Sakitnya Berkorban
Di sebuah apartemen sederhana di kota singapura seorang wanita tinggal bersama anak laki lakinya, wanita itu bernama sarah aldiba berusia 26 tahun dan sang anak bernama cleo minsuaga yg berusia 7 tahun. Sarah bekerja di sebuah perusahaan yg lumayan ternama. Sarah di tugaskan di bagian pemasaran, ia baru satu tahun bekerja di perusahaan tersebut.
Pagi harinya saat hendak berangkat bekerja sarah menyiapkan segala keperluannya dan keperluan sekolah anaknya.
"ibu aku sudah siap" ucap sang anak tengah berdiri dengan seragam sekolahnya menatap ibunya yang tengah membuatkan sarapan.
"anak ibu sangat tampan,," sarah tersenyum menghampiri anaknya dan mendudukkan cleo di kursi makan memberinya sarapan.
"buu,," ucap cleo sambil mengunyah makanannya
"apaa" sahut sarah lembut
"seandainya papah masih hidup pasti ibu bisa antar jemput aku ke sekolah dan hanya ayah yang bekerja" ucap cleo
"kamu ingin ibu yg jemput nanti ?" tanya sarah halus
"tidak, nanti pekerjaan ibu jadi berantakan biar bibi aja yg jemput" tunduk sang anak
"nanti kalau ada waktu senggang ibu bakalan jemput cleo deh" sarah mencoba merayu anaknya dan di jawab sang anak dengan anggukan kecil.
Sarahpun mengantar sang anaknya ke sekolah, sarah berusaha mengatur waktunya agar sempat mengantar cleo ke sekolah, cleo rentan cemburu dengan teman sebayanya yang diantar jemput oleh ibu ataupun ayah mereka, cleo sering mengeluh seperti halnya tadi, bukan cleo tidak mengerti, ia hanya ingin ibunya menikah agar ibunya tidak terlalu lelah dan bisa menjaganya, namun sarah tidak pernah punya niatan menikah.
Sarah memandang tubuh cleo yg perlahan menjauh memasuki ruang sekolahnya.
"memang benar sayang seandainya saja ayahmu masih hidup ibu pasti bisa mengurusmu lebih baik lagi, dan andai saja dia masih hidup kita pasti tidak akan hidup terasingkan seperti ini" batin sarah sembari meneteskan air matanya, sambi mengingat apa yang terjadi padanya delapan tahun lalu.
Delapan tahun lalu sarah adalah gadis biasa ayah dan ibunya adalah seorang pegawai negeri sipil biasa, sarah adalah anak bungsu dan ia memiliki dua kaka laki laki dan keluarganya hidup sederhana tapi sang ayah dan ibu sangat tegas kepada anak anaknya.
Sarah yang saat itu tengah kuliah semester kedua mengenal pria korea yang tengah berbisnis di daerah kampus sarah pria itu bernama min suga ayah dari sang anak.
Karna di mabuk asmara sarahpun melakukan hal yg selalu di peringati orang tuanya.
"bagaimana jika aku hamil" tanya sarah yg masih berbalut selimut membelakangi suga.
"aku akan menikahimu" ucap suga sambil memeluk sarah dari belakang dan mencium tekuk sarah.
suga sangat baik dengan sarah, tapi orang tua sarah tidak welcome dengan suga. Beberapa kali suga main ke rumah sarah namun selalu di sambut kurang hangat keluarga sarah.
Saat suga pulang sarah menghampiri orang tuanya yang tengah duduk di kamar.
"kenapa kalian seperti itu dengannya" ucap sarah dengan mata berkaca kaca.
"dia sangat sopan datang kemari dan mengajak bicara, kenapa kalian bersikap begitu" ucap sarah lagi
"sudah berapa kali ayah katakan jangan berpacaran sebelum kamu lulus kuliah sarah, itulah akibatnya" ucap ayahnya
"lagi pula kenapa sih kamu berhubungan sama orang asing, kita gak tau bibit bobot bebetnya, siapa tau dia di sana seorang pedofilia" sahut ibunya juga.
Sarah hanya diam mendengar orang tuanya, meski air matanya menetes beberapa kali orang tuanya enggan perduli.
"putus dengannya dan belajarlah dengan benar" ucap sang ayah lalu keluar kamar sambil melewati sarah yang tengah berdiri di ambang pintu kamar mereka.
Sarah hanya terdiam dan kembali masuk ke kamarnya sambil menangis. Malam harinya sarah keluar diam-diam untuk menemui suga yang sudah bilang tengah menunggunya di cafe tak jauh dari tempat sarah. Setelah sampai di cafe tersebut sarah melihat suga duduk di bangku pojok dengan perlahan sarah menghampiri kekasihnya, terlihat raut sedih wajah kekasihnya.
"sayang,," ucap sarah lirih yang berdiri di depan suga
suga mendongak melihat sarah "kenapa kamu nangis" ucapnya panik dan langsung berdiri memeluk sarah.
"maafin sikap orang tuaku yaa" ucapnya terisak.
