Berita Kepergiannya

Angin malam mendayu-dayu teramat dingin. Rembulan penghias malam tertutup oleh awan hitam, menutupi keindahan malam. Kelam dan hitam seperti suasana hati ibu.

Ibu sedih dan bingung harus melakukan apa agar Nurul mau keluar dari kamar dan berbicara padanya.

Ibu mencoba membujuk Nurul dengan menawarkan buah apel yang sudah di kupas, berbicara dengan nada yang lembut dan segala macam hal ibu lakukan, tapi Nurul tetap tidak mau keluar.

Pikirannya buntu, ibu menangis menumpahkan air matanya yang sudah tak bisa di bendung lagi sedari tadi.

Ibu berjalan menuju kamar dan merebahkan tubuhnya, matanya tetap menangis tapi ibu berusaha menahan suaranya agar ayah yang tertidur pulas tidak terbangun.

"Ya Allah, ya Allah tolong hambamu ini" kata ibu lirih sambil mengusap air matanya yang tak berhenti.

Ibu terus terisak-isak dan menyebut nama Allah, membuat ayah terbangun dari tidurnya.

Melihat ibu yang bertingkah seperti menyembunyikan sesuatu dengan membelakangi ayah, ayah jadi teringat akan kejadian tadi sore.

Ayah segera meraih tangan ibu, melihat wajah ibu yang di sembunyikan, mengusap air matanya lalu mengusap rambut dan mencium keningnya.

"Gak usah di sembunyikan wajahnya, mas tahu kalau adek sedang sedih" ucap ayah sambil mengelus-elus kepala ibu.

Seketika tangis ibu pecah, semua sedih yang ibu tutupi langsung keluar seiring berderainya air mata.

"Apa yang adek pikirkan?" tanya ayah dengan penuh kasih.

"Nurul gak mau bicara mas, Nurul nangis dari pulang ngaji. Apa Nurul udah tahu ya mas…?" wajah ibu yang sedih berubah menjadi sangat cemas.

Ayah mengerti akan keluh kesah ibu kemudian memeluknya sambil memberikan senyum dan jawaban dengan tenang.

"Kalau memang ini waktunya Nurul tahu, kita bicara baik-baik dengan Nurul besok. Dek nanti bangun untuk tahajjud ya" pinta ayah pada ibu.

"Sekarang kamu ambil wudhu dan baca istighfar terus tidur" lanjut ayah.

Ibu menuruti perkataan ayah, tapi sayangnya ibu tidak bisa tidur sampai tengah malam. Setiap mengingat Nurul, ibu langsung menangis lagi. Matanya lelah menangis dan perlahan-lahan ibu tertidur.

"Dek bangun, ayo tahajjud berjama'ah" ayah membangunkan ibu dengan suara yang lembut.

Jam menunjukkan pukul setengah 3 dini hari. Suasananya tenang sekali, beberapa ayam jago berkokok. Menandakan bahwa ayam sedang melihat malaikat Allah turun ke bumi untuk melihat siapa siapa saja hamba Allah yang sedang bermunajat.

Di saat orang-orang banyak yang terlelap, di saat itu pula waktu yang mustajab untuk berdoa dan doa yang di panjatkan setelah shalat tahajjud seperti anak panah yang tepat mengenai sasarannya.

Ibu terperanjat, kepalanya pusing dan matanya bengkak. Ibu bergegas melaksanakan shalat tahajjud.

Mereka melaksanakan shalat tahajjud dengan khusyuk, kedua tangan mereka menengadah dan mengungkapkan semua masalahnya pada sang Kholiq.

Ayah selalu membimbing ibu agar dekat dengan Allah, setiap masalah datang mereka pasti menyerahkan semuanya pada sang maha pencipta.

Mereka percaya bahwa Allah tidak mebebani masalah untuk hambanya di luar batas kemampuan hambanya, maka dari itu serahkan semua masalah pada Allah dan berdoa agar bisa di berikan jalan terbaik.

...****************...

Nurul menangis tanpa suara, hatinya di hujani rasa sakit, banyak pertanyaan yang muncul dalam pikirannya tapi mulutnya tak bisa bergerak.

Saat saat sedih seperti ini biasanya Nurul menuliskan semua kesedihannya dalam buku harian, tapi kali ini sedih yang ia alami lebih hebat dari yang sebelumnya hingga tubuhnya lemah dan pingsan di dalam kamar.

Pada pukul setengah 2 dini hari Nurul tersadar dan tak bisa tidur, kemudian memutuskan untuk shalat tahajjud sendiri.

"Ya Allah, Nurul tidak tahu maksud ayah, ibu dan Mbah Hasan kemarin. Apalagi Bu Asih mengatakan hal yang tidak ingin Nurul dengar juga ya Allah, Nurul dilanda kebingungan ya Allah, sebenarnya apa yang di sembunyikan ayah dan ibu ya Allah. Nurul sedih tapi Nurul gak tau harus ngapain. Ya Allah ya Tuhanku, tunjukkan kebenaran pada Nurul agar lepas dari kebingungan ini aamiin"

Setelah selesai berdoa, hati Nurul menjadi tenang dan bisa tidur dengan pulas.

