Bab 2 Perjanjian

Acara makan malam pun sudah selesai. Amira dan kedua orang tuanya berkumpul di ruang keluarga.

Amira menceritakan semua aktivitas dan keadaannya di sana.

Gelak tawa terdengar di ruang keluarga begitupun Aurora menikmati suasana di keluarga Prayoga.

Setidaknya Aurora bisa menghindari percakapan kuliahnya. Yang sebenarnya Aurora ingin kuliah di Jepang, tapi kedua orang tuanya menolak keras.

"Aurora sayang, bisa bantu aunty sebentar?"

"Bisa Aunty!"

Aurora mengikuti langkah Melati menuju dapur. Dimana, posisi dapur agak jauh dari ruang keluarga.

Kini tinggal Jek dan Amira saja di ruang keluarga. Sepertinya ini waktu pas bagi Amira menanyakan kenapa sang ayah kekeh memintanya pulang. Padahal, ada sesuatu yang harus Amira selesaikan terlebih dahulu. Tapi, desakan sang ayah memintanya pulang membuat Amira mau tak mau ia harus balik.

"Ayah, sebenarnya ada apa. Apa ada sesuatu yang mendesak hingga membuat ayah dan mama menyuruh Rara pulang?"

Tanya Amira cepat, ke ingin tahuan nya membuat Amira tak sabar bertanya. Apa alasannya, kenapa ia harus pulang cepat tak sesuai dengan perjanjiannya.

Jek menghela nafas berat menatap putri semata wayangnya. Tatapan Jek seperti itu membuat Amira merasa cemas. Apa benar, ada sesuatu yang mendesak hingga membuat ayahnya memaksa pulang.

"Ayah, jangan seperti itu! membuat Rara takut!"

Jek tersenyum mendengar penuturan putrinya. Apa wajahnya se menyeramkan itu, pikir Jek.

"Sini duduk dekat ayah!"

Amira dengan perasaan was-was duduk di samping Jek. Tak biasanya sang ayah memasang wajah aneh seperti itu. Karena Jek bukan tipikal orang yang selalu menunjukan keluh kesahnya.

"Sayang, usia ayah sudah semakin tua. Dua tahun lalu kakek dan nenek meninggal. Ayah ingin kamu me --"

"Stop ayah! apa ayah menyuruh Rara menikah muda. No, ayah, Rara baru lulus kuliah dan Rara ingin pengalaman bekerja dulu!"

Jek menghela nafas berat ketika putrinya memotong pembicaraannya. Se takut itukah Amira tentang pernikahan. Bahkan Amira sekarang benar-benar memasang wajah panik.

"Sayang, jangan memotong ucapan ayah, itu tak sopan!"

"Maaf ayah, tapi Rara belum siap jika menikah tahun-tahun ini!"

Sesal Amira, dia tahu apa kesalahannya. Memotong ucapan sang ayah itu tak boleh. Apalagi sampai ngegas.

Amira menunduk merasa bersalah, membuat Jek menghela nafas berat. Sepertinya putrinya masih sama seperti dulu, belum ada perubahan.

"Sayang, dengarkan ayah baik-baik dan jangan potong ucapan ayah sebelum ayah selesai bicara!"

Tegas Jek, seperti nya Jek harus sedikit keras pada putri semata wayang ya.

Amira hanya mengangguk saja, patuh akan perintah sang ayah.

"Ayah bukan ingin menikahkan Rara, tapi alasan ayah meminta Rara kembali. Karena sudah waktunya Rara menggantikan ayah di perusahaan!"

"Apa!"

Pekik Amira terkejut bahkan suaranya sampai ke dapur. Tapi, Aurora hanya diam saja karena Melati sudah memberi tahunya. Kalau Jek sedang membicarakan hal serius dengan Amira.

Amira sungguh tak menyangka dengan keputusan sang ayah. Bagaimana bisa sang ayah memintanya dirinya memegang kendali perusahaan. Sedangkan dari dulu Amira tak berminat memegangnya. Amira punya cita-cita sendiri, bukan ingin menggantikan sang ayah di perusahaan.

"Yah, sudah berapa kali Rara bilang, Rara gak mau. Rara ingin membuka usaha Rara sendiri di bidang kecantikan bukan properti dan perhotelan!"

Tegas Amira menolak keras, ternyata benar apa yang Amira takutkan. Sang ayah menyuruh ia pulang karena perusahaan.

"Nak, kamu putri ayah satu-satunya, jika bukan kamu siapa lagi."

"Tapi yah!"