"gak papa,, udah udah jangan nangis" mengelus lembut surai sarah.
Sarah melepaskan pelukan dan menghapus air matanya.
"kenapa ngajak ketemuan disini, malam lagi" ucap sarah karna tidak biasa keluar malam.
"aku dapat kabar mendadak dari keluargaku aku disuruh pulang malam ini,,,,,"
"hahhh" ucap sarah terkejut
"sebentar aja sayang, paling sebulan lagi aku balik sini aku bakalan ajak orang tuaku ngelamar kamu biar orang tuamu percaya sama aku"
"tapii,,,,,,"
"kamu tetep kuliah dan bebas mencapai cita citamu" potong suga
"bukan ituu,," rengek sarah
"teruuusss??"
"kamu beneran balik lagi kan" rengek sarah.
"iyalah, kamu mikirnya aku gak bakalan balik gitu?? '' ucap suga dengan wajah tertawa dan di angguk ragu sarah.
"sarah aku pasti balik lagi karna kontrak dan karna kamu, jadi percaya aku yaa" menangkup pipi sarah dan menciumnya sekilas.
sarahpun mengangguk, tapi tidak berselang kedua kaka sarah datang dan menarik sarah "berani beraninya ciuman di tempat umum begini'' ucap kaka pertama sarah.
Sarah yang ketahuan pun bingung dan ketakutan.''tolong jangan pukul suga" sambil memeluk kakanya karna berfikir kakanya akan memukul suga.
"cihhh,," ucap sang kaka sambil menatap tajam suga yang juga sedang terkejut karna kedatangan kaka sarah.
Sarahpun di bawa pulang dan di adukan ke ayahnya, sarah mendapat hukuman di pukul cambuk kakinya dan tidak boleh keluar rumah ponselnya di sita dan dia di larang keras keluar rumah.
Hampir satu bulan sarah di kurung di kamar, selama itu dia hanya menangis, dia ingin meminta maaf dengan orangtuanya agar di ijinkan menghubungi suga tapi orang tuanya semakin marah besar.
"kamu minta maaf biar bisa nelpon cowok brengsek itu, kamu tidak menyesal sudah mempermalukan ayah dan ibu gitu..?" bentak sang ayah.
"tolong yahhh, sebentar ajaa" rengek sarah sambil berlutut.
ayahnya menyeret sarah kembali ke kamar dan mengunci pintunya.
"mas kayaknya udah aja deh ngehukum sarah kasian" ucap istri yang mulai kasihan pada anak bungsunya
"gak buk, kita kurung dia dulu sampai2 dia jera" kekeh sang suami.
Malam harinya ibu sarah mengantarkan makanan untuk sarah di kamarnya, tapi belum ia masuk ia mendengar sarah muntah2.
"sarah,,!!" panik sang ibu, ia buru2 masuk dan melihat sarah terkulai lemas di kamar mandi.
"sarah,,!!" memegang wajah sang anak dan memangkunya, namun sarah tidak mampu mengatakan apapun wajahnya pucat dan dia juga terlihat sangat kurus.
Dengan buru2 mereka mengantar sarah ke rumah sakit. Dokter memeriksa sarah di dampingi orang tuanya.
"sepertinya anaknya hamil" ucap dokter sambil memeriksa denyut nadi sarah.
''APAA!!!'' kedua orang tua sarah terkejut bukan main, sambil melihat sarah yang masih tidak sadarkan diri di atas ranjang.
"uemm,, saya tidak yakin, sebaiknya kita panggil dokter kandungan saja agar lebih jelasnya" ucap dokter itu lagi.
Sarah dengan lemas membuka matanya dan menoleh ke samping sepasang mata tajam menatapnya.
"dasar anak bodoh, berapa kali sudah ayah katakan jangan berpacaran, ini lah hasilnya" melempar selembaran kertas pada wajah sarah yg masih lemas.
sarah kebingungan ia menatap ibu dan kedua kakanya yang berdiri jauh darinya, terlihat marah dalam raut wajah mereka, sarah dengan perlahan membaca surat itu dan ia juga terkejut.
"aku hamil??" matanya membelalak tak percaya
"iya itu karna kebodohannu, sekarang telpon pria itu minta dia bertanggung jawab!" ayahnya memberikan sarah ponsel dengan raut mengancam.
Beberapa kali memanggil akhirnya suga mengangkat telpon sarah.
"hallo" ucapnya dari sana
"sugaa, ini aku" ucap sarah lemas
"sayang,, akhirnya kamu nlpon aku juga"
"hmmm" ucap sarah ragu. tapi ayah menatapnya tajam
"bagaimana kabarmu ? " tanya suga.
"aku,,, aku hamil" ucap sarah gugup sambil menatap ayahnya.
"benarkah ?" tanya suga terkejut
ponselnya lalu di rampas sang ayah.
"sarah sekarang sedang hamil, cepat datang dan bertanggung jawablah" tegas sang ayah.
"i-iyaa saya akan bertanggung jawab"jawab suga gugup.
"saya akan datang minggu depan" ucapnya lagi.
"kenapa harus minggu depan?, datang besok saya tunggu" langsung mematikan telepon
"tapi ayahh, dia sedang pulang ke negaranya" ucap sarah.
"astagaa gadis bodoh, kalau kau tau kenapa kau bilang kau sedang hamil" potong sang ibu.
sang ayah menatap sang ibu. "bagaimana kita tau dia akan bertanggung jawab sedangkan orangnya saja jauh" ucap ibu menjelaskan.
Setelah beberapa kali berbincang mereka akhirnya percaya pada suga dan menunggu kedatangannya.
dalam lubuk hatinya sarah sangat senang akan menikah dengan pria yang ia cintai, tetapi entah mengapa takdir yang di jalaninya membuat dia takut.
''jam berapa kau akan berangkat,,?'' pesan sarah pada suga.
''besok pagi sayang" balas suga.
Ke esok kan paginya sarah menelpon suga berkali kali tapi tidak aktif, hingga sore keluarga sarah sangat marah karna berfikir suga tidak menepati janjinya, karna hal itu sarah di maki habis2an oleh keluarganya sendiri.
drttttrttt drrrttttt
dengan cepat sarah mengambil ponselnya.
"suga kamu kemana saja?" tanya sarah panik
"sugaa??" sahut seorang perempuan.
mendengar jawaban dari suara perempuan sarah terdiam sejenak.
"ini ponselnya suga kan?" tanyanya memastikan
"i-iyaa, tapi maaf ini saya ibunya suga"
"ouh, tante,,,,"
"suga mengalami kecelakaan saat menuju bandara dan meninggal di tempat" ucap wanita dari telpon itu.
deggggg
Sarah terkejut bukan main ia terkulai lemas dan duduk di lantai "tolong jangan berbohong seperti ini," ucapnya lagi
"kau sarahkan ?,, jika tidak percaya aku akan mengirimkan bukti padamu"
Sarah membuka sebuah video dimana terlihat jelas suga telah mengalami kecelakaan dan di nyatakan meninggal di tempat.
sarahpun menangis sejadi jadinya hingga pingsan.
Beberapa hari setelahnya keluarga sarah kembali berkumpul.
"nasi sudah menjadi bubur, gugurkan saja anak itu" ucap sang ayah berhasil membuat sarah terkejut.
"apa,,? menggugurkannya?'' memegang perutnya
"kenapa, kau mau membantah, anak ini tidak ada ayahnya, kau pun belum menikah, apa yg bisa kita pertahankan dari anak ini. yg bisa kita pertahankan adalah rasa malu karna anak ini" ucap kaka sarah
''tapi dia tidak salah,, aku yg salah, kenapa kita harus membunuhnya" tolak sarah.
"kalau begitu kau saja yang mati, karna kau penyebabnya" ucap kakanya lagi.
"aku tidak akan membunuh anakku ataupun diriku" tegas sarah.
"jika itu keputusanmu, maka pergilah dari rumahku, aku akan berdo'a semoga anakmu laki laki agar tidak merasakan malu sepertiku" ucap ayah dengan tegas.
"yahhh,," rengek sarah
"aku memberimu kesempatan berpikir sampai bessok pagi jika kau tetap ingin mempertahankan anak itu pergi dari sini" ucap ayahnya lalu beranjak pergi.
Sarah terdiam, kedua kakanya pergi bahkan ibunya juga pergi meninggalkannya duduk sendiri di ruang keluarga itu, sarah menangis terisak.
"haruskah kamu pergi" monolog sarah sambil memegang perutnya, ia pun mengingat saat2 bahagianya bersama suga. "tidak,, anakku bukan kesalahan, dia harus hidup" sarahpun bangun dan menyiapkan kopernya. Malam itu juga sarah pergi tanpa sepengetahuan keluarganya.
Saat sarah baru memasuki kontrakan barunya sarah mendapat panggilan.
"hallo" ucapnya
"ini saya ibunya suga"
"tante,,," ucap sarah seperti merasa ada harapannya.
"kau benar tengah hamil anak suga?" tanya nya dari sana
"boleh saya minta no rek kamu" tanyanya lagi
Mendengar itu sarah memberikan no rek nya karna ia berpikir orang tua suga pasti khawatir karna ia tengah mengandung cucu mereka.
"aku sudah mengirimkan 10.000 dollar untuk kerugianmu, gugurkan anak itu dan mulai kehidupanmu" Pesan itu berhasil mencabik hati sarah, ia berpikir anaknya bisa mendapat kasih sayang dari keluarga ayahnya, tapi naas mereka memperlakukan sarah sama seperti keluarganya.
"baiklah, sekarang hanya aku yg hidup untuk anakku, aku,,, hikkss,, hiksss" sarah kembali menangis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
A̳̿y̳̿y̳̿a̳̿ C̳̿a̳̿h̳̿y̳̿a̳̿
mampir kka, semangat,, dua iklan meluncur
2023-02-18
1