Juan meraba kasur di samping nya. Mencoba mencari gadis atau lebih tepatnya wanita yang sudah menghabiskan malam bersama nya.
Juan merasa beruntung karena masih memiliki sedikit kesadaran semalam hingga dia masih bisa mengingat bagaimana wanita itu membuat nya candu dan hampir gila.
Juan akhirnya membuka mata nya, namun dia tidak melihat wanita itu sama sekali.
"****,apa dia sudah pergi. Bodoh, seharusnya aku tadi bangun lebih awal sebelum dia," runtuk Juan melihat keadaan kasur nya yang berantakan.
Hanya tinggal baju nya saja yang bertebaran di sana. Seperti nya memang benar, wanita itu sudah pergi.
Badan nya begitu lengket dan bau keringat karena aktivitas yang menyenangkan semalam.
"Tidak akan kubiarkan, kau adalah milikku sekarang baby girl, hanya milikku," ucap nya dengan lebih sringai khas andalan Juan.
Juan biasanya tidak percaya dengan cinta pandangan pertama dan sekarang seperti nya Juan memercayai hal tersebut karena sudah terjadi pada dirinya sendiri.
Juan akan memastikan jika gadis itu akan menjadi milik nya nanti. Juan tidak akan melepaskan gadis itu begitu saja.
"Selamat baby, kau sudah berhasil membuatku tidak membenci semua wanita," gumam Juan dengan nada lirih.
Juan lalu menghubungi asisten pribadi nya untuk mencari tau semua tentang wanita yang sudah berhasil mengambil seluruh hati nya.
Mengirim foto wanita yang sempat dia ambil saat wanita itu tertidur akibat kelelahan melayani nafsu nya.
Juan tentu saja hanya menunjukkan wajah nya saja pada asisten nya. Dia tidak rela jika jika mengirim seluruh gambar pada asisten nya.
Juan akhirnya menelpon asisten nya dan langsung di jawab di saat itu juga.
"Carikan info tentang nya secepatnya padaku," suruh Juan dengan tegas lalu menutup telepon nya tanpa menunggu respon dari seberang sana.
Juan memungut baju nya dan membersihkan diri nya kembali.
Saat memandikan tubuh nya yang lengket bekas semalam di bawah shower, bayang-bayang wanita itu kini menghantui pikiran nya.
"Aku membuat ku gila baby, akh aku menginginkanmu lagi," ucap nya.
Butuh satu jam lebih Juan membersihkan dirinya dengan kegiatan nya sendiri. Benar-benar gila, pikir Juan karena hanya dengan memikirkan kegiatan nya semalam dengan wanita itu mampu membuat adik nya bangkit kembali.
Setelah selesai dengan kegiatan nya, Juan bergegas pergi karena memiliki pertemuan penting dengan kolega bisnis Nya.
Pria itu memang memiliki usaha sendiri, dia merupakan direktur utama di perusahaan properti yang cukup terkenal.
"Felix," panggil Juan pada pria itu.
"Ya tuan," balas Felix saat melihat Juan.
"Mengapa kamu masih berada disini?" Tanya Juan heran, setau nya Felix hanya bekerja saat malam hari saja sebagai batender.
"Ah iya tuan, saya ingin menemui bos ada urusan sedikit," ucap pria itu.
"oh," balas Juan lalu melangkah kan kaki nya kembali menuju ke mobil.
"Wah, kurasa dia mabuk berat kemarin, dia pasti sangat bersenang-senang," kekeh Felix saat melihat ada bekas cakaran dan kuku di leher pria itu.
Dan Felix yakin jika itu adalah bekas kuku wanita yang panjang.
***
"Elena bangun lah, sungguh kau tidak bosan kah tiduran Mulu," ucap Quela yang bosan.
Sedari tadi dia gabut dan hanya memainkan ponsel nya dan sekarang dia sudah bosan dengan handphone nya tersebut.
Elena tidak menjawab dan masih memejamkan matanya. Dia ingin tidur sekarang. Dia berharap dengan itu bisa menjernihkan dsn membuat nya lupa sejenak dengan masalah nya.
