Atas Dasar Cinta

Atas Dasar Cinta

Nurul Aini

Pagi ini begitu cerah dengan sorotan sang mentari yang masuk dari jendela kamar, cahayanya yang hangat membangunkan setiap orang untuk segera beraktivitas seperti hari biasa namun karena hari libur sekolah telah tiba, pagi ini menjadi pagi yang begitu tenang dan tidak ada suara anak-anak kecil.

Biasanya pukul 06.30 sudah ada anak yang berangkat ke sekolah ada yang diantar oleh orang tua dan ada juga yang jalan kaki.

Rumah Nurul berada di dekat Sekolah Dasar Negeri 25 Muaro Takung hanya butuh 1 menit berjalan sudah sampai ke sekolah hal ini membuat Nurul begitu santai agar tidak buru buru berangkat, ia bahkan sering menunggu bel berbunyi untuk masuk ke kelas. Tak jarang Nurul minta izin pulang ke rumah mengambil buku PR yang tertinggal.

"aduhai senangnya aku, punya rumah deket sekolah memang paling Joss"

ucap Nurul setiap terlupa dengan buku PR nya.

kreek kreeeek kreek, suara pintu kamar Nurul berbunyi. Pintu kamar yang telah rapuh itu memang sudah waktunya digantikan dengan yang baru, rumah yang di huninya itu sudah berusia sekitar 50 tahun dengan dekorasi rumah tua pada masa itu. masih terlihat ukiran bunga di dinding yang usang, meski sudah sering ganti warna, cat rumah itu tetap nampak lawas dan estetik.

"loooh udah jam berapa ini kok belum bangun ndok" suara nya menggelegar ke telingan Nurul, lebih keras dari bel sekolah dan menakutkan seperti petir. Nurul langsung duduk dengan mata terbelalak, matanya merah, kantung matanya hitam bekas celak yang luntur dan rambutnya setengah terikat. "aku Lo udah bangun tadi bu" jawab Nurul dengan menggaruk kepalanya. "bangun di dalam mimpimu, subuh di bangunin shalat, habis sholat tidur lagi iyakan!" bibir tipis ibu terus berbicara dengan seluruh omelan pagi hari.

Setiap pagi memang sudah seperti rutinitas mendengar omelan ibu. Dapur yang kotor, sampah yang bertebaran di halaman rumah, cucian baju yang menumpuk bisa memicu omelannya di pagi hari, meski begitu Nurul tidak pernah kesal dengan ocehan itu, Nurul juga tidak pernah melihat ibunya berbicara keburukan orang lain dihadapannya.

Nurul segera mencuci muka, menyisir rambutnya yang begitu halus,tebal, mengkilat dan selalu wangi. Wajar saja karena Nurul bisa menghabiskan satu botol shampo dalam seminggu. Nurul sangat pandai merawat dirinya, meski masih berusia 12 tahun, Nurul sangat pandai dalam hal apapun. Sering ibu meminta bantuannya untuk berbelanja di pasar dan bahkan memasak untuk bekel ayahnya yang akan berangkat kerja.

Di sekolah Nurul menjadi andalan teman sekelasnya karena ia mendapat juara kelas. Nurul juga sering di ikutkan lomba baik di tingkat kabupaten dan juga provinsi seperti lomba menari, menyanyikan lagu wajib, menggambar, olimpiade matematika dan masih banyak lagi. Nurul begitu antusias ketika mendengar sekolah akan mengikuti perlombaan.

pernah suatu ketika sekolah akan mengikuti lomba Asmaul Husna. kala itu Nurul masih kelas 3 SD, ia juga belum hafal Asmaul Husna yang berjumlah 99 itu. Bu Hana yang merupakan guru agama tentu bingung karena dari sekian banyak muridnya dari kelas 1 sampai kelas 6 belum ada yang hafal sepenuhnya. Bu Hana memilih Fina dari kelas 5 untuk menghafalkan Asmaul Husna dalam waktu 1 Minggu. Fina kelas 5 SD dari kelas A memang sangat cepat dalam menghafal apalagi jika dengan di iringi musik. Fina juga merupakan teman dekat Nurul, rumahnya tak jauh dengan Nurul.

Nurul yang selalu ingin ikut lomba tidak mau kalah dengan temannya itu meski tidak di pilih menjadi peserta, Nurul tak mau kalah dalam menghafal. Setiap kali Fina menghafal Asmaul Husna, Nurul duduk disampingnya menyimak dan juga menghafalkan namun sayangnya semua tak berjalan sesuai keinginan Nurul, ia kesulitan dalam menghafal. Nurul baru dapat 20 asma' saat Fina sudah mencapai 58 asma', ini membuat Nurul patah semangat kemudian ia berpamitan pulang dengan alasan ingin tidur.

Saat tiba di rumah Nurul bukannya tidur, ia justru ke dapur mengambil makanan dan menyantapnya dengan kesal "kesel banget sih, kok si Fina bisa cepet hafal tapi aku enggak". Nurul terus menggerutu dengan mulutnya yang penuh makanan, Nurul bahkan tidak sadar makanan yang ia santap itu sudah basi karena ibu lupa memanaskannya tadi pagi. "ndok, apa yang kamu makan itu? loh itu udah basi kok masih di makan! makan sambil ngomel juga itu kenapa?" ibu menghujani Nurul dengan pertanyaan bertubi-tubi sambil mengambil makanan di hadapan Nurul, Nurul melotot bingung dan terdiam "basi?" tanya Nurul singkat. Langsung ibu pergi ke belakang rumah membuang sisa makanan Nurul.

"ciiiiiiit" suara pintu belakang berdecit lambat dengan langkah kaki ayah yang terdengar mulai mendekati Nurul dan ibu "ada apa ini ribut-ribut" sambil meletakkan cangkul di pojok pintu. Ayah baru pulang dari ladang, tak begitu jauh dari rumah jika dengan jalan kaki bisa di tempuh dengan waktu 10 menit. "ini yah, Nurul habis pulang main bukannya salam yang bagus gitu, malah gerutu sambil makan, padahal udah basi makanannya" sambil menahan tawa ibu menceritakan Nurul ke ayah.

Ayah diam dan tersenyum, biasanya ayah memang selalu tersenyum dan tenang, ia bisa mengambil keputusan dengan bijak. Nurul dan ibu terdiam untuk menunggu jawaban ayah "Bu, tolong buatkan kopi dulu ya" pinta ayah singkat dan dengan senyum khas nya yang memiliki 2 lesung pipi. Ibu segera ke dapur membuatkan kopi. "ndok, kalo marah itu wudhu, istighfar, tinggal tidur" ayah memandang Nurul dengan penuh kasih sayang dan tak lupa mengelus rambut Nurul. Nurul diam dan tersenyum, ia paham dengan apa yang dikatakan ayah seraya mengangguk kan kepala "iya ayah". Meskipun Nurul tidak menceritakan apa yang membuatnya marah tapi ayah bisa memberikan jawaban yang membuatnya tenang dan bisa berpikir jernih lagi.

Lima hari setelah itu di sekolah ketika jam pelajaran pertama akan di mulai, Bu Hana memanggil Nurul untuk datang ke kantor. Nurul berpikir bahwa akan dimintai tolong membersihkan kantor tapi ternyata Bu Hana meminta Nurul menggantikan Fina untuk jadi peserta lomba Asmaul Husna. Nurul bingung, ia begitu senang tapi juga ragu karena ia belum hafal. "Nurul tolong gantikan Fina ya nak, Fina tiba-tiba ga mau hafalan lagi, padahal lombanya tinggal seminggu lagi. Nurul tolong ya nak, bisa ya gantikan Fina" Bu Hana memegangi pundak Nurul. Nurul hanya diam beberapa saat dan mengatakan "in syaa Allah ya Bu"

Tibalah hari perlombaan di mulai. Pagi sekali Nurul sudah tergesa-gesa mencari kertas asma'ul husna yang ia letakkan di tas tiba-tiba menghilang, Nurul mencari dari kamar ke dapur, di balik pintu dan bahkan di tong sampah. Ini membuatnya panik karena ia belum terlalu lancar hafalannya dan masih sering melihat teks saat membaca. "ada apa ndok?" tanya ayah yang terus melihat putrinya yang sedang kebingungan "ayah lihat kertas asma'ul husna ? tadi Nurul letakkan di dalam tas tapi kok gak kelihatan ya?", ayah tersenyum tenang dengan menunjukkan kertas di tangannya "ini yang Nurul cari?". Betapa senangnya Nurul ketika tahu kertas yang ia cari ada di tangan ayahnya, matanya berbinar-binar dan membuatnya terus mengucap hamdalah.

