Marah

"Ada apa Wid?" tanya Alex menatap lekat Widi.

"Ada bos besar Pak Alex," jawab Widi.

"Papa datang ke sini? sama wanita itu juga?"

Widi mengangguk. "Iya Pak Alex."

"Kamu bilang aku ada di sini?"

"Iya Pak Alex. Maaf. Saya tidak bisa membohongi ayah anda lagi."

"Baiklah. Suruh mereka masuk!"

Alex tampak kesal dengan kedatangan ayahnya. Setiap kali ayahnya datang, pasti dia membawa Rita ibu tirinya. Dan Alex paling muak, jika bertemu dengan Rita.

Alex sejak dulu sampai sekarang, memang tidak pernah menyukai Rita. Dia sangat membenci wanita yang bernama Rita. Karena menurut Alex, gara-gara wanita itu, ibu kandung Alex jadi gila. Dan sekarang dia masih berada di rumah sakit jiwa.

"Rita. Aku sangat membencinya. Aku muak, kalau saja Papa datang dengan membawa wanita itu. Kenapa tidak dia saja yang gila. Kenapa harus mama," ucap Alex dengan mengepalkan ke dua tangannya geram.

Widi kemudian keluar dari ruangan Alex untuk menemui Pak Rajasa bos besarnya.

Tak lama kemudian, Pak Rajasa ayah Alex muncul dari balik pintu ruangan Alex. Di sisi Pak Rajasa berjalan, ada seorang wanita sepantaran Alex, menggandeng mesra tangan Pak Rajasa.

Ya, dia adalah Rita istri baru Pak Rajasa yang usianya masih sepantaran Alex. Pak Rajasa memang sengaja memperistri wanita yang usianya lebih muda darinya. Karena Pak Rajasa ingin ada yang mengurusnya di masa-masa tuanya.

Karena istri Pak Rajasa sendiri, sudah tua dan sekarang dia berada di rumah sakit jiwa karena gangguan kejiwaan yang dideritanya.

"Alex. Kamu tidak bisa menghindari papa lagi Alex," ucap Pak Rajasa sembari berjalan mendekati Alex.

"Sekarang, Papa ingin kamu menjelaskan. Kenapa dengan kondisi keuangan perusahaan. Kita produksi barang setiap hari, namun tidak ada keuntungan sedikit pun Alex. Keuangan perusahaan kita, semakin menurun. Kalau kondisinya seperti ini terus, bisa bangkrut perusahaan kita Alex," ucap Pak Rajasa menatap tajam Alex.

"Hah, Pa. Kenapa sih, kalau papa datang ke sini, pasti membahas masalah keuangan perusahaan. Papa tidak perlu khawatir soal itu Pa. Aku bisa menanganinya sendiri," ucap Alex dengan percaya diri.

"Alex. Seharusnya , kamu jangan seenaknya memakai uang perusahaan untuk kepentingan kamu sendiri. Berhentilah kamu untuk berfoya-foya dan main perempuan." Rita ikut berucap yang membuat Alex murka.

Alex menatap nanar ke arah Rita.

"Diam kamu Rita...! Aku tidak sedang bicara denganmu," ucap Alex dengan menunjuk wajah Rita dengan telunjuknya.

"Alex. Berhentilah memanggil dia Rita. Dia sekarang ibu kamu. Panggil dia ibu atau mama!" sentak Pak Rajasa.

"Cih, aku nggak sudi, punya ibu bermuka dua seperti dia!"

"Sudah, sudah, kenapa setiap bertemu, kalian itu pasti bertengkar. Nggak ada untungnya sama sekali kalian bertengkar. Kondisi perusahaan itu sekarang sedang goyah. Seharusnya, kita bisa kerja sama untuk memulihkan keadaan ini seperti sedia kala."

"Tidak usah ikut bicara kamu! aku tahu, kamu menikahi ayahku hanya karena harta. Dan kamu, kamu yang sudah membuat ibuku gila," ucap Alex dengan nada tinggi.

Rita dan Pak Rajasa saling menatap. Sementara Alex bangkit dari duduknya. Tanpa berucap apapun, dia pergi meninggalkan ruangannya. Alex sudah tidak sanggup menghadapi ayah dan ibu tirinya yang selalu saja menyalahkannya.