"Elena," ucap Quela menarik selimut milik Elena.
"Aish, jangan menganggu ku Quela, aku ingin istirahat. Lebih baik kau bersama kekasih mu saja sana," ucap Elena menarik selimut nya kembali sampai menutup seluruh tubuh nya.
"Huft, kan kau tau jika kami sedang bertengkar. Aku malas dengan nya, dia sudah berselingkuh dari ku," ucap Quela dengan nada yang sendu.
"Jadi kalian sudah putus?" Tanya Elena yang penasaran.
Quela menggeleng ribut. " Tidak, enak saja,"
"Aku akan menunggu sampai dia menjelaskan semua nya kepadaku."
"Ck, bodoh, dia sudah menduakan mu dan apalagi yang kau tunggu. Tinggal kan saja dia dan cari pria yang lain." Decak Elena.
"Aku tau aku bodoh El, tapi aku masih mencintai nya. Jika aku melepaskan nya nanti begitu saja, wanita yang bersama nya pasti akan senang karena berhasil merebut kekasihku dan aku tak akan membiarkan hal itu terjadi Elena. Apa yang sudah menjadi milik ku akan tetap menjadi milikku," ucap Quela panjang lebar.
"Yayaya, baiklah terserah mu saja. Dan mau bilang kamu masih mencintai nya dan malah mengabaikan semua panggilan dan pesan nya dan uring-uringan disini. Sungguh aku tidak mengerti dengan jalan pikiran mu Quela,"
"Ya harus dong, dia harus dihukum. Biarkan saja, lagi pula aku ingin melihat bagaimana usahanya untuk membujuk ku. Jika menyerah hanya karena aku tidak membalas telepon dari nya, sungguh dia memang bajingan," kesal Quela karena kembali mengingat bagaimana kekasih nya berdekatan dengan wanita lain di depan mata nya.
"Ish aku membenci kelakuan nya tapi aku masih mencintai nya. bagiamana ini Elena, aku benar-benar tidak bisa membenci dirinya sepenuh nya bahkan setelah dia sudah menghianatiku," lanjut Quela sendu.
"Aku sudah memperingatkan mu, " balas Elena pada sahabat nya yang tengah di rundung rasa galau tersebut.
"Ah sudahlah berhenti membahas soal pria sekarang. Aku lapar kau tau, apa kau tidak lapar?" Tanya Quela karena sekarang diri nya sudah merasa kelaparan.
Elena membuka selimut yang menutupi wajah nya dan tersenyum aneh ke arah Quela.
"Mengapa kau tersenyum seperti itu?" Tanya Quela yang merasa ada yang tidak beres sekarang.
"Kamu mau maska kan? Di kulkas ada kok yang mau dimasak, buatkan untuk ku juga ya hehe," pinta Elena dengan mengembang kan senyum terbaik nya
Quela berdecak kecil, sudah dia duga. pantas saja perasaan nya tidak enak tadi.
"Buatkan saja sendiri," ucap Quela.
"Aku masih belum bisa berjalan Quela," ucap Elena dengan memelas. Dia tidak berbohong. karena bagian bawah nya memang masih terasa begitu perih.
Quela akhirnya mengangguk. Itu semua karena dirinya juga, hanya karena ingin menjemput nya Elena malah harus bertemu dengan pria asing yang malah merenggut masa depan nya.
"Yey, kau yang terbaik Quela. bangun kan aku jika sudah selesai ya," ucap Elena kembali melanjutkan tidur nya.
"Ya baiklah,"
"Buat yang enak ya,"
"Hem, aku akan menambah kan racun ke dalam nya sekalian," balas Quela bernajak ke arah dapur milik Elena.
"Em masak apaan yah," Bingung Quela melirik seluruh isi kulkas Elena yang cukup penuh.
"Ayam aja kali yah," ucap nya.
"Semoga aja Elena suka,"gumam Quela karena sebenarnya dia masih belajar masak.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments