Sang Ratu

Sang Ratu

1. Kebangkitan

"Ini adalah saatnya Syura. Saatnya kamu menjadi seorang ratu bagi mereka." Seorang wanita dengan mahkota dan gaun yang indah berbalutkan emas berdiri di hadapan seorang wanita dengan pakaian yang seksi.

Wanita itu adalah Syura, anak dari ratu ular. Dia adalah salah satu siluman pilihan yang memilik kesakitan yang sangat luar biasa. Dia adalah siluman ular penerus dari ibunya menjadi seorang pemimpin Bangsa Ular.

Saat itu Syura dan ibundanya tengah berdiri di singgasana yang di tempati oleh ibunya dengan ribuan rakyat ular yang sudah berkumpul.

Detik terus berjalan, akhirnya tibalah waktu penobatan Syura sebagai ratu ular. Penobatan Syura sebagai ratu ular pun berjalan dengan lancar, semua orang bersorak menyebutkan nama Syura. Mereka sangat mengagungkan Syura sebagai ratu ular yang baru.

Setalah penobatan dirinya menjadi ratu, Syura dan bundanya pergi ke sebuah ruangan yang saat itu sangat gelap dan hening.

Ketika dirinya dan bundanya masuk ke dalam ruangan itu, satu persatu obor di ruangan itu menyala bergantian. Saat obor menyala keseluruhan, ruangan itu sangat terang. Syura melihat sebuah batu permata berwarna emas dan menyala dengan terang.

"Bunda, apakah ini yang namanya Permata Bulan Emas? Permata yang paling berharga bagi bangsa ular," ucap Syura terlihat kagum dengan kilaunya permata itu.

"Ya, inilah Permata Bulan Emas. " Jawab Bunda Syura, setelah itu dia mengajak Syura mendekati permata itu. Ketika Syura berada di dekat permata, tiba tiba cahaya dari permata itu meredup. Melihat hal itu, Syura tampak bingung dengan yang terjadi.

"Kenapa kilaunya meredup Bunda?" Tanya Syura dengan sesekali melihat ke arah permata itu.

"Itu tandanya permata ini tahu ... Tahu kalau kamu sudah menjadi ratu bangsa ular. Dia memberi penghormatan untuk kamu," jawab Ibu Syura.

Mendengar penjelasan itu, Syura hanya tersenyum kepada ibunya. Setalah itu, ibunya mengajak Syura untuk pergi.

Langkah demi langkah di ambil oleh Syura dan ibunya menjauh dari ruangan itu. Di waktu yang sama, obor yang menyala mati dengan bergantian.

"Syura... Sekarang ini adalah tanggung jawab kamu. Kamu harus menjaga permata dan kerajaan ular dari para penjahat, Bunda percaya dengan kamu!" Ucap Bunda Syura ketika dia dan Syura sudah berada di luar ruangan permata bulan.

"Baik Bunda." Jawab Syura.

Syura dan ibunya pun pergi dari ruangan itu.

Waktu berlalu begitu cepat, beberapa hari setelah penobatannya menjadi seorang ratu. Syura berdiri di dekat permata, dia memandang ke arah permata itu dengan tatapan tajam. Lalu, dia mengambil permata itu dan meletakkan permata itu di telapak tangannya.

"Permata Bulan Emas, tidak pernah aku duga, aku bisa melihat kamu dengan jelas seperti ini. Kilaumu benar benar sungguh indah, pantas banyak siluman ataupun manusia yang berbondong bondang mengincar kamu. Tapi aku janji, walaupun kamu hanya sebuah batu, namun kamu bukan lah batu biasa. Kekuatan mu sangat berarti bagi bangsa ular. Aku sumpah dengan kamu, aku Syura sang ratu ular, bersumpah akan menjaga dan melindungi kamu dari orang orang yang ingin berbuat jahat ataupun ingin merebut kamu dari kerajaan ular." Ucap Syura dengan tegas.

Mendengar sumpahnya, alam semesta seakan mengikat janji itu. Angin yang tenang sontak berhembus dengan kencang, daun kering berterbangan kesana kemari tak tentu arah. Suara sumpahnya bergema di seluruh penjuru kerajaan.

