Sore harinya Intan terbangun dari tidurnya, dia sangat kaget saat melihat Azlan sedang tidur di sebelahnya sambil memeluk pinggangnya, karena terlalu kaget Intan secara refleks mendorong Azlan hingga pria itu terkatuh ke bawa.
"Awww" pekik Azlan kaget, bokong dan kepalanya sangat sakit karena terbentur lantai cukup keras.
Dengan susah payah ia duduk dan menatap Intan yang sedang duduk di atas tempat tidur dengan wajah tanpa dosanya.
"Apa yang kau lakukan?"tanya Azlan dengan nada sinis.
"Tadi aku kaget, dan nggak sengaja mendorong bapa, maaf"balas Intan singkat.
"Apa maaf? Semudah itu kamu katakan maaf?" ucap Azlan beranjak berdiri, dia berjalan mendekati Intan.
"Bapak mau apa? Jangan macam -macam ya aku bisa teriak. Dibawa ada abang - abang aku ya"kata Intan beringsut menjauh.
"Kenapa memangnya, kau kira aku takut dengan mereka"balas Azlan terus medekati sekarang dia mulai menaiki kasur dan merangkak mendekati gadis itu.
"Kamu mau ngapain? Awas!" Intan mendorong tubuh Azlan.
"kenapa? Tadi kau sepertinya tidak ada rasa takut kenapa sekarang kau sepertinya ketakutan begitu?"balas Azlan menunjukkan senyum smirknya.
Intan mencoba memutar otaknya, dia harus berhasil menyelamatkan dirinya.
Azlan terus memperhatikan wajah Intan, dia yakin kalau gadis itu sedang merencanakan sesuatu.
Azlan telah berhasil mengurung Intan dalam kungkungannya, gadis itu hanya diam menatap Azlan. Seolah pasrah Azlan jadi bingung sendiri.
Azlan mulai menundukkan wajahnya dan dengan spontan Intan menutup matanya. Azlan menggelang melihat tindakan gadis itu.
Azlan menunduk. "Apa yang kau harapkan ? Dasar mesum apa kau harap aku akan menciummu? HAHAHA"bisik Azlan di telingah Intan, seketika Intan pun spontan membuka matanya. Dia tersenyum, tiba - tiba dia mengangkat kakinya dan kembali menendang Azlan.
"AUGH!"teriak Azlan lagi
Sebelum pria itu bertindak Intan dengan cepat cepat lari ke kamar mandi.
____
Malam harinya semua anggota keluarga sedang duduk di meja makan. Rumah Intan tidak seramai tadi karena sebagian anggota keluarganya sudah pulang ke rumah masing - masing. Sekarang yang ada, kedua abang beserta istri dan anaknya, kedua orang tua Azlan dan kedua orang tuanya.
Intan turun dan mendekati kakak iparnya yang sedang menyuapi anaknya.
"Hai jagoan, kamu makanya lahap banget"kata Intan.
"Intan, sayang. Kamu sapa dulu mertua kamu nak. Nggak sopan kayak gitu." bisik Fitri yang menghampiri putrinya dan menyuruhnya untuk menyapa orang tua Azlan.
"Iya."balas Intan.
"Hai tante, Om. Apa makanannya enak? Ayo tambah lagi nasi nya om"kata Intan tersenyum
"Mama, papa, nak"lurus Rusdi.
"Eh iya"
"Azlan mana?"tanya mamanya Azlan.
"Dia lagi mandi tan-mah"jawab Intan.
"Wow, pengantin baru kak, lagi mandi..." ucap Mahi pelan pada Vian. Intan pun mendengar ucapan Mahi, dia pun langsung mendekati abangnya itu.
"Jangan aneh - aneh ya, kak"bisiknya sambil menjewer telinga Mahi. Vian tersenyum melihat Mahi yang kesakitan untung tadi dia tidak menggapi Mahi kalau tidak habis lah riwayatnya.
Tak lama Azlan pun datang, dia mendudukkan tubuhnya di sebelah Intan.
"Kenapa duduk di sini?"tanya Intan berbisik.
"Apa urusanmu"balas Azlan.
"Intan, ayo ambilkan makanan untuk Azlan!" suruh Fitri
"Dia bisa sendiri mah, "balas Intan, yang langsung mendapatkan plototan dari Fitri.
"Iya." dengan terpaksa Intan pun mengambil makanan untuk Azlan. Pria itu tersenyum pada Intan, seolah mengejeknya Intan jadi kesal.