Keesokan harinya, ibu mengetuk pintu kamar Nurul untuk kesekian kalinya namun Nurul masih enggan untuk membukakan pintu.

"Ndok, udah seharian Nurul gak keluar kamar. Ayo keluar, Nurul belum makan kan..!" suara ayah dari luar kamar.

"Kalau Nurul belum mau bicara gak papa, ayah tunggu sampai Nurul mau bicara ya ndok, ayah sama ibu mau jama'ah di masjid dulu" ayah berpamitan.

Ayah dan ibu saling bertatapan, lalu meninggalkan Nurul sendirian di rumah. Barangkali Nurul mau keluar dari kamar saat ayah dan ibu tidak ada.

Langkah kaki ayah sangat cepat menuju ke masjid. Sudah banyak orang yang datang tapi masih belum mulai shalat.

Tiba-tiba datanglah suami Bu Dewi dengan nafas yang terengah-engah dan berkata sambil terbata-bata.

"Mas Udin, Mbah.... mba.... Mbah Hasan mas" sambil memegangi dadanya yang sesak.

"Tenang dulu mas" jawab ayah.

"Mbah Hasan, masuk rumah sakit. katanya terluka parah" sahut suami Bu Dewi. "Buruan mas, pergi ke sana" lanjutnya.

Ayah segera mengimami shalat, berdzikir dan berdoa. Ayah dan warga yang berjamaah juga berdoa untuk keselamatan Mbah Hasan.

Setelah selesai, ayah meminta ibu untuk pulang ke rumah saja agar Nurul ada teman di rumah.

Ibu mengucap salam, membuka pintu dengan pelan sambil mengintip apakah Nurul sudah mau keluar dari kamar.

Setelah di perhatikan ternyata pintu kamar Nurul sudah terbuka, ini berarti Nurul sudah mau keluar dari kamar.

Hal ini membuat ibu senang, kemudian mencari Nurul ke dapur. Tapi ibu di landa kebingungan lagi karena ia tak menemukan Nurul di sana.

Ibu mencari ke dapur, halaman dan kamar mandi, masih tak menjumpai Nurul.

Lalu pikiran negatif muncul "Jangan jangan Nurul pergi dari rumah" ibu menutup mulutnya.

"Astaghfirullah" ucap ibu kemudian. Dalam kebingungan itu ibu berusaha tenang.

"kring kring kring"

suara HP ibu berbunyi ada yang memanggil, ternyata panggilan dari ayah.

"Assalamualaikum" salam dari ibu lebih dahulu terucap, "wa'alaikumsalam " jawab ayah.

Ibu mendengar ayah yang berbicara lewat telfon. Semakin lama ayah berbicara, raut wajah ibu terus berubah menjadi sedih hingga ibu mengucapkan

"Innalilahi Wa Inna Ilaihi Raji'un ".

Tangan ibu bergetar, ibu tak bisa lagi mengucapkan kata-kata selain kalimat Tarji'.

Ayah berpesan pada ibu agar tetap tenang dan minta sampaikan kepada pengurus masjid agar di umumkan lewat masjid tentang berita duka.

Betapa hancur hati ibu pada hari itu, ujian yang ia hadapi di rumah belum selesai sudah di datangkan kesedihan lagi.

Masyarakat Dusun 1 sudah berkumpul di depan rumah almarhum Mbah Hasan, semua ikut berduka bahkan angin sore juga seperti ikut bersedih atas kepergian sesepuh yang di hormati itu.

Mobil ambulan datang, suara Isak tangis masyarakat bersautan, memanggil nama Mbah Hasan.

Persiapan untuk memandikan jenazah sudah di siapkan. Kain kafan dan semua untuk pemakaman sudah lengkap.

Jenazah segera di bawa ke tempat pemandian. Banyak orang yang terkejut dengan darah yang mengucur dari tubuh jenazah.

Semua orang bingung, sebenarnya apa yang sudah terjadi dengan jenazah, luka apa yang membuatnya berlumur darah.

Tapi tubuh jenazah tidak terlihat sama sekali karena di tutup rapat dengan kain hingga tak seorang pun dapat melihat.

Proses merawat jenazah sangat cepat, dan selesai pemakaman saat matahari sudah di gantikan posisinya oleh sang rembulan.

Ayah dan ibu segera membersihkan diri dan istirahat di rumah.

Ayah menemui ibu yang berwajah suram. Melihat sekeliling rumah lalu bertanya bagaimana keadaan Nurul.

Ibu terdiam, menggelengkan kepala dan menutup wajahnya.

"Nurul gak di rumah mas" ibu menangis lagi.

"Nurul gak ada dari tadi, pas pulang shalat jama'ah tadi udah gak di rumah mas"

Ibu memeluk ayah dengan erat, dadanya sesak kemudian ibu tak sadarkan diri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!