Bab 5 Mengakhiri semuanya

Hari ini Amira tak langsung bekerja akibat berdebat dengan Salsa. Bahkan harus memakan waktu berjam-jam untuk memenangkan perdebatan itu.

Hingga membuat Amira lelah, untuk sekedar protes pada sang ayah yang tak bertanya terlebih dahulu padanya.

Amira ingin dari nol untuk memulai semuanya. Tapi, nyatanya sang ayah malah seenak jidatnya sudah memasukan dia ke bagian divisi marketing.

Membuat mood Amira benar-benar kacau hari ini.

Apalagi sendari tadi Moreo terus menelepon dirinya. Amira hanya bisa mengirim pesan untuk menemuinya di sebuah taman.

Amira menghela nafas dalam-dalam sebelum melanjutkan langkahnya di mana sudah ada Moreo sedang menunggunya duduk di salah satu kursi.

"Maaf, aku terlambat!"

Deg ...

Amira terdiam kaku ketika Moreo langsung memeluknya erat. Bahkan Amira sulit untuk bernafas saking eratnya pelukan Moreo.

"Baby, kenapa tidak bilang jika kembali. Kau benar-benar membuatku cemas. Bahkan kamu juga tak memberi tahu Bunga akan kepulangan kamu!"

"Ada apa, apa ada yang terjadi. Semua baik-baik saja kan?"

Rentetan pertanyaan Moreo membuat Amira bingung harus menjawabnya yang mana dulu. Apa lagi sikap Moreo membuat Amira tak enak hati.

Moreo sosok pemuda yang sangat tampan, gagah, baik hati, pengertian dan penyayang. Walau Moreo terlihat di luar sangat dingin dan kaku, tapi jika bersama Amira Moreo akan terlihat hangat sehangat mentari pagi.

"Aku sesak!"

"Maaf!"

Moreo langsung melepaskan pelukannya merasa bersalah sudah memeluk Amira terlalu erat.

Mereka berdua duduk di salah satu kursi, Amira diam saja sambil terus mengatur nafasnya yang masih sesak.

Moreo setia menunggu apa yang akan Amira jelaskan. Walau Moreo sudah merasakan pasti ada hal yang tidak beres dengan sikap diam Amira.

Bahkan tatapan Amira menjadi tak terarah, seolah tatapan itu kosong, jiwa penuh beban.

"Ra!"

"Moreo, mari akhiri semuanya!"

Deg ...

Moreo terkejut dengan apa yang Amira katakan. Dadanya begitu sakit dan sesak, apa yang dia takutnya ternyata pada akhirnya terungkap juga.

Apa salahnya, apa kekurangannya! tak bisakah Amira mencintainya walau sedikit saja. Moreo tak pernah menuntut apa-apa, tapi kenapa Amira begitu tega menyakiti perasaan nya.

"Ra, ka-kamu!"

"Maafkan aku, aku tak bisa. Aku sudah mencobanya kamu tahu itu. Tapi disini, sulit sekali aku membalas perasaan mu. Tiga tahun aku mencoba membuangnya dan melupakannya namun tak bisa. Satu tahun aku mencoba menerima kehadiran kamu tapi itu juga tak bisa. Aku tak bisa mencintaimu, itu sulit hiks ...,"

Pada akhirnya Amira menitikkan air mata juga, dia tahu ia sudah menyakiti Moreo. Tapi, Amira tak mau terus-terusan menyakiti laki-laki sebaik Moreo. Itu tak akan adil buat Moreo seterusnya.

Bukankah Moreo berhak bahagia, dan Amira bukan alasan orang yang membuat Moreo bahagia tapi, Amira adalah sumber kesakitan itu.

Amira tak mau rasa sakit itu semakin menganga dan sulit untuk di sembuhkan.

Amira terus saja menepuk-nepuk dadanya yang terasa sakit dan sesak sambil menunduk dengan Isak tangis yang semakin menjadi.

Moreo menarik Amira ke dalam pelukannya, bukannya membuat Amira tenang Amira malah semakin menjadi.

"Maafkan aku tolong maafkan aku hiks ..,"

"Sudah jangan bahas itu, aku akan siap menunggu sampai kamu benar-benar memberikan hatimu untukku!"

Amira langsung melerai pelukannya ketika mendengar ucapan Moreo. Amira menatap Moreo intens, kenapa laki-laki di depannya selalu saja berkata seperti itu. Padahal Amira bukan satu atau dua kali menyakiti hati Moreo.

Amira menangkup pipi Moreo dengan bibir gemetar.

"Tidak Moreo! aku tak mau terus menyakiti kamu. Tolong, aku ingin mengakhiri ke pura-pura ini!"

"Tidak Ra, sampai kapanpun aku tak akan melepaskan kamu!"

"Kamu jahat!"

"Siapa di sini yang jahat Ra, itu kamu!"

"Untuk itu lepaskan aku!"

"Aku tak mau!"

"Lalu aku harus apa hah, tolong jangan buat diriku menjadi jahat terhadap perasaan mu!"

"Kamu hanya butuh waktu Ra, aku tahu itu. Ini hanya masalah waktu, aku yakin kamu bisa mencintaiku!"

Amira tertawa kecut, menertawakan kebodohan dirinya sendiri.

Lagi-lagi Moreo membawa Amira ke dalam pelukannya. Moreo tahu, Amira sedang hilang arah dan banyak pikiran hingga membuat Amira bertingkah seperti ini.

Amira berusaha mengendalikan dirinya sendiri dengan susah payah agar ia tak menangis lagi. Dia harus kuat untuk mengakhiri semuanya.

Ya, Amira tak boleh lemah lagi dia harus benar-benar mengakhiri semuanya.

Amira kembali melepaskan pelukan Moreo, lalu Amira menghapus air matanya kasar.

Amira tersenyum tipis menatap Moreo membuat Moreo merasa aneh. Pasalnya cepat sekali Amira berubah yang tadi sedih menjadi tersenyum.

Namun, nyatanya Moreo selama ini belum bisa memahami siapa Amira sebenarnya.

Justru senyuman itu senyuman yang mengerikan yang Amira tunjukan. Bukan senyum baik-baik saja.

Karena di balik senyuman itu, tersimpan rasa sakit yang begitu pedih. Karena Amira bukan wanita yang akan lama-lama menangis di hadapan orang lain.

"Ra,"

Moreo semakin merasa aneh melihat senyuman Amira yang semakin melebar. Moreo merasa ini bukan hanya sekedar sebuah senyuman. Karena Moreo merasa senyuman itu terasa aneh.

Amira berdiri dengan kuatnya, dengan senyuman masih menghiasi bibirnya. Namun, mata itu memancarkan ketegasan dan sorot aura dingin yang tak biasa.

"Kita akhiri semuanya!"

"Ra,"

Kini Moreo meninggi, karena tak suka lagi-lagi Amira mengatakan itu.

"Aku tak perlu menunggu persetujuan mu, karena kamu sudah tahu perjanjian itu. Aku memang jahat tapi kamu lebih jahat jika mempertahankan aku hingga tanpa sadar kau sudah membuat aku menjadi sosok yang semakin jahat!"

"Aku tahu, kamu tulus mencintai ku, untuk itu aku tak mau memberikan sebuah harapan yang pada akhirnya tak bisa ku berikan apa yang kamu mau. Kisah kita stop sampai di sini!"

"Ra!"

"Kamu orang baik, aku tahu itu. Untuk itu kamu berhak bahagia. Cari lah gadis lain yang bisa membalas perasaan mu bukan aku!"

"Aku menyayangimu, tapi sebagai seorang sahabat tak lebih dari itu!"

Moreo memejamkan kedua matanya dengan tangan mengepal erat. Hatinya sangat sesak dengan setiap lontaran kata yang Amira ucapkan. Kata-kata itu bagai sembilan pisau yang mengoyak jantungnya, sangat sakit dan sesak.

"Kamu sedang tak baik-baik saja, aku antar pulang!"

Ucap Moreo tak mau membahas itu lagi, sampai kapanpun Moreo tak akan pernah melepaskan Amira.

Plak ...

Amira menepis tangan Moreo dengan tatapan tajam. Kenapa sekarang yang terasa kejam adalah Moreo.

"Jangan buat aku membencimu karena cinta yang kamu tawarkan!"

"Ternyata kamu belum juga mengerti akan akan sikap ku!"

"Ra, kamu sedang kacau. Kita bahas ini nanti saja ya!"

"Ku anggap hubungan kita cukup sampai di sini!"

Cetus Amira dingin sambil meninggalkan Moreo begitu saja.

"Ra, tunggu Amira!!"

Moreo mengejar langkah Amira yang begitu cepat. Bagaimana mungkin Moreo sanggup melepas cinta pertama nya.

Grep ...

Moreo memeluk Amira dari belakang begitu erat dengan nafas memburu.

"Tolong beri aku waktu lagi untuk membuat mu jatuh cinta padaku!"

Mohon Moreo berharap Amira akan merubah keputusannya.

Tanpa mereka sadari sepasang mata menatap mereka tajam. Bahkan tangannya mengepal erat dengan rahang mengeras. Melihat bagaimana Moreo memeluk Amira yang sedang terlihat merajuk.

"Cih, menjijikan!"

Bersambung ...

Jangan lupa Like, Hadiah, komen, dan Vote Terimakasih ....

Episodes
1 Bab 1 Welcome Indonesia
2 Bab 2 Perjanjian
3 Bab 3 Tunggu Rara, Om!
4 Bab 4 Office Girl
5 Bab 5 Mengakhiri semuanya
6 Bab 6 Apa se menyakitkan itu!
7 Bab 7 Bersembunyi di balik keceriaan
8 Bab 8 Permulaan
9 Bab 9 Pengecut
10 Bab 10 Cemburu
11 Bab 11 Perseturuan
12 Bab 12 Rencana Dom
13 Bab 13 Kekesalan Tifani
14 Bab 14 Hati Amira
15 Bab 15 Jadilah koponakan
16 Bab 16 Aku khilaf
17 Bab 17 Keresahan Melati
18 Bab 18 Kekecewaan Amira
19 Bab 19 Dasar ceroboh
20 Bab 20 Bisakah kita seperti ini dulu
21 Bab 21 Pagi cinta
22 Bab 22 Sudah selesai
23 Bab 23 Rara sayang dan cinta om
24 Bab 24 Kau itu unik
25 Bab 25. Cemburu
26 Bab 26 Kecurigaan Amira
27 Bab 27 Rencana Melati
28 Bab 28 Pertengkaran
29 Bab 29 Sandaran ternyaman
30 Bab 30 Rencana Amira
31 Bab 31 Teman kuliah
32 Bab 32 Mencari Shofi
33 Bab 33 Kenapa om!
34 34 Siang serasa malam!
35 Bab 35 Bagaimana bisa!!!
36 Bab 36 Makan siang
37 Bab 37 Di mana adiknya berada?
38 Bab 38 Emang enak di ganggu!
39 Bab 39 Keadaan Vina
40 Bab 40 Tingkah Amira
41 Bab 41 Asisten kurang ajar
42 Bab 42 Kakak!
43 Bab 43 Cepat pulang
44 Bab 44 Kekesalan Amira
45 Bab 45 Kejutan namun terkejut
46 Bab 46 Hampir khilaf
47 Bab 47 Kecelakaan
48 Bab 48 Teman lama
49 Bab 49 Obrolan santai
50 Bab 50 Perjodohan
51 Bab 51 Tenang
52 Bab 52 Kita akan berlibur
53 Bab 53 Pah, sayang itu apa?
54 Bab 54 Kerapuhan Moreo
55 Bab 55 Ketenangan
56 Bab 56 Jalan-jalan
57 Bab 57 Perjuangkan jika layak di perjuangkan
58 Bab 58 Pertengkaran
59 Bab 59 Hati yang rapuh
60 Bab 60 Tidak, itu tidak boleh terjadi!
61 Bab 61 Perdebatan
62 Bab 62 Terbelenggu dalam kerinduan
63 Bab 63 Mengalah
64 Bab 64 Mencoba memperbaiki semuanya
65 Bab 65 Kesakitan yang menjadi bom waktu
66 Bab 66 Tangisan bahagia
67 Bab 67 Amira, harta yang berharga.
68 Bab 68 Tahu dalam diam
69 Bab 69 Ikatan batin
70 Bab 70 Penyesalan Melati dan Jek
71 Bab 71 Mimpi
72 Bab 72 Terus berinteraksi
73 Bab 73 Cinta!
74 Bab 74 Apa arti aku tanpa kamu!
75 Bab 75 Kebenaran tentang Moreo
76 Bab 76 Entah siapa yang salah
77 Bab 77 Jangan berpikir untuk menyerah
78 Bab 78 Tembakan
79 Bab 79 Moreo pasti kuat
80 Bab 80 Besok aku akan menikah
81 Bab 81 Sebuah kebenaran yang menyakitkan
82 Bab 82 Pernikahan
83 Bab 83 Kebahagiaan sederhana
84 Bab 84 Maaf, sayang
85 Bab 85 Jendela
86 Bab 86 Di bawah
87 Bab 87 Galaksi dan Mentari
88 Bab 88 Nanti saja di rumah
89 Bab 89 Laskar Sky Mangku Alam
90 Bab 90 Keadaan yang semakin mencengkram
91 Bab 91 Terlupakan
92 Bab 92 Terlupakan 2
93 Bab 93 Sama-sama terluka
94 Bab 94 Bertahan demi nyawa yang belum terlahir
95 Bab 95 Kesakitan yang harus ikhlas
96 Bab 96 Kepergian yang membuat semua patah
97 Bab 97 Kepergian
98 Bab 98 Mentari Alesha Mangku Alam
99 Bab 99 Extra prat
100 Bab 100 Ekstra Part (Kami sayang kamu nak)
101 Ungkapan Author
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Bab 1 Welcome Indonesia
2
Bab 2 Perjanjian
3
Bab 3 Tunggu Rara, Om!
4
Bab 4 Office Girl
5
Bab 5 Mengakhiri semuanya
6
Bab 6 Apa se menyakitkan itu!
7
Bab 7 Bersembunyi di balik keceriaan
8
Bab 8 Permulaan
9
Bab 9 Pengecut
10
Bab 10 Cemburu
11
Bab 11 Perseturuan
12
Bab 12 Rencana Dom
13
Bab 13 Kekesalan Tifani
14
Bab 14 Hati Amira
15
Bab 15 Jadilah koponakan
16
Bab 16 Aku khilaf
17
Bab 17 Keresahan Melati
18
Bab 18 Kekecewaan Amira
19
Bab 19 Dasar ceroboh
20
Bab 20 Bisakah kita seperti ini dulu
21
Bab 21 Pagi cinta
22
Bab 22 Sudah selesai
23
Bab 23 Rara sayang dan cinta om
24
Bab 24 Kau itu unik
25
Bab 25. Cemburu
26
Bab 26 Kecurigaan Amira
27
Bab 27 Rencana Melati
28
Bab 28 Pertengkaran
29
Bab 29 Sandaran ternyaman
30
Bab 30 Rencana Amira
31
Bab 31 Teman kuliah
32
Bab 32 Mencari Shofi
33
Bab 33 Kenapa om!
34
34 Siang serasa malam!
35
Bab 35 Bagaimana bisa!!!
36
Bab 36 Makan siang
37
Bab 37 Di mana adiknya berada?
38
Bab 38 Emang enak di ganggu!
39
Bab 39 Keadaan Vina
40
Bab 40 Tingkah Amira
41
Bab 41 Asisten kurang ajar
42
Bab 42 Kakak!
43
Bab 43 Cepat pulang
44
Bab 44 Kekesalan Amira
45
Bab 45 Kejutan namun terkejut
46
Bab 46 Hampir khilaf
47
Bab 47 Kecelakaan
48
Bab 48 Teman lama
49
Bab 49 Obrolan santai
50
Bab 50 Perjodohan
51
Bab 51 Tenang
52
Bab 52 Kita akan berlibur
53
Bab 53 Pah, sayang itu apa?
54
Bab 54 Kerapuhan Moreo
55
Bab 55 Ketenangan
56
Bab 56 Jalan-jalan
57
Bab 57 Perjuangkan jika layak di perjuangkan
58
Bab 58 Pertengkaran
59
Bab 59 Hati yang rapuh
60
Bab 60 Tidak, itu tidak boleh terjadi!
61
Bab 61 Perdebatan
62
Bab 62 Terbelenggu dalam kerinduan
63
Bab 63 Mengalah
64
Bab 64 Mencoba memperbaiki semuanya
65
Bab 65 Kesakitan yang menjadi bom waktu
66
Bab 66 Tangisan bahagia
67
Bab 67 Amira, harta yang berharga.
68
Bab 68 Tahu dalam diam
69
Bab 69 Ikatan batin
70
Bab 70 Penyesalan Melati dan Jek
71
Bab 71 Mimpi
72
Bab 72 Terus berinteraksi
73
Bab 73 Cinta!
74
Bab 74 Apa arti aku tanpa kamu!
75
Bab 75 Kebenaran tentang Moreo
76
Bab 76 Entah siapa yang salah
77
Bab 77 Jangan berpikir untuk menyerah
78
Bab 78 Tembakan
79
Bab 79 Moreo pasti kuat
80
Bab 80 Besok aku akan menikah
81
Bab 81 Sebuah kebenaran yang menyakitkan
82
Bab 82 Pernikahan
83
Bab 83 Kebahagiaan sederhana
84
Bab 84 Maaf, sayang
85
Bab 85 Jendela
86
Bab 86 Di bawah
87
Bab 87 Galaksi dan Mentari
88
Bab 88 Nanti saja di rumah
89
Bab 89 Laskar Sky Mangku Alam
90
Bab 90 Keadaan yang semakin mencengkram
91
Bab 91 Terlupakan
92
Bab 92 Terlupakan 2
93
Bab 93 Sama-sama terluka
94
Bab 94 Bertahan demi nyawa yang belum terlahir
95
Bab 95 Kesakitan yang harus ikhlas
96
Bab 96 Kepergian yang membuat semua patah
97
Bab 97 Kepergian
98
Bab 98 Mentari Alesha Mangku Alam
99
Bab 99 Extra prat
100
Bab 100 Ekstra Part (Kami sayang kamu nak)
101
Ungkapan Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!