"Dengarkan ayah, ayah sudah tua dan perusahaan juga sedang mengalami masalah. Ayah tak bisa memegangnya sendirian. Ayah butuh kamu membantu ayah di perusahaan sebelum kamu benar-benar memegang nya!"

Jelas Jek berharap putrinya mengerti, karena dia tak bisa memegang semuanya di usia dia yang sudah tua.

Amira terdiam bingung harus memutuskan apa. Amira tak mau menggeluti perusahaan sang ayah karena itu bukan minatnya.

Amira ingin sekali lagi menolak, namun melihat wajah ayahnya yang kacau membuat Amira tak enak hati.

Apakah ia bisa membantu sang ayah, atau dia malah menghancurkannya.

Lama ayah dan anak itu terdiam dengan pikirannya masing-masing.

Seketika, ide gila muncul dari benak Amira. Entah sadar atau tidak Amira tersenyum membuat Jek yang melihatnya bergidik ngeri. Ada apa dengan Amira kenapa tiba-tiba malah tersenyum. Jek berharap putrinya gak kerasukan jin, kalau sampai itu terjadi Jek bingung harus mengobatinya dengan cara apa.

"Rara mau membantu ayah tapi, dengan satu syarat!"

Jek menautkan kedua alisnya menatap selidik pada putrinya. Kenapa cepat sekali berubah. Biasanya Jek akan sulit membujuk putrinya bahkan harus berminggu-minggu.

"Bagaimana yah!"

Ucap Amira bernegosiasi dengan senyum cerah di bibirnya. Entah apa yang sedang Amira rencanakan. Sepertinya bukan hal yang bagus.

"Katakan, apa syaratnya!"

Pasrah Jek, seperti Jek akan kalah lagi berdebat dengan putrinya.

"Izinkan Rara bekerja di perusahaan Q.B Grup!"

Jek melotot tak percaya dengan apa yang putrinya katakan. Sungguh syarat konyol apa yang sang putri katakan. Kenapa tidak langsung bekerja saja di perusahaan nya. Toh, sama saja. Kenapa harus di Q. B grup, perusahaan yang di dirikan Farhan yang menggeluti bidang Multinasional dan otomotif.

"No sayang, ayah gak setuju!"

"Satu tahun ayah, itung-itung mengganti satu tahun di London!"

"Tapi sayang!"

"Ayah, Rara gak mau tiba-tiba masuk ke perusahaan ayah dengan jabatan enak. Apa kata orang nanti, Rara gak mau di rendahkan. Rara ingin cari pengalaman dulu dan membuktikan kalau Rara mampu dan berhak mendapatkan jabatan itu!"

Jelas Amira, dia ingin mendapatkan pengalaman kerja dulu.

Jek hanya terdiam mendengar penjelasan putrinya. Walau penjelasan putrinya ada benarnya juga. Namun, detik berikutnya Jek menatap Amira intens.

"Kenapa gak di perusahaan induk saja!"

"No, di sana sudah ada Fatih. Yang ada Rara gak konsen bekerja karena pasti sering protes!"

Jek membenarkan saja karena Amira pasti akan melawan jika bekerja dengan Fatih. Apalagi usia mereka hampir sama. Dan tentu, Amira bukan fokus kerja tapi dia pasti meminta kerja yang ringan-ringan saja.

Tapi, kenapa harus bersama Alam!

Ya, perusahaan Q.B Grup di pimpin oleh Laskar Sky Mangku Alam, adik kandung Queen.

Laki-laki dingin dan kaku!

Jek menimbang-nimbang mungkin cocok juga jika Amira bekerja dengan Alam. Apalagi Alam selalu proposional dalam bekerja. Alam tak memandang itu saudara atau teman dalam pekerjaan. Sepertinya memang cocok untuk Amira yang manja.

"Ok, satu tahun dan ayah pegang janji itu!"

"Deal!"

Jek mengangguk saja karena pasti dia akan kalah lagi jika berdebat dengan putrinya.

Sedangkan Amira bersorak ria karena sang ayah yang menyetujuinya.

Amira tersenyum seringai, sepertinya aksinya akan di mulai.

Tunggu aku Om!

Batin Amira tak sabar bertemu dengan Om nya yang super duper dingin.

Bersambung ...

Jangan lupa Like, Hadiah, komen, dan Vote Terimakasih ...

Episodes
1 Bab 1 Welcome Indonesia
2 Bab 2 Perjanjian
3 Bab 3 Tunggu Rara, Om!
4 Bab 4 Office Girl
5 Bab 5 Mengakhiri semuanya
6 Bab 6 Apa se menyakitkan itu!
7 Bab 7 Bersembunyi di balik keceriaan
8 Bab 8 Permulaan
9 Bab 9 Pengecut
10 Bab 10 Cemburu
11 Bab 11 Perseturuan
12 Bab 12 Rencana Dom
13 Bab 13 Kekesalan Tifani
14 Bab 14 Hati Amira
15 Bab 15 Jadilah koponakan
16 Bab 16 Aku khilaf
17 Bab 17 Keresahan Melati
18 Bab 18 Kekecewaan Amira
19 Bab 19 Dasar ceroboh
20 Bab 20 Bisakah kita seperti ini dulu
21 Bab 21 Pagi cinta
22 Bab 22 Sudah selesai
23 Bab 23 Rara sayang dan cinta om
24 Bab 24 Kau itu unik
25 Bab 25. Cemburu
26 Bab 26 Kecurigaan Amira
27 Bab 27 Rencana Melati
28 Bab 28 Pertengkaran
29 Bab 29 Sandaran ternyaman
30 Bab 30 Rencana Amira
31 Bab 31 Teman kuliah
32 Bab 32 Mencari Shofi
33 Bab 33 Kenapa om!
34 34 Siang serasa malam!
35 Bab 35 Bagaimana bisa!!!
36 Bab 36 Makan siang
37 Bab 37 Di mana adiknya berada?
38 Bab 38 Emang enak di ganggu!
39 Bab 39 Keadaan Vina
40 Bab 40 Tingkah Amira
41 Bab 41 Asisten kurang ajar
42 Bab 42 Kakak!
43 Bab 43 Cepat pulang
44 Bab 44 Kekesalan Amira
45 Bab 45 Kejutan namun terkejut
46 Bab 46 Hampir khilaf
47 Bab 47 Kecelakaan
48 Bab 48 Teman lama
49 Bab 49 Obrolan santai
50 Bab 50 Perjodohan
51 Bab 51 Tenang
52 Bab 52 Kita akan berlibur
53 Bab 53 Pah, sayang itu apa?
54 Bab 54 Kerapuhan Moreo
55 Bab 55 Ketenangan
56 Bab 56 Jalan-jalan
57 Bab 57 Perjuangkan jika layak di perjuangkan
58 Bab 58 Pertengkaran
59 Bab 59 Hati yang rapuh
60 Bab 60 Tidak, itu tidak boleh terjadi!
61 Bab 61 Perdebatan
62 Bab 62 Terbelenggu dalam kerinduan
63 Bab 63 Mengalah
64 Bab 64 Mencoba memperbaiki semuanya
65 Bab 65 Kesakitan yang menjadi bom waktu
66 Bab 66 Tangisan bahagia
67 Bab 67 Amira, harta yang berharga.
68 Bab 68 Tahu dalam diam
69 Bab 69 Ikatan batin
70 Bab 70 Penyesalan Melati dan Jek
71 Bab 71 Mimpi
72 Bab 72 Terus berinteraksi
73 Bab 73 Cinta!
74 Bab 74 Apa arti aku tanpa kamu!
75 Bab 75 Kebenaran tentang Moreo
76 Bab 76 Entah siapa yang salah
77 Bab 77 Jangan berpikir untuk menyerah
78 Bab 78 Tembakan
79 Bab 79 Moreo pasti kuat
80 Bab 80 Besok aku akan menikah
81 Bab 81 Sebuah kebenaran yang menyakitkan
82 Bab 82 Pernikahan
83 Bab 83 Kebahagiaan sederhana
84 Bab 84 Maaf, sayang
85 Bab 85 Jendela
86 Bab 86 Di bawah
87 Bab 87 Galaksi dan Mentari
88 Bab 88 Nanti saja di rumah
89 Bab 89 Laskar Sky Mangku Alam
90 Bab 90 Keadaan yang semakin mencengkram
91 Bab 91 Terlupakan
92 Bab 92 Terlupakan 2
93 Bab 93 Sama-sama terluka
94 Bab 94 Bertahan demi nyawa yang belum terlahir
95 Bab 95 Kesakitan yang harus ikhlas
96 Bab 96 Kepergian yang membuat semua patah
97 Bab 97 Kepergian
98 Bab 98 Mentari Alesha Mangku Alam
99 Bab 99 Extra prat
100 Bab 100 Ekstra Part (Kami sayang kamu nak)
101 Ungkapan Author
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Bab 1 Welcome Indonesia
2
Bab 2 Perjanjian
3
Bab 3 Tunggu Rara, Om!
4
Bab 4 Office Girl
5
Bab 5 Mengakhiri semuanya
6
Bab 6 Apa se menyakitkan itu!
7
Bab 7 Bersembunyi di balik keceriaan
8
Bab 8 Permulaan
9
Bab 9 Pengecut
10
Bab 10 Cemburu
11
Bab 11 Perseturuan
12
Bab 12 Rencana Dom
13
Bab 13 Kekesalan Tifani
14
Bab 14 Hati Amira
15
Bab 15 Jadilah koponakan
16
Bab 16 Aku khilaf
17
Bab 17 Keresahan Melati
18
Bab 18 Kekecewaan Amira
19
Bab 19 Dasar ceroboh
20
Bab 20 Bisakah kita seperti ini dulu
21
Bab 21 Pagi cinta
22
Bab 22 Sudah selesai
23
Bab 23 Rara sayang dan cinta om
24
Bab 24 Kau itu unik
25
Bab 25. Cemburu
26
Bab 26 Kecurigaan Amira
27
Bab 27 Rencana Melati
28
Bab 28 Pertengkaran
29
Bab 29 Sandaran ternyaman
30
Bab 30 Rencana Amira
31
Bab 31 Teman kuliah
32
Bab 32 Mencari Shofi
33
Bab 33 Kenapa om!
34
34 Siang serasa malam!
35
Bab 35 Bagaimana bisa!!!
36
Bab 36 Makan siang
37
Bab 37 Di mana adiknya berada?
38
Bab 38 Emang enak di ganggu!
39
Bab 39 Keadaan Vina
40
Bab 40 Tingkah Amira
41
Bab 41 Asisten kurang ajar
42
Bab 42 Kakak!
43
Bab 43 Cepat pulang
44
Bab 44 Kekesalan Amira
45
Bab 45 Kejutan namun terkejut
46
Bab 46 Hampir khilaf
47
Bab 47 Kecelakaan
48
Bab 48 Teman lama
49
Bab 49 Obrolan santai
50
Bab 50 Perjodohan
51
Bab 51 Tenang
52
Bab 52 Kita akan berlibur
53
Bab 53 Pah, sayang itu apa?
54
Bab 54 Kerapuhan Moreo
55
Bab 55 Ketenangan
56
Bab 56 Jalan-jalan
57
Bab 57 Perjuangkan jika layak di perjuangkan
58
Bab 58 Pertengkaran
59
Bab 59 Hati yang rapuh
60
Bab 60 Tidak, itu tidak boleh terjadi!
61
Bab 61 Perdebatan
62
Bab 62 Terbelenggu dalam kerinduan
63
Bab 63 Mengalah
64
Bab 64 Mencoba memperbaiki semuanya
65
Bab 65 Kesakitan yang menjadi bom waktu
66
Bab 66 Tangisan bahagia
67
Bab 67 Amira, harta yang berharga.
68
Bab 68 Tahu dalam diam
69
Bab 69 Ikatan batin
70
Bab 70 Penyesalan Melati dan Jek
71
Bab 71 Mimpi
72
Bab 72 Terus berinteraksi
73
Bab 73 Cinta!
74
Bab 74 Apa arti aku tanpa kamu!
75
Bab 75 Kebenaran tentang Moreo
76
Bab 76 Entah siapa yang salah
77
Bab 77 Jangan berpikir untuk menyerah
78
Bab 78 Tembakan
79
Bab 79 Moreo pasti kuat
80
Bab 80 Besok aku akan menikah
81
Bab 81 Sebuah kebenaran yang menyakitkan
82
Bab 82 Pernikahan
83
Bab 83 Kebahagiaan sederhana
84
Bab 84 Maaf, sayang
85
Bab 85 Jendela
86
Bab 86 Di bawah
87
Bab 87 Galaksi dan Mentari
88
Bab 88 Nanti saja di rumah
89
Bab 89 Laskar Sky Mangku Alam
90
Bab 90 Keadaan yang semakin mencengkram
91
Bab 91 Terlupakan
92
Bab 92 Terlupakan 2
93
Bab 93 Sama-sama terluka
94
Bab 94 Bertahan demi nyawa yang belum terlahir
95
Bab 95 Kesakitan yang harus ikhlas
96
Bab 96 Kepergian yang membuat semua patah
97
Bab 97 Kepergian
98
Bab 98 Mentari Alesha Mangku Alam
99
Bab 99 Extra prat
100
Bab 100 Ekstra Part (Kami sayang kamu nak)
101
Ungkapan Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!