Surat Pertama Dari Bunda

Mata Nurul terbelalak, perasaan nya tak karuan antara sedih dan senang.

Nurul sedih karena pernyataan ibu yang mengatakan bahwa ia bukan ibu kandungnya dan senang bahwa Nurul akan mengetahui sesuatu yang selama ini di sembunyikan oleh ayah dan ibu dalam buku hijau itu.

Nurul sempat ragu untuk melanjutkan membaca isi dalam buku, namun ayah tiba-tiba duduk di sampingnya dan berkata bahwa setelah Nurul membaca semua yang ada di dalam buku itu, semua tetap akan baik baik saja, ayah tetap menjadi ayah Nurul dan ibu juga tetap menjadi ibunya Nurul, selamanya.

Nurul mulai membuka lembaran selanjutnya, ini sudah tidak berisi tentang biografi atau yang lainnya, melainkan isi hati seorang ibu pada anaknya.

Saat membaca isi dalamnya, Nurul seperti melihat seseorang yang mirip dengannya. Setiap tulisan dan bahasa yang ada dalam buku hijau, mirip seperti yang ia tulis dalam buku diary nya.

Ini membuat air mata Nurul lagi dan lagi menetes.

Bagaimana ia tak menangis, sejak kalimat yang pertama ia baca, adalah sapaan dari ibu yang tidak pernah ia temui.

Hi Nurul Aini, putri semata wayang ku

Apa kabarmu hari ini?

Apakah engkau baik baik saja hari ini?

Kapan kau membaca surat ini?

Apa yang harus aku ucapkan, selamat pagi, siang, sore atau malam? aku tidak tau, karena mata ku sudah tak terbuka lagi saat kau membaca ini.

Apakah engkau tumbuh menjadi anak yang sehat?

Apa kau makan dengan lahap atau pilih pilih makanan?

seperti aku saat dulu.

Aku harap kau tumbuh menjadi anak yang baik dan jangan merepotkan sahabatku yang menjadi ibumu saat ini ya.

Nurul Aini anakku, sudah berapa umurmu sekarang?

Apakah kau sudah bisa membaca tulisanku?

Sudah kelas berapa kau bersekolah?

Apakah masih SD, SMP atau SMA?

Apakah kau memutuskan untuk masuk ke pesantren seperti ku dulu?

Nurul Aini anakku, maaf karena memberimu begitu banyak pertanyaan yang bahkan aku tak bisa mendengar jawabannya langsung dari bibirmu.

Aku sangat mencintaimu Wahai anakku.

Aku ingin memelukmu dan mendekapmu seperti saat pertama engkau baru di lahirkan.

Maafkan aku, Nurul Aini anakku. Saat kau membaca tulisan ini, aku tak berada di samping mu, tanganku tak sampai untuk menghapus air matamu.

Tapi aku sangat ingin berada di sisimu, menemanimu bermain dan melihat mu tumbuh besar.

Membayangkan aku yang bisa berada di dekatmu, membuatku merasa sangat bahagia meskipun hanya sesaat.

Aku sanggup untuk hidup hanya berdua denganmu dan membesarkan mu, dan aku tak sanggup bila kehilanganmu.

Tapi ini tak mungkin terjadi, karena aku merasa bahwa ajalku sudah sangat dekat, sehingga aku tinggalkan sedikit tulisan ini, agar bisa kau baca. Agar kau tidak terus mencari cari siapa aku ini sebenarnya.

Nurul Aini anakku, saat aku menuliskan buku ini untukmu, air mataku tak pernah berhenti mengalir.

Aku tuliskan setiap kisahku saat mengandungmu. kisah senang dan sedihku saat kau berada dalam perutku.

Aku sangat ingin menceritakan kisah ini langsung padamu wahai anakku, tapi kau tau bahwa aku tak lagi ada di samping mu.

Jadi maafkan lah aku, karena tak bisa menggenggam tanganmu agar kau tak terjatuh.

Maaf karena aku tak bisa memberikan kasih sayang seperti ibu pada umumnya.

Maaf karena aku telah meninggalkan mu jauh sebelum kau tahu siapa aku.

Tapi aku titipkan engkau pada sahabat ku, Nurul Hasanah yang akan menjagamu.

Aku percaya padanya, bahwa ia akan mendidikmu menjadi putri yang sholihah.

Wahai putri kecilku, Nurul Aini.

Sangat banyak hal yang ingin aku sampaikan padamu, bahkan buku ini tak cukup untuk menuangkan apa yang ada dalam dadaku.

Jika kau ingin tau banyak tentang diriku, tanyalah pada mereka.

Sampaikanlah salam dan terimakasih dariku untuk mereka.

Sebelum kau membaca lembar yang selanjutnya, untuk sekali saja aku ingin tau.

Dengan sebutan apa kau akan memanggilku?

Dariku, beribu maaf untukmu putri semata wayangku.

Nurul terdiam sembari menutup buku itu, ia tak kuat untuk melanjutkan ke lembar selanjutnya.

Nurul tersenyum namun air matanya juga mengalir deras, ia ciumi buku hijau itu dan beberapa saat kemudian ia mengatakan

"Bunda, aku ingin memanggilnya bunda dan aku juga sayang bunda ku"

Itulah yang Nurul ucapkan setelahnya.

Suasana di rumah begitu pilu. Hembusan angin malam mengiringi setiap derai air mata yang keluar dari bola mata Nurul yang indah.

Ayah memeluk Nurul dan ibu, dengan pelukan itu lah suasana yang sedih itu kini menjadi hangat. Pelukan ayah meluluhkan hati mereka berdua.

Nurul meminta maaf atas kejadian hari ini hingga membuat ibu sakit, kemudian ia berjanji untuk tidak mengulangi hal yang serupa, karena rasa sayang Nurul terhadap ibu dan ayah nya yang tidak bisa di gantikan, meskipun ia tahu mereka bukan orang tua kandungnya.

Masalah yang datang kerap kali membuat hati merasa tidak nyaman, namun jika bisa menghadapi dengan sabar maka kesabaran akan berbuah manis.

Seperti saat saat seperti ini, hati mereka menjadi lebih dekat dengan sang Ilahi. Hubungan mereka kini menjadi sangat erat.

Ayah yang bisa menenangkan suasana malam itu, kini bertanya pada Nurul apakah ia mau menerima takdirnya yang demikian.

Nurul mengangguk, ia tersenyum lebar. Ia sangat ridho dengan keadaan nya yang seperti ini.

Tapi karena ada hal yang ingin ia tahu, akhirnya ia memberanikan diri untuk bertanya pada kedua orang tua nya.

"Ayah, ibu.... Nurul sudah sedikit tahu tentang bunda, tapi bagaimana dengan ayah kandung Nurul? siapa ayah kandung Nurul? lalu bagaimana bunda bisa jadi istri pertama ayah? padahal kemarin Nurul dengar dari tetangga kalau ayah itu mandul, lalu Nurul ini anak siapa ?"

Mata ayah dan ibu saling beradu dan tersenyum secara bersamaan. Ayah mulai bercerita sedikit tentang kisah masa mudanya.

Kisah cinta ayah, ibu, bunda dan laki-laki yang menjadi ayah kandung Nurul Aini.

Terpopuler

Comments

Ria Vtria

Ria Vtria

aduuuhh.... kenapa ini
kok mataku jadi becek....
hhhuuuuu sedih tauuuu 😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭

2023-03-31

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!