part 4

"Duduk disini," ucap Adlrich pada Quela. Pria itu sudah terlebih dahulu duduk di kasur gadis itu meski keadaan nya masih berantakan.

Pria itu menepuk kasur di samping nya," sini sayang," panggil nya dengan lembut.

Quela menurut dan duduk di sebelah pria itu.

"Aku mau nanya pas kejadian itu, kamu tau aku di restoran itu dari mana?" Tanya Aldrich membuka pembicaraan.

"Tidak dari siapa-siapa, aku dan Elena hanya buat ingin makan saja dan tanpa sengaja aku malah melihat mu bermesraan dengan wanita lain," sinis Quela yang panas saat mengingat hal itu kembali.

"Namanya Asia," ucap Aldrich.

"Cih, aku tidak perduli siapa nama wanita itu, sangat tidak penting," balas Quela yang tidak tertarik.

Aldrich tersenyum geli, nampak sekali gadis nya tidak suka dan terlihat cemburu. Aldrich senang karena berarti gadis nya memang mencintai nya.

"Kamu cemburu ya," goda pria itu.

Mata Quela mendelik mendengar nya. "Really? Kamu masih bisa bertanya seperti itu. Tentu saja! Wanita mana yang tidak cemburu saat pacar nya malah jalan dengan wanita lain. kamu juga pasti bakalan marah kan jika aku jalan dengan pria lain?"

"Yang benar saja! Aku tidak akan membiarkan nya terjadi, akan kuberi pelajaran pria manapun yang berani mendekati mu," ucap Aldrich dengan tegas.

"Yaudah, aku juga sama, kenapa malah bertanya seperti itu," Kesal Quela yang ingin sekali mengetuk kepala Aldrich.

"Baiklah aku yang salah," ucap Aldrich yang tau jika memancing kekesalan gadis itu.

"Lanjutkan yang tadi, jangan mengalihkan pembicaraan," ingat Quela.

"Jadi aku bersama gadis itu hanya karena bisnis, bos ku menyuruh ku untuk mendekati gadis itu untuk mendapatkan keuntungan  dan menjalin kerja sama untuk perusahaan," jelas Aldrich menjeda ucapan nya sebentar untuk menunggu respon dari sang kekasih.

"Kenapa harus kamu, kan masih banyak orang lain yang bisa. Dan apa-apaan itu, menjalin hubungan kerja sama dengan merayu nya seperti itu," ucap Quela tidak terima.

"Ya seperti itu lah terkadang dunia pekerjaan, aku benar-benar tidak ada apa-apa dengan nya sayang sungguh. Kau bisa melihat bagaimana komunikasi ku dengan gadis itu," Alrdrich memberikan ponsel nya pada Quela.

"Dia adalah anak dari salah satu CEO perusahaan yang cukup berpengaruh untuk berkembang nya perusahaan kami nanti, dan yah kami hanya membahas soal pekerjaan saja sayang," ucap Aldrich.

"Benarkah, tapi seperti nya gadis itu terlihat menyukai mu. aku tidak suka bagaimana dia menatap mu waktu itu," ucap Quela memberitahu keluh kesah nya.

"Aku tau sayang, aku juga menyadari gak itu. Itu sebabnya bos ku memintaku pasal nya itu permintaan dari Asia sendiri pas bos untuk aku yang membahas kerja sama tersebut yang seharusnya adalah pekerjaan dari bos ku," jelas Aldrich dengan jujur tanpa menutup apapun dari gadis nya.

"Berarti kamu akan sering bertemu dengan nya dong, ishh," renggut Quela dengan sebal.

"Tenang saja, aku hanya mencintai mu sayang, aku tidak akan terpikat oleh nya," ucap Aldrich menatap Quelaa dengan penuh cinta.

Bagiamana bisa dia berpaling dari wanita yang sedang berada di hadapan nya sekarang, gadis itu sudah memiliki tempat paling istimewa dalam hati nya.

"Bos mu tidak tau apa jika kamu sudah memiliki kekasih?" Tanya Quela.

"Tentu aja tau, orang dia sahabat ku, hanya saja terkadang dia memang sangat menyebalkan. Dan juga di kantor kami hanya sebatas atasan dan bawahan, jadi harus profesional," ucap Aldrich.

"Kemari," Aldrich merentangkan tangan nya mengode gadis ny agar memeluk nya.

Quela langsung saja memeluk pria nya dengan erat. Menenggelamkan wajah nya di dada bidang pria itu yang selalu bisa membuat nya nyaman.

"Aku sangat mencintaimu, kamu harus tau itu. Tolong percaya padaku Sayang, aku akan memastikan aku hanya akan berurusan pekerjaan dengan nya. Aku akan menjaga hati ku untuk mu," ucap Aldrich menenangkan gadis nya itu dan tak lupa mengelus puncak kepala gadis nya.

"Ya memang seharusnya seperti itu," ucap Quela.

"Em, kau tau, pekerjaan kita akan sangat banyak hari ini sayang, kamar mu begitu sangat berantakan," ucap Aldrich melihat ke sekeliling ruangan.

"Nanti saja, aku masih mau seperti ini, aku merindukan pelukan mu, seminggu ini aku juga tak bertemu dengan mu," ucap Quela mencari posisi ternyaman nya.

"Siapa coba yang tak ingin bertemu, kamu kan," ucap Aldrich.

"Ya karena kamu menyebalkan," ucap Quela yang tidak mau kalah.

"Baiklah aku yang menyebalkan," ucap Adlrich mengalah.

"Gemes banget sih kamu," ucap Aldrich.

"Tapi aku tidak nyaman dengan suasana yang seperti ini sayang sungguh, pemandangan nya sangat menggangguku," ringis Aldrich yang memang tidak suka melihat ruangan yang berantakan.

"Yaudah kita bersihkan aja dulu, bentar aku manggil bibi biar bantuin kita," ucap Quela yang diangguki oleh Aldrich.

Quela alhasil melepaskan pelukannya dengan tidak rela. Padahal hampir saja dia tertidur tadi sangking nyaman nya bersama dengan Alrdrich.

"Oke Aldrich, fighting," ucap nya pada diri ny sendiri.

Pria itu terlebih dahulu membereskan pecahan kaca akibat ulah nya sendiri.

Dia tidak mungkin membiarkan gadis nya membersihkan nya nanti.

Lama berkutat dengan kegiatan yang cukup melelehkan, akhir nya kamar milik Quela kembali bersih.

"Terimakasih ya bi, bibi bisa kembali," ucap Quela kepada bi Ana.

"Sama-sama non, sudah menjadi tugas saya," ucap bi Ana yang langsung pamit meninggalkan kedua sejoli itu.

"Yey akhirnya selesai juga," Quela langsung merebahkan dirinya di kasur disusul oleh Aldrich.

Pria itu langsung memeluk gadis nya kembali. Dia juga cukup lelah apalagi mengingat sepulang dari kantor dia langsung mengunjungi rumah gadis nya tersebut.

"Mom Sama Daddy kapan pulang?" Tanya Aldrich.

"Aku tidak tahu, kata Daddy mereka di luar kota masih beberapa hari lagi, jadi aku sendirian deh,"

"Tidak lagi, kan ada aku," ucap Aldrich mencuri kecupan singkat di bibir Quela yang menurut nya selalu candu.

"Kamu tuh kebiasaan deh," ucap Quela namun tak ayal dia juga menyukai nya.

Aldrich tersenyum kecil. "Kamu cantik banget sayang," ucap Aldrich mengelus pipi gadis itu dengan lembut.

Hanya dengan kata seperti itu mampu membuat Quela menjadi salting. Terbukti dari pipi Quela yang terlihat memerah.

"Dih apaan sih tiba-tiba bilang gitu, aku emang udah cantik dari dulu kali," ucap Quela berusaha menutupi jika dia tengah salting.

"Masa, kenapa coba tuh pipi nya merah gitu," Aldrich menoel-noel pipi Quela gemas. Ingin sekali rasanya Aldrich mengigit pipi Quela sangking gemas nya.

"Aku mau tidur," ucap Quela .

"Hem tidur lah sayang, Sweet dream baby," ucap Aldrich.

Dia akan menunggu gadis itu sampai terlelap baru dia akan pulang ke rumah nya untuk berisitirahat.

Aldrich tidak akan melakukan hal yang aneh pada gadis nya sebelum Quela resmi menjadi milik nya seorang.

"I love you," ucap," ucap Adlrich mengecup kening gadis itu dengan lembut .

TBC

"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!