Baby Girll

Baby Girll

part 1

"Selamat datang tuan," ucap seorang penjaga klub pada pria yang mengangkat wajahnya angkuh selepas turun dari mobil mewahnya.

Pria itu tiba menggunakan mobil civic berwarna merah dengan  memakai jas hitam dengan kedua tangan yang berada dalam saku celana nya membuat aura dingin dalam dirinya semakin menguar. Pia itu hanya mengangguk pelan pada penjaga klub  dan segera  memasuki klub yang sudah sering dia kunjungi apalagi saat pekerjaannya menumpuk.

"Felix, ambilkan sebotol vodka untukku," pinta pria bernama lengkap Juan Evans Leonard pada sang bartender setelah dia duduk di meja tepat berhadapan dengan Felix.

"Mukamu sangat kusut," ejek Felix sambil memberikan sebotol vodka pada Juan. Juan hanya melirik sekilas kearah Felix tanpa menanggapi pernyataan Felix yang menurutnya sama sekali tidak penting. Pria itu lebih memilih untuk meneguk minumannya hingga habis lalu setelahnya Juan  kembali memanggilp Felix.

" 2 botol lagi," pintanya yang masih belum puas untuk meminum cairan beralkohol itu.

Felix mengernyit bingung namun tetap mengambil vodka untuk Juan. Biasanya Juan bahkan tak menghabiskan 1 botol dan sekarang pria itu malah meminta 2 botol lagi seperti bukan Juan yang dikenalnya.

Tak beberapa lama Juan kembali mengabiskan minumannya. Juan sudah hampir mabuk dan dirinya kembali memanggil Felix sedangkan Felix membulatkan matanya, jika Juan kembali meminta vodka maka felix tak akan memberikannya lagi. Dia takut pria itu akan mabuk berat dan dirinyalah yang akan repot nantinya.

Felix segera menghampiri Juan dan Felix bernafas lega karena pria itu tak lagi memesan vodka.

"Sisanya untuk mu," ucap Juan mengeluarkan beberapa lembar uang 100 ribu untuk membayar minuman yang sudah di teguk olehnya.

"Sering-sering ya bro," balas Felix sumringah saat Juan melebihkan bayarannya.

Juan mengangguk dan beranjak pergi untuk pulang kerumahnya. Juan masih memiliki sedikit kesadaran namun di tengah jalan dia terjatuh. Juan mengumpat dan kembali berdiri sambil memegang dinding sebagai tumpuannya dan sayangnya dia kembali terjatuh.

sayup-sayup Juan mendengar langkah sepatu mendekat ke arahnya ternyata itu seorang wanita. Wanita itu membantunya berdiri dan merangkulnya dan membawanya ke kamar kosong. Juan tak menolak sama sekali dan hanya mengikuti langkah wanita itu saja, wanita yang menurutnya sangat cantik.

Selepas merebahkannya di kasur, wanita itu hendak pergi namun Juan  tak membiarkan wanita itu pergi begitu saja. Juan menahan tangan wanita itu dan menariknya hingga wanita itu  terjatuh  menimpa badannya.

"****, lepas," marah wanita itu.

Juan  terkekeh pelan tanpa menuruti permintaan wanita itu dan malah mengeratkan pelukannya . "Kau sangat menggairahkan saat marah baby girl," bisik Juan tepat di telinga wanita itu.

Wanita itu memberontak namun tenaga Juan tentu saja  lebih kuat, dan hanya dengan satu hentakan Juan membalikkan badannya hingga posisinya kini berada di atas wanita yang akan menjadi miliknya itu.

Hingga dengan lancang nya Juan mencium bibir wanita itu dengan kasar dan brutal hingga melakukan hal yang seharusnya tak mereka lakukan. Tanpa memperdulikan teriakan kesakitan dan caci makian dari wanita itu Juan  tetap melanjutkan kegiatannya dengan sesuka hatinya.

"Kau sangat nikmat sweetheart."

***

Pov Elena

"Akh",

Aku  terbangun dari tidur lelap ku . Tubuhku rasanya seakan remuk dan rasanya sangat pegal. Aku menoleh pada tangan yang sedang melingkar indah di pinggang ku.

Aku ingin menangis rasanya, baju-baju ku bertebaran di lantai dan dengan tubuh naked di pelukan seorang pria tampan yang tidak kukenal .

Jantungku bergemuruh dan berdetak kencang. Jadi, pria itu yang mengambil milikku yang sudah aku jaga selama 25 tahun. Air mataku turus berlomba-lomba membasahi pipiku. Aku Memejamkan mataku dengan erat . Tetapi apalagi yang harus disesali nasi sudah menjadi bubur.

Aku yang awalnya datang untuk menjemput sahabatku yang mabuk malah berakhir seperti ini. aku menyesal membantu pria itu, sungguh aku hanya kasihan saat dia mencoba berdiri akibat mabuk namun selalu terjatuh.

Perlahan aku bangkit dengan menahan rasa perih di bagian bawahku. Aku mengigit bibirku akibat rasa sakit yang mendera di sana. Dengan langkah tertatih aku mengambil pakaianku yang berserakan dan beranjak pergi dari kamar hotel tersebut.

Aku menghela nafas lega saat aku sudah berada di apartemen Ku. Aku beranjak untuk membersihkan diriku dan  dibawah guyuran air shower aku menangisi nasibku.

"Elena, Elena."

Dor dor dor

Pintu kamar mandi ku digedor dengan sangat kencang oleh orang yang sangat kukenal . Dia terlibat atas kejadian kemarin. sebenarnya aku masih kesal dengannya.

Dengan memakai bahtrobe ku aku membuka pintu kamar mandi dan melihat Elena yang menyengir tidak jelas dan kemudian memasang wajah memelas.

"Ada apa"? tanyaku.

Quela menunduk. "Elena, maafkan aku, aku lupa jika kau datang mencari ku di klub. Aku pulang sendiri kemarin, kau tidak apa-apa kan?Apa yang dia lakukan kemarin. Aku melihatmu merangkul seorang pria " cemas Quela.

Aku menghela nafas. " Sudahlah, lagipula sudah berlalu . Mau bagaimana lagi." Dengus ku karena waktu tak bisa diputar kembali dan aku sama sekali tidak bisa mengubahnya.

"Apa kalian melakukan sesuatu," kata Quela sambil meringis dan Elena hanya diam tak menjawab. Melihat ke-terdiaman Elena, Quela sudah mengetahui jawabannya.

"Tapi pria kemarin cukup tampan bukan." Quela mengedipkan sebelah matanya yang membuat Elena melotot.

" Aku kehilangan kesucian ku yang ku jaga selama ini sialan," teriak Elena marah dan tak habis pikir saat Quela masih bisa menggodanya.

"Elena maafkan aku, sungguh kemarin aku hanya melihatmu samar membawa pria tampan, kepalaku sangat pusing mungkin karena sedikit meminum alkohol."

"Sedikit kepalamu, kamu menghabiskan 3 botol hanya untuk menangisi pria tolol itu," Geram Elena.

"Bagaimana, apakah kamu masih percaya pada pria brengsek itu."

"Aku tidak mengerti terhadap diriku sendiri Elena. "Lirih Quela. "Aku membencinya sungguh, tapi aku juga sangat mencintai nya. Aku tidak terima dengan perlakuan nya tapi aku tidak bisa jika harus kehilangan dirinya." Lanjutnya.

"Bodoh."Desis ku geram. Padahal Quela sudah memergoki kekasihnya sedang bersama dengan wanita lain dengan mata kepalanya sendiri.

Bagaimana mungkin dia masih bisa mencintai pria yang sudah berselingkuh darinya . Aku sangat geram sungguh, aku sangat membenci penghianatan.

"Hm, aku tau." Cicit Quela yang menyadari pemikiran nya tapi apa boleh buat perasaan nya tak mudah dihilangkan begitu saja terlebih dia dan sang kekasih sudah menghabiskan waktu bersama cukup lama.

"CK, sudah lah aku pusing, lupakan tentang pria sekarang, bagaimana jika kita pergi jalan-jalan," ajak Quela untuk menjernihkan pikirannya dan juga Elena yang kehilangan sesuatu yang berharga dalam dirinya.

"Tidak bisa, aku susah berjalan. Kamu saja sama pergi ke hutan jalan-jalan sekalian gak usah pulang,"ucap Elena dengan malas.

"Astaga Elena, mengapa kamu jadi sensitif?".

"Apakah kamu sedang hamil, tapi kalian baru melakukannya sekali dan itu baru semalam bukan?" tanya Quela tanpa berpikir panjang

Bugh

Sebuah bantal akhirnya berhasil aku layangkan pada wajah Quela yang menyebalkan, puas rasanya saat aku melempar dengan tepat sasaran.

"Mati saja sana." ucapku padanya yang tertawa.

Quela kembali terkekeh pelan. " ayo ceritakan padaku, bagaimana rasanya ."Quela  mengedipkan sebelah matanya.

Quela berlari terbirit-birit pulang saat Elena sudah mengambil ancang-ancang ingin menabok dirinya.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!