Di jemput calon suami

Ke esokkan paginya, Intan berjalan dengan lesuh ke meja makan. Sebenarnya dia sangat malas untuk makan bersama papa dan anggota keluarga lainnya. Tapi jika dia tidak sarapan, maka akan lebih besar masalah yang di dapatnya setelahnya. Sang mama akan mengomel sampai dia tertidur, dan dia tidak sanggup mendengarnya.

"Aku sudah selesai, Mah, pah aku berangkat dulu ya" Pamit Intan mencium tangan kedua orang tuanya.

"Tapi makanan kamu belum habis." kata Fitri

"Intan udah kenyang mah, aku pergi." Intan pun berlalu pergi.

"Kamu lihat dia sudah baik - baik saja." kata Wisnu pada Fitri.

"Sudah jangan khawatir lagi ya, mendingan kamu membantu Herlin untuk persiapannya." lanjut Wisnu.

"Persiapannya sudah 90%, dan itu pun tinggal fitting baju sam ukuran cincin" jawab Fitri.

___

Intan berjalan dengan sangat lesuh, entah kenapa, Inta merasa koridor sekolahnya bertambah panjang karena sedari tadi dia berjalan , dia juga belum sampai ke kelasnya.

"Rasanya, aku malas banget ke sekolah, kamu bukan karena hari ini ada ulangan, aku nggak bakalan datang" gumam Intan.

Sesampainya di kelas, ia sudah melihat para teman - temannya sedang sibuk mengerjakan sesuatu. Karena penasaran , Intan pun menghampiri salah satu temannya.

"Lagi ngerjain apaan?" tanya Intan.

"Tugas MTK, apa lu udah mengerjakannya?" tanya Fei.

"Yang mana?" tanya Intan kaget.

"Yang halaman 20" jawab Fei, yang ibuk menyalin buku temanya yang sudah selesai mengerjakannya

"Mampus, gue belum siap" kata inta, ia bergegas mengeluarkan bukunya, dan duduk di sebelah Fei.

"Dasar, sudah tahu belum mengerjakan tugas, kenapa lu datang terlambat"

"Ya, namanya juga lupa." kata Intan.

___

Azlan masaih berkutat dengan berkas - berkasnya, padahal waku sudah menunjukkan setengah dua. Dan sang mama juga sudah menghubunginya sedari tadi, Azlan benar - benar kesal dengan semua itu.

"Kenapa mama tiba - tiba menjadi meybalkan seperti ini." dengus Azlan.

Dengan terpaksa ia pun beranjak dari kursi kebesarannya itu. Kalau tidak memikirkan orang tuany, Azla sungguh tidak akan mau pergi.

Dengan kecepatan penuh Azlan membelah jalanan yang siang itu kebetulan sepi. Tibalah kini, Azlan sedang menunggu di depan sekolah gadis yang akan menjadi istrinya itu.

Apa sebenarnya yang di pikirkan oleh orang tuanya? Bagaimana bisa mereka menikahkannya dengan anak SMA?...

Azlan membuka ponselnya dan melihat pesan masuk yang di krimkan oleh mamanya. Ternyata mamanya mengiirim nomor ponsel gadis itu dan lengkap dengan foto nya.

"Dari tampangnya saja, sangat belia. Bagaimana mungkn aku enikah dengan bocah sepertinya" gumam Azlan menatap Foto Intan.

Pukul 2 siang, Azlan mendengar bunyi bel sekolah Intan, dia pun dengan segera mengirimkan pesan singkat padanya .

____

Intan yang sedang memasukkan semua peralatan belajarny ake dalam tas,kaget dengan bunyi ponselnya. Dengan segera ia mengecek ponelnya, dia mendapatkan sebuah pesan dari nomor yang tidak di kenal.

"Siapa ini? Ah mungkin orang iseng" ucap Intan mengabaikan pesaln tersebut , ia pun kembali memasukkan peralatannya.

Hari ini addalah jadwal Intan untuk piket kelas, jadi dia pulang paling akhir karena harus menyapu terlebih dulu. Meski pun dia bersekolah di sekola elit, tapi di sini tetap saja menerapkan kalau muridlah yang membersihkan kelas masing - masing sama dengan sekolah - sekolah lainnya.

"Ntan, gue duluan ya, kacanya udah gue lap. Lu tinggal nyapu dan yang ngepel biar Diah. Kata dia akan ngepel besok pagi" ucap Fei.

"Iya, hati - hati di jlan." ucap Intan.

Intan sangat suka menyapu, setiap piket kelas dia akan memilih untuk menyapu dari pada pekerjaan lainnya.

Sekitar 10 menit, akhirnya Intan pun selesai menyapu kelas. Dengan pelan dia pun berjalan ke luar sekolah, karena hari ini dia berencana akan naik bis, jadi dia tidak meminta jemput sama supirnya. Ia ingin menenangkan pikirannya, dengan pulang dengan bis Intan bisa menikmati me timenya sebentar.

"Selamat siang bapak ganteng" sapa Intan pada Satpam sekolahnya. Intan memang sangat dekat dengan satpam sekolah karena dengan begitu dia bisa meminta tolong pada pak satpam jika dia telat datang ke sekolah.

"Iya neng cantik."

Intan berjalan dengan riang, tanpa melihat ke kanan dan kiri dia langsung saja berjalan menuju halte bis yang tak jauh dari sekolahnya.

Dari dalam mobil Azlan memperhatikan Intan, dia sudah membuka kunci pintu mobilnya, dia mengira kalau Inta akan masuk kedalam mobilnya, tapi apa yang di lakukan oleh gadis itu. Dia hanya berjalan melewati mobil Azlan begitu saja.

"Kenapa dia tidak masuk?" gumam Azlan

Dia melihat Intan duduk di halte, " apa dia tidak membaca pesan ku?" gumamnya lagi, Azlan mengecek ponselnya dan benar saja gadis itu ternyata tidak membaca pesannya.

"Patas saja." Azlan pun menjalankan mobilnya dan berhenti di depan Intan. Azlan membuka kaca mobilnya, dan menyuruh Intan untuk masuk.

"Hei bocah, masuklah!" teriaknya

Intan mendongak dan melihat Azlan, dan hanya dia. Intan seolah tidak mendengar ucapan pria itu, dia mencueki Azlan

"Apa kau tuli!" ujar Azlan lagi, Intan masih tak bergeming.

"TC" Azlan pun keluar dari mobilnya, dengan kesal ia berjaln menghampiri Intan.

"Apa kau tidak punya telinga?" tanya Azlan berdiri di depan Intan.

"Maaf, apa kau mengenalku? Aku tidak mengenalmu" kata Intan,

"Masuklah ke mobil, kita akan ke butik." kata Azlan.

"Maaf lagi, anda siapa?" tanya Intan yang sudah mulai takut. Fikiran aneh pun mulai menghinggapinya.

"Aku calon suamimu!" kata Azlan.

"APA???" teriak Intan.

"Aish... Jangan teriak, ayo cepat aku tidak memilki waktu hanya untuk mengurus ini" kata Azlan, pria itu berjalan masuk ke dalam mobil.

Intan masih diam di tempatnyya, dia tidak menyangka akan di jemput oleh orang yang akan menjadi suaminya.

"Sampai kapan kau akan tetap di sana?" Intan pun tersadar dari lamunanya. Dengan cepat - cepat dia masuk kedalam mobilnya.

____

"Ayo cepat pilih cincin yang kamu suka!" seru Azlan saat mereka sampai di toko periasan langganan mamanya.

"Aku tidak tahu, bapak saja yang pilih." ucap Intan.

"Apa, BAPAK?" Azlan kaget mendengar Intan memanggilnya bapak. Bagaimana bisa gadis itu mengeluarkan kata - kata itu.

Azlan mentapnya tajam. " Kenapa? Apa ada yang salah?" tanya Intan dengan tatap polos.

"Cepat pilih!" ketusnya.

"Sudah tua pemarah lagi" gerutu Intan.

"Kau bilang apa?"

"Mbak, tolong keluarga desain terbaru dari toko ini" kata Intan . Gadis itu berencana ingin membuat pria yang ada di sampingnya ini ilfil padanya.

"Ingat mbak, yang paling bagus dan mahal" lanjut Intan. Dia melirik ekspresi pria itu.

' kenapa wajahnya biasa saja?' batin Intan.

"Ini silahkan di pilih. " penjaga toko pun mulai menjelaskan tentang cincin yang di keluarkannya.

"Pilih lah yang simple - simple saja, dan cepatlah!" ujar Azlan.

"Yang ini saja mbak" ucap Intan memilih cincin dengan desain yang simple, penjaga toko pun tersenyum.

" Wah anak bapak pintar sekali memilihnya, masih kecil tapi sudah tahu barang bagus. " ucap pejaga itu, dan berhasil mendapatkan plototan dari Azlan.

~ Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!