Gadis Cupu Milik CEO
Dara, seorang gadis berusia 19 tahun, tampak tergesa-gesa berjalan menuju ke sebuah rumah mewah tiga lantai yang letaknya tak jauh dari rumahnya.
Rumah itu, adalah rumah milik Alex Rajasa. Seorang pengusaha muda ternama yang mempunyai banyak cabang perusahaan di mana-mana.
Alex adalah pengusaha muda yang sangat disegani karena kesuksesannya dalam mengolah sebuah bisnis. Namanya sudah terkenal di seantero jagat. Namun, di usianya yang sudah memasuki angka 35, dia belum memiliki istri. Karena Alex memang tidak pernah mau serius dengan satu wanita.
Dari dulu, dia sudah di cap sebagai seorang playboy karena seringnya dia menggandeng wanita yang berbeda di setiap waktunya.
Pagi-pagi, Dara sudah sampai di depan rumah Alex. Dara, gadis berkacamata tebal, dengan rambut yang selalu di kepang dua itu, memiliki kulit eksotis. Namun, sebenarnya dia cukup cantik dan menarik.
"Aku harus ketemu sama Tuan Alex. Aku harus bicara sama dia," ucap Dara sebelum memasuki gerbang rumah mewah itu.
"Permisi...!" Seru Dara.
Seorang satpam, mendekat ke arah Dara.
"Eh, ada Mbak Dara. Tumben Mbak, pagi-pagi gini sudah nyampe sini."
Dara tersenyum sembari membenarkan letak kaca matanya.
"Sebenarnya, saya datang pagi-pagi ke sini, mau ketemu Tuan Alex. Saya mau bicara dengannya sebentar," ucap Dara.
"Tuan Alex masih di dalam Mbak. Masuk saja!"
Dara mengangguk.
Setelah satpam membuka pintu gerbang untuk Dara, Dara kemudian masuk ke dalam rumah Alex.
Sudah satu bulan Dara bekerja di rumah Alex menjadi tukang cuci gosok. Dia ingin menemui Alex untuk meminta gajinya sekaligus dia ingin meminjam uang kepada Alex untuk biaya operasi ibunya.
Dara tidak bisa meminjam ke saudara yang lain, karena mereka tidak ada yang punya uang sebanyak itu. Dua puluh juta, bagi keluarga Dara adalah uang yang sangat besar. Karena Dara terlahir dari keluarga miskin. Dia hanya anak pedagang keliling. Ayahnya juga sudah meninggal sejak Dara masih SMP.
Di ruang tengah, Alex tampak sedang serius menatap ponselnya. Sesekali lelaki tampan itu menyeruput kopinya.
Dara menatap dari kejauhan majikannya. Dia kemudian mendekat ke arah Alex.
"Tuan Alex," ucap Dara.
Alex menghentikan aktifitasnya dan menatap Dara lekat.
"Dara. Ada apa?" tanya Alex.
"Maaf Tuan, kalau saya sudah menggangu waktunya. Saya mau bicara sebentar sama Tuan."
"Bicara apa? duduklah!" Alex mempersilahkan Dara untuk duduk.
Dara kemudian duduk di lantai. Seperti apa yang selama ini para pembantu Alex lakukan. Mereka tidak berani untuk duduk di sofa mahal milik Alex.
"Tuan, saya sedang butuh uang untuk biaya operasi ibu saya," ucap Dara.
"Butuh berapa?" tanya Alex.
"Dua puluh juta."
"Dua puluh juta?" Alex mengangkat salah satu alisnya.
"Iya Tuan."
Alex tampak berfikir. Uang dua puluh juta, memang tidak ada apa-apanya untuk Alex. Tapi, apakah Alex akan memberikan uang itu secara cuma-cuma saja pada seorang gadis. Apalagi, gadis itu, masih baru kerja di rumahnya.
Alex tidak yakin, kalau Dara mau melunasi semuanya. Bisa saja, dia kabur setelah mendapatkan uang itu. Alex tidak mudah percaya dengan orang baru.
Alex sejak tadi, masih menatap Dara. Dari awal bertemu dengan Dara, Alex memang sudah tertarik pada gadis berkulit sawo matang itu. Menurut Alex, Dara berbeda dari wanita yang pernah dia kenal sebelumnya.
'Sebenarnya gadis ini cantik. Kalau di poles sedikit dengan make up, lumayan juga untuk jadi mainanku' batin Alex.
