"sumsum tulang belakang ibu tidak cocok dengan cleo, jadi kita tidak bisa melakukan operasi ini. Kondisi anak ibu mungkin stabil, tapi kita tidak tau sel kanker itu bisa saja mengganas dengan cepat, jika dia selalu dalam pengawasan kami, kami usahakan agar kankernya tidak meningkat, apa ibu tidak punya keluarga barangkali dari keluarga ayah cleo ada yang memiliki sum sum tulang belakang yang cocok" dokter menjelaskan secara perlahan para sarah.
"saya tidak sempat mengenal mereka dok, ayahnya meninggal sebelum pernikahan, dan orang tuanya sepertinya tidak menyukai saya, saya di sini sendiri" sarahpun sambil menangis menceritakan masalah pribadinya dengan dokter.
"Tenang bu, kita akan berusaha untuk mencari pendonor untuk anak ibu, tapi sementara itu dia harus selalu di rawat di rumah sakit ini"
"saya baru saja membeli unit apartemen dan saya tidak punya tabungan lagi, bagaimana dengan biayanya dok, bisa kah saya membayar dengan menyicil sedikit sedikit" ucap sarah dengan wajah memohon
"ini bukan bagian saya bu, tapi saya akan coba usulkan" jawab dokter
Beberapa bulan sudah berlalu sarah bekerja siang malam mencari uang untuk pengobatan sang anak, meski di permudah membayarnya tetap saja biaya penginapan di rumah sakit dan juga setiap rangkaian tes yang di lakukan membuat sarah menghabiskan banyak uang. Ia berusaha menjual apartemennya tapi tentu tidak mudah dan tidak langsung mendapatkan pembeli.
Di kantor sarah menunduk lemas meletakkan kepalanya di atas meja kerja.
"sarah apa kau baik baik saja, kau terlihat pucat" khawatir rekan kerja sarah yg duduk di sebelah sarah.
"aku hanya pusing saja" bangun sambil memijat kepalanya
"kami tau kamu sedang kesulitan sarah, tapi kamu juga harus sehat" ucap rekan kerjanya lagi sambil memberikan minuman pada sarah.
"terima kasih ya, aku memang kurang istirahat sekarang, aku harus bekerja di kedai makanan saat malam untuk tambahan biaya rumah sakit" ucap sarah lagi lalu meminum minuman yg di berikan temannya
"oh ya, aku sedang menjual unit apartemenku, tolong kalian tawari pada orang2 ya" ucap sarah lagi.
"sarah kamu kan hanya punya satu apartemen, jikaa kamu menjualnya dimana lagi kamu tinggal, jika menyewa bukankah sama saja" sahut pak chend yang sedari tadi memperhatikan karyawannya.
"saya sudah sangat kehabisan uang pak, gajihan saja masih dua minggu lagi, tapi saya tidak memegang uang sekarang, masalah tinggal dimana saya bisa memikirkannya lagi nanti" jelas sarah.
"kenapa gak nyoba minjam di perusahaan aja, siapa tau bisa" ucap rekannya
"ini perusahaan makanan bukan tempat meminjamkan uang, kau pikir meminjam uang perusahaan untuk kepentingan pribadi akan di berikan" sahut pak chen pada rekan kerja sarah.
"saya hanya berfikir perusahaan ini bisa membantu karyawannya pak, lagi pula sarahkan karyawan kontrak tidak mungkin juga sarah menghilang, mereka tinggal memotong gajih sarah saja" sahut rekan kerja sarah lagi, dan pak chen hanya diam.
Sarah pun diam mendengar itu.
"pak chen, bisakah bapak sarankan itu untuk saya, saya minta tolong" ucap sarah meminta bantuan atasannya
"sarah perusahaan ini tidak mudah, terlebih pak jung kook itu terkenal karna arogannya, cfo pasti meminta persetujuannya juga, dia tidak mungkin kasihan pada rakyat seperti kita"
"pak tolong sampaikan saja dulu, syukurlah jika di setujui, tapi ya sudah jika tidak, saya tidaak bisa mengandalkan siapapun lagi pak, tolong saya" pintaa sarah lagi sambil memohon.
"baiklah, saya akan coba bicara nanti"
Dua hari berlalu selesai melakukan pekerjaan di kedai makannya sarah ke rumah sakit menemui sang anak. Tangannya perlahan membuka pintu ruangan tempat dimana anaknya fi rawat.
"cleo sayang, ibu datang bawa ayam goreng" ucap sarah perlahan karna cleo terbaring sambil menutup matanya
"ibu kok sekarang jarang nemenin cleo si, datangnya malem terus, terus paginya langsung kerja lagi" keluh cleo.
"maafin ibu sayang, ibu harus cari banyak uang untuk pengobatan cleo, sementara itu bersabarlah ya sayang, kan ada bibi yang nemenin kamu'' mengelus rambut cleo
''bibi tu nemenin cleo dari pagi sampe sore aja bu, setelah itu dia pergi, seharusnya kan nggu ibu datang dia baru boleh pergi" kesal cleo, karna perjanjian dengan bibi yang merawat cleo memang begitu jika di sore hari saat sarah kembali bekerja dari kantor bibi itu akan pulang, jika minta di tambahkan waktunya akan di tambah juga biaya gajihnya.
"kan ada pak dokter yang nemenin kamu, kamu tinggal pencet bell ini nanti dokter akan menemui kamu" ucap dokter tiba tiba datang membuat sarah menoleh ke arahnya.
Dokter memberikan senyuman pada sarah seperti memberikan semangat baru bagi pasien2nya.