"Jangan banyak - banyak, aku bukan kuli yang makan sebanyak ini" keluh Azlan yang melihat makanan yang ambilkan sangat banyak.
"Makan yang banyak, biar kamu kuat dan sehat"balas Intan tersenyum.
'sok baik kamu ya' batin Azlan.
"Hmm... Bagaimana kalau kita habisin ini berdua, karena aku nggak akan habis.
"aku udah kenyang, kamu habisin sendiri ya"ucap Intan. Semuanya tersenyum melihat kehangatan hubungan Intan dan Azlan. Mereka nggak menyangka kalau hubungan mereka akan sehangat itu.
"Tapi ini terlalu banyak."
"Nggak apa - apa, tadi bukanya kamu bilang sangat lapar sat dikamar, sekarang ayo makanlah." kata Intan.
____
Setelah makan mereka semuua pun duduk di ruang keluarga, mereka mengobrol karena mereka memang lah sudah akrab.
"Mah, Pah dan semuanya. Aku mau menyampaikan sesuatu." kata Azlan. Perhatian semua orang pun tersita pada Azlan , termasuk Intan.
"Ada apa nak?" tanya Herlin
"Begini mah, tadi Az sama Intan sudah diskusi dan kami memutuskan untuk hidup mandiri dan kami akan tinggal di apartemen." kata Azlan.
'Kapan diskusinya, wah ni orang ngadi - ngadi.' batin intan, ia pun hendak protes namun dengan cepan Azlan mencegahnya dengan memegang erat tangan Intan.
Fitri dan Herlin pun saling pandang begitu pun dengan yang lain.
"Nk, apa itu sudah kalian pikirkan? Mama bukannya melarang atau apa, Tapi bukan kah ini terlalu cepat kalian baru menikah loh." kata Fitri.
"Tapi mah, kita mau belajar hidup mandiri dan lagi pula kantorku sangat jauh dari sini. Dan kalau di apartemen ke kantorku dan sekolahnya Intan juga dekat." balas Azlan.
"Iya tidak apa - apa nak, tapi apa Intan benar - benar tidak masalah?" tanya Wisnu ang sebenarnya belum siap jauh dari putrinya.
"Aku..."
"Iya pah, dia sudah setuju, ya kan sayang." jawab Azlan menoleh ke Intan. Intan hanya cemberut, ingin rasana dia berteriak kalau dia tidak lah setuj dan semua itu hanyalah keputusan sepihak dari pria tua di sebelahnya itu.
"Baiklah nak, kalau begitu mama akan membantu Intan untuk berkemas." ucap Fitri.
"Tidak usah mah, Intan sudah mengemasih barang - barangnya ."
"Tapi bagaimana bisa? Dia tidak bisa mengkemasi barang sendiri" kata Fitri heran, karena memang putrinya itu tdak pernah bisa menyusun barang kedalam koper.
"Tidak mah, tad aku sudah membantunya" ucap Azlan. Fitri pun tersenyum, dia lupa kalau putri kecilnya sudah punya suami yang mendampinginya.
____
"Apa kau sudah gila? Bagaimana bisa aku meninggalkan orang tuaku secepat ini." kata Intan yang tak terima dengan keputusan Azlan. Tadi setelah mereka pamit untuk ke kamar , Intan langsung enari tangan pria itu kekamar.
"Hi sopanlah kalau bicara dengan suami, apa kau mau berdosa." kata Azlan, duduk di ranjang.
"Bodo amat, kenapa kau mengambil keputusan sendiri begini? "
"Mau bagaimana lagi , diskusi denganmu itu hanya buang - buang tenaga."
Intan sangat kesal, dia nggak mau pisah dari mamanya. Bagaimana dia bisa tinggal dengan orang asing, apa yang akan dilakukan oleh pria itu nanti. Intan sangat takut, bagaimana nanti pria itu menyakiti nya.
"Singkirkanlah pikiran kotormu itu" cap Azlan yang seakan bisa membaca pikiran Intan.
"Ayo cepat berkemas lah, karena ini sudah sangat malam!"
"Apa kau tidak dengar bunda tadi, aku itu tidak bisa menyusun barang ke dalam koper." balas Intan.
"Itu kan dulu sebelum kau menikah, mulai dari sekarang kau harus bisa melakukan itu semua." ucap Azlan.
"Kan yang mau pindah itu kau, jadi lakukanlah." Intan berjaln melewati Azlan dan duduk di meja melajarnya.
Azlan menghela napas, ' Baikalh, tap jangan salahkan aku" kata Azlan.
"Bodoh amat" balas Intn acuh.
~ Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments