Bab 4 Office Girl

Di sebuah perusahaan besar yang ada di ibu kota Jakarta. Terlihat semua karyawan pada sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.

Suara langkah kaki terdengar nyaring memasuki ruangan CEO tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Seakan seseorang itu sudah terbiasa akan hal itu.

"Kau selalu saja masuk tanpa mengetuk pintu!"

Ketus sang CEO pada sekertaris nya yang malah tersenyum lebar tanpa takut dan merasa bersalah.

"Katakan, apa yang kau dapatkan Dom?"

"Keponakan jauh anda sudah kembali dari Jerman tepat jam sepuluh pagi kemaren. Sepertinya ada sesuatu yang mendesak membuat keponakan anda kembali lebih cepat dari jadwalnya. Dan--"

"Jangan berbelit Dominic!"

Geram Alam pada sahabatnya sekaligus asistennya sambil menatap tajam.

"Amira akan bekerja di perusahaan anda!"

"Jangan di terima!"

"Tapi sayangnya pihak HDR sudah menerimanya!"

"Oh sitt!"

"Mungkin nona muda Prayoga juga sudah sampai di kantor anda!"

Alam melotot pada asistennya, kenapa tak memberi tahu pada dirinya sejak awal.

"Gadis itu kenapa belum menyerah juga!"

Geram Alam, kenapa Amira malah memilih bekerja di perusahaan nya bukan bekerja di kantor nya sendiri.

Sungguh Alam tak habis pikir dengan apa yang Amira lakukan sejauh ini.

"Bagian mana?"

"Chief Marketing Officer (CMO), Amira melamar di bagian itu. Tepat sekali menggantikan pak Mahfudz yang sedang sakit. Kabarnya Amira cuma satu tahun kerja di sini!"

Alam menautkan kedua alisnya merasa bingung. Alam pikir Amira kekeh masuk ke perusahaan agar berusaha mendekati diri nya dengan masuk sebagai sekertaris.

Namun, nyatanya Amira memilih masuk ke bagian marketing, di mana Amira akan di sibukkan di luar kantor. Dan, tentu akan sangat sulit bertemu dirinya kecuali jika ada rapat setiap bagian jajaran.

Alam tak mau ambil pusing, lebih baik Amira di sana dari pada harus menjadi sekertaris nya yang malah setiap hari akan bertemu dengannya.

"Awasi dia jangan sampai membuat masalah! dan kau urus semuanya. Hari ini jangan ada yang masuk ke sini!"

"Baik!"

Dominic langsung keluar ruangan Alam membiarkan Alam sendiri.

Alam menerka-nerka seakan tak percaya dengan apa yang Amira lakukan. Alam yakin, Amira mempunyai rencana terselubung.

Karena Alam tahu siapa Amira, gadis keras kepala jika sedang menginginkan sesuatu.

Alam mengepalkan kedua tangannya kuat bahkan matanya memerah menahan amarah. Entah kenapa Alam berubah seperti itu. Seakan Alam membenci Amira di masa lalu.

"Kenapa kau kembali!"

Gumam Alam mengepalkan kedua tangannya kuat bahkan sampai pen yang Alam pegang menjadi patah.

Tatapan itu seolah memancarkan kesakitan yang begitu dalam. Entah apa, hanya Alam sendiri yang tahu.

.

Loby perusahaan ...

Amira berjalan dengan anggunnya menanyakan di mana ruang HDR pada sang resepsionis.

"Apa sudah membuat janji?"

"Sudah,"

"Sebentar!"

Sang resepsionis langsung menelepon pihak hdr.

"Amira!"

Amira langsung berbalik ketika namanya di panggil. Amira menautkan kedua alisnya melihat seorang laki-laki gagah berjalan kearahnya.

Perasaan Amira tak mengenali laki-laki itu, tapi kenapa bisa ia mengenali Amira.

"Siapa?"

Tanya Amira ketika laki-laki yang memanggilnya sudah berdiri tepat di hadapannya.

"Dominic, panggil saja Dom. Asisten pak Alam!"

"Oh, iya."

Jawab singkat Amira dengan nada dingin membuat sang resepsionis hanya menganga saja melihat interaksi keduanya.

Pasalnya Amira begitu berani bicara tak sopan pada sang asisten.

"Mau ke ruang hdr?"

"Ya!"

"Mari saya antar, kebetulan saya juga mau ke sana!"

Amira hanya mengangguk saja mengikuti langkah Dom menuju ruang resepsionis.

Semua karyawan berbisik-bisik mengenai Amira.

Pasalnya mereka tahu, asisten CEO itu terkenal dingin dan kejam. Tapi, kenapa sang asisten terlihat begitu menghormati karyawan baru.

Kehadiran Amira sungguh mengegerkan pada karyawan. Pasalnya penampilan Amira terlihat bahwa dia bukan orang sembarangan, apalagi Amira terkesan cuek dan dingin.

Tok ... tok ..

"Masuk!"

"Eh, pak Dom!"

Gugup Salsabila terkejut akan kehadiran Dom ke ruangannya. Pasalnya tak ada berkas atau pekerjaan yang harus Salsa laporkan.

Keterkejutan Salsa seketika hilang ketika melihat siapa yang berada di belakang Dom.

"Pagi Bu Salsa!"

Sapa Amira ramah sambil tersenyum tipis. Sedangkan Amira hanya menautkan kedua alisnya ketika Dom pergi begitu saja.

Namun, Amira tak mau ambil pusing akan hal itu. Tujuan Amira hanya bertemu pihak HDR dan bertanya dimana dia harus kerja.

"Amira ya,"

"Iya Bu!"

"Silahkan duduk!"

Amira langsung duduk dan menyerahkan berkas-berkas yang di perlukan.

"Nanti kamu berada bagian kepala divisi marketing menggantikan pak Mahfudz yang sedang sakit!"

"Tunggu! tapi Bu, bukankah saya melamar sebagai staf biasa. Kenapa saya di tempatkan di bagian marketing!"

"Jangan panggil ibu, usia saya mungkin tak jauh dari kamu. Saya tahu siapa kamu, pak Jek sendiri yang meminta menempatkan kamu di bagian ini!"

"Ayah!"

"Iya,"

"Tap--"

"Tenang saja, saya akan jaga rahasia, identitas kamu aman kok."

Amira menghela nafas lega, padahal Amira sudah sangat terkejut akan hal itu. Pasalnya ini bukan rencananya. Jika begini, semua rencana Amira akan gagal mendekati Alam.

Padahal Amira ingin di bagian staf biasa saja agar bisa keluar masuk membersihkan ruang kerja Alam.

Sial, nyatanya sang ayah malah ikut campur dan menempatkannya di bagian yang membuat Amira sulit menjangkau Alam.

Kecuali, Amira bisa bertemu Alam jika ada rapat saja dan memberikan laporan itupun pasti jangka sebulan satu kali.

"Tapi, bisakah saya jangan di tempatkan di sana. Semisal saya jadi office girl!"

Salsa malah tertawa mendengar permohonan Amira. Sungguh Salsa merasa lucu mendengarnya. Bagaimana mungkin anak seorang pengusaha ingin bekerja jadi office girl. Padahal sudah di tempatkan di bagian paling enak, bahkan orang lainpun tentu menginginkan jabatan itu.

Sedang Amira sendiri malah menautkan kedua alisnya bingung. Apa ada yang salah dengan permintaannya.

"Oh ayolah nona muda, lihatlah. Pakaian anda begitu modis namun anda melamar di bagian bawah. Apa itu tak aneh, anda melamar dengan pakaian mahal. Bagaimana jadinya jika tiba-tiba kamu bekerja jadi office girl, apa tak ada orang yang curiga!"

Amira terdiam sambil melihat pakaian, benar juga apa yang di katakan Salsa. Tapi, Amira tidak punya baju biasa, semua bajunya barang branded doang.

Sungguh Salsa merasa aneh, baru kali ini menemukan orang kaya raya, bahkan terlahir di keluarga konglomerat. Namun, ingin bekerja seperti itu. Ini benar-benar aneh dan sangat membingungkan.

Pasti siapapun itu akan merasa bingung akan tingkah dan keinginan Amira.

"Tapi aku mau di bagian itu bukan marketing!"

Kekeh Amira membuat Salsa benar-benar ingin tertawa sebanyak-banyaknya.

"Namun, sayangnya itu tak bisa. Kamu akan tetap bekerja di bagian itu!"

Amira menghembuskan nafas kasar, tidak! rencananya tak boleh gagal. Jika gagal, sia-sia dia berjuang.

"Ayah!!"

Gumam Amira benar-benar geram, kenapa malah seenak jidatnya.

Bersambung ...

Jangan lupa Like, Hadiah, komen dan Vote Terimakasih ...

Episodes
1 Bab 1 Welcome Indonesia
2 Bab 2 Perjanjian
3 Bab 3 Tunggu Rara, Om!
4 Bab 4 Office Girl
5 Bab 5 Mengakhiri semuanya
6 Bab 6 Apa se menyakitkan itu!
7 Bab 7 Bersembunyi di balik keceriaan
8 Bab 8 Permulaan
9 Bab 9 Pengecut
10 Bab 10 Cemburu
11 Bab 11 Perseturuan
12 Bab 12 Rencana Dom
13 Bab 13 Kekesalan Tifani
14 Bab 14 Hati Amira
15 Bab 15 Jadilah koponakan
16 Bab 16 Aku khilaf
17 Bab 17 Keresahan Melati
18 Bab 18 Kekecewaan Amira
19 Bab 19 Dasar ceroboh
20 Bab 20 Bisakah kita seperti ini dulu
21 Bab 21 Pagi cinta
22 Bab 22 Sudah selesai
23 Bab 23 Rara sayang dan cinta om
24 Bab 24 Kau itu unik
25 Bab 25. Cemburu
26 Bab 26 Kecurigaan Amira
27 Bab 27 Rencana Melati
28 Bab 28 Pertengkaran
29 Bab 29 Sandaran ternyaman
30 Bab 30 Rencana Amira
31 Bab 31 Teman kuliah
32 Bab 32 Mencari Shofi
33 Bab 33 Kenapa om!
34 34 Siang serasa malam!
35 Bab 35 Bagaimana bisa!!!
36 Bab 36 Makan siang
37 Bab 37 Di mana adiknya berada?
38 Bab 38 Emang enak di ganggu!
39 Bab 39 Keadaan Vina
40 Bab 40 Tingkah Amira
41 Bab 41 Asisten kurang ajar
42 Bab 42 Kakak!
43 Bab 43 Cepat pulang
44 Bab 44 Kekesalan Amira
45 Bab 45 Kejutan namun terkejut
46 Bab 46 Hampir khilaf
47 Bab 47 Kecelakaan
48 Bab 48 Teman lama
49 Bab 49 Obrolan santai
50 Bab 50 Perjodohan
51 Bab 51 Tenang
52 Bab 52 Kita akan berlibur
53 Bab 53 Pah, sayang itu apa?
54 Bab 54 Kerapuhan Moreo
55 Bab 55 Ketenangan
56 Bab 56 Jalan-jalan
57 Bab 57 Perjuangkan jika layak di perjuangkan
58 Bab 58 Pertengkaran
59 Bab 59 Hati yang rapuh
60 Bab 60 Tidak, itu tidak boleh terjadi!
61 Bab 61 Perdebatan
62 Bab 62 Terbelenggu dalam kerinduan
63 Bab 63 Mengalah
64 Bab 64 Mencoba memperbaiki semuanya
65 Bab 65 Kesakitan yang menjadi bom waktu
66 Bab 66 Tangisan bahagia
67 Bab 67 Amira, harta yang berharga.
68 Bab 68 Tahu dalam diam
69 Bab 69 Ikatan batin
70 Bab 70 Penyesalan Melati dan Jek
71 Bab 71 Mimpi
72 Bab 72 Terus berinteraksi
73 Bab 73 Cinta!
74 Bab 74 Apa arti aku tanpa kamu!
75 Bab 75 Kebenaran tentang Moreo
76 Bab 76 Entah siapa yang salah
77 Bab 77 Jangan berpikir untuk menyerah
78 Bab 78 Tembakan
79 Bab 79 Moreo pasti kuat
80 Bab 80 Besok aku akan menikah
81 Bab 81 Sebuah kebenaran yang menyakitkan
82 Bab 82 Pernikahan
83 Bab 83 Kebahagiaan sederhana
84 Bab 84 Maaf, sayang
85 Bab 85 Jendela
86 Bab 86 Di bawah
87 Bab 87 Galaksi dan Mentari
88 Bab 88 Nanti saja di rumah
89 Bab 89 Laskar Sky Mangku Alam
90 Bab 90 Keadaan yang semakin mencengkram
91 Bab 91 Terlupakan
92 Bab 92 Terlupakan 2
93 Bab 93 Sama-sama terluka
94 Bab 94 Bertahan demi nyawa yang belum terlahir
95 Bab 95 Kesakitan yang harus ikhlas
96 Bab 96 Kepergian yang membuat semua patah
97 Bab 97 Kepergian
98 Bab 98 Mentari Alesha Mangku Alam
99 Bab 99 Extra prat
100 Bab 100 Ekstra Part (Kami sayang kamu nak)
101 Ungkapan Author
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Bab 1 Welcome Indonesia
2
Bab 2 Perjanjian
3
Bab 3 Tunggu Rara, Om!
4
Bab 4 Office Girl
5
Bab 5 Mengakhiri semuanya
6
Bab 6 Apa se menyakitkan itu!
7
Bab 7 Bersembunyi di balik keceriaan
8
Bab 8 Permulaan
9
Bab 9 Pengecut
10
Bab 10 Cemburu
11
Bab 11 Perseturuan
12
Bab 12 Rencana Dom
13
Bab 13 Kekesalan Tifani
14
Bab 14 Hati Amira
15
Bab 15 Jadilah koponakan
16
Bab 16 Aku khilaf
17
Bab 17 Keresahan Melati
18
Bab 18 Kekecewaan Amira
19
Bab 19 Dasar ceroboh
20
Bab 20 Bisakah kita seperti ini dulu
21
Bab 21 Pagi cinta
22
Bab 22 Sudah selesai
23
Bab 23 Rara sayang dan cinta om
24
Bab 24 Kau itu unik
25
Bab 25. Cemburu
26
Bab 26 Kecurigaan Amira
27
Bab 27 Rencana Melati
28
Bab 28 Pertengkaran
29
Bab 29 Sandaran ternyaman
30
Bab 30 Rencana Amira
31
Bab 31 Teman kuliah
32
Bab 32 Mencari Shofi
33
Bab 33 Kenapa om!
34
34 Siang serasa malam!
35
Bab 35 Bagaimana bisa!!!
36
Bab 36 Makan siang
37
Bab 37 Di mana adiknya berada?
38
Bab 38 Emang enak di ganggu!
39
Bab 39 Keadaan Vina
40
Bab 40 Tingkah Amira
41
Bab 41 Asisten kurang ajar
42
Bab 42 Kakak!
43
Bab 43 Cepat pulang
44
Bab 44 Kekesalan Amira
45
Bab 45 Kejutan namun terkejut
46
Bab 46 Hampir khilaf
47
Bab 47 Kecelakaan
48
Bab 48 Teman lama
49
Bab 49 Obrolan santai
50
Bab 50 Perjodohan
51
Bab 51 Tenang
52
Bab 52 Kita akan berlibur
53
Bab 53 Pah, sayang itu apa?
54
Bab 54 Kerapuhan Moreo
55
Bab 55 Ketenangan
56
Bab 56 Jalan-jalan
57
Bab 57 Perjuangkan jika layak di perjuangkan
58
Bab 58 Pertengkaran
59
Bab 59 Hati yang rapuh
60
Bab 60 Tidak, itu tidak boleh terjadi!
61
Bab 61 Perdebatan
62
Bab 62 Terbelenggu dalam kerinduan
63
Bab 63 Mengalah
64
Bab 64 Mencoba memperbaiki semuanya
65
Bab 65 Kesakitan yang menjadi bom waktu
66
Bab 66 Tangisan bahagia
67
Bab 67 Amira, harta yang berharga.
68
Bab 68 Tahu dalam diam
69
Bab 69 Ikatan batin
70
Bab 70 Penyesalan Melati dan Jek
71
Bab 71 Mimpi
72
Bab 72 Terus berinteraksi
73
Bab 73 Cinta!
74
Bab 74 Apa arti aku tanpa kamu!
75
Bab 75 Kebenaran tentang Moreo
76
Bab 76 Entah siapa yang salah
77
Bab 77 Jangan berpikir untuk menyerah
78
Bab 78 Tembakan
79
Bab 79 Moreo pasti kuat
80
Bab 80 Besok aku akan menikah
81
Bab 81 Sebuah kebenaran yang menyakitkan
82
Bab 82 Pernikahan
83
Bab 83 Kebahagiaan sederhana
84
Bab 84 Maaf, sayang
85
Bab 85 Jendela
86
Bab 86 Di bawah
87
Bab 87 Galaksi dan Mentari
88
Bab 88 Nanti saja di rumah
89
Bab 89 Laskar Sky Mangku Alam
90
Bab 90 Keadaan yang semakin mencengkram
91
Bab 91 Terlupakan
92
Bab 92 Terlupakan 2
93
Bab 93 Sama-sama terluka
94
Bab 94 Bertahan demi nyawa yang belum terlahir
95
Bab 95 Kesakitan yang harus ikhlas
96
Bab 96 Kepergian yang membuat semua patah
97
Bab 97 Kepergian
98
Bab 98 Mentari Alesha Mangku Alam
99
Bab 99 Extra prat
100
Bab 100 Ekstra Part (Kami sayang kamu nak)
101
Ungkapan Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!