4. Perdebatan

Hari semakin malam, udara dingin semakin menusuk tulang. Setelah melakukan rangkaian acara yang panjang dan penuh dengan hiburan, kini tiba saatnya Adnan mengatakan cintanya kepada wanita yang di cintai.

"Oke. Terimakasih untuk para tamu yang sudah hadir di acara saya malam hari ini, atas nama saya sendiri saya benar benar berterimakasih atas kehadiran kalian semua di malam hari ini. Setalah melakukan tarian, nyanyian dan pemotongan kue, mungkin kali ini adalah waktu yang tepat untuk aku memberi tahu kalian tentang masa depan!." Ucap Adnan dengan sesekali menatap ke arah Syura yang berdiri di belakang Namira.

"Yeah" sorak para tamu setelah itu dia meminta Adnan memberi tahu siapa wanita yang di cintainya. Beberapa saat kemudian, para tamu kembali tenang.

"Oke, aku akan segera menikah dengan dia. Dia adalah wanita yang sangat istimewa di dalam hidupku walaupun aku tidak begitu mengenal dirinya, tapi bagi ku dia adalah wanita yang paling spesial di dalam hidupku," ujar Adnan dengan melihat Syura. Setalah itu Adana mengeluarkan sebuah kotak cincin di dalam kantungnya yang akan di pasangkan kepada Syura.

Waktu itu, orang tua Adnan dan orang tua Namira mengira kalau Namira lah yang di pilih oleh Adnan untuk menjadi istri Adnan. Namun, mereka tampak terkejut melihat pilihan Adnan yang ternyata Syura, si penari.

"Apa apaan ini Adnan?" Tanya Ibu Adnan dengan kesal kepada Adnan.

"Kenapa kamu melamar Syira, bukannya Mira?"

"Mama, aku tidak mencintai Namira. Aku hanya mencintai Syira Mah," jawab Adnan dengan nada lantang kepada ibunya.

Melihat nada bicara Adnan berubah kepada ibunya demi Syira, Abdi menghampiri Adnan dan menampar Adnan dengan sangat keras di hadapan para tamu. Syura yang melihat hal itu, dia tampak terkejut dan tidak percaya kalau Abdi akan menampar Adnan di hadapan para tamu.

Kemeriahan acara ulang tahun Adnan pun seketika berubah menjadi ketegangan. Para tamu yang saat itu menikmati acara itu, berbondong bondong pergi dari tempat acara dan hanya menyisakan keluarga Adnan, keluarga Namira dan Syura.

Merasa malu jika berdebat dengan anaknya di luar rumah, Abdi yang sangat murka kepada Adnan. Dia menarik kerah yang di pakaian Adnan ke dalam rumah, dengan di ikuti oleh keluarga yang lainnya.

Di dalam rumah, Abdi benar benar murka. Dia menatap tajam Abdi.

"Adnan, apa yang kamu pikirkan, hah? Kamu ingin menghancurkan karir papa, iya? " Ucap Abdi dengan sangat marah kepada Adnan.

"Pah, aku tidak ingin menghancurkan karir papa. Aku hanya mengikuti kata hatiku, aku tidak mencintai Namira, aku hanya mencintai Syira!" Jawab Adnan dengan tegas.

Mendengar ketegasan nada Adnan, Abdi memukul Adnan hingga Adnan

hanya memalingkan wajahnya. Merasakan pukulan itu dari  tangan Abdi, Adnan tampak sangat kesal. Dia memegangi pipinya yang baru saja mendapatkan pukulan dari Abdi.

Melihat hal itu semua orang terkejut, tidak terkecuali istrinya sendiri. Saat itu, Syura tidak berada di ruangan itu. Dia melakukan hal itu karena dia merasa kalau Abdi akan membuktikan kalau dirinya bukan seorang manusia.