"Maaf ya Rita, dengan kelakukan anak saya. Karena dia tidak pernah mau menghormati kamu sebagai ibunya," ucap Pak Rajasa sembari menepuk-nepuk bahu Rita.

"Sudahlah Mas, biarkan saja. mungkin Alex belum mau menerimaku sebagai ibu sambungnya."

Pak Rajasa dan Rita kemudian ke luar dari ruangan Alex. Mereka juga lelah, sebenarnya dengan Alex. Karena Alex anak yang sulit sekali untuk di atur dan diberi pengertian. Dia sangat egois dan semaunya sendiri.

****

Sore hari, Dara sudah sampai di depan rumahnya. Seperti biasa, dia pulang naik ojek, karena dia tidak punya motor sendiri untuk berpergian.

Setiap hari, Dara berangkat dan pulang naik ojek. Sesekali dia juga naik taksi untuk sampai ke majikan yang rumahnya jauh. Karena majikan Dara bukan cuma satu. Tapi ada beberapa orang. Dan yang paling kaya dari majikan Dara adalah Tuan Alex.

"Bang, ini bang." Dara membayar ongkos ojek itu pada Abang ojek.

"Makasih Neng."

"Iya Bang."

Setelah itu, Dara berjalan ke teras depan rumahnya. Dara kemudian mengetuk pintu.

Tok tok tok ..

Beberapa saat kemudian, Ica membuka pintu.

"Kak Dara udah pulang?" tanya Ica.

Dara tersenyum.

"Iya. Kakak pulang juga cuma sebentar Ica. Karena kakak mau pergi ke rumah sakit untuk menemani ibu," ucap Dara pada gadis dua belas tahun itu.

Dara dan Ica kemudian berjalan masuk ke dalam rumahnya. Mereka kemudian duduk di ruang tamu. Dara meletakan tasnya di sisinya duduk.

Di dalam kamar, Oca samar-samar, mendengar suara obrolan Dara dan Ica. Dia kemudian ke luar dari kamarnya untuk menyambut kedatangan kakaknya.

"Kakak udah pulang?" tanya Oca.

Dara tersenyum. "Oca, sini. Kakak bawa sesuatu untuk kalian."

Oca mendekat ke arah Dara. Dia kemudian duduk di sisi Dara.

"Oca, Ica, kalian udah makan atau belum? kalau belum, Kakak bawa makanan nih buat kalian," ucap Dara sembari mengeluarkan dua bungkus makanan dari dalam kantong plastik.

Dara meletakan dua bungkus makanan itu di atas meja.

"Apa itu Kak?" tanya Ica.

"Ini ayam goreng kesukaan kalian. Kakak baru beli di warung depan tadi," jawab Dara.

"Wah, kebetulan banget. Aku lagi lapar Kak, belum makan," ucap Oca.

"Aku juga Kak," Ica menimpali.

"Ya udah. Sekarang, kita makan yuk!" ajak Dara.

Dara, Ica dan Oca kemudian pergi ke ruang makan dengan membawa dua bungkus makanan itu.

"Kak Dara, kok cuma dua bungkus aja Kak?" tanya Ica.

"Iya. Buat kalian aja. Karena kakak udah makan."

Ica dan Oca kemudian mulai melahap ayam goreng kesukaannya. Sementara Dara, hanya menemani adiknya makan.

"Kak Dara udah gajian ya?" tanya Ica di sela-sela kunyahannya.

"Belum Ica," jawab Dara.

"Kok, kakak bisa beli makanan enak?" tanya Ica lagi.

"Kakak baru pinjam uang ke teman kakak Ica," jawab Dara.

"Kakak, jangan lupa ya Kak, uang sekolah kita. Teman-teman kita, udah lunas semua bayar sekolahnya. Dan kata Bu guru, kita tidak akan bisa mengikuti tes kalau belum bayar uang itu. Kan tesnya minggu depan," ucap Oca menuturkan.

"Iya. Besok ya kakak ke sekolah kalian untuk melunasi pembayaran kalian," ucap Dara.

Ica dan Oca mengangguk. "Iya Kak."

Setelah selesai makan malam, Dara mulai membereskan ruang makan. Dia membawa piring-piring kotor itu ke dapur. Setelah itu dia mencucinya. Setelah semua pekerjaan rumahnya beres, Dara kemudian bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit.

