Rintik Dan Garis Takdir
...Hallo Guys?...
...Welcome to my story....
...Happy reading. Semoga suka....
...*...
...*...
...*...
...Rintik Dan Garis Takdir - Prolog...
Disebuah rumah bergaya modern terdapat sebuah keluarga kecil yang sedang membicarakan sesuatu yang sangat serius dan menegangkan.
"Apa?" sentak nya kaget setelah sang Papa berucap seperti itu kepadanya.
"Gak! Langit gak mau Pa, Ma!" tolaknya.
Langit Marka Harendra, cowok bertubuh atletis yang sangat indah di pandang mata, dengan mata hitam pekat dan tatapan tajamnya membuat dia ditakuti oleh semua orang.Terlebih lagi Langit merupakan seorang ketua OSIS SMA Pancasila.
"Gak ada penolakan Langit!" tekan Angkasa, sang Papa.
"Gak Langit gak mau Pa!" ucapnya.
"Ini tuh udah zaman modern Pa! Udah gak zaman perjodohan! Apalagi dijodohin sama cewek kek dia itu!" ucapnya lagi.
"Ini semua demi kebaikan kamu Langit," ucap Raya, sang Mama seraya mengelus lembut rambut anaknya.
"Kebaikan buat kalian bukan buat Langit!" sentak Langit lalu pergi.
"Berani melangkah sekali lagi, kamu Papa coret dari ahli waris keluarga!" ancam Angkasa.
Argh! Sialan! batinnya.
"Oke. Langit mau dijodohin sama dia! Dengan syarat kita tunangan dulu!" ucap Langit.
"Oke, kalau itu mau kamu. Papa akan siapkan acara pertunangan kalian secepatnya." ucap Angkasa lalu melangkah keluar.
Raya menghampiri anak semata wayangnya itu.
"Langit. Mama tau kamu gak suka diatur-atur tapi ini semua demi kamu nak," ucap Raya.
"Dan bisnis keluarga kan?" tebak Langit.
"Udahlah Ma. Langit capek mau istirahat dulu," ucapnya lalu melenggang pergi ke kamar yang terletak di lantai 2.
"Langit...maafin Mama sama Papa ya nak?" ucap Raya memandang kepergian sang anak.
Dikamar Langit, warna abu-abu mendominasi seluruh tembok kamarnya bahkan ranjangnya pun berwarna hitam. Langit sangat menyukai warna itu mulai dari baju, jaket dan lainnya semua berwarna hitam.
"Argh!!" erangnya seraya menjatuhkan dirinya ke kasur king size miliknya.
"Sialan! Kenapa harus tuh cewek sih?!" kesalnya mengacak-acak rambutnya frustasi.
"Awas aja lo gue bakal bikin lo benci ke gue sebenci-benci nya sampai-sampai lo sendiri yang bakal batalin perjodohan ini!" ucapnya penuh tekat.
Sedangkan itu di rumah dengan gaya klasik dan kental dengan adat Jawa-Bali terdapat sebuah keluarga yang sedang membicarakan hal yang sama dengan keluarga Langit.
"Apa? Dijodohin?" tanyanya kaget.
"Gak! Rintik gak mau!" tolaknya.
Rainy Rintik Aldhitana, gadis cantik penyuka hujan dan Langit. Tak hanya itu Rintik gadis humble dan murah senyum namun tak murah harga dirinya.
"Rintik, dengerin Papa dulu. Papa belum selesai berbicara," ucap Samudra, sang Papa.
"Iya Rintik. Dengerin Papa kamu ngomong dulu makanya! Pasti nanti kamu mau deh kalau tau siapa yang mau dijodohin sama kamu!" ucap Rindu, sang Mama.
"Emangnya siapa yang mau dijodohin sama Rintik?" tanyanya penasaran.
"Kamu kenal sangat kenal dia Rintik. Bahkan kalian satu sekolah," ucap sang Papa.
"Siapa? Tukang bersih-bersih sekolah?" tanya Rintik.
Orang tua Rintik menepuk jidat mereka kompak. Seharusnya mereka tak main tebak-tebakan dengan sang anak yang sangat polos dan sedikit lemot ini.
"Bukan Rintik!" ucap Rindu.
"Terus siapa dong?" tanyanya lagi.
"Langit. Masa kamu gak kenal sama dia?" tanya Samudra.
"Apa? Langit?" tanyanya kaget bukan main.
"Yang bener Pa?" tanya Rintik.
"Gak salah!" jawab Samudra.
"Yah, padahal kalau bener Langit, Rintik mau banget tuh!" ucapnya kecewa.
"Ya bener atuh Rintik! Masa Papa sama Mama bohongin kamu sih?!" kesal Samudra.
"Kan emang sering bohongin Rintik. Katanya mau keluar kota eh nyatanya malah liburan berduaan aja!" ucap Rintik.
"Kapan?" tanya Samudra pura-pura tak ingin padahal dirinya sangat ingat hal itu.
"Dih, Papa pura-pura lupa aja terus! Nanti jadi pelupa beneran tau rasa!" ucapnya kesal.
"Rintik gak boleh ngomong gitu sayang. Nanti kalau Papa jadi pelupa beneran emangnya mau?" tanya Rindu.
"Eh, bentar-bentar tadi Rintik mau di jodohin sama siapa?" tanyanya lagi.
"Langit!" ucap Samudra lagi.
"Aaa...demi apa?" tanyanya tak percaya.
"Demi Allah Rintik," ucap Rindu dan Samudra.
"Ah, Rintik jadi malu deh!" ucapnya malu-malu kucing.
"Malu tapi mau kan?" tanya Samudra.
"Mau banget lah!" jawabnya sangat bersemangat.
"Ya udah kapan nikahnya?" tanyanya bersemangat.
"Kamu ini kan belum lulus sekolah Rintik. Jadi gak bisa nikah dulu!" ucap Rindu lembut.
"Terus?" tanya Rintik tak paham.
"Kalian akan tunangan dulu baru kalau kalian sudah lulus sekolah kalian akan menikah," ucap Samudra.
"Yah, kenapa gak langsung nikah aja sih? Biar kaya di novel-novel itu!" ucap Rintik kecewa.
"Rintik. Mama sama Papa gak mau kalian jadi gak fokus sekolahnya karena pernikahan ini," ucap Rindu.
"Lagian kalau kamu sama Langit nikah emangnya udah siap?" tanya sang Papa.
"Ya belum sih," jawab Rintik.
"Nah, itu belum!" ucap Rindu.
"Rintik dengerin Mama ya?" ucap Rindu menjeda kalimat selanjutnya.
"Rintik udah dengerin dari tadi kok Ma," ucap Rintik dengan polosnya.
"Iya Mama tau kok. Tapi yang ini bener-bener harus di dengerin gak boleh di sepelekan!" ucap Rindu.
"Oke, Ma."
"Rintik... pernikahan itu bukan soal main-main. Pernikahan itu suatu hal yang sakral dan lebih baik kalau pernikahan itu terjadi satu kali seumur hidup," ucap Rindu.
"Pernikahan juga bukan soal cinta semata tapi kesetiaan dan pengorbanan, Rintik. Kaya Mama sama Papa ini," sambung Samudra.
"Jadi maksudnya apa? Rintik masih belum paham! Bahasa Papa sama Mama tuh susah masuk ke otak Rintik!" ucap Rintik.
"Maksud Mama itu, jangan terburu-buru untuk menikah dulu lagian kalian belum saling mengenal lebih dalam kan?" tanya Rindu.
"Rintik udah kenal lama kok sama Langit!" jawab Rintik.
"Walaupun kamu sudah lam mengenal Langit kamu tetap saja orang baru yang hanya tau sedikit tentang Langit, Rintik," ucap Samudra.
"Hmm...bener juga kata Papa sih," ucap Rintik.
"Terus kapan Rintik tunangannya sama Langit?" tanya Rintik.
"Untuk itu kita bahas nanti malam bersama orang tuanya Langit ya?" ucap Samudra.
"Jadi nanti malam kita bakal ketemu Langit sama orang tuanya?" tanya Rintik.
"Iya sayang. Makanya nanti kamu dandan yang cantik ya? Biar Langit makin suka sama kamu," ucap Rindu.
"Oke, Ma!" jawab Rintik sangat bersemangat.
"Ya udah kalau gitu Rintik belanja baju baru dulu ya?" pamitnya.
"Iya. Hati-hati dijalan," ucap Mama Papanya.
Malam harinya sesuai rencana yang sudah ditetapkan orang tua Rintik dan Langit akhirnya mereka bertemu di suatu restoran milik keluarga Langit.
"Jadi bagaimana Langit, Rintik? Kalian mau bertunangan kapan?" tanya Angkasa, Papa Langit.
"Terserah," jawab Langit.
"Secepatnya Om!" jawab Rintik sangat bersemangat.
Jawaban Rintik membuat Langit menatapnya tajam namun Rintik tak menghiraukan tatapan itu malah dia tersenyum manis kepada Langit.
"Baiklah kalau begitu. Bagaimana kalau minggu depan?" tanya Angkasa.
"Setuju!" jawab Rintik.
"Langit?" tanya Angkasa.
"Hmm, Langit juga setuju," jawabnya tak bersemangat.
"Ya udah kalau gitu benar ya minggu depan?" tanya Raya.
"Hmm."
"Iya."
"Kalau begitu kamu jangan panggil Om sama Tante lagi Rintik. Panggil Papa sama Mama aja ya? Biar sama kaya Langit," ucap Raya.
"Oke, Tan...eh Ma," ucap Rintik.
"Hahaha."
Setelah selesai membahas acara pertunangan Rintik dan Langit mereka pun makan malam bersama. Makan malam ini dipenuhinya dengan gelak tawa mereka.
Sedangkan Langit, dia hanya diam tanpa tertawa sama sekali dengan lelucon yang sesekali Rintik buat.
...[LANGIT MARKA HARENDRA]...
...[RAINY RINTIK ALDHITANA]...
...To be continued....
...Terima kasih sudah membaca....
...Untuk cast lainnya akan ada di chapter berikutnya ya ....
...Jangan lupa untuk like, komen, share, favorit and vote ya guys?!...
...See you di next chapter....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
sasmita
masa iya di jodohkan sama tukang bersih bersih sekolah Ngadi Ngadi ni si rintik ...oh rintik hujan engkau sekarang bimbang....lanjut komen nya...tuh lupa deh mau ngomong apa lagi..tuh liat orang tua mu sampai menepuk jidatnya karena bicaramu rintik ..
2023-02-25
0
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Arzita Mirage
Ganteng sih iya, tapi kalau dingin dan menyeramkan bakalan merasa ngeri juga dekat - dekat ya nantinya. 😔
2023-02-25
1
yurika
alasan yang basi untuk menghindari sebuah pembicaraan tentang perjodohan terhadap dirinya.....kayanya cape debat ya karena menolak perjodohan ujung ujungnya harus menuruti orang tua
2023-02-25
0