"Adnan, Ayah minta maaf memukul kamu lagi, tapi Ayah mohon lupakan wanita itu. Kamu harus menikah dengan Namira, jika tidak demi Ayah, maka lakukan ini demi hidup kamu sendiri!" ucap Abdi dengan nada rendah dengan mencoba menangkan dirinya.

"Pah, aku melakukan ini demi hidup ku. Aku mencintai Syira, bukan Namira. Aku mohon dengan Papa, aku mohon Papa jangan paksa aku untuk menikah dengan Namira!" Jawab Adnan dengan nada tegas.

Mendengar jawaban itu, Abdi tampak marah. Dia bergegas pergi dari ruangan itu dan pergi ke kamarnya. Dia pergi menuju kamarnya untuk mengeluarkan  seruling sakti milik nya. Dia mengira kalau dengan mengeluarkan seruling itu dan membunyikannya, Syura akan keluar dan berubah bentuk menjadi ular.

Syura yang saat itu berdiri di balik tembok, dia menatap tajam Abdi yang keluar dengan membawa seruling sakti miliknya. Matanya tiba tiba berubah menjadi mata ular yang penuh dengan kemarahan.

"Jadi kamu ingin mengungkapkan rahasia ku Abdi, kita lihat. Siapa yang akan terungkap rahasia besarnya?" Ucap Syura dengan nada tegas dan menatap tajam Abdi.

Melihat Abdi keluar dari kamarnya dengan membawa seruling sakti, semua orang tampak sangat kebingungan.

"Om, apa yang Om lakukan?" Tanya Namira kepada Abdi.

Mendengar pertanyaan itu Abdi hanya diam, dia membunyikan serulingnya di depan semua orang yang ada di ruangan itu. Di waktu yang bersamaan, Syura yang mendengar suara seruling berbunyi mulai bersikap aneh. Dia bersikap seolah ingin mengubah dirinya menjadi seorang ular, namun dia mencoba untuk mengontrol dirinya agar rahasianya tertutupi selamanya.

Setalah beberapa saat membunyikan serulingnya, akhirnya Syura pun keluar dari persembunyiannya dan bersikap normal seperti manusia. K

Ketika dia sudah keluar dari persembunyiannya dan berhenti tengah tengah rungan tamu, Abdi mendekati dirinya dengan membunyikan seruling itu. Dia berpikir kalau apa yang di lakukannya akan membuat Syura mengubah dirinya, dia tampak mengitari Syura dengan terus mengeluarkan bunyi serulingnya.

Saat itu tatapan mata Syura sangat tajam menatap Abdi dan mengikuti Abdi yang terus mengitari dirinya.

"Apa yang ingin Om buktikan di hadapan semua orang ? Apa Om ingin membuktikan kalau aku adalah seorang siluman ular atau bukan, iya?" Ucap Syura dengan nada serius.

Mendekati ucapan itu, Abdi menghentikan langkahnya dan di menghampiri Syura. Dia berdiri di hadapan Syura dengan tatapan mata yang sedikitpun tidak merasakan takut.

"Ya, aku akan mengungkapkan kepada Adnan kalau kamu bukan manusia melainkan siluman ular!" Jawab Abdi lalu dia kembali melanjutkan membunyikan seruling. Dia mengira kalau Syura akan berubah dan mengikuti setiap irama yang keluar dari seruling itu.

Setalah beberapa saat mencoba membuktikan kalau Syura bukan lah manusia, Adnan menghentikan ayahnya. Dia tampak semakin marah dengan ayahnya karena menganggap Syura bukan manusia melainkan siluman.

Mendengar Adnan tidak percaya dengan dirinya, Abdi mencoba membuktikan lagi dengan cara lain. Dia mencoba untuk mengubah dirinya menjadi elang raksasa di hadapan orang orang dan menyerang Syura, hingga Syura terluka.

Melihat hal itu Adnan semakin marah, dia bahkan tidak ingin menemui keluarganya ketika melihat ayahnya menyakiti Syura dengan wujud yang baginya sangat menyeramkan itu.

Menyadari Adnan lebih memilih pergi dengan Syura dari pada bersama dengan keluarganya, Abdi sangat menyesal. Dia meminta maaf kepada Adnan namun Adnan tidak menggubrisnya dan tetap mengajak Syura pergi dari rumah Adnan.

Akhirnya Syura dan Adnan pun sampai di sebuah jalan. Ketika dia berjalan di tengah gelap dan dinginnya malam. Mata Syura terus menatap ke arah Adnan yang berjalan di sampingnya. Dia tidak percaya kalau Syura akan melakukan hal ini demi dirinya.

Setalah beberapa saat berjalan bersama, tibalah Syura di sebuah halte bis bersama dengan Adnan. Sesampainya di halte itu, Adnan duduk di kursi bersama dengan Syura.

"Kenapa kamu melakukan ini? Apa alasan kamu hingga kamu pergi dari rumah kamu dan memilih untuk tinggal dengan aku?" Tanya Syura kepada Adnan yang duduk di sampingnya.

Mendengar pertanyaan itu, Adnan terdiam. Dia melihat ke arah Syura dengan tatapan mata yang penuh dengan kasih sayang. Dia memeriksa luka Syura dan mengobatinya.

"Kenapa kamu tanya hal itu Syira? Aku rasa kamu seharusnya tahu, aku melakukan ini demi apa," jawab Adnan dengan mengobati luka Syura.

Syura yang mendengar jawaban dari Adnan dia hanya diam dengan pandangan mata yang sedikitpun tidak berpaling dari wajah Adnan yang memang tampan.

Ketika Syura terus memandangi wajah Adnan, tiba tiba Syura mendengar sebuah suara yang memberi peringatan kepada Syura kalau dirinya adalah siluman ular dan hanya di pasangkan dengan siluman ular.

"Ingat Syura, kamu adalah siluman ular. Kamu tidak dapat mencintai manusia, cinta kamu hanya untuk siluman ular. Jika kamu melarang hal itu, maka kamu akan menerima hukuman yang sangat berat dari Dewa Ular!." Suara laki laki terdengar bergema di telinga Syura, suara itu memberi peringatan kepada Syura bahwa dirinya adalah seorang siluman yang tidak pantas jatuh cinta dengan manusia.

Mendengar peringatan itu, Syura langsung menundukkan pandangan nya dari wajah Adnan.

Menyadari sikap Syura tiba tiba berubah, Adnan mencoba untuk bertanya kepada Syura atas apa yang terjadi.

"Ada apa Syura? Kamu baik baik saja kan ?" Tanya Adnan.

Syura yang mendengar pertanyaan itu dia terdiam dengan menundukkan kepalanya. Dia menggelengkan kepalanya dengan senyum kecil di bibirnya untuk membalas apa yang di tanyakan oleh Adnan.

"Maafkan perilaku keluarga ku ke kamu Syira, aku tidak menyangka kalau apa yang aku lakukan ke kamu berimbas ke kamu seperti ini dan hubungan keluarga ku yang semakin jauh!" Ucap Adnan dengan sedih.

"Ini bukan salah kamu, ini adalah salah ku. Seharusnya aku tidak hadir di acara kamu, pasti semua ini tidak akan mungkin terjadi," jawab Syura dengan sedih.

Melihat kesedihan Syira, Adnan memeluk Syira dengan sangat erat. Menerima pelukan itu, Syura benar benar tidak bisa berkata kata. Dia merasakan perasaan yang sangat aneh, detak jantungnya berdetak dengan sangat kencang. Dia merasakan kedamaian ketika di pelukan oleh Adnan, dia merasa Syura sudah benar benar jatuh cinta dengan Adnan. Namun dia terus terngiang dengan peringatan yang di dapat dari dewa ular beberapa saat lalu, yang membuat dirinya dilema.

Dilema harus membalaskan dendam nya kepada Adnan atau justru harus mencintai Adnan dengan sepenuh hatinya.

Bersambung......

Jangan lupa like dan komen!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!