Bab 03. Penipu

"Mari! Mari! Ini aku membawakan kalian Pao besar yang lezat!"

Terlihat seorang pemuda tampan tengah membagikan Pao di keranjang yang dia bawa, segera saja para anak-anak yang melihatnya berkumpul membuat lingkaran di sekitar dia.

"Harum sekali! Mari! Mari!" Para anak-anak berputar mengelilingi dengan dia sebagai pusatnya.

Si pemuda yang melihat mereka bahagia juga ikutan bahagia "Masih ada baju katun, ada makanan dan pakaian. Kelak, saat aku menjadi kaya, aku akan membuat kalian seperti anak-anak dengan orang tua yang tinggal di rumah baru dan pergi ke sekolah, bagaimana?"

"BAIK!" Anak-anak menjawab dengan riang.

"Di sana! Itu dia!"

!

Sebuah suara bising mengejutkan mereka, dari arah gerbang desa terlihat para warga yang berjalan ke arahnya di pimpin oleh seorang wanita gemuk.

"Zitao! Cepat bawa pulang barangnya! Cepat pergi!" Dengan tergesa si pemuda menyerahkan barangnya pada anak yang bernama Zitao, Dia berlari ke arah belakang namu di sana telah di halang, kembali dia berlari ke arah kiri namun di sana juga terhalang warga.

"Mau lari kemana kau!"

Tidak ada jalan lagi, kini dia terkepung oleh warga.

Seorang gadis muda berbaju merah maju ke depan dengan cambuk di tangannya "Penipu bermarga Cao, cepat kembalikan uangnya atau aku akan mematahkan kakimu"

Cttarr~~

Hampir saja kakinya terkena cambukan, jika dia tidak mengelak dengan tepat. Dirangkulnya pundak sang gadis "Nona muda, mari bicara. Apakah kau tahu sup Magnolia? Mandi dengan obat ini bisa meningkatkan kekuatan 10 tahunmu. Aku jual padamu dengan harga murah" dia mengambil kotak Magnolia di balik bajunya dan menyodorkan pada sang Nona muda.

Dengan senyuman sang Nona muda menghempaskan tangan si pemuda "Aku belajar seni beladiri dan medis sejak kecil, kau ingin menipuku dengan bubuk murahan ini?"

!

Sebuah batu putih bening mendarat di kepala si pemuda, membuatnya menengok pada sang pelaku.

Dengan melemparkan batu di tangannya si wanita gendut begitu geram."Kau menjual batu bobrok ini sebagai Batu batu Es Li kepada suamiku! Apakah orang di desa meninggal karena sakit, itu karena membeli obat palsu mu?!"

"Jangan memfitnah aku, penyakit ini sudah menyebar di desa sejak belasan tahun. Jangan memeras ku disini!"

"Kau masih berani berdalih? Mengapa kau tidak mati bersama ibumu?"

"Dasar wanita gendut! Kau boleh memarahiku seperti ini, kau berani mengatai ibuku. Jangan salahkan aku jika tidak segan padamu!"

"Sialan kau! Ayah dan anak sama saja. Saat itu, ayahmu menipu uang, menghindari utang dan menjadi pengecut!" Ucap salah satu warga.

Pemuda bermarga Cao yang mendengarnya kembali mengingat hari dimana ayahnya pergi meninggalkan dia.

"Tidak disangka melahirkan anak sepertimu yang pandai menipu juga" Lanjutnya.

Plak!

"Hentikan! Menjual obat palsu masih berani memukul orang?"

"Benar-benar keterlaluan! Semuanya! Usir penipu ini dari desa!" Ujar warga tadi yang mendapatkan pukulan di wajahnya.

"Bunuh dia!"

"Pukul dia!"

Para warga segera menuruti perkataan pria tadi dan segera memukulinya dengan alat yang mereka bawa. Dia tentu tidak diam saja, dia berusaha melawan dan menjadikan si wanita gendut tamengnya.

"Jangan pukul aku!" Ujar si wanita gendut.

Di kejauhan terlihat seorang pria besar tengah berlari dengan sekantong pasir di tangannya. Dia memecah kerumunan dan memukuli warga dengan kantong yang ia bawa.

"Jangan biarkan dia kabur!"

"Jangan lari!"

Pemuda bermarga Cao yang melihat ada kesempatan segera lari diikuti pria besar tadi.

"Hah...hah..." Nafas keduanya tersengal-sengal lantaran telah berlari dengan cukup jauh.

"Berhenti berlari! Tidak terkejar lagi! Tidak terkejar lagi! " Ujar si pria besar dengan ngos-ngosan.

"Hah...hah... Maaf, Dagou" segera saja dia mengambil sebuah kain dan menempelkan pada kening si pria besar, Dagou. Yang sempat terkena cambukan.

"Attt-Sakit!"

"Terus tekan!" ucapnya.

"Lin ZhiZhi ini terlalu kejam" ucap Dagou.

"Gadis kecil ini seharusnya ikut militer untuk membunuh bajak laut Jepang" jawabnya.

"Sudahlah, bukankah kau suka gadis cantik dan hebat?" Tanya Dagou.

"Dia adalah putri Kepala desa, aku tidak pantas bersamanya"

"Ayo, aku akan membawamu makan enak di Desa Tujia"

"Hey! Kau masih berani ke Desa Tujia?" Cegah Dagou dengan panik.

"Kau tidak dengar dua hari lalu bajak laut Jepang merampok desa mereka. Ketua bajak laut itu mengambil semua uang mereka dan membuat baju zirah emas"

"Aku dengar dia bahkan bisa menantang semua senjata" lanjutnya.

"Tenang saja, jika mereka benar-benar datang, kita akan bersembunyi di makam kosong itu masa kosong Kerajaan Jin"

"Aku tidak mau! Tempat itu berhantu, begitu malam tiba, penuh dengan teriakan hantu wanita. Hiih aku tidak mau pergi"

"Dewa datang menghalangi Dewa, hantu datang memukul hantu. Tenang saja, ada aku Dewa Huang disini, aku akan melindungi mu" dengan penuh percaya diri pemuda bermarga Cao itu merangkul bahu saudaranya dan duduk di sebuah batu.

"Belum tentu siapa yang melindungi siapa. Jika kau benar-benar menganggap ku saudara, kau jangan melakukan hal-hal yang licik itu lagi. Aku sudah dipukul beberapa kali saat mengikuti-!"

!?

"Stttt!"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!