Bab 3 Tunggu Rara, Om!

"Sayang, kenapa memberi izin pada Rara bekerja di sana?"

Protes Melati tak setuju dengan syarat yang Amira ajukan.

Sia-sia selama ini usaha Melati jika pada akhirnya Amira malah bekerja di sana.

"Mau bagaimana lagi sayang, Amira hanya meminta satu tahun saja. Yang penting nanti Amira mau memegang perusahaan,"

"Tapi kenapa harus di Q.B Grup bukan F.B Grup!"

"Tunggu sayang, kenapa kamu semarah itu. Apa ada sesuatu!"

Selidik Jek bingung, tak biasanya istri ya protes.

"Tidak! tapi bukankah Rara tak menyukai otomotif, atau kenapa gak di perusahaan B.B Grup saja yang cocok dengan cita-cita nya!"

"Kalau di B.B grup aku gak setuju, perusahaan itu ada di Jerman yang di pegang om Fandi, jauh lagi!"

"Kenapa sih, malahan itu bagus. Apalagi perusahaan kita juga sedang kerja sama dengan Q.B grup. Biarkan Amira mempelajari di sana!"

"Tap--"

"Sudah sayang, kamu itu aneh. Bukankah sayang yang ingin Amira pulang, jika aku mengubah keputusan dia malah senang jika bekerja di Jerman. Apa kamu siap jauh lagi dengan Amira!"

Melati terdiam, benar kata suaminya. Ini keinginan dia Amira pulang. Jika Amira pergi lagi, Melati tak bisa jauh lagi dari putrinya.

Tapi kenapa harus Q.B Grup gak yang lain, Melati kurang setuju jika putrinya bekerja di sana.

Melati hanya takut sesuatu terjadi, namun Melati juga tak berani bercerita pada suami nya. Melati takut Jek tidak akan percaya sebelum ada bukti.

Jek semakin heran dengan perubahan istrinya, bahkan sekarang malah melamun.

"Sayang, kenapa jadi melamun?"

"Gak, aku hanya tak menyangka, putri manja kita sudah dewasa!"

"Ya, sekarang ayo kita tidur!"

Melati mengangguk saja lalu berbaring memeluk tubuh Jek. Melati menyandarkan kepalanya di dada bidang Jek. Tempat paling ternyaman yang Melati miliki.

.

Sedangkan di kamar, Amira terus saja tersenyum.

Ini gila, namun Amira tak bisa mencegah hatinya untuk terus mendekat.

Amira sudah berusaha tiga tahun belakangan ini mencoba membuka hati. Namun, tak bisa. Terlalu sulit bagi Amira menghapus satu nama di hatinya.

Ini gila benar-benar gila. Tapi, bukankah cinta tak bisa di cegah. Ia hadir tanpa Amira minta, walau Amira tahu dia sudah menyakiti cinta lain.

Amira melirik Aurora yang sudah tidur setelah Aurora tadi bercerita.

Amira merebahkan tubuhnya di samping Aurora. Namun, belum sempat Amira merebahkan tubuhnya ponselnya berdering.

Bunga, nama itu tertera di layar ponsel canggih Amira. Amira menghela nafas berat, Amira yakin Bunga pasti akan mengomel padanya.

"Ya ampun Ra, kau gila. Kenapa pulang gak bilang-bilang sih. Bahkan kau tak pamit juga pada Moreo. Dari tadi dia nanyain kamu terus tahu. Apa yang kamu pikirkan, jangan membuat sesuatu yang akan menyakitimu!"

Amira menjauhkan ponselnya dari telinganya mendengar Omelan dari sahabatnya yang terus nyerocos tak ada jeda. Sudah Amira duga, Bunga pasti akan marah padanya.

"Katakan apa yang membuatmu kembali, bukankah waktumu satu tahun lagi. Aku bingung harus menjawab apa pada Moreo,. kau ini membuatku pusing saja. Katakan ada apa, jangan buat hal gila, Ra!"

Ancam Bunga merasa takut sahabatnya melakukan hal gila yang akan merugikan dirinya sendiri dan tentu akan menyakiti Moreo.

Sendari dulu Moreo berjuang hanya ingin mendapati hati Amira. Hingga satu tahun lalu Amira mencoba membuka hati untuk Moreo. Namun, nyatanya gagal, semuanya tak semudah yang Bunga katakan.

"Sayang nya Aku sudah membuat keputusan gila, Bunga!"

Pada akhirnya Amira mulia bersua membuat Bunga di sebrang sana melotot tak percaya. Bagaimana mungkin Amira akan sebodoh dan sekejam itu pada Moreo.

"Ra jangan gila!"

"Tapi aku sudah gila sejak dulu, kamu tahu itu!"

"Tapi Moreo bagaimana, Ra. Kamu akan menyakiti nya,"

"Lebih baik sekarang aku menyakiti dari pada dia terus tersakiti. Aku gak bisa Bunga aku gak bisa. Itu terlalu sulit bagiku, aku sudah mencoba kamu tahu itu. Tapi, hasilnya gagal!"

"Ra,"

Berkali-kali Bunga menghela nafas berat di ujung sana bahkan Amira tahu bagaimana cemasnya Bunga akan dirinya.

Empat tahun bukan waktu yang mudah bagi Amira melupakan semuanya. Semakin Amira mencoba melupakan maka hati Amira semakin sekarat.

"Kau memang keras kepala, Ra!"

"Aku akan menelepon Moreo setelah ini!"

"Dia menyusul mu balik, mungkin sekarang sudah ada dalam pesawat!"

Deg ...

Amira terdiam dengan hati bergemuruh, bahkan pikirannya menjadi kacau.

Apa keputusan Amira sudah benar, memperjuangkan cintanya dan menyakiti hati lain. Atau Amira harus pura-pura menerima orang lain walau harus menyakiti dan membohongi dirinya sendiri.

Dua-duanya sangat menyakitkan bagi Amira. Tapi Amira tak mau terus menyakiti Moreo terus dan membohongi dirinya sendiri. Kalau sampai saat ini Moreo belum bisa menghapus nama Alam di hati Amira walau sedikit pun.

Lantas apa yang harus Amira lakukan, semuanya sulit untuk Amira lakukan.

Jika Moreo menyusulnya, Amira harus benar-benar siap untuk mengakhiri semuanya.

Ya, itu keputusan yang sudah Amira buat, dan ia tak akan pernah menyerah begitu saja. Sampai di mana waktu yang menyuruh Amira berhenti.

"Ra, Amira!!!!"

Teriak Bunga di sebrang sana karena tak mendengar suara Amira. Bahkan nafas Amira saja Bunga tak mendengarnya. Jika saja studi nya sudah selesai Bunga pasti akan meminta Raja untuk mengantarkannya kembali ke Indonesia. Guna menemani sahabatnya itu. Tapi, Bunga bisa apa, dia tak bisa apa-apa selain memperingati sahabatnya itu.

"Bunga, aku tutup dulu teleponnya. Sampaikan salamku pada Sekar, aku menyayanginya!"

Tut ... Tut ...

Amira langsung mematikan teleponnya tanpa mempedulikan teriakan Bunga di sebrang sana.

Ini sudah jadi keputusan Amira, maka ia harus sanggup menanggung resiko nya. Apapun yang terjadi kedepannya Amira tak akan pernah mundur lagi. Ia sudah sejauh ini melangkah dan tak mungkin mundur kembali.

"Maafkan aku Moreo!"

Gumam Amira sambil meletakan ponselnya.

Amira tahu, Moreo dari dulu mengejarnya, namun bukankah hati tak bisa di paksakan. Amira sudah mencoba memaksa hatinya untuk Amira berikan pada Moreo. Namun, nyatanya hasilnya tetap sama.

Amira tak bisa mencintai Moreo, Amira hanya menganggap Moreo sahabatnya dari dulu sama seperti Rangga dan Raja, tak lebih dari itu.

Sejauh ini Amira sudah melangkah dan menuruti semua apa yang di katakan sang mama. Tapi, bolehkah sekarang Amira egois, untuk sekedar mengejar apa yang dia inginkan.

Amira berusaha memejamkan kedua matanya, berharap hari esok adalah hari yang baru baginya. Hari yang akan mengubah hidupnya.

Entah kehidupan rumit atau mudah yang akan Amira lalui selanjutnya.

Amira sudah bertekad, ia akan mengejar apa yang seharusnya jadi miliknya.

"Tunggu Rara, Om!"

Gumam Amira dengan mata terpejam, seolah Amira sedang bermimpi dalam tidurnya.

Bersambung ..

Jangan lupa Like, Hadiah, komen dan Vote Terimakasih ...

Episodes
1 Bab 1 Welcome Indonesia
2 Bab 2 Perjanjian
3 Bab 3 Tunggu Rara, Om!
4 Bab 4 Office Girl
5 Bab 5 Mengakhiri semuanya
6 Bab 6 Apa se menyakitkan itu!
7 Bab 7 Bersembunyi di balik keceriaan
8 Bab 8 Permulaan
9 Bab 9 Pengecut
10 Bab 10 Cemburu
11 Bab 11 Perseturuan
12 Bab 12 Rencana Dom
13 Bab 13 Kekesalan Tifani
14 Bab 14 Hati Amira
15 Bab 15 Jadilah koponakan
16 Bab 16 Aku khilaf
17 Bab 17 Keresahan Melati
18 Bab 18 Kekecewaan Amira
19 Bab 19 Dasar ceroboh
20 Bab 20 Bisakah kita seperti ini dulu
21 Bab 21 Pagi cinta
22 Bab 22 Sudah selesai
23 Bab 23 Rara sayang dan cinta om
24 Bab 24 Kau itu unik
25 Bab 25. Cemburu
26 Bab 26 Kecurigaan Amira
27 Bab 27 Rencana Melati
28 Bab 28 Pertengkaran
29 Bab 29 Sandaran ternyaman
30 Bab 30 Rencana Amira
31 Bab 31 Teman kuliah
32 Bab 32 Mencari Shofi
33 Bab 33 Kenapa om!
34 34 Siang serasa malam!
35 Bab 35 Bagaimana bisa!!!
36 Bab 36 Makan siang
37 Bab 37 Di mana adiknya berada?
38 Bab 38 Emang enak di ganggu!
39 Bab 39 Keadaan Vina
40 Bab 40 Tingkah Amira
41 Bab 41 Asisten kurang ajar
42 Bab 42 Kakak!
43 Bab 43 Cepat pulang
44 Bab 44 Kekesalan Amira
45 Bab 45 Kejutan namun terkejut
46 Bab 46 Hampir khilaf
47 Bab 47 Kecelakaan
48 Bab 48 Teman lama
49 Bab 49 Obrolan santai
50 Bab 50 Perjodohan
51 Bab 51 Tenang
52 Bab 52 Kita akan berlibur
53 Bab 53 Pah, sayang itu apa?
54 Bab 54 Kerapuhan Moreo
55 Bab 55 Ketenangan
56 Bab 56 Jalan-jalan
57 Bab 57 Perjuangkan jika layak di perjuangkan
58 Bab 58 Pertengkaran
59 Bab 59 Hati yang rapuh
60 Bab 60 Tidak, itu tidak boleh terjadi!
61 Bab 61 Perdebatan
62 Bab 62 Terbelenggu dalam kerinduan
63 Bab 63 Mengalah
64 Bab 64 Mencoba memperbaiki semuanya
65 Bab 65 Kesakitan yang menjadi bom waktu
66 Bab 66 Tangisan bahagia
67 Bab 67 Amira, harta yang berharga.
68 Bab 68 Tahu dalam diam
69 Bab 69 Ikatan batin
70 Bab 70 Penyesalan Melati dan Jek
71 Bab 71 Mimpi
72 Bab 72 Terus berinteraksi
73 Bab 73 Cinta!
74 Bab 74 Apa arti aku tanpa kamu!
75 Bab 75 Kebenaran tentang Moreo
76 Bab 76 Entah siapa yang salah
77 Bab 77 Jangan berpikir untuk menyerah
78 Bab 78 Tembakan
79 Bab 79 Moreo pasti kuat
80 Bab 80 Besok aku akan menikah
81 Bab 81 Sebuah kebenaran yang menyakitkan
82 Bab 82 Pernikahan
83 Bab 83 Kebahagiaan sederhana
84 Bab 84 Maaf, sayang
85 Bab 85 Jendela
86 Bab 86 Di bawah
87 Bab 87 Galaksi dan Mentari
88 Bab 88 Nanti saja di rumah
89 Bab 89 Laskar Sky Mangku Alam
90 Bab 90 Keadaan yang semakin mencengkram
91 Bab 91 Terlupakan
92 Bab 92 Terlupakan 2
93 Bab 93 Sama-sama terluka
94 Bab 94 Bertahan demi nyawa yang belum terlahir
95 Bab 95 Kesakitan yang harus ikhlas
96 Bab 96 Kepergian yang membuat semua patah
97 Bab 97 Kepergian
98 Bab 98 Mentari Alesha Mangku Alam
99 Bab 99 Extra prat
100 Bab 100 Ekstra Part (Kami sayang kamu nak)
101 Ungkapan Author
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Bab 1 Welcome Indonesia
2
Bab 2 Perjanjian
3
Bab 3 Tunggu Rara, Om!
4
Bab 4 Office Girl
5
Bab 5 Mengakhiri semuanya
6
Bab 6 Apa se menyakitkan itu!
7
Bab 7 Bersembunyi di balik keceriaan
8
Bab 8 Permulaan
9
Bab 9 Pengecut
10
Bab 10 Cemburu
11
Bab 11 Perseturuan
12
Bab 12 Rencana Dom
13
Bab 13 Kekesalan Tifani
14
Bab 14 Hati Amira
15
Bab 15 Jadilah koponakan
16
Bab 16 Aku khilaf
17
Bab 17 Keresahan Melati
18
Bab 18 Kekecewaan Amira
19
Bab 19 Dasar ceroboh
20
Bab 20 Bisakah kita seperti ini dulu
21
Bab 21 Pagi cinta
22
Bab 22 Sudah selesai
23
Bab 23 Rara sayang dan cinta om
24
Bab 24 Kau itu unik
25
Bab 25. Cemburu
26
Bab 26 Kecurigaan Amira
27
Bab 27 Rencana Melati
28
Bab 28 Pertengkaran
29
Bab 29 Sandaran ternyaman
30
Bab 30 Rencana Amira
31
Bab 31 Teman kuliah
32
Bab 32 Mencari Shofi
33
Bab 33 Kenapa om!
34
34 Siang serasa malam!
35
Bab 35 Bagaimana bisa!!!
36
Bab 36 Makan siang
37
Bab 37 Di mana adiknya berada?
38
Bab 38 Emang enak di ganggu!
39
Bab 39 Keadaan Vina
40
Bab 40 Tingkah Amira
41
Bab 41 Asisten kurang ajar
42
Bab 42 Kakak!
43
Bab 43 Cepat pulang
44
Bab 44 Kekesalan Amira
45
Bab 45 Kejutan namun terkejut
46
Bab 46 Hampir khilaf
47
Bab 47 Kecelakaan
48
Bab 48 Teman lama
49
Bab 49 Obrolan santai
50
Bab 50 Perjodohan
51
Bab 51 Tenang
52
Bab 52 Kita akan berlibur
53
Bab 53 Pah, sayang itu apa?
54
Bab 54 Kerapuhan Moreo
55
Bab 55 Ketenangan
56
Bab 56 Jalan-jalan
57
Bab 57 Perjuangkan jika layak di perjuangkan
58
Bab 58 Pertengkaran
59
Bab 59 Hati yang rapuh
60
Bab 60 Tidak, itu tidak boleh terjadi!
61
Bab 61 Perdebatan
62
Bab 62 Terbelenggu dalam kerinduan
63
Bab 63 Mengalah
64
Bab 64 Mencoba memperbaiki semuanya
65
Bab 65 Kesakitan yang menjadi bom waktu
66
Bab 66 Tangisan bahagia
67
Bab 67 Amira, harta yang berharga.
68
Bab 68 Tahu dalam diam
69
Bab 69 Ikatan batin
70
Bab 70 Penyesalan Melati dan Jek
71
Bab 71 Mimpi
72
Bab 72 Terus berinteraksi
73
Bab 73 Cinta!
74
Bab 74 Apa arti aku tanpa kamu!
75
Bab 75 Kebenaran tentang Moreo
76
Bab 76 Entah siapa yang salah
77
Bab 77 Jangan berpikir untuk menyerah
78
Bab 78 Tembakan
79
Bab 79 Moreo pasti kuat
80
Bab 80 Besok aku akan menikah
81
Bab 81 Sebuah kebenaran yang menyakitkan
82
Bab 82 Pernikahan
83
Bab 83 Kebahagiaan sederhana
84
Bab 84 Maaf, sayang
85
Bab 85 Jendela
86
Bab 86 Di bawah
87
Bab 87 Galaksi dan Mentari
88
Bab 88 Nanti saja di rumah
89
Bab 89 Laskar Sky Mangku Alam
90
Bab 90 Keadaan yang semakin mencengkram
91
Bab 91 Terlupakan
92
Bab 92 Terlupakan 2
93
Bab 93 Sama-sama terluka
94
Bab 94 Bertahan demi nyawa yang belum terlahir
95
Bab 95 Kesakitan yang harus ikhlas
96
Bab 96 Kepergian yang membuat semua patah
97
Bab 97 Kepergian
98
Bab 98 Mentari Alesha Mangku Alam
99
Bab 99 Extra prat
100
Bab 100 Ekstra Part (Kami sayang kamu nak)
101
Ungkapan Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!