Terpopuler

Comments

Dara Muhtar

Dara Muhtar

Berat juga beban hidup kamu Dara 🥺🥺

2023-03-05

1

lihat semua
Episodes
1 Mencari pinjaman
2 Pinjaman dari teman
3 Marah
4 Dalam dilema
5 Menunggu
6 Terlambat
7 Cek 20 juta
8 Ke butik
9 Terpesona
10 Gaun seksi
11 Kejutan kecil
12 Kamar hotel
13 Kabur
14 Terciduk
15 Jujur
16 Mencari Dara
17 Aku masih suci
18 Menjadi mata-mata
19 Menyalahkan Dara
20 Mama kabur
21 Kecelakaan
22 Kabar buruk
23 Flashback
24 Terluka
25 Kemarahan Alex
26 Menagih janji
27 Kembalinya mama
28 Kegilaan Dara
29 Benar-benar kabur
30 Cek untuk Doni.
31 Pekerjaan baru
32 Amukan Bu Vivi
33 Gara-gara petir
34 Wanita dalam mobil
35 Ke kantor Pak Rajasa
36 Dokter untuk mama
37 Menjadi karyawan baru
38 Sahabat lama
39 Perdebatan
40 Bujang Tua
41 Keinginan Rita
42 Ternyata oh ternyata
43 Kepergok
44 Kabar buruk
45 Kritis
46 Lelaki simpanan
47 Kondisi Bu Vivi
48 Kabar mengejutkan untuk Viko
49 Siasat licik Rita
50 Penasaran
51 Baru tahu
52 Kalut
53 Kedatangan Ratih dan Tari
54 Makan siang
55 Saling tatap
56 Murung
57 Menjemput Dara
58 Foto
59 Kebersamaan malam ini.
60 Mulai sayang
61 Kepulangan Pak Rajasa
62 Sebuah keajaiban
63 Rahasia Rita
64 Kegeraman Pak Rajasa
65 Tidak menyangka
66 Amnesia
67 Penyusup
68 Salah tingkah
69 Tertawa di atas penderitaan orang
70 Kecewa
71 Sandiwara
72 Kedatangan Rita ke rumah Alex
73 Emosi
74 Semakin dekat.
75 Makan bareng
76 Tidur di kamar Alex
77 Mimpi buruk
78 Ada rampok
79 Prasangka buruk
80 Martin ternyata...
81 Masa lalu
82 Rekaman CCTV
83 Melihat bulan
84 Malam yang romantis
85 Suara teriakan
86 Kesiangan.
87 Pergi ke makam
88 Kejutan tak terduga
89 Saling menganggumi
90 Nomer asing
91 Kedatangan Desi
92 Cemburu
93 Tangisan Dara
94 Ke cafe
95 Menunggu
96 Tidur di teras
97 Khawatir
98 Kembalinya Dara
99 Bertemu lagi
100 Pura-pura
101 Meresahkan
102 Sedih
103 Makan siang
104 Pertemuan Rajasa dengan Vivi
105 Pulih
106 Hampir ketahuan
107 Mengantar pulang
108 Putus
109 Ke rumah Maria
110 Tamparan untuk Alex
111 Kampus baru.
112 Kekhawatiran Alex.
113 Keributan di ruangan Alex
114 Kegeraman Alex
115 Keinginan Bu Vivi
116 Cium tangan
117 Percakapan malam ini
118 Terkunci
119 Amarah Desi
120 Frustasi
121 Kasmaran
122 Karma
123 Kemarahan Pak Dio
124 Terlambat
125 Basah kuyup
126 Cerita Alex.
127 Rencana pertunangan
128 Masalah baru
129 Kebakaran
130 Ke rumah sakit
131 Kesedihan Ica
132 Hutang Budi
133 Tangisan wanita
134 Kebahagiaan Pak Rajasa
135 Rumah mewah
136 Kedatangan sang madu.
137 Tenggelam
138 Siuman
139 Masa lalu Alex
140 Terbongkar
141 Perubahan sikap Pak Rajasa
142 Menjadi buronan
143 Belum berakhir
144 Rahasia besar
145 Tuan muda kejam
146 Rindu
147 Kesedihan Alessa
148 Pembohong
149 Pulang malam
150 Siapa ibu kandungku
151 Flashback
152 Pinjaman yang dulu
153 Penyesalan
154 Kabar buruk
155 Kesabaran
156 Memaafkan
157 Kedatangan Non Alessa
158 Kebahagiaan untuk keluarga Rajasa
Episodes

