Empat : Pembunuh bayaran

Malam hari ini sunyi, Alina tidak diperintahkan melakukan apapun selama beberapa jam terakhir, dia hanya duduk dikamar tanpa ingin keluar, perutnya sudah kenyang memakan masakan Louie tadi. Laki-laki itu pandai memasak, masakan selalu enak, Alina suka memakan soup jamur yang dibuat Louie.

Louie sendiri tidak masalah dengan Alina, dia tidak berkata apapun selain menyuruhnya makan tadi, hari ini moodnya kelihatan jelek terlohat dari alisnya yang sedikit menukik kebawah dan jangan lupakan rahangnya sedikit mengeras.

"Apa dia baik-baik saja..." Alina bergumam, merasa tidak enak dengan suasana malam ini.

Tapi baru saja bergumam, pintu sudah terbuka menampilkan Louie yang sedikit pucat masuk ke kamar bekas orang tuanya ini, dia berbaring di kasur lalu memeluk tubuh Alina tanpa aba-aba, menjadikannya guling dadakan. Alina tidak berontak, dia justru kasihan, tubuh Louie hangat, ini pasti karena kehujanan tadi.

"Angkasa... Kamu demam, saya ambilkan obat ya..." Kata Alina.

Louie menggeleng, "Gak usah, lebih baik lu diem dan tidur, Alin." Ujarnya dengan suara serak. Tidak salah lagi Louie demam dan Alina tidak bisa membiarkan ini.

Alina mencoba membuak pelukan Louie namun gagal, tenaga laki-laki itu terlalu besar untuknya. Padahal dia hanya ingin mengambil kompres dan obat dilantai bawah, "Angkasa, kamu sakit biar saya rawat kamu. Badan kamu panas, butuh di kompres." Kata Alina.

"Diem."

Suara tegasnya membuat Alina terdiam, sepertinya berontak sedikit Louie akan marah, "Baiklah..." Alina berujar lemas.

"Lu udah keliling rumah ini, kalau lu nemuin sesuatu yang bahaya jangan kaget, itu emang udah kerjaan gua. Dan yang paling penting jangan ikut campur." Ujar Louie, memperingati Alina soal benda benda pribadi milik Louie.

"Pistol digudang belakang.... Punya kamu semua?" Tanya Alina.

Iya, Alina sudah tau benda apa yang dimaksud, hal berbahaya seperti senapan dan senjata api lainnya sudah dia lihat kemarin saat tengah membereskan taman belakang rumah Louie. Alina tidak takut dengan semua senjata itu, justru dia ingin belajar menggunakannya, ini kesempatan meminta Louie mengajarkannya cara menembak dan membidik lawan.

"Apa kamu bisa ajari saya cara menembak? Setidaknya agar saya bisa melindungi diri..." Pinta Alina.

"Gak, peluru, pistol serta pelatihannya mahal. Jadi babu dirumah ini aja gak cukup buat bayar pelatihan satu harinya." Tolak Louie, itu cukup membuat Alina sedih meski masuk akal, dia tidak bisa membayar satu persenpun untuk itu, tidak punya uang bahkan hanya seribu rupiah.

Alina kembali kehilangan semangatnya untuk membalas dendam, bagaimana dia bisa membalas dendam pada Arion agar dia bisa hidup sampai tua nanti? Mungkin tubuhnya sudah dijadikan parfume lebih dulu oleh Arion. Parfume ekstrak kulit Alina akan diperjualbelikan dengan harga fantastis, baunya akan menjadi candu untuk banyak orang dan sepertinya Louie adalah salah satu orang itu.

"Angkasa, boleh saya bertanya?" Tanya Alina.

"Apa?"

"Bau tubuhku... Kamu suka bau tubuhku?"

Tidak ada jawaban dari Louie, petanyaan itu adalah pertanyaan yang canggung, Alina menyesal menanyakan hal tidak sopan seperti itu. Tapi dia penasaran, setiap ada laki-laki yang mencium bau tubuhnya pasti akan mendekat, karena itu Alina mencoba menutup seluruh tubuh dengann pakaian tebal, namun Arion memiliki penciuman tajam luar biasa, dia bisa menemukan dirinya dari berjuta-juta orang di Indonesia ini.