Setalah bersumpah kepada permata itu, Syura kambali meletakkan permata itu di tempat awal dirinya mengambil.

Tahun demi tahun, abad demi abad sudah  di lalui Syura menjadi seorang ratu ular, di masa kepemimpinannya tidak ada satu penjahat pun yang berhasil meloloskan diri dari kerajaan ular, mereka akan selalu binasa di tangan pasukan Syura.

Namun tidak dengan Abdi, dia adalah seorang pawang ular sekaligus seorang pengusaha kaya raya. Dia bukanlah pawang ular biasa di mana dirinya memiliki kemampuan dapat merubah dirinya menjadi seekor burung elang raksasa yang dapat menyaingi kekuatan Syura.

Di kala itu, kedamaian kerajaan ular di rusak oleh Abdi. Dia datang dan menyerang setiap ular yang ada di kerajaan ular.

Dia menyiksa Syura dan keluarganya, ketika dia mengubah dirinya menjadi seekor elang.

Saat itu ketegangan terjadi, Abdi yang berubah menjadi seekor elang raksasa. Dia berusaha untuk menyerang keluarga Syura, Bunda Syura yang menyadari hal itu, dia mengubah dirinya menjadi seorang ular raksasa berkepala manusia, begitupula Syura.

Mereka terlibat pertarungan sengit antara ratu ular dan siluman elang raksasa. Ketika Syura sibuk bertarung melawan elang raksasa, suara seruling di bunyikan oleh anak buah Abdi. Mendengar suara seruling itu telinga Syura dan ibunya sangat kesakitan. Mereka terlihat menutup telinganya dan berusaha tidak mengikuti irama dari seruling itu. Namun, Syura yang menyadari kalau kelemahannya adalah suara seruling. Dia tidak bisa mengontrol dirinya dan akhirnya mau tidak mau dia dan ibunya menari mengikuti suara seruling itu.

Ketika mereka berdua tengah lengah dan terus menari, Abdi yang bersosok elang menyerang mereka hingga mereka berdua terluka parah di tanah.

Setalah terjatuh tersungkur, Syura dan ibunya terlihat muntah darah dan sangat lemah. Terdengar dari kedua mulut mereka, suara erang kesakitan keluar dari mulutnya.

Mendengar hal itu, Abdi pun mengubah dirinya dari elang raksasa menjadi manusia. Dia terlihat seperti seorang laki laki yang serakah dan haus harta.

"Halo Ratu Ular, dan Mantan Ratu Ular. Kalian berdua baik baik saja kan?" Tanya Abdi dengan mengejek Syura dan ibunya yang sudah tergeletak di tanah.

Dia berjalan mendekati Syura dan ibunya dengan perlahan.

"Ups, kalian tidak baik baik saja ya, kasihan!."

"Aku tidak butuh kamu kasihani!" Jawab Syura dengan nada tegas namun sudah terbata bata. Dia berusaha untuk bangun dari jatuhnya.

Melihat hal itu, Abdi membantu Syura bangun. Dia membangunkan Syura dengan cara mencekik leher Syura. Syura yang merasakan hal itu, dia hanya bisa diam dengan mengerang kesakitan. Dia meronta untuk membebaskan diri, namun dia yang lemah tidak bisa banyak melawan.

"Kamu itu sudah lemah, jadi kamu jangan terlalu banyak melawan. Atau, kamu mau aku habisi sekarang di hadapan ibu kamu?" Ancam Abdi.

Mendengar ancaman itu, Syura hanya diam dan tidak melawan. Dia mengubah dirinya menjadi seekor ular.

"Dengarkan aku kalian semua, habisi si ratu tua itu. Aku akan pergi mengambil batu permatanya."

"Baik," jawab beberapa pawang lain dan mereka pun menyiksa Ibu Syura hingga dia meninggal.

Setalah beberapa saat berjalan akhirnya dia dan Syura sampai di ruangan permata bulan. Dia berjalan perlahan bersama dengan Syura yang kala itu sudah tidak dapat melawan. Dia mengira kalau dengan mengubah dirinya menjadi ular dia bisa keluar dari cengkraman tangan Abdi, namun hal itu tidak membuahkan hasil yang indah. Dia tetap tidak bisa menyelamatkan diri dan permata bulan.

Ketika Syura dan Abdi masuk ke dalam  ruangan itu, obor menyala dengan bergantian. Dia melihat permata itu bersinar dengan sangat terang. Namun ketika Syura datang mendekati permata itu, kilau permata itu meredup.

Menyadari hal itu, Abdi menghampiri permata itu dan mengambilnya. Dia terlihat sangat bahagia dan kagum dengan keindahan batu permata bulan emas.

Setalah berhasil menemukan permata itu, Abdi melemparkan Syura ke lantai hingga dia sekarat.

Abdi yang melihat permata itu di depan matanya secara langsung. Dia menghampiri permata itu dengan perlahan dan kemudian mengambil permata tersebut.

"Akhirnya ... Akhirnya aku mendapatkan permata ini. Tidak sia sia aku jauh jauh kemari dengan wujud elang ku," ucap Abdi dengan lantang, lalu dia melanjutkan tertawa girang tanpa henti.

"A ... Aku mohon, jangan ambil permata itu," ucap Syura dengan terbata bata.

Mendengar ucapan itu, Abdi melihat ke arah Syura dengan tatapan mata yang serius. Dia berjalan perlahan mendekati Syura dengan membawa permata itu.

Ketika dia sudah berada di dekat Syura, dia merundukkan tubuhnya dan menatap tajam Syura yang sudah tidak berdaya.

"Kenapa, hah? Kenapa kalau aku mengambil permata ini, apa kamu ingin melawan ku?" Tanya Abdi dengan tegas.

Saat itu Syura sudah benar benar tidak bisa berkata kata. Dia hanya bisa memandang Abdi dengan pandangan mata yang sedih. Dia seolah memohon kepada Abdi untuk tidak mengambil permata itu, namun Abdi tidak menggubris apa yang diinginkan Syura.

"Aku tahu, kamu menginginkan aku untuk tidak mengambil batu permata ini. Baiklah ... Baiklah aku tidak akan mengambil permata ini, tapi ... KAMU HARUS MATI!!!" Ucap Abdi lalu dia terdiam selama beberapa saat. Setalah itu tanpa banyak berpikir dengan cengkeraman nya yang kuat dia mencekik leher Syura.

Dia mengubah dirinya menjadi elang dan menghantamkan kepala Syura ke tembok beberapa kali. Tidak hanya itu, dia juga mencakar Syura berulang kali hingga  wajah dan tubuh Syura tidak berbentuk.

Setalah melakukan penyiksaan yang sangat sadis, Abdi mengubah dirinya menjadi manusia. Dia mengeluarkan pistol yang di sembunyikan di balik baju yang dia pakai.

"Kamu itu hanya seorang siluman ular yang lemah," ucap Abdi dengan tegas setalah itu dia menembak Syura.

Merasa Syura sudah mati, Abdi kembali mengubah diri menjadi elang. Dia membawa Syura ke sebuah jurang yang tidak jauh dari kerajaan ular. Dia menjatuhkan mayat Syura di jurang itu, lalu meninggalkan Syura begitu saja.

Hari demi hari sudah berlalu, jasad Syura pun sudah membusuk dan terlihat hanya tersisa tukang belulang yang berbentuk ular. Namun ketika malam bulan purnama penuh, keajaiban muncul dimana cahaya bulan yang menyinari tulang Syura, mengubah Syura menjadi manusia ular kembali dan kembali menghidupkan Syura dalam kematiannya.

Tubuh Syura yang saat itu sudah hancur, perlahan kembali utuh dan berbentuk seperti manusia seutuhnya.

Saat tubuhnya benar benar sudah utuh dan kekuatannya sudah sempurna, mata Syura terbuka. Tampak sepasang mata ular yang penuh dengan kebencian dan amarah terlihat jelas di mata Syura.

Setalah itu, dia bangun dari tidurnya dan menatap tajam bulan yang menyinari tubuhnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!