"bu sarah ada kabar baik" ucap dokter itu lagi sembari tersenyum.
"apa kita menemukan pendonor yg cocok?" tanya sarah penuh harap
"iyaa, beberapa orang melakukan tes dan ada salah satu di antaranya cocok dengan cleo, sudah kami hubungi dan pendonor bersedia mendonorkannya untuk cleo"
sarah terkejut bahagia ia menutup separuh wajahnya dengan tangannya terharu, kini cleo mempunyai peluang besar untuk sehat.
"tapi untuk melakukan operasi ini ibu setidaknya membayar setengah dari total biaya operasi sebelum di mulainya tranplantasi sumsum tulang belakang ini"
sarah kembali terdiam.
"ini sudah satu2nya cara yang bisa saya bantu untuk meringankan ibu" ucap dokter lagi karna melihat raut wajah bingung sarah.
"saya akan usahakan mencarinya dok, jadi tolong bantu saya sebisa dokter ya" ucap sarah tegas ingin menyemangati dirinya sendiri.
Semalaman sarah tidak tidur karena memeriksa ponselnya tentang menjual apartemennya, beberapa orang menginginkannya tapi tidak ada yg mau langsung membelinya secepat sarah menginginkan uangnya.
"bagaimana ini, dari mana aku harus dapatkan uang sebanyak ini" batin sarah kembali kebingungan sambil melihat surat untuk pembayaran awal operasi cleo.
Ke esokan harinya sarah kembali bekerja, karena pendonor sedang melakukan beberapa tes sarah harus bekerja sebelum operasinya di mulai.
Pak chen menghampiri sarah yg baru tiba di ruangan ''sarah saya sudah tanya pada cfo kemarin, karna dia ingin membantu jadi dia berusaha untuk mendapatkan ijin dari pak jung kook dulu" ucap pak chen
"benarkah pak, astaga terima kasih banyak pak, semoga pak jung kook menyetujui ini, karna anak saya sudah menemukan pendonor yg cocok sekarang" ucap sarah kegirangan merasa ia punya harapan.
"syukurlah sarah, semoga anakmu cepat sembuh" pak chen ikut tersenyum melihat raut wajah sarah.
...****************...
"sarah kamu di suruh ke ruangan pak jung kook sekarang" ucap rekan sarah seusai menerima telepon.
"benarkah" sarahpun bergegas berdiri menuju ruangan pak jung kook.
Di sepanjang lorong sarah antara takut dan bahagia, ia takut harus bertemu atasannya untuk meminjamkan uang, tapi ia juga senang karna uang ini sangat penting bagi sarah.
tok tok tok
"masuklah !!" ucap pria itu dengan suara berat.
"permisi pak" tunduk sarah takut
"aaa,, jadi kamu sarah aldiba yg ingin meminjam uang ya" ucapnya dengan nada sinis.
Meskipun begitu sarah tetap mengangguk, ia tidak perduli apa yg di perlakukan orang lain padanya asalkan ia bisa membayar biaya pengobatan cleo.
"apa jaminan untuk saya jika kamu ingin meminjam uang sebanyak ini" ucap jung kook sambil menatap sinis sarah yg masih berdiri sembari memainkan jari jemarinya karna gugup.
"saya sudah tanda tangan kontrak pak selama tiga tahun, bapak bisa memotong setengah gajih saya setiap bulannya" ucap sarah
"yang lain ?" tanya jung kook lagi tapi dengan tatapan yg mengerikan membuat sarah semakin gugup
"saya ada apartemen sebagai jaminannya pak" sahut sarah cepat.
"tapi saya tidak ingin apartemen kumuhmu" ucapnya berdiri lalu melangkah perlahan mendekati sarah
"apa,,?" sarah terkejut mendengar penuturan bosnya itu.
Jung kook pun berjalan memutari sarah ia melihat badan sarah dari bawah hingga ke atas perlahan senyumnya muncul dari bibir tipiisnya.
"bagaimana jika satu jaminannya tidur dengan saya" ia pun memberhentikan langkahnya tepat di depan sarah
Mendengar itu sarah mengangkat kepalanya berusaha berani untuk menatap mata bosnya.
"maksud bapak?" tatap sarah
"kamu tau maksud saya"
sarah terdiam terpaku, matanya memerah mendengar pelecehan yg di lontarkan bosnya itu, tapi ia tidak bisa melawan.
"jika kamu ingin sekali uang itu maka temui saya di hotel malam ini sebagai persetujuan saya meminjamkanmu uang" ucap jung kook lalu memalingkan wajahnya dari sarah.
"maafkan saya pak, saya tidak bisa menerima penawaran itu, saya ingin meminjam uang dan di kembalikan dengan gajih saya, jika saya menerima itu saya akan merasa sangat di rugikan" tegas sarah dengan mata berkaca kaca.
"jangan berpura pura, saya tau yang kalian wanita murahan inginkan adalah mendekati saya dengan berbagai alasan" ucap jung kook lagi dengan nada yang benar2 menghina.
"saya bukan wanita murahan, karna itu saya membatalkan permintaan saya" ucap sarah dengan suara bergetar menahan air matanya.
"maaf mengganggu, kalau begitu saya permisi" ucap sarah lagi lalu bergegas keluar.
melihat itu jung kook menahan sarah yg hampir membuka pintu.
"ini untukmu, siapa tau kau akan berubah pikiran" ucap jung kook dengan wajah menghina sambil menaruh sebuah kertas yg berisikan nama hotel ke saku celana sarah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments