Pak Tua menyebalkan

Kini Azlan dan Intan sedang berada di butik langganan mamanya Azlan. Sejak keluar dari toko perhiasan, Azlan menekuk wajahnya kesal. Bagaimana tidak, masa dia di kira ayahnya dari Intan. Mana gadis itu terus saja memanggilnya dengan sebutan bapak lagi.

"Pak ini bagaimana? " tanya Intan saat tirai di buka, Azlan mendongak melihat penampilan Intan. Azlan mengerutkan keningnya, dia benar - benar tidak suka dengan model - model gaun yang di coba Intan.

"Ganti!" seru Azlan

"APA?" teriak Intan, dia benar - benar sudah lelah mencoba gaun - gaun pernikahan itu. Sudah lah berat ribet lagi.

"Nggak mau, kalau mau bapak aja sana yang coba, di kira nggak capek apa ganti - ganti terus."gerutu Intan berjalan ke sofa yang di duduki oleh Azlan.

"Buruan ganti, apa kamu mau nanti di acara weddingnya gaun kamu jelek"

"Bodo amat, lagian aku juga nggak minat buat nikah." balas Intan.

"Kalau mau bapak aja sana yang milih langsung, biar aku nggak capek ganti - ganti mulu." lanjut Intan.

Azlan menatap gadis di sampingnya, dia menggeleng kan kepalanya. Azlan berdiri dan memilihkan gaun untuk Intan.

"Ini coba lah" Azlan menyerahkan gaun itu pada Intan.

"Ini yang terakhir, cocok nggak cocok, pokoknya aku nggak akan mau coba gaun lagi." kata Intan , meraih gaun itu dan berjalan dengan malas ke ruangan ganti.

Sekitar 10 menit Intan pun keluar dengan menggunakan gaun pilihan Azlan.

"Bagaimana?" tanya Intan

"Hmmm..."

"Oke mbak, kita ambil yang ini dan tolong sesuaikan ukurannya dengan ukuran tubuh saya, ya" ucap Intan memotong Azlan, dia sudah tidak ingin berdebat lagi dengan pria yang ada di depannya itu.

Dengan santai Intan meninggalkan Azlan dan berjalan ke ruang ganti.

"Dasar cewek aneh" gumam Azlan.

Tak berapa lama Intan pun keluar dengan menggunakan baju seragam sekolahnya, dia menghampiri Azlan. " Sekarang kemana lagi? Aku udah capek banget ini, tidak bisakah kita langsung pulang saja?" tanya Intan.

"Iya pulang." balas Azlan, berjalan duluan meninggalkan Intan.

"Dasar bapak - bapak nggak jelas." dumel Intan.

____

Malam harinya seperti biasa, Intan dan keluarganya makan malam bersama, tapi kali ini hanya dia dan kedua orang tanya karena kedua abangnya sudah kembali ke rumah masing - masing.

"Bagaimana tadi, kamu udah ketemu sama Azlankan?" tanya Fitri.Intan mengangguk.

"Menurut kamu dia orangnya bagaimana?" tanya Fitri lagi.

"Tua"hanya kata itu yang keluar dari mulut Intan

Fitri dan Wisnu saling tatap, Tua? Apa maksud Intan tua? Bukankah Azlan itu masih mudah dan tampan.

"Intan, kamu ketemu Azlan kan?" tanya Fitri memastikan.Intan pun mengangguk. "Lalu kenapa kamu bilang dia tua? Dia itu masih mudah dan tampan." lanjut Fitri.

"Mudah apaan mah, dia itu sudah tua" kekeh Intan mengatakan Azlan tua.

Fitri mengeluarkan ponselnya, dia menunjukan foto Azlan pada Intan. " apa dia orang yang kau temui?"tanya Fitri dan Intan pun mengangguk.

"Iya dia, bapak itu"ucap Intan. Fitri dan Wisnu hanya bisa menggeleng melihatnya.

____

Intan menjalaninya hidupnya bagai raga tak bernyawa dia sangat malas ke mana pun. Semenjak dia mendapatkan kabar kalau dia di jodohkan dan akan segera menikah, Intan rasanya sangat lemas. Tidak semangat sedikit pun dalam menjalani hidup.

Akhir - akhir ini Intan juga jadi sering melamun, seperti sekarang, dia sibuk dengan pikirannya sedang kan kedua temannya dari tadi memanggilnya.

"Eh ,Ntan lo kenapa sih? Dari tadi bengong mulu, ntar ke sambet baru tahu"Kata Fei menepuk lengan Intan.

"A.... Apa , kalian ngomong apa tadi, sorry gue lagi nggak fokus" kata Intan.

