2. Mencari pelaku

"Terimakasih Dewa, terimakasih sudah memberi kesempatan kedua untuk saya. Saya berjanji, saya akan menemukan para pelakunya. Aku bersumpah atas darah ibundaku, aku akan balas dendam. Aku tidak akan membiarkan, orang orang yang menghancurkan hidupku, hidup dengan damai. Itulah sumpah ku, sumpah Syura sang ratu ular!" Teriak Syura dengan lantang di tengah lebatnya hutan dan terangnya bulan yang menyinari tubuhnya.

Tiba tiba angin berhembus dengan kencang, pohon bergoyang kesana kemari. Daun kering terbang melayang ke udara dan mengelilingi Syura hingga tercipta sebuah pusaran angin yang sangat besar yang  menyelimuti dirinya.

Dia melupakan kemarahannya dengan membuat angin tersebut. Namun, ketika dia sudah tenang, dia jatuh tertunduk dengan air mata yang terus mengalir membasahi matanya.

"Akan ku balas kan dendam Bunda, akan aku buat hidup orang yang membunuh Bunda tidak tenang, aku janji itu, " ucap Syura dengan lirih dan hanya dapat tertunduk dengan air mata yang menetes.

Keesokan harinya, Abdi mengadakan sebuah pertemuan dengan beberapa orang penting. Dia melakukan itu untuk menunjukkan sebuah penemuan besarnya yang tidak lain adalah penemuan permata bulan milik kerajaan ular.

Waktu itu Abdi sangat girang dengan apa yang di lakukannya. Dia tidak merasa bahwa marabahaya sudah mengintai dirinya.

Akhirnya tibalah Syura di sebuah kota, dikala itu dia sudah mengubah pakaiannya menjadi lebih tertutup. Dia bersikap seperti seorang manusia biasa yang tidak memiliki kemampuan, namun tatapannya tajam melihat ke sekitarnya untuk mencari keberadaan para pelaku.

Ketika dia sampai di sebuah taman, dia sangat terkejut karena seorang pawang ular tengah melakukan atraksi tari ular. Dia membunyikan seruling bambu dan di waktu yang bersamaan ular yang ada di dalam wadah keluar dengan berliuk liuk mengikuti suara seruling.

Melihat hal itu, Syura marah. Dia ingin memberi pelajaran kepada pawang itu, namun karena waktu itu banyak penonton yang datang melihat atraksi itu. Akhirnya, mau tidak mau dia menahan kemarahannya dan pergi dari tempat pertunjukan.

Waktu berlalu begitu cepat, malam hari pun tiba, setalah melakukan pertunjukan pawang itu pergi dan ingin melakukan pertunjukkan di tempat lain. Namun, ketika pawang itu baru beberapa langkah pergi dari tempat pertunjukan, dia di hampiri oleh Syura dengan pakaian ularnya. Dia menarik perhatian pawang itu dengan tubuhnya yang seksi bak gitar spanyol itu.

Saat itu dia menari nari di hadapan pawang itu dengan sangat seksi hingga membuat pawang ular itu hanya dapat menelan ludahnya. Dia mengikuti setiap langkah Syura yang pergi menjauh dari dirinya. Dia mengira dengan mengikuti Syura, dia akan mendapatkan kebahagian duniawi.

Namun hal itu tidaklah benar, ketika Syura sudah berhasil menarik perhatian pawang itu. Pawang itu menaruh tas yang berisi ular secara sembarangan. Dia yang sudah tidak sabar akan melakukan hubungan badan dengan Syura, tidak menyadari penutup dari tas itu terbuka dan membuat ular di dalamnya keluar mengikuti pawang itu yang terus mengikuti Syura.

Setalah beberapa saat berjalan, akhirnya Syura tiba di sebuah hutan dengan pepohonan yang rindang, gelap dan sunyi. Saat itu Syura berdiri dengan membelakangi pawang itu, melihat tubuh Syura yang seksi pawang itu benar benar tidak tahan dan ingin bermalam dengan Syura. Dia bergegas melepaskan celananya, hingga menyisakan celana bokser pendek.

Di saat itu, ular yang di pekerjakan oleh pawang itu semakin dekat dengan dirinya, namun melihat kalau di hadapan pawang ular itu adalah ratu ular. Ular itu langsung berbalik dan pergi dari tempat itu.

Ketika ular itu sudah pergi, pawang ular itu langsung memeluk Syura dari belakang dengan erat. Kemudian dia membanting Syura ke tanah hingga dia terbaring di tanah dan laki laki pawang itu berdiri di dekat Syura, bersiap untuk memasukkan miliknya ke milik Syura.

Saat itu mata Syura tertutup rapat melihat kejadian itu, berbeda dengan Syura, pawang itu justru tampak bahagia. Dia tidak menyadari kalau ajalnya sudah dekat.

Pawang itu sudah sangat siap untuk melakukan hubungan badan dengan Syura namun, mata Syura tiba tiba terbuka tampak mata ular yang penuh dengan kemarahan terpampang jelas di mata Syura.

"Kamu ingin berhubungan dengan aku?" Tanya Syura dengan menatap pawang itu dengan mata ularnya. Dia sesekali menunjukkan sisik ular kepada pawang itu.

Melihat hal itu, pawang itu sangat terkejut. Dia sangat ketakutan, tubuhnya tiba tiba mental menjauhi Syura. Dia berusaha untuk kabur dari Syura namun apalah daya, usahanya untuk melarikan diri tidak berhasil. Dia harus mati di tangan Syura kerana patokan ular yang  di lakukannya di sekitar dahi pawang itu.

"Manusia seperti kamu tidak pantas untuk hidup, tidak akan ku biarkan orang seperti kamu tinggal di dunia ini!" Ucap Syura dengan tegas dan serius setalah dirinya membunuh pawang itu.

Beberapa saat kemudian ular itu kembali muncul, dia menghampiri Syura. Dia berjalan merayap hingga dia menghentikannya di depan Syura.

Saat itu ular tersebut seolah memberikan penghormatan kepada Syura, dia meninggikan kepalanya dan dengan perlahan dia menundukkan kepalanya. Setelah itu dia pergi setelah mendapat balasan dari Syura.

Keesokan harinya, Syura kembali mencari tahu keberadaan pawang ular yang sudah membunuh ibunya.

Kala itu panas terik matahari membakar kulit Syura. Dia mencoba terus mencari keberadaan permata dan pawang itu. Dia mencari permata itu dengan menggunakan kekuatannya, namun dia tidak bisa mendapatkan penglihatan apapun dari permata itu.

Dia yang tidak mengetahui keberadaan pawang itu, pada akhirnya harus mencari secara manual tanpa bantuan kekuatannya.

Setalah beberapa saat berjalan, dia melihat sebuah kertas yang di tempelkan di sebuah tiang listrik. Kertas itu bergambarkan foto dari pawang ular itu dan permata bulan.

Melihat hal itu, Syura mengambil kertas tersebut dan menerawang keberadaan si pawang.

Terlihat di sebuah rumah besar dan mewah, Abdi sedang duduk di sofa dengan secangkir teh. Dia sangat bahagia atas keberhasilannya menemukan dan mengambil permata milik bangsa ular. Namun kebahagiaannya di usik oleh anak laki lakinya.

"Papa," panggil seorang laki laki tampan dengan tubuh tinggi, kulit putih bersih dan rambut rapi. Dia memanggil Abdi dengan marah dan kesal.

Dia adalah Adnan, seorang dokter sekaligus anak kandung dari Abdi.

Di saat itu Adnan menghampiri ayahnya yang sedang minum teh diruang tamu dengan sangat murka. Dia menemui ayahnya dengan membawa sebuah undangan di tangannya.

"Apa semua ini Pah? Kenapa Papa mencetak dan menentukan perjodohan ku dengan wanita itu tanpa sepengetahuan ku? Apa yang Papa pikirkan?" Tanya Adnan dengan sangat marah setelah itu dia membanting undangan itu di atas meja.

Melihat hal itu, Abdi menaruh tehnya di atas meja. Dia bangun dari duduknya dan berdiri di hadapan Adnan.

"Dengar Adnan, ini demi kita semua. Lagian, Papa pikir wanita itu juga baik. Dia juga layak menjadi seorang istri, dia juga baik dengan ibu kamu, dengan ayah. Dia itu istri yang sempurna untuk kamu," jawab Abdi mencoba menenangkan Adnan.

"Enggak Pah, Adnan itu tidak suka dengan dia. Adnan ingin menentukan cinta Adnan sendiri, dan Adnan tahu ... Papa melakukan ini bukan karena kita, tapi karena papa sendiri. Papa yang terlalu serakah dengan harta, hingga lupa dengan kebahagiaan keluarga sendiri!" Jawab Adnan dengan marah.

Setalah itu dia pergi dari hadapan ayahnya dan menuju ke dalam mobil hitam yang sudah terparkir di pintu masuk rumahnya.

Melihat hal itu, Abdi hanya diam. Dia hanya memandang ke arah anaknya yang pergi dari rumah tanpa berpamitan dengan dirinya.

Ketika Adnan keluar dari rumah, Syura pun juga sampai di rumah pawang ular itu. Dia tampak keluar dari angkutan umum, dan berjalan dengan tidak melihat jalan. Dia tidak memperhatikan kalau ada mobil Adnan akan keluar dari rumah.

Adnan juga tidak memperhatikan Syura karena di saat itu dia mengendarai mobilnya dengan sangat penuh amarah, namun untungnya di waktu yang tepat dia berhasil menghentikan mobilnya dengan menginjak rem mobilnya.

Menyadari kalau dirinya menabrak seseorang, Adnan pun terkejut dan keluar dari mobilnya. Dia membantu Syura yang dia kira tertabrak oleh mobilnya.

"Maaf aku tidak sengaja," ucap Adnan dengan keluar dari mobil dan membantu Syura.

Syura yang mendengar hal itu pada awalnya kesal dan marah kepada laki laki yang hampir menabraknya, namun ketika Syura melihat laki laki itu dia tampak terpanah dengan ketampanan laki laki itu. Tidak hanya Syura, Adnan yang melihat wajah cantik Syura pun juga terpanah dengan kecantikan Syura.

"Tidak papa, " jawab Syura dengan nada rendah.

Dia menatap laki laki itu dengan tatapan yang penuh kasih sayang. Tiba tiba jantungnya berdetak dengan kencang ketika dia dekat dengan laki laki itu. Dia bingung dengan perasaan yang di rasakan oleh dirinya, padahal ini adalah kali pertama dia bertemu dengan laki laki itu.

"Kamu seriusan tidak papa?" Tanya Adnan menegaskan keadaan Syura.

"Iya, saya baik baik saja."

Semenjak hari itu, Syura dan Adnan semakin dekat. Mereka tampak  terlibat cinta pada pandangan pertama.

Lantas apa yang terjadi selanjutnya? Baca next chapternya🥰

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!