Cinta Istriku Bukan Untukku
Kemana Ana, sampai jam segini belum pulang?" Lelaki itu terus mondar-mandir sembari meletakkan satu jarinya di dagu. Merasa makin lama makin hari akan perubahan sang istri, yang sama sekali tidak bisa menghargai dirinya sebagai sosok suami.
Sekarang tepat pukul lima sore, Ana belum juga pulang. Tadi pagi saat ingin keluar rumah berpamitan dengan sang suami yang ingin ke rumah orang tuanya.
Namun, apa ini!
Mertuanya bilang kalau Ana sudah pamit pulang dari siang tadi.
Fahri lelaki berusia 32 tahun, dan menikahi Ana kurang lebih sudah tiga tahun sekarang. Namun, sampai detik ini ia belum juga dikaruniai anak. Entah sampai kapan pernikahan menyakitkan ini terus berjalan.
Fahri bukan tidak bisa mendapatkan keturunan, hanya saja istrinya tidak mau memberikannya dengan berbagai macam alasan, dan sengaja kata mempunyai anak akan merusak tubuhnya.
Sampai waktu magrib pun, telah datang dan Ana belum juga pulang. Lantas Fahri melupakan istrinya untuk sesaat karena ia harus menjalankan sholat terlebih dulu, dan berharap setelah melakukan ibadah. Sang istri pulang dengan keadaan baik-baik saja.
Setelah shalat tidak lupa menadahkan kedua tangannya ke atas, dan berdoa. Fahri berharap jika Ana bisa mencintainya untuk barang sedetik saja, namun sepertinya itu mustahil karena Ana menganggap jika gelas sudah pecah, maka tidak akan bisa menjadi utuh. Sama halnya dengan hatinya yang kini berubah menjadi benci pada suaminya akibat kecewa. Dulu, harusnya Ana menikah dengan kekasihnya namun karena orang tuanya tidak setuju dan dianggap si lelaki itu hanyalah seorang berandalan yang suka minum, maka dari itu ibu dan ayahnya sengaja menikahkannya dengan Fahri.
Bermula dari perjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tua masing-masing. Harapan Ana adalah Fahri menolak perjodohan tersebut, karena waktu itu Ana juga mempunyai seorang kekasih, namun sayang. Apa yang diinginkannya tidak sesuai harapannya, Fahri menerima perjodohan itu dan tidak lama kemudian mereka menikah.
Tiga tahun lalu.
Di depan para orang tua dan juga para saksi, Fahri mengucapkan kata janji suci. Ia sengaja menerima perjodohan karena memang dirinya untuk pertama kali jatuh cinta pada sosok Ana, yang saat ini sudah menjadi istrinya, itulah mengapa Ana sangat membenci Fahri yang sudah menjadi kehancuran dalam hidupnya.
Pernikahan mereka dalam tiga tahun ini tidak berjalan manis, Fahri yang selalu dicampakkan, dihina dan dicaci. Hanya bisa diam dan mengelus d*da. Berharap semakin bertambahnya usia dan semakin dewasa, pernikahannya akan diliputi oleh kebahagiaan. Ini malah justru kebalikannya.
Lepas shalat dan masih mengenakan sarung dan peci, Fahri duduk diruang tamu menunggu kepulangan Ana.
Entah berapa lama Fahri tertidur karena lelah menunggu, hingga suara kucing mengagetkannya dan hampir terjungkal karena sangat terkejut dengan suara kucing yang sedang bertengkar.
Dengan keadaan mata yang masih sulit dibuka, Fahri mengambil gawai yang ada di atas meja. Untuk melihat jam yang terpampang di layar ponsel. Mata Fahri membulat saat tahu angka jam tersebut.
"Ya Allah, ternyata sudah jam delapan! Apa Ana sudah pulang? Karena aku tidak mendengar langkah kakinya." Fahri berkata lirih karena dirinya belum sholat dan ia juga sangat kuatir terhadap istrinya.
Dengan langkah kaki terasa sedikit lemas, ia mencoba berjalan dan naik ke atas tangga untuk ibadah, dan siapa tahu jika Ana sudah pulang tanpa membangunkannya.
Ceklek.
Benar saja, ia melihat seseorang berada di atas ranjang dan.
"Ana! Kapan dia pulang?" batin Fahri karena memang tidak mendengar suara pintu dibuka atau suara sepatu hak nya sang istri.
"Syukurlah kalau sudah pulang." Fahri bisa bernafas lega saat dirinya melihat Ana yang berada di bawah selimut.
Fahri membuka pintu dengan sangat pelan karena tidak mau sampai istrinya terbangun, mendengar suara pintu atau bisa jadi sandal yang dikenakannya. Dengan perlahan Fahri pun langsung menjalankan shalat, lalu berdoa agar sang istri bisa sadar jika Ana sudah menjadi seorang istri.
Sekitar 10 menit, selesai sholat. Fahri langsung naik ke atas tempat tidur. Meski keduanya sering cekcok namun untuk urusan tidur mereka tetap satu kamar, tetapi berbeda tempat.
"An, kapan kamu akan mengakui aku sebagai suamimu." Fahri bergumam lalu sedetik menatap wajah cantik istrinya.
✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨
Keesokan paginya, suara ayam saling menyahut ditambah daun kering yang saling berjatuhan. Membuat Fahri merasa damai, gemerisik suara angin seakan mendamaikan suasana hati yang tak karuan.
Saat Fahri tengah menghirup udara pagi yang sangat menyejukkan, tiba-tiba saja ia mendengar sesuatu dan.
Prank.
Fahri yang mendengar suara benda terjatuh. Buru-buru menghampiri dimana letak suara itu berada.
"Ada apa ini, Ana?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
@Kristin
Pasti ada alasan dia melakukan nya...
2023-03-06
0
@Kristin
Like, favorit dan rate Lima ☀️☀️☀️☀️☀️
2023-03-03
0
Lina A.
hai kakak, aku mampir, tinggalin jejak dulu ya.....nanti baru lanjut baca. Semangat Kak 💪🏻
2023-02-13
1