"Lo lagi ada masalah apa sih Ntan? Cerita aja ke kita" saut Yuni.

"Nggak gue nggak ada masalah apa- apa, ayo cepat habis kan makanannya.Setelah ini kita akan ke ruangan bu Laras." kata Intan.

"Makanan yang mana lagi yang harus kami habisin, coba lihat deh cuma piring lu aja yang masih penuh" jawab Fei. Intah melihat ke piring teman - temannya dan benar saja, ternyata dia benar - benar melamun dan tak sadar kalau sedari tadi kerjaannya hanya mengaduk - aduk makanannya.

"Eh... Hehehe.."

"Lu kenapa sih?" tanya Mayang

"Ntar gue ceritain, nggak bisa disini terlalu rame"jawab Intan.

"Udah yuk, gue lagi nggak selera..." ucap Intan lagi. Mereka pun beranjak pergi berlalu meninggalkan kantin.

____

Sepulang sekolah Intan dan kedua temannya tidak langsung pulang, mereka nongkrong di cafe terlebih dulu. Mereka duduk di sudut cafe tepatnya di sebelah jendela.

"Jadi, lu ada masalah apa?"tanya Fei.

"Jangan bikin kita penasaran lebih lama. Ntan"ujara Mayang.

"Besok gue Nikah"

"APAAAA?" teriak keduanya.

"Duuuhh, kalian jangan teriak gitu dong bikin malu aja, liat tu pengunjung lain pada liatin kita."ucap Intan

"Maaf... Maaf"ucap mereka meminta maaf pada pengunjung lain.

"Lo seriu, Tan?" tanya Fei. Intan mengangguk

"Kok bisa? Sama siapa?" tanya Mayang

"Gue juga nggak tahu, kemaren malam papa kasih tahu ke gue dan kemarennya gue di ajak cari cincin dan fitting baju"

"APA? Secepat itu?" ucap mereka setengah berteriak.

"Kapan acaranya?" tanya Fei.

"Besok."jawab Intan singkat

" Besk bukanya, hari ulang tahu lo?" ucap Fei lagi.

"Hmm."

"Terus lo gimana? Apa lo nerima sema ini begitu aa? Ntan bagaimana dengan cowok incaran lo? Dan bagaimana dengan semua rencana lo"Kata Mayang.

"Gue nggak tahu harus berbuat apa. Kalian tahu sendiri kan papa gue gimana." kata Intan pasra.

"Dan cowok yang mau di nikahkan sama elo itu gimana? Apa dia nerima gitu aja atau dia juga nerima karena terpaksa sama kayak elo" ucap Fei.

"Gue nggak tahu, apa kalian tahu dia itu pria tuayang menyebalkan" dengus Intan yang tiba - tiba ingat perilaku Azlan kemaren kepadanya.

FLASHBACK ON

Intan dan Azlan keluar dari butik dan berjalan ke pakiran mobil. Saat di perjalanan, tiba - tiba perut Intan berbunyi.

Kruuugg~

Intan memegang perutnya, dia sangat malu karena perutnya mengeluarkan bunyi yang cukup keras.

Azlan menoleh pada Indan. " Apa kau lapar?" tanya nya

"Sepertinya begitu. Aku baru pulang sekolah, dan bapak langsung bawa saya pergi tanpa meberi makan terlebih dulu." ucap Intan

"TC, Tidak bisa kah kau berhenti memanggilku dengan sebutan bapak itu?" kata Azlan, dia sangat kesal dengan gadis di sebelahnya itu.

"Tidak, karena itu adla panggilan yang cocok untukmu."

"Asal kau tahu, aku tak setua itu untuk kau panggil bapak." dengus Azlan.

"Bisa kah kita menepi sebentar, aku mau beli batagor itu untuk menganal cacing - cacing ku ini'"kata Inta menunjuk, ke pedagang batagor yang mangkal di pinggil jalan.

"Apa kau yakin, ingin makan di sini?" tanya Azlan

"Kenapa tidak, ayo cepat berhenti" kata Intan. Azlan pun menepikan mobilnya.

"Cepatlah!"

"Iya, tunggu aku disini.Awas saja kalau kau meninggalkanku" ancam Intan.

"Iya, cepatlah, berisik banget!" dengan semangat Intan berlari menghampiri pejual batagor itu. Saat Intan sedang menunggu pesanannya, Intan melihat mobil Azlan melaju meninggalkannya.

"HEI... PAK TUAAAA!!" teriak Intan

"Aish, kurang ajar. Dasar pak tua menyebalkan!"

~ Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!