Heterogen (Seperti Air Dan Pasir)

Heterogen (Seperti Air Dan Pasir)

Bab 1 Welcome Indonesia

Assalamualaikum para readers semuanya. Ketemu lagi sama Author. Ini novel menceritakan kisah perjalanan cinta Amira dan Alam. Novel ke delapan Author, mohon dukungannya ya dan semoga kalian suka

Novel ini tak kalah seru loh dari cerita Filosofi Alin.

Selamat membaca!!!!

.

Bandara Soekarno Hatta ...

01 Januari 2015 ....

Seorang gadis cantik turun dari pesawat dengan anggunnya. Semilir angin membuat rambut hitamnya melambai-lambai indah. Kaca mata hitam menghiasi hidung mancungnya. Dengan senyum yang mengembang di bibir seksinya.

Gadis itu menghirup udara sebanyak-banyaknya seakan ia sedang melepas beban berat yang ada di pundaknya. Atau gadis itu sudah sangat kangen dengan negara tercintanya.

"Welcome Indonesia!"

Empat tahun sudah ia meninggalkan Indonesia demi menyelesaikan studinya di London.

Entah benar-benar menyelesaikan studinya atau sedang mencoba melupakan seseorang yang sejak dulu terlukis indah satu nama di hatinya.

"Kak Rara!"

Pekik kan seseorang membuat gadis itu menoleh lalu tersenyum melihat siapa yang sedang melambaikan tangan padanya.

Gadis itu merentangkan kedua tangannya menyambut kedatangan adik sepupu yang sudah sangat besar, bahkan jauh lebih cantik dari sebelumnya.

"Kak Rara, kenapa baru pulang sekarang. Empat tahun kakak gak pulang-pulang!"

Kesal Aurora pada kakak sepupu nya, yang kuliah di London. Bahkan hari libur pun Amira tak mengambil libur sama sekali.

"Anak nakal, kenapa baru pulang sekarang!"

"Ayah!"

Pekik Amira antusias melihat sang ayah dan sang mama berjalan menghampirinya.

Amira kira ke dua orang tuanya benar-benar marah akan dirinya yang memilih tak pulang-pulang ke tanah air.

Ada alasan yang membuat Amira tak pulang, entah alasan apa hanya ia yang tahu.

Jek memeluk putri semata wayangnya dengan penuh kerinduan. Begitupun Melati, bahkan Melati menitikkan air mata karena bisa melihat putrinya lagi.

Ya, selama empat tahun ini Amira tak pulang bahkan melarang kedua orang tuanya berkunjung dengan alasan biar dirinya kuat tak merengek untuk kembali pulang dan tak melanjutkan studi nya.

Entah karena alasan itu atau ada alasan lain, tentunya hanya Amira sendiri yang tahu.

Amira melanjutkan studi nya di London bersama Bunga, sahabat dari bangku SMA nya.

Tapi, Bunga istirahat selama dua tahun karena hamil dan melahirkan. Ya, Bunga sahabat Amira sudah menikah dengan Raja, temen sekelasnya dulu. Dan, bahkan Raja juga kuliah di universitas yang sama.

Amira pulang terlebih dahulu karena studi nya sudah selesai. Sedangkan Bunga masih di Landon karena studi dua tahun lagi.

Rasanya Amira sudah kangen tanah air, dimana tempat ia di lahir kan.

Jakarta dari dulu memang panas dan macet. Namun, tak membuat Amira melupakan kita kelahirannya. Walau bagaimanapun Amira mencintai Jakarta, Indonesia.

Empat tahun Amira meninggalkan Indonesia, tak ada banyak yang berubah sepertinya tetap masih sama seperti dulu. Walau begitu, tetap ada sebagian yang berubah.

Seperti jalan yang sudah di perbaiki, pedagang kecil menjadi punya ruko sendiri. Bangunan-bangunan sederhana menjadi lebih mewah.

Ternyata perubahan zaman membuat era kita juga berubah.

Amira terus menempel pada sang mama, bahkan tak mau melepaskan lengannya.

"Ayah nyetir sendiri?"

"Iya dong,"

"Kenapa tidak suruh Fatih saja!"

"Diakan sibuk di kantor, ayah juga memang sengaja jemput kamu. Habis ini kali pertama kamu pulang ke tanah air!"

"Terus, ini bocah kenapa bisa ikut ayah dan mama!"

"Bukan ikut, tapi kabur dari rumah. Biasa masalah kuliah!"

Amira menatap adik sepupu dengan tajam membuat Aurora menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Kenapa?"

"Sudah sayang, nanti saja bahas nya. Sekarang ceritakan gimana kuliah di sana?"

