Kapten Perampok Harta Karun

Kapten Perampok Harta Karun

Bab 01. Perampok Makam

Di bagian terdalam gua tanah, terdapat sebuah makam kuno yang begitu luas. Disana banyak terdiri patung-patung menyeramkan, seolah mereka adalah penjaga alam baka.

Dari atas lubang terlihat 3 pria paruh baya tengah berusaha untuk turun kebawah menggunakan seutas tali yang mereka ikatkan di sebuah batu besar.

"Akhirnya ketemu, aku berani bertaruh didalam ini adalah makam Raja Agung yang Legendaris" pria dengan gigi besar menunjuk ke arah satu-satunya pintu disana.

"Arwah tidak musnah, perampok tidak punya jalan?"

"He-he apakah ini sedang mengutuk kita?" Tanya pria botak.

"Hehehe sungguh angkuh. Namun, itu tidak berguna bagiku seorang perampok makam generasi ke-45" ujar si gigi besar dengan tawanya.

"Leluhur memberkatiku kembali aman dan menemani istri dan anakku hidup dengan damai"

"Masih membuat tanda?" Tanya si gigi besar pada pria yang selalu saja membuat tanda di setiap bagian.

"Jangan sampai tersesat, ayo!"

Ketiganya segera membuat segitiga dengan saling membelakangi, tangan mereka membuat segel yang rumit "SATU SEKTE PERAMPOK MAKAM. SALING MEMBANTU DALAM KESULITAN. JIKA MELANGGAR SUMPAH INI AKAN MATI GENTAYANGAN!" Dengan kompak mereka mengeluarkan batang dupa dan koin perak, melempar koin hingga masuk ke dalam batang dupa, lalu menancapkannya di atas tanah.

*Koinnya terdapat lubang di tengah seperti koin di China kuno

"Untuk menemukan harta karun, kau harus melewati berbagai rintangan. Jika rintangannya di jaga ketat...."

"Pasti ada harta berharga didalamnya" si gigi besar meletakan tangannya di sebuah segel batu dan menekannya kuat "Buka!"

Si gigi besar dan si pria botak berdiri didepan pintu yang mulai terbuka, sedangkan dibelakang mereka, pria yang selalu membuat tanda itu terlihat memegang sebuah diagram " Gawat! Arah Kun adalah pintu kematian. Tidak boleh dirampok!" Ujarnya panik ketika melihat diagram di tangannya.

Si gigi besar hanya tertawa mendengarnya "Kaka Cao. Kita adalah perampok makam yang diwariskan turun-temurun, untuk apa begitu takut?"

Ketika pintu telah terbuka sepenuhnya, dari dalam ruangan cahaya berwarna keemasan menyilaukan mata mereka.

Kaka Cao, yang mengetahui ada keanehan segera menutup hidung dan mulutnya menggunakan lengan bajunya "Ini adalah gas ilusi, hati-hati"

Si gigi besar yang paling dekat dengan pintu dikejutkan dengan sebuah bayangan roh wanita berbaju merah, dia berlari kebelakang menghindari kejaran sang roh. Kaka Cao yang melihatnya segera mengeluarkan payung yang dapat mengusir roh, si gigi besar yang tidak melihat jalan terbentur tembok dan pingsan.

"Tidak masalah hanya pingsan saja" Kaka Cao kembali menarik tangannya dari leher si gigi besar.

!!

"Sudah kaya! Sudah kaya!" Si botak yang terkena gas ilusi segera berlari kedalam.

"Hu"

"Hu! Jangan masuk! Hu! "

"Aku akan menjadi kaya dan makmur! Sudah kaya! Sudah kaya!" Si botak yang bernama Hu itu tidak mendengarkan terikat Kaka Cao, dia dengan sembrono menerobos kedalam.

Di dalam makam, terlihat banyak sekali peti-peti mati yang berdiri tidak beraturan. Anak-anak kecil berbaju merah berdiri di sepanjang jembatan pembatas dengan sebuah tongkat pendeta.

Kaka Cao, yang mengikuti Hu kedalam melihat bagaimana Hu yang dengan gila berteriak mengatakan "Sudah kaya!". Hu berdiri di depan peti mati yang paling megah bersiap untuk membuka peti dengan belati di tangannya.

"Hu! Ada pepatah dalam merampok makam, peti mati tembaga menantang arwah pendendam. Peti berdiri untuk menahan hantu jahat, didalam peti ada jebakan!"

Hu yang terkena gas ilusi tidak mendengarkan perkataan Kaka Cao, dia dengan paksa membuka peti mati.

!!!

Didalam peti mati terdapat sosok mumi menyeramkan berpakaian layaknya seorang Raja yang Agung. Dia menggigit sebuah batu merah gelap di antara giginya.

"Hahahaha itu dia!" Dengan tangan gemetar Hu mengambil batu merah itu. Hu tidak mengetahui adanya pergerakan dari sang mumi, tangannya yang sudah tersisa tulang itu bergerak dengan mulut yang mengeluarkan suara nyaring.

Kaka Cao yang mendengarnya segera mengeluarkan sebuah kapak dari balik jubah hitamnya, sedangkan Hu dia mengeluarkan belati miliknya.

Gemuruh terdengar di seluruh makam seakan makam itu akan runtuh kapan saja. Dibalik sebuah dinding monster berbentuk kalajengking mulai merangkak keluar.  Tubuhnya yang besar dan keras layaknya batu itu mulai merangkak dan mengamuk disekitar makam.

"Hu!"

"Hu! Cepat pergi!" Kaka Cao menarik Hu untuk ikut keluar bersamanya. Namun, langkahnya terhenti akibat beberapa anak tadi kini menghalanginya mereka terus mengatakan "Arwah tidak musnah, perampok tidak punya jalan"

"Gas tadi menghasilkan ilusi. Ini semua ilusi, palsu!" Belum sempat Kaka Cao bertindak, monster berbentuk kalajengking itu mengarahkan ekornya yang runcing dan menusuk perut Hu.

*

*

"Hanya melihat perampok makam itu memegang sekop emas sang leluhur, monster itu tidak ragu untuk membunuhnya"

"Sedangkan Kaka Cao terus berteriak pada Monster itu. 'Lepaskan saudaraku!' Melihat Monster itu dengan sangat cepat seperti memiliki kekuatan yang bisa menutupi dentingan lonceng, bagai sambaran petir menuju perampok makam itu"

"Lalu?! Apa yang terjadi?!"

"Apa yang terjadi?! Apakah dia mati?!"

"Cepat katakan!"

"Jika ingin tahu akhir dari perampok makam, mari kita dengarkan lain kali" dengan wajah polosnya, si pendongeng jalanan itu membuat para warga yang mendengarnya mendengus kesal. Mereka pergi dengan rasa penasaran dengan akhir dari sang perampok makam.

Si pendongeng hanya tersenyum melihat para warga yang pergi dengan saling menggerutu dia lanjut membereskan barang-barangnya dan bersiap pergi, sebelum sebuah suara dan gebrakan di mejanya.

"Hei!!"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!