Alina menjadi pelayan Louie beberapa hari terakhir, dari mencuci hingga mengepel lantai dia yang lakukan, tidak dibayar karena bayarannya diganti oleh makan dan tempat tinggal yang enak. Rumah Louie sering kosong karena laki-laki itu sibuk kuliah di Jakarta, dia tidak ada waktu untuk balik ke rumah, jadi Alina lah yang menjaga rumahnya.
Bahan makanan dan uang sudah diberikan Louie untuk kebutuhan Alina, rasanya senang seperti diberi rumah sendiri walaupun sesekali saat Louie pulang, pasti laki-laki itu melakukan hal seperti sebelum-sebelumnya, mencium bau tubuhnya lalu pergi entah kemana.
Ren juga sesekali datang untuk berkunjung, seperti hari ini, hari minggu Ren ke rumah ini untuk sekedar berleha-leha.
"Alina, bawakan aku susu dikulkas." Suruh Ren.
Alina mengangguk, dia mengambil susu dan memberikannya pada Ren, seperti anjing yang patuh pada tuannya, Ren juga awalnya kaget kenapa gadis ini begitu patuh pada orang sepertinya.
"Hey, gue bingung kenapa lu patuh banget ya. Takut apa emang dibayar sama si Louie?" Tanya Ren.
Alina menggeleng, "Kamu kekasih Angkasa, saya gak bisa semena-mena sama kamu..."
Ren menaikan sebelah alisnya, dia meminum susunya sampai habis lalu merangkul Alina, "Dari mana lu denger itu? Kita berdua gak ada hubungan selain saling muasin nafsu, lagipun gue emang kupu-kupu malam." Kata Ren jujur, itu sempat membuat Alina shock berat tidak ada hubungan apapun selain pemuas nafsu satu sama lain dan lagi Ren yang seorang kupu-kupu malam.
Ren tertawa lagi karena ekspresi Alina, "Hahaha shock banget ya lu? Iya gue cewek gak bener, Louie sering bayar gue buat muasin nafsu sesaat dia... Ya... Walaupun gue... Emang naruh perasaan ke dia tapi apa boleh buat kan?" Jelas Ren, Alina masih tidak menyangka dengan hal itu.
"Ja-jadi kamu bukan kekasih Angkasa? Saya kira begitu, maafkan saya sudah salah sangka..." Alina menunduk minta maaf, Ren menepuk punggungnya sambil tersenyum lebar, "Gak masalah, gue malah seneng lu ngira kita pacaran... Gue emang suka sama Louie, dia ganteng..." Ren membisikan itu diakhir kalimat.
"Ah iya... Dia tampan seperti pangeran dinegeri dongeng..." Kata Alina.
"Lu dari desa apa gimana sih? Kok kaku banget cara bicaranya, santai aja Alina. Ini kalau lu gue kenalin sama temen-temen gue kayaknya lu bakal jadi korban php mereka, lu kelewatan polos!" Kata Ren.
"Php?"
Ren menepuk dahinya, merasa anak ini sudah kelewatan polos, dia harus mengajarkan banyak hal pada Alina. Dengan seenaknya dia menarik tangan Alina, lalu menyuruh nya mengganti pakaian. Niat hati Ren ingin mengejak perempuan itu pergi ke Mall atau ke tempat hits seperti cafe atau restoran, mengenalkannya pada dunia luar.
"Ganti baju! Kita akan pergi ke Mall terdekat!" Kata Ren.
"T-tapi aku dilarang keluar oleh Angkasa... Dia bilang aku harus tetap didalam kalau mau aman!" Tolak Alina.
"Lu dikurung disini?..."
Alina menggeleng, "ada orang jahat mau bunuh saya, saya takut keluar. Penciuman orang itu tajam, bisa saja saya ditemukan nanti, saya tau dunia luar seperti apa, hanya saja trauma saya membuat saya tidak berdaya menghadapi dunia luar." Jelas Alina, ini pertama kalinya dia menangis didepan Ren. Gadis berambut pendek itu kini mengatup bibirnya rapat-rapat, mengerti kalau anak didepannya ini merasakan hal yang berat.