Updated 158 Episodes

1
Mencari pinjaman
2
Pinjaman dari teman
3
Marah
4
Dalam dilema
5
Menunggu
6
Terlambat
7
Cek 20 juta
8
Ke butik
9
Terpesona
10
Gaun seksi
11
Kejutan kecil
12
Kamar hotel
13
Kabur
14
Terciduk
15
Jujur
16
Mencari Dara
17
Aku masih suci
18
Menjadi mata-mata
19
Menyalahkan Dara
20
Mama kabur
21
Kecelakaan
22
Kabar buruk
23
Flashback
24
Terluka
25
Kemarahan Alex
26
Menagih janji
27
Kembalinya mama
28
Kegilaan Dara
29
Benar-benar kabur
30
Cek untuk Doni.
31
Pekerjaan baru
32
Amukan Bu Vivi
33
Gara-gara petir
34
Wanita dalam mobil
35
Ke kantor Pak Rajasa
36
Dokter untuk mama
37
Menjadi karyawan baru
38
Sahabat lama
39
Perdebatan
40
Bujang Tua
41
Keinginan Rita
42
Ternyata oh ternyata
43
Kepergok
44
Kabar buruk
45
Kritis
46
Lelaki simpanan
47
Kondisi Bu Vivi
48
Kabar mengejutkan untuk Viko
49
Siasat licik Rita
50
Penasaran
51
Baru tahu
52
Kalut
53
Kedatangan Ratih dan Tari
54
Makan siang
55
Saling tatap
56
Murung
57
Menjemput Dara
58
Foto
59
Kebersamaan malam ini.
60
Mulai sayang
61
Kepulangan Pak Rajasa
62
Sebuah keajaiban
63
Rahasia Rita
64
Kegeraman Pak Rajasa
65
Tidak menyangka
66
Amnesia
67
Penyusup
68
Salah tingkah
69
Tertawa di atas penderitaan orang
70
Kecewa
71
Sandiwara
72
Kedatangan Rita ke rumah Alex
73
Emosi
74
Semakin dekat.
75
Makan bareng
76
Tidur di kamar Alex
77
Mimpi buruk
78
Ada rampok
79
Prasangka buruk
80
Martin ternyata...
81
Masa lalu
82
Rekaman CCTV
83
Melihat bulan
84
Malam yang romantis
85
Suara teriakan
86
Kesiangan.
87
Pergi ke makam
88
Kejutan tak terduga
89
Saling menganggumi
90
Nomer asing
91
Kedatangan Desi
92
Cemburu
93
Tangisan Dara
94
Ke cafe
95
Menunggu
96
Tidur di teras
97
Khawatir
98
Kembalinya Dara
99
Bertemu lagi
100
Pura-pura
101
Meresahkan
102
Sedih
103
Makan siang
104
Pertemuan Rajasa dengan Vivi
105
Pulih
106
Hampir ketahuan
107
Mengantar pulang
108
Putus
109
Ke rumah Maria
110
Tamparan untuk Alex
111
Kampus baru.
112
Kekhawatiran Alex.
113
Keributan di ruangan Alex
114
Kegeraman Alex
115
Keinginan Bu Vivi
116
Cium tangan
117
Percakapan malam ini
118
Terkunci
119
Amarah Desi
120
Frustasi
121
Kasmaran
122
Karma
123
Kemarahan Pak Dio
124
Terlambat
125
Basah kuyup
126
Cerita Alex.
127
Rencana pertunangan
128
Masalah baru
129
Kebakaran
130
Ke rumah sakit
131
Kesedihan Ica
132
Hutang Budi
133
Tangisan wanita
134
Kebahagiaan Pak Rajasa
135
Rumah mewah
136
Kedatangan sang madu.
137
Tenggelam
138
Siuman
139
Masa lalu Alex
140
Terbongkar
141
Perubahan sikap Pak Rajasa
142
Menjadi buronan
143
Belum berakhir
144
Rahasia besar
145
Tuan muda kejam
146
Rindu
147
Kesedihan Alessa
148
Pembohong
149
Pulang malam
150
Siapa ibu kandungku
151
Flashback
152
Pinjaman yang dulu
153
Penyesalan
154
Kabar buruk
155
Kesabaran
156
Memaafkan
157
Kedatangan Non Alessa
158
Kebahagiaan untuk keluarga Rajasa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!