Menikahi Cewek Bar - Bar
Intan Safitri adalah gadis yang ceria dan sangat ceroboh. Dia tidak pernah memikirkan hal yang terlalu rumit, baginya hanya membuang - buang waktu dengan memikirkan hal - hal yang tidak terlalu penting.
Sekarang dia duduk di kelas 3 SMA, tiga hari lagi dia berulang tahun dan genap sudah usianya 18 tahun. Di usianya yang ke 18 , dia berniat untuk mencari seorang pacar. Karena selama ini dia tidak pernah mencoba untuk menjalin hubungan dengan siapa pun.
Malam, harinya semua keluarga sedang duduk di meja makan, semua anggota keluarga nya sedang berkumpul dan makan malam bersama. Karena sekarang adalah akhir pekan , makanya semua orang berkuumpul di rumahnya.
Intan duduk di samping kakak iparnya yang sedang menyuapi anaknya.
"Kak, dia makanya kok bisa lahap banget ya." kata Intan
"Iya, dia akhir - akhir ini memang doyan banget makan" jawab kakak iparnya itu tersenyum.
"Lihat lah, pipinya sudah tambah bulat. Iiiihhh aku gemes tahu" ucap Intan mencubil pipi keponakannya itu. Kikan hanya tersenyum melihat kelakuan adik iparnya itu.
"Intan, jangan ganggu kakakmu iitu, ayo cepat habiskan makananmu!" seru sang mama
Intan tersenyum dan mengangguk, Intan pun melanjutkan makannya dengan sesekali menoel pipi sang keponakan.
Selesai makan, mereka pun beralih uuntuk duduk di depna ruang tv. Seperti ini lah keluarganyya Intan setiap minggunya.
Intan asik main dengan keponakan - keponakan nya, dia tidak memperdulikan para orang dewasa yang sedang brbincang.
"Apa papa yakin ingin memberitahukannya sekarang? Dia pasti akan terkejut pah" kata Vian, kakak laki - laki pertama Intan.
"Entalah papa jga tidak yakin, tapi kalau tidak sekarang kapan lagi? Waktunya sudah sangat mepet" kata sang papa.
"Aku tidak akan sanggup melihatnya nanti" kata Fitri, mamanya Intan.
"Mah..." Mahi kakak intan kedua memegang tangan sang mama.
"Intan..."panggil Wisnu. Intan menoleh kearah papanya.
"Iya pah, ada apa?" tnaya Intan
"Sini dulu nak." kata Wisnu.
Intan dengan patuh menghampiri sang papa dia duduk di sebelah mamanya.
" Iya Pah ada apa?"tanya Intan
"Ada sesuatu yang mau papa bicarakan sama kamu"
"Tapi kamu jangan potong omongan papa dlu, dengerin papa sampai selesai ngomong, ok" kata Wisnu, Intan kembali mengangguk.
"Hmm... Papa tahu setelah ini mungkin kamu akan marah sama papa, tapi ingat nak, ini semua papa lakukan demi kebaikan kamu dan papa juga tidak bisa berbuat apa - apa...."
"Dulu saat kamu masih kecil, kau itu sering banget sakit - sakitan dan entah bagaimana caranya, jika kamu berdekatan dengan anaknya teman papa. Penyakit kamu itu langsung hilang dan kamu sehat terus..."
"karena kejadian itu... Papa dan mama pun... Menjodohkan kamu dengan anaknya teman papa itu." kata Wisnu. Dia menatap putri bungsunya itu.
Intan hanya diam mencerna semua perkataan papanya itu.
"Intan?.."
"Terus, apa maksud dari itu semua pah? Jangan bilang..."
Wisnu mengangguk. " Kemaren teman papa itu menemui papa dan mereka ingin segera melangsungkan perni...."
"Tapi, Intan masih sekolah pah?" potong Intan.
"Iya papah tahu, tapi kan nak, sebentar lagi kamu juga akan lulus."
"Masih lama, Intan baru 2 bulan kelas tiga dan lulus juga masih lama."
"Nak, kan itu juga tidak lama. Menikah itu kan juga mengganggu sekolah kamu, jadi nggak ada masalah dengan itu." balas Wisnu.
"Tapi Pah..."
"Intan tolong lah ngertiin papa ya, ini semua juga demi ke baikan kamu" potong Wisnu, memegang tangan Intan, mencoba memberi pengertian pada putrinya itu.
Intan hanya diam, dia berdiri dan tanpa pamit dia berlari menuju kamar.
"Intan..." panggil Fitri. Menatap putrinya yang sedang berlari.
"Biarkan saja, beri dia waktu.."Cegah Wisnu saat melihat sang istri hendak mengejar Intan
Sementara Intan di kamarnya sedang terduduk di balik pintu. Dia menangis, dia masih belum menerima dengan berita yang di sampaikan oleh papanya barusan.
Bagaimana mungkin dia menikah di saat usianya yang masih kurang dari 18 tahun ini.
"apa sebenarnya yang mereka pikirkan?"
"Kenapa mereka sangat egois?"
"Apa mereka tidak memikirkan perasaanku?"
Itu lah yang muncul di kepala Intan, air matanya dari tadi tidak mau berhenti.
"Arggghhh...." geram Intan, otaknya benar - benar tidak bisa berfikir.
____
Di tempat lain, seorang pria yang sedang sibuk dengan kertas - kertas di atas mejanya. Bagi nya, hal yang paling menarik di dunia ini adalah bekerja.
Herlin menggeleng melihat kelakuan putranya yang gila kerja itu. "Kalau seperti ini, kapan kamu akan menikahnya? Yang kamu lihat itu hanyalah kertas - kertas saja setiap waktunya." ucap wanita itu berjalan meng hampiri putranya itu.
"Mama?" Azlan mendongak melihat mamanya yang sudah ada di depannya.
"Ayolah nak, istirahatlah, jangan kerja terus. "kata Herlin menepuk bahu anaknya.
"Iya mah."
"Kamu iya mulu, tapi nggak juga berhenti"
" Iya bentar lagi aku akan istirahat." balas Azlan.
"Az, papa mau ngomong sama kamu, temui papa dulu gih" kata Herlin
"Mau ngomongin apa mah?" tanya Azlan, kembali menatap layar laptopnya.
"Temui papamu sekarang, sebelum dia ngambek" kata Herlin, yang menutup laptop Azlan.
"Huft, baiklah." Azlan pun bangkit dari duduknya dan berjalan keluar.
Dengan semangat Herlin menggadeng lengan putranya.
Azlan duduk di sebelah papanya yang sedang menonton tv. Sementara Herlin berjalan ke dapur untuk mengambilkan kopi untuk sang putra .
"Pah?"
"kamu sudah selesai?" tanya Rusdi
"Kata mama, papa mauu ngomong sama Az"
"Iya, makanya papa tanya apa kamu sudah selesai kerjanya"
"Hmm... "
"To the poin aja pah..." potong Azlan
" Bersiap lah tiga hari lagi kamu akan menikah" ucap Rusdi.
"APA?"teriak Azlan kaget.
"PEankan suaramu nak, nggak baik berteriak depan orang tu" kata Herlin meletakkan secangkir kopi depan Azlan.
"jangan pura - pura kaget begitu, kamu kan tahu sendiri kalau hal ini sudah lama di rencanakan." kata Rusdi.
"Tapi pah, bukan kah itu sudah lama...."
"Karena sudah terlalu lama tulah, makanya 3 hari lagi langsung akad." jawab Rusdi.
"Tapi..."
"Nggak anak penolakan!!" tegas Rusdi menyeruput tehnya.
"Persiapannya bagaimana? Bukankah itu membutuhkan waktu yang lama untuk menyiapkannya."
" kamu tenang aja, semua sudah beres. Besok kamu tinggal ajak Intan ke toko perhiasan dan butik." kata Herlin
"Aku nggak punya waktu untuk melakukan itu semua mah."kata Azlan.
"Pokoknya mama nggak mau tahu, besok kamu jemput dia pukul 2 siang. Mama sudah mengatur semuanya" kata Herlin tak terbantah.
"Aish, terserah kalian, aku capek" Azlan beranjak berdiri dan berjalan ke kamarnya.
Rusdi diam menatap kepergian anaknya , " Mas, tenang aja, dia pasti akan datang." kata Herlin.
"ayo kita lanjutkan menonton dramanya." Herlin menyandarkan kepalanya di bahu sang suami.
~ Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Neng Sum
semangat. lanjut yah
2024-06-23
0
Andie Latiffa
semangat
2023-02-09
3