Karena itu Alina merasa was-was setiap hari dan tidak mau keluar rumah Louie bahkan hanya berdiri didepan pintu pun tidak mau.

Tiba-tiba Louie mendekatkan kepalanya ke leher Alina, mencium bau nya lagi dan lagi tanpa dijawab pun Alina tau, Louie memang menyukai bau tubuhnya seperti Arion. Terlebih dia memakai sabun kesukaan Louie.

"Angkasa... Saya ingin belajar menembak, saya gak mau bergantu sama kamu sampai waktu yang gak ditentukan... Jadi ajari saya beladiri atau menembak ya?... Saya akan membayarnya jika sudah membalas dendam, orang yang mengejar saya itu kaya raya luar biasa..." Alina memohon sambil menahan tangisnya, dia gemetar.

"Krrrokkkk.... Hhhhh...."

Gadis bermata hijau itu menghela nafas gusar, ternyata Louie sudah lebih dulu tertidur sebelum dia meminta tolong. Apa boleh buat, dia lebih baik tidur saja.

Malam ini berganti cepat, jam demi jam sudah terlewat, dan sekarang matahari sudah terbit memunculkan sinarnya. Louie adalah yang bangun pertama, dia meregangkan tubuhnya yang sakit luar biasa, tubuhnya panas disaat yang tepat, dia tidak ada kelas hari ini jadi waktunya dia berleha-leha menanti orang yang meminta jasanya lagi.

Louie turun kembali ke kamarnya, menyalakan laptopnya yang sudah dia modif sedemikian rupa. Web tempat dia menawarkan jasanya tampak penuh dengan pelanggan. Tangannya membuka tiap pesan dari pelanggannya, sampai ada orang yang menawarkan uang dengan jumlah besar disalah satu pesannya.

– Saya ingin menggunakan jasa kamu untuk menangkap seseorang yang saya tidak sukai, tolong pergilah ke Bandung, disana ada seleb yang sudah menghina orang tua saya, bunuh dia dan saya akan membayar kamu lima ratus juta jika mampu menghilangkan nyawanya. Pergi ke akun @Celinacthiato jika ingin melihat orang yang saya maksud. –

Begitu pesannya berbunyi, tawaran paling menarik dimata Louie, bayarannya pun tidak main main, hanya untuk menghilangkan satu nyawa dia diberi lima ratus juga. Dia melihat akun yang ditujukan, disana tidak dijelaskan aplikasi mana yang dimaksud, jadi dengan random Louie membuka sosial media secara acak. Mencari akun yang sudah diberi tahu, dan dia menemukannya di Instagram.

Wajah cantik, kulit mulus dan kaki jenjang, sudah masuk ke kriteria kupu-kupu malam meski tidak berhubungan intim, wanita ini menjual potonya yang hanya memakai bikini, ah tidak dia memberikannya ke dunia luas dengan gratis, itu berarti lebih rendah dari kupu-kupu malam.

Tapi kalau dilihat-lihat wajahnya mirip dengan Alina, meski banyak fitur wajah yang tidak sama tetapi mereka mirip. Dalam hati dia menebak kalau seleb ini adalah saudara jauh dari Alina, akan menarik jika dia membuat Alina membunuh orang yang mirip dengannya.

Kalau seperti ini, permintaan Alina untuk belajar menembak akan dia terima dengan syarat dia harus membunuh seseorang. Louie akan memberitahu soal pekerjaannya pada Alina nanti.

Jarinya mengetik pesan setuju untuk si pengirim, dia menyiapkan barang-barangnya dan pergi ke basement rumahnya yang kedap suara untuk menyiapkan bahan pelatihan Alina. Dia ingin melihat apa Alina mengenal perempuan itu atau tidak, dia suka sesuatu yang menarik seperti ini terlebih jika memang gadis itu mengenalnya.

Ini akan jadi pembunuhan keluarga sendiri, dan Louie akan membuat Alina berada diposisi yang sama dengannya yang harus membunuh anggota keluarnya sendiri bahkan ibu ayahnya. Ini adalah perkara dendam.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!