Tanya Melati mengalihkan pembicaraan karena Melati ingin tahu apa saja aktivitas sang putri di sana.

"Asik, di sana juga banyak orang Indonesia. Mereka baik-baik, dan hari Rara menyenangkan!"

Jawab Amira dengan mata berbinar sambil mengingat momen kuliahnya di London.

Melati sangat senang jika putri ya juga senang. Pantas saja Amira tak mau pulang ke Indonesia nyatanya ia menikmati kuliahnya di sana.

Anak nakal satu ini sungguh membuat Melati cemas sepanjang waktu karena putrinya jarang menelepon juga.

"Mama tahu, Rara sebenarnya masih ingin berada di sana. Sampai musim dingin, menghabiskan waktu bersama Bunga!"

Celoteh Amira dengan senyuman yang mengembang seakan ceritanya benar-benar sangat menyenangkan.

"Tapi, semua itu gagal, ayah gak ngerti anak muda!"

Amira menjadi kesal ketika mengingat sang ayah memaksanya pulang sesudah wisuda. Bahkan bibir Amira mengerucut bak Tutut membuat Jek yang sedang menyetir terkekeh. Ternyata putri ya masih sama seperti dulu, selalu merajuk jika ada sesuatu yang tak di sukai.

"Bukan gak ngerti sayang, kamu sudah sangat kangen. Siapa suruh kamu gak balik-balik. Mama setiap hari merengek minta menyusul."

"Aisstt, kan sesuai perjanjian, Rara lima tahun di sana. Harusnya satu tahun lagi,"

"Jadi sekarang pulang nyesel nih!"

Goda Melati pura-pura marah membuat Amira semakin bergelayut manja di lengan Melati.

"Enggak gitu mah, Rara kangen mama. Tapi, kan itu sudah perjanjian. Malah mama sendiri yang setuju!"

"Ya .. ya .., mama pikir mama gak akan se rindu ini!"

Aurora memanyunkan bibirnya, dari tadi dia diam sendiri tak di ajak mengobrol. Kalau begini, Aurora menyesal sudah kabur dari rumah.

"Kalian jahat, masa Rora dari tadi gak di ajak ngobrol,"

Amira, Melati dan Jek tertawa melihat Aurora merajuk.

"Nanti ngobrol nya, sekarang sudah sampai ayo turun!"

Aurora semakin kesal, uncle nya ini sungguh ngeselin.

Amira menghirup udara sebanyak-banyaknya sambil merentangkan tangan melihat rumahnya. Lalu Amira bak anak kecil berlari menaiki anak tangga karena sudah merasa rindu dengan suasana rumah.

Empat tahun ia meninggalkan rumah dan kedua orang tercintanya. Tak ada yang berubah dari rumah yang terakhir Amira tinggalkan. Masih sama, seolah Melati tak mau menggantinya.

Amira duduk di shopa sambil menyandarkan punggungnya dengan tangan di rentangkan.

"Aistt, kakak jahat. Masa gak bantuin Rora, berat tahu!"

Kesal Aurora membawa tas Amira yang Amira tinggalkan di Mobil dan malah keluar begitu saja tanpa membawa apa-apa.

Amira terkekeh melihat adik sepupu yang cemberut dari tadi.

"Sini!"

Suruh Amira sambil menepuk shopa, agar Aurora duduk di sampingnya.

"Sudah, jangan cemberut kaya bebek. Nanti ceritain sama kakak kenapa pergi dari rumah!"

"Sayang, kamu istirahat, nanti malam mama panggil buat makan malam!"

Suruh Melati karena putri ya pasti butuh istirahat setelah perjalanan 14 jam di pesawat.

"Baik mah,"

Amira menarik lengan Aurora mengajaknya ke kamar. Sambil membawa tas kecilnya yang selalu melingkar di pundaknya.

"Welcome my room!"

Girang Amira sambil membuka pintu kamarnya. Amira langsung menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang yang begitu ia rindukan.

"Kakak ngeselin banget sih, dari tadi girang sendiri!"

"Kakak kangen suasana ini dek,"

"Oh iya, kakak mandi dulu ya gerah. Nanti harus ceritain sama kakak,"

Ucap Amira langsung mengambil handuk dan masuk ke dalam kamar mandi.

Aurora lagi-lagi di buat cemberut karena kesal akan tingkah kakak sepupu nya.

"Amira Putri Jacob Prayoga!"

Geram Aurora tertahan melihat kakaknya dengan bernyanyi ria masuk ke dalam kamar mandi tanpa peduli dirinya.

Bersambung ..

Jangan lupa Like, Hadiah, komen, dan Vote Terimakasih ...

Episodes
1 Bab 1 Welcome Indonesia
2 Bab 2 Perjanjian
3 Bab 3 Tunggu Rara, Om!
4 Bab 4 Office Girl
5 Bab 5 Mengakhiri semuanya
6 Bab 6 Apa se menyakitkan itu!
7 Bab 7 Bersembunyi di balik keceriaan
8 Bab 8 Permulaan
9 Bab 9 Pengecut
10 Bab 10 Cemburu
11 Bab 11 Perseturuan
12 Bab 12 Rencana Dom
13 Bab 13 Kekesalan Tifani
14 Bab 14 Hati Amira
15 Bab 15 Jadilah koponakan
16 Bab 16 Aku khilaf
17 Bab 17 Keresahan Melati
18 Bab 18 Kekecewaan Amira
19 Bab 19 Dasar ceroboh
20 Bab 20 Bisakah kita seperti ini dulu
21 Bab 21 Pagi cinta
22 Bab 22 Sudah selesai
23 Bab 23 Rara sayang dan cinta om
24 Bab 24 Kau itu unik
25 Bab 25. Cemburu
26 Bab 26 Kecurigaan Amira
27 Bab 27 Rencana Melati
28 Bab 28 Pertengkaran
29 Bab 29 Sandaran ternyaman
30 Bab 30 Rencana Amira
31 Bab 31 Teman kuliah
32 Bab 32 Mencari Shofi
33 Bab 33 Kenapa om!
34 34 Siang serasa malam!
35 Bab 35 Bagaimana bisa!!!
36 Bab 36 Makan siang
37 Bab 37 Di mana adiknya berada?
38 Bab 38 Emang enak di ganggu!
39 Bab 39 Keadaan Vina
40 Bab 40 Tingkah Amira
41 Bab 41 Asisten kurang ajar
42 Bab 42 Kakak!
43 Bab 43 Cepat pulang
44 Bab 44 Kekesalan Amira
45 Bab 45 Kejutan namun terkejut
46 Bab 46 Hampir khilaf
47 Bab 47 Kecelakaan
48 Bab 48 Teman lama
49 Bab 49 Obrolan santai
50 Bab 50 Perjodohan
51 Bab 51 Tenang
52 Bab 52 Kita akan berlibur
53 Bab 53 Pah, sayang itu apa?
54 Bab 54 Kerapuhan Moreo
55 Bab 55 Ketenangan
56 Bab 56 Jalan-jalan
57 Bab 57 Perjuangkan jika layak di perjuangkan
58 Bab 58 Pertengkaran
59 Bab 59 Hati yang rapuh
60 Bab 60 Tidak, itu tidak boleh terjadi!
61 Bab 61 Perdebatan
62 Bab 62 Terbelenggu dalam kerinduan
63 Bab 63 Mengalah
64 Bab 64 Mencoba memperbaiki semuanya
65 Bab 65 Kesakitan yang menjadi bom waktu
66 Bab 66 Tangisan bahagia
67 Bab 67 Amira, harta yang berharga.
68 Bab 68 Tahu dalam diam
69 Bab 69 Ikatan batin
70 Bab 70 Penyesalan Melati dan Jek
71 Bab 71 Mimpi
72 Bab 72 Terus berinteraksi
73 Bab 73 Cinta!
74 Bab 74 Apa arti aku tanpa kamu!
75 Bab 75 Kebenaran tentang Moreo
76 Bab 76 Entah siapa yang salah
77 Bab 77 Jangan berpikir untuk menyerah
78 Bab 78 Tembakan
79 Bab 79 Moreo pasti kuat
80 Bab 80 Besok aku akan menikah
81 Bab 81 Sebuah kebenaran yang menyakitkan
82 Bab 82 Pernikahan
83 Bab 83 Kebahagiaan sederhana
84 Bab 84 Maaf, sayang
85 Bab 85 Jendela
86 Bab 86 Di bawah
87 Bab 87 Galaksi dan Mentari
88 Bab 88 Nanti saja di rumah
89 Bab 89 Laskar Sky Mangku Alam
90 Bab 90 Keadaan yang semakin mencengkram
91 Bab 91 Terlupakan
92 Bab 92 Terlupakan 2
93 Bab 93 Sama-sama terluka
94 Bab 94 Bertahan demi nyawa yang belum terlahir
95 Bab 95 Kesakitan yang harus ikhlas
96 Bab 96 Kepergian yang membuat semua patah
97 Bab 97 Kepergian
98 Bab 98 Mentari Alesha Mangku Alam
99 Bab 99 Extra prat
100 Bab 100 Ekstra Part (Kami sayang kamu nak)
101 Ungkapan Author
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Bab 1 Welcome Indonesia
2
Bab 2 Perjanjian
3
Bab 3 Tunggu Rara, Om!
4
Bab 4 Office Girl
5
Bab 5 Mengakhiri semuanya
6
Bab 6 Apa se menyakitkan itu!
7
Bab 7 Bersembunyi di balik keceriaan
8
Bab 8 Permulaan
9
Bab 9 Pengecut
10
Bab 10 Cemburu
11
Bab 11 Perseturuan
12
Bab 12 Rencana Dom
13
Bab 13 Kekesalan Tifani
14
Bab 14 Hati Amira
15
Bab 15 Jadilah koponakan
16
Bab 16 Aku khilaf
17
Bab 17 Keresahan Melati
18
Bab 18 Kekecewaan Amira
19
Bab 19 Dasar ceroboh
20
Bab 20 Bisakah kita seperti ini dulu
21
Bab 21 Pagi cinta
22
Bab 22 Sudah selesai
23
Bab 23 Rara sayang dan cinta om
24
Bab 24 Kau itu unik
25
Bab 25. Cemburu
26
Bab 26 Kecurigaan Amira
27
Bab 27 Rencana Melati
28
Bab 28 Pertengkaran
29
Bab 29 Sandaran ternyaman
30
Bab 30 Rencana Amira
31
Bab 31 Teman kuliah
32
Bab 32 Mencari Shofi
33
Bab 33 Kenapa om!
34
34 Siang serasa malam!
35
Bab 35 Bagaimana bisa!!!
36
Bab 36 Makan siang
37
Bab 37 Di mana adiknya berada?
38
Bab 38 Emang enak di ganggu!
39
Bab 39 Keadaan Vina
40
Bab 40 Tingkah Amira
41
Bab 41 Asisten kurang ajar
42
Bab 42 Kakak!
43
Bab 43 Cepat pulang
44
Bab 44 Kekesalan Amira
45
Bab 45 Kejutan namun terkejut
46
Bab 46 Hampir khilaf
47
Bab 47 Kecelakaan
48
Bab 48 Teman lama
49
Bab 49 Obrolan santai
50
Bab 50 Perjodohan
51
Bab 51 Tenang
52
Bab 52 Kita akan berlibur
53
Bab 53 Pah, sayang itu apa?
54
Bab 54 Kerapuhan Moreo
55
Bab 55 Ketenangan
56
Bab 56 Jalan-jalan
57
Bab 57 Perjuangkan jika layak di perjuangkan
58
Bab 58 Pertengkaran
59
Bab 59 Hati yang rapuh
60
Bab 60 Tidak, itu tidak boleh terjadi!
61
Bab 61 Perdebatan
62
Bab 62 Terbelenggu dalam kerinduan
63
Bab 63 Mengalah
64
Bab 64 Mencoba memperbaiki semuanya
65
Bab 65 Kesakitan yang menjadi bom waktu
66
Bab 66 Tangisan bahagia
67
Bab 67 Amira, harta yang berharga.
68
Bab 68 Tahu dalam diam
69
Bab 69 Ikatan batin
70
Bab 70 Penyesalan Melati dan Jek
71
Bab 71 Mimpi
72
Bab 72 Terus berinteraksi
73
Bab 73 Cinta!
74
Bab 74 Apa arti aku tanpa kamu!
75
Bab 75 Kebenaran tentang Moreo
76
Bab 76 Entah siapa yang salah
77
Bab 77 Jangan berpikir untuk menyerah
78
Bab 78 Tembakan
79
Bab 79 Moreo pasti kuat
80
Bab 80 Besok aku akan menikah
81
Bab 81 Sebuah kebenaran yang menyakitkan
82
Bab 82 Pernikahan
83
Bab 83 Kebahagiaan sederhana
84
Bab 84 Maaf, sayang
85
Bab 85 Jendela
86
Bab 86 Di bawah
87
Bab 87 Galaksi dan Mentari
88
Bab 88 Nanti saja di rumah
89
Bab 89 Laskar Sky Mangku Alam
90
Bab 90 Keadaan yang semakin mencengkram
91
Bab 91 Terlupakan
92
Bab 92 Terlupakan 2
93
Bab 93 Sama-sama terluka
94
Bab 94 Bertahan demi nyawa yang belum terlahir
95
Bab 95 Kesakitan yang harus ikhlas
96
Bab 96 Kepergian yang membuat semua patah
97
Bab 97 Kepergian
98
Bab 98 Mentari Alesha Mangku Alam
99
Bab 99 Extra prat
100
Bab 100 Ekstra Part (Kami sayang kamu nak)
101
Ungkapan Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!