Alex sejak tadi masih diam. Dia masih memperhatikan gadis yang selalu dikatakannya cupu itu. Gadis yang menurut Alex sangat unik karena penampilannya. Gadis yang akhir-akhir ini, sudah membuatnya penasaran setengah mati.
Sementara Dara, sejak tadi masih menunggu keputusan dari Alex. Alex akan meminjaminya uang atau tidak.
"Tuan. Tolong saya Tuan. Saya sangat membutuhkan uangnya sekarang. Ibu saya sedang kritis di rumah sakit. Dan saya butuh uang itu. Saya bingung, saya akan meminjam uang itu ke siapa lagi. Dari semua saudara saya yang saya temui, tidak ada yang punya uang sebanyak itu. Saya harus meminjam ke siapa lagi selain meminjam ke Tuan," ucap Dara panjang lebar.
Alex menatap Dara lekat.
"Begitu? Kalau kamu tidak bisa membayar hutang kamu padaku, bagaimana?" tanya Alex.
"Saya akan lakukan apapun untuk Tuan. Yang penting, Tuan mau meminjami saya uang. Tuan bisa, memotong gaji bulanan saya, untuk menyicil hutang saya."
Alex menepuk sofa dan menyuruh Dara untuk duduk di sofa.
"Duduklah di sini!" pinta Alex.
Dara tampak bingung dan ragu saat Alex menyuruhnya untuk duduk di samping Alex. Namun, Dara juga tidak mungkin menolak keinginan majikannya itu.
Dara mengangguk. Setelah itu, dia duduk di sisi Alex.
Alex menggeser posisi duduknya dan semakin mendekat pada Dara. Dara hanya bisa memejamkan matanya.
'Kenapa lelaki ini mendekatiku. Apa yang mau dia lakukan' batin Dara dengan jantung berdebar.
"Aku akan pinjami kamu uang. Jangankan dua puluh juta, satu milyar pun aku bisa memberikannya untuk kamu. Dengan syarat, kamu mau tidur denganku satu malam," bisik Alex dengan suara lembut.
Dara terlonjak kaget saat mendengar ucapan majikannya.
"Apa! tidur dengan anda Tuan?" Dara menatap tajam ke arah Alex.
"Iya. Bagaimana?"
"Nggak. Saya nggak mau menerima syarat konyol seperti itu." Dara menolak mentah-mentah syarat dari Alex.
"Apakah tidak ada syarat lain selain itu Tuan?" tanya Dara.
"Ya itu sih terserah kamu. Kalau kamu nggak mau menerima syarat itu, silahkan kamu pinjam saja ke yang lain. Aku nggak punya banyak waktu untuk bicara dengan gadis cupu sepertimu!"
Alex bangkit dari duduknya. Dia kemudian pergi begitu saja meninggalkan Dara. Dara masih diam. Masih memikirkan ucapan Alex tadi.
'Haruskah aku merelakan kesucianku demi uang dua puluh juta. Nggak, aku nggak akan pernah melakukan itu. Aku harus cari cara lain untuk bisa mendapatkan uang itu.'
Dara terkejut saat tiba-tiba saja, seseorang menepuk pundaknya dari belakang.
"Tuan, saya tidak bisa melakukan itu Tuan. Saya nggak mau menghancurkan hidup saya sendiri," ucap Dara.
"Dara. Ini aku Ratih. Bukan Tuan Alex."
Dara menatap Ratih. Ratih adalah salah satu pembantu di rumah Alex. Usianya lebih tua lima tahun dari Dara.
Alex memang sengaja mempekerjakan pembantu yang masih lajang dan masih muda. Karena Alex seorang lelaki yang tidak bisa jauh dari wanita cantik.
Selama hidupnya, dia selalu dikelilingi oleh banyak wanita cantik disekitarnya. Pacar Alex pun dari dulu sampai sekarang, tidak bisa dihitung berapa banyak jumlahnya.
Dara menatap lekat Ratih teman seprofesinya.
"Mbak Ratih," ucap Dara dengan mata sayu.
"Kamu kenapa? ada masalah dengan Tuan Alex?" tanya Ratih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
G** Bp
seruuuuu ...
aku coba mampir y Thor...
2024-10-29
0
Dara Muhtar
Mampir Thor...awal baca kelihatannya menarik 👍💪💪
2023-03-05
2