Di masjid An-Nur tempat di adakan lomba telah ramai, para peserta telah mengambil undian, masing-masing sekolah mengirimkan 2 peserta lomba tapi hanya sekolah SD 25 Muaro Takung saja yang mengirimkan 1 peserta. Undian yang belum di ambil tinggal nomor 1 dan satu-satunya yang belum mengambil undian adalah Nurul. Waktu lomba akan segera di mulai jika peserta nomor 1 tidak ada maka akan dianggap gugur. Bu Hana yang sudah sampai di tempat lomba meminta kepada juri agar memberi waktu sebentar untuk menunggu muridnya tapi para juri menolak karena waktu yang singkat.

Saat juri memanggil undian 1 untuk maju ke depan ternyata Nurul baru saja datang, dengan nafas yang terengah-engah ia maju.

Nurul berdiri tegap dengan senyumannya, ia mulai mengatur nafas dan membaca basmallah. Dari tempat duduk peserta terlihat Bu Hana memberi kode jika tidak hafal semua asma' boleh melihat tetapi Nurul tidak mau melihat teks ia menyembunyikan kertas asma'ul husna di belakang.

Lantunan asma'ul husna mulai terdengar, suara Nurul begitu indah dan jelas, semua peserta diam menghayati. Di tengah-tengah bacaan Asmaul Husna Nurul lupa dan membuatnya berhenti, ia panik dan hampir membuka teks beruntung Nurul melihat ayahnya yang hadir ada di bangku, ini membuatnya tenang dan secara tiba-tiba ia bisa melanjutkan sampai selesai.

Perlombaan terus berlanjut, ada perasaan resah dalam hati Nurul. Banyak peserta dengan penampilan yang sangat memukau. "Ndok ada apa? kita persiapan shalat Dzuhur dulu yuk, habis itu makan" ajak ayah untuk menenangkan hati anak perempuannya "nanti pengumuman pemenangnya di umumkan setelah istirahat katanya" sambung ayah.

Setelah selesai shalat dan makan siang keduanya langsung datang ke masjid An-Nur untuk mendengar siapa saja yang menjadi pemenang perlombaan ini. Nurul terus berdoa dan meminta kepada Allah agar ia menjadi pemenangnya meskipun Nurul tahu penampilannya tak sebagus peserta yang lain.

"Juara pertama di raih oleh Fikria dari SDIT Al-Fath, juara ke 2 di raih oleh Ihsanuddin dari SDIT Al-Fath" mendengar pengumuman juara yang di dapat oleh sekolah lain membuat Nurul putus asa, peserta yang ia lawan adalah sekolah Islam terpadu sedangkan Nurul tidak. Nurul langsung menggandeng tangan ayahnya dan meminta pulang, tapi ayah dengan senyumnya meminta Nurul untuk menunggu. "juara ke 3 di raih oleh Nurul dari SD 25 Muaro Takung" Nurul kaget dan senang sekaligus, "haaa aku menang ayah" ayah tersenyum dan berbisik kepada Nurul "semua itu karena Allah, Alhamdulillah"

Semenjak itu Nurul selalu menjadi bintang kelas yang di puji, membuat Nurul berbangga hati atas kemenangan itu namun saat di rumah ayah justru terus mengingatkan bahwa apa yang di raihnya itu bukan hanya karena usaha tapi juga karena Allah, Nurul tidak terlalu paham dengan maksud ayah namun ia diam saja. Seperti biasa ayah mengusap rambut Nurul sambil tersenyum menyisipkan doa di setiap ucapannya "semoga ilmumu barokah manfaat ya ndok, anakku Nurul Aini"

Terpopuler

Comments

Siĺvèŕ Greeñ

Siĺvèŕ Greeñ

semangat ...ditunggu uodate bab 2 nya 💪💪

2023-02-09

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!