, itu dia kupu-kupu malam yang dia booking sudah datang. Tanpa aba-aba perempuan itu ditariknya ke dalam kamar, tidak ada foreplay, Louie tidak suka basa-basi.

Berbeda dengan Louie yang menikmati tubuh perempuan dikamar bawah, Alina mencoba untuk berdiri memakai semua pakaian yang dia lihat dikamar ini. Pakaian disini semua sedikit lebih besar dari tubuhnya, tangannya asal mengambil pakaian dan memakainya.

"Aku ingin pergi jauh jauh..." Gumam Alina.

Pakaian sudah dia pakai, kini dia meringkuk dibalik selimut, ketakutan. Beruntung kamar ini kedap suara, dia tidak bisa mendengar suara dari luar ruangan, kalau tidak dia mungkin akan mendengar suara vulgar dari luar.

Tidak ada niat untuk keluar, takut menemui seseorang yang menolongnya semalam, tapi perasaannya lebih tenang. Pikirannya kembali memutar apa yang terjadi kemarin malam.

"ALINA KABUR! CEPAT TANGKAP DIA!"

Suara itu teringat jelas dikepala Alina, dia meringkuk, tatapannya kosong seperti tidak ada jiwa berada diraga cantik itu. Sosok laki-laki yang selalu mengurungnya muncul setiap malam dimimpi, laki-laki tampan yang memiliki obsesi terhadap dirinya, orang gila yang berkata kalau tubuhnya memiliki bau tubuh yang khas dan bisa membuat siapapun mabuk kepayang.

Ini sulit dipercaya, ada orang yang memiliki penciuman tajam, terobsesi dengan bau tubuh perempuan muda dan menyimpannya sebagai pengharum pribadinya. Arion Ritcher Saputra namanya, laki-laki penyukai bau tubuh perempuan muda sepertinya, orang yang mengurung dan menyiksanya dibasement rumah.

"Arion gila! Dasar gila, mati saja kamu! Mati!" Gertakan keluar, Alina menjambak rambutnya, dia mengalami serangan panik saat traumanya balik kembali. Perlakuan Louie ke dirinya tadi juga sama persis seperti Arion, namun Arion jauh lebih brutal bahkan memaksanya untuk mandi didepannya.

Arion itu menjijikan.

Rasa dendam, takut dan amarah menyatu saat mengingat wajahnya. Dia memiliki dendam pada laki-laki rupawan kaya raya itu, dia memiliki tekad untuk membalas dendam suatu saat nanti namun dengan caranya sendiri, entah ini akan jadi pertumpahan darah atau tidak, Alina tidak perduli dengan itu, yang terpenting adalah Arion mati.

Roti yang tadi diberikan padanya dia makan lahap, lapar karena belum makan sedari kemarin, air matanya membuat jalan air dipipi, oh jangan lupakan matanya yang memerah sembab. Hanya beberapa potong roti tidak membuatnya puas dan kenyang, dia mencoba keluar ruangan pelan-pelan, pergi ke dapur untuk mengambil makanan apapun.

"Astaga Louie, lu gak bilang kalau udah punya pacar??"

Suara mengalihkan perhatian Alina, dia melihat seorang yang pakaiannya berantakan ada didekat pintu kamar Louie. Alina terkejut bukan main, dia menggelengkan kepalanya, "B-bukan! Saya bukan pacarnya! Saya hanya menumpang sebentar!" Alina berkata, panik karena takut perempuan itu salah paham.

Louie yang bertelanjang dada keluar, menampilkan tubuhnya yang bagus liar biasa. Perempuan itu menyikut Louie, "Hei, kalau udah punya pacar cantik kenapa gak pakai dia aja? Badannya bagus tuh, gue gak mau jadi perusak hubungan orang begini" Ketus si perempuan, dia menyalahkan rokok miliknya.

Alina gelagapan, "Sa-saya cuma–"

"Dia pembantu baru disini Ren, gua gak selera sama yang kayak gitu." Potong Louie, perempuan itu mengangkat sebelah alisnya, tidak percaya kalau ada pembantu secantik Alina, terlebih dia tidak ada inisiatif membersihkan tempat ini.

"Lu kira gue bodoh? Mana ada pembantu secantik dia, gila aja lu punya pembantu begini, udah pasti bakal naik terus libido lu" Balas Ren, si kupu-kupu malam.

Louie membuang wajahnya, yah dia benar ini baru hari pertama Alina ditempat ini tapi bisa membuat libidonya Louie naik, meski memang laki-laki itu memiliki fetish pada bau buah anggur, tapi jarang-jarang libidonya naik setinggi ini.

"A-anu angkasa... Saya boleh ambil makan lagi...?" Tanya Alina malu-malu.

Ren menatap Louie, wajahnya seakan berkata, "Pembantu mana yang begini?" Pada Louie.

Tapi Louie tidak menggubrisnya, dia mengangguk saja lalu pergi ke halaman belakang, "Jangan lupa beresin tempat tidur gua, sekalian cuci baju nanti." Titah Louie yang diangguki Alina.

"I-iya saya akan melakukan yang terbaik, terima kasih tuan angkasa." Alina dengan bersemangat pergi ke aras dapur.

Ren merasa gemas dengan tingkah perempuan itu, dia membenarkan pakaiannya dan mengikuti Alina pergi. Gadis itu terlihat takut-takut mengambil makanan yang ada di kulkas, seperti pertama kali melihat makanan sebanyak itu.

"Ambil saja makanannya, lu abisin juga gak masalah, Louie itu orang kaya, entah darimana itu duitnya mungkin dia ngepet." Kata Ren, tangannya mengambil mochi matcha yang ada dikulkas.

Alina gugup, dia mengira Ren adalah kekasih Louie, "Anu bukannya namanya angkasa..?" Tanya Alina.

"Hm? Angkasa? Nama dia Louie, tapi emang dia sering dipanggil angkasa sama temennya sih, entah namanya dari mana, tapi yasudah terserah dia aja." Jawab Ren.

Alina tidak membalas selain mengangguk paham, dia kembali terbengong didepan kulkas, Ren sampai gemas dengan tingkah lakunya yang terlalu kaku dan pemalu, dia mengambil sushi dari kulkas itu berniat memberikannya pada Alina namun Alina sudah lebih dulu mengambil onigiri dari dalam kulkas itu, onigiri instan yang biasa ada di supermarket.

Hanya satu lalu membalikan tubuhnya, "Aku pergi dulu–"

Ren menahannya sebentar, tangannya mengambil lima onigiri lagi dari sana, "Ini ambil aja semua, makan yang banyak, muka lu kayak gak ada tenaganya sama sekali." Kata Ren.

"A-apa ini gak masalah? Saya tidak terlalu lapar!" Sangkal Alina, disertai perutnya yang berbunyi keras tanda kelaparan, sangat kelaparan.

Ren tertawa mendengar itu, "Terus itu apa? Lu laper, makan aja, louie itu kaya, ambil aja apa yang lu mau. Tapi kalau gaji lu dipotong jangan salahin gue ya. Udah sana balik ke kamar terus makan, rapihin tempat tidurnya juga, gue mau pulang." Ren menepuk bahu Alina sebelum pergi meninggalkan gadis itu sendirian didapur.

Kulkas sudah ditutup dan Alina merasa lebih tenang dengan keberadaan Ren yang kelihatan pemberani, dia ingin menjadi seperti itu juga tapi apa daya, tubuhnya saja lemas tidak kuat berlari bahkan hanya tiga menit. Terlalu sering berada didalam rumah membuatnya tidak bisa mendapat sinar matahari yang cukup, karena itu tubuhnya lemah.

"Dia baik..." Gumam Alina.

Terpopuler

Comments

Dara

Dara

semagat author

2023-03-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!