Pantas dia bersikap terlalu sopan, Ren yakin itu karena didikan dari orang yang mau membunuhnya, Alina tidak sepasrah yang Ren pikirkan, dia masih bisa menolak ajakannya, dan menolak beberapa perintah bahkan dari Louie. Sedikit tertegun namun Ren bisa menerimanya, "Oke sorry Alina, gue bakal bawa orang lain yang gue percaya kalau begitu jadi lu tenang aja." Kata Ren.
Alina tersenyum kecil, "Gak perlu, nanti merepotkan saya hanya ingin bersembunyi saja, sepertinya berteman dengan kamu dan Angkasa sudah cukup, kalian baik." Kata Alina, perkataan itu membuat Ren sedikit tersipu malu, dipuji oleh orang cantik siapa yang tidak suka? Ren sangat suka dipuji.
"Wah jadi anaknya agak pemalu." Batin Ren.
"Lu ngapain disini?"
Seseorang mengintrupsi Alina dan Ren, mereka menoleh dan menemukan Louie yang baru saja pulang dengan keadaan kehujanan, benar hari ini hujan dan Louie hanya membawa motor beat nya saja untuk pergi ke tempat dia tugas kelompok bersama teman kuliahnya, dia basah kuyup.
Alina sigap berlari mengambil handuk untuk Louie, membantu laki-laki itu mengeringkan rambutnya tapi Ren segera mengambil alih pekerjaan itu, "Lu buat teh anget aja Alina." Kata Ren.
"Baik."
Louie menggenggam tangan Ren kencang, "Udah gak usah, gua mau langsung mandi. Dan lebih baik lu pulang, jangan kesini kalau gak gua panggil." Louie berkata lalu pergi meninggalkan Ren. Agak jengkel hati Ren mendengar penolakan kasar dari Louie, laki-laki itu benar-benar hanya melihat dirinya sebagai kupu-kupu malamnya.
Ingin marah namun posisi Ren yang butuh uang lebih tidak bisa membuatnya mengutarakan perasaannya, bisa-bisa Louie berhenti membayarnya, uang yang diberi Louie cukup untuk menghidupi dirinya dan adik adiknya. Dua juta untuk satu malam dan Louie bisa memakainya tiga sampai lima kali sebulan, namun kali ini Louie lumayan sering menghubunginya.
Laki-laki itu tidak bisa menyentuh Alina untuk dipakai, karena itu saat Louie merasa libidonya naik karena melihat Alina, dia langsung memanggil Ren.
Sejujurnya Ren tidak suka keberadaan Alina.
Karena Ren tau, Alina lebih cantik dari dirinya. Benar-benar lebih cantik. Dia tidak bisa menyakiti Alina karena gadis itu baik padanya, dia masih punya hati untuk tidak menyakiti Alina.
"Dimana Angkasa?... Aku ingin memberikan tehnya." Kata Alina.
Ren tersenyum, "Gue aja yang ngasih, lu tunggu disini pel aja lantainya." Ketus Ren, moodnya turun karena penolakan tadi, dia mengantar tehnya dan meninggalkan Alina.
Sementara itu Louie menikmati mandi air hangatnya dibath up, hari ini dia pulang karena kosnya tengah ada renovasi mendadak. Matanya ditutup rapat, hidungnya sibuk menghirup bau wangi sabun yang dia gunakan. Rasanya aneh, dia sendiri sering memakai bau anggur sebagai pewangi, tapi saat menciumnya dari tubuh Alina rasanya berbeda.
Tok tok tok
Pintu diketuk, ada suara dari balik pintu. "Louie, ini gue bawain teh hangat, gue taruh ya."
"Ya, habis itu pulang." Sahut Louie.
Tidak ada balasan, Ren malah bertanya kembali, "Lu suka Alina ya...?"
Louie membuka matanya mendengar pertanyaan dari Ren, tidak masuk akal hal seperti cinta bisa terjadi pada Louie, dia adalah orang yang tidak memiliki emosi seperti layaknya manusia, dia hanya hidup untuk dirinya sendiri, hanya itu.
"Gak, gua gak pernah suka sama orang selama gua hidup." Jawab Louie.
Jawaban tersebut membuat Ren kega bukan main, setidaknya dia tidak perlu takut Louie meninggalkannya untuk gadis polos seperti Alina, bagia Ren dia lebih baik karena dia pintar dan cantik, idaman para lelaki.
Sementara Alina adalah perempuan bodoh. Ren berpikir demikian.
"Seenggaknya gak perlu ada persaingan." Batin Ren.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments