Queen Bullying Vs King Street
Perumahan yang dirancang dengan beragam model rumah elegan dan minimalis ini banyak dimintai kaum Elite. Bahkan, sudah banyak orang yang rela membuang uangnya untuk membeli dan menempati rumah jadi langsung pakai ini. Salah satunya, keluarga baru yang tiba sejam lalu memilih rumah bergaya ala perancis.
Sebuah keluarga harmonis yang hanya memiliki satu anak berjenis perempuan cantik dengan sedikit kesan tomboy dari tingkahnya. Anak itu bernama Adelia Anjaniar yang terlahir dari pasutri Hernia Anjani dan Nino Geraldo.
Bunda Herni yang dulunya bekerja sebagai hakim kini berhenti sejak dinikahi oleh seorang arsitektur muda dan terkenal akan rancangan bangunannya yang elegan, minimalis dan modern. Sebab zaman sekarang, banyak keluarga yang menggilai sebuah rumah yang sederhana namun dibalik kesederhanaan itu ada keindahan yang tersembunyi.
"Bun...Cantik rumahnya ya!" ujar Adel dengan mulut terbuka lebar dan wajahnya yang kagum melihat bagian depan rumah barunya.
"Iya dong, siapa coba yang pilih, bunda lah." ucap Bunda Herni membanggakan diri.
"Heleh, yang bayar juga Ayah. " sahutnya seolah mengejek bundanya.
"Ya kan, ayah yang minta jadi bunda kasih saran dong, gak salah kan bunda," Bunda Herni menyahuti anaknya yang suka mencari masalah dengannya dan selalu ingin menang sendiri atas opininya.
"Ya tetep aja, bunda mah apa... pasti milihnya secara acak,"
Bunda Herni berdecih kesal,"Ck yang penting ada genteng sama temboknya! Gak usah repot kamu itu!" jawabnya sinis
"Ih dasar bunda mah gak tahu estetika!" tak kalah sinis
Berbeda dengan Nino yang berdiri dibelakang mereka dengan sebuah dus berat ditangannya. Kedua anak dan ibu itu tidak pernah untuk tidak berdebat sehari saja. Dan Selalu Ninolah yang menjadi sasaran penengah kedamaian.
"Ehem...Mau sampai kapan kalian berdebat membahas hal tidak penting untuk diperdebatkan!" Ujar Ayah Nino menekankan setiap ucapannya.
Kedua ibu dan anak itu meneguk ludah. Nyakinya menciut melihat raut garang sang kepala keluarga.
"Minggir ah, Ayah mau masuk!" Nino menyenggol kedua bahu ibu dan anak itu.
"Bantuin sana, biar kelar, Ayah capek nih sendirian kerjanya!" seru Nino
"Iya Ayah," Jawab keduanya serempak.
Usai membereskan semua barang untuk dibawa masuk kedalam rumah kini tinggak tugas istrinya uang menata tatanan barang yang ada didalam dus.
"Makan malam hari ini kita pesan online dulu aja ya, kita semua pasti capek." celetuk Bunda Herni
"Aku sih mau Nasi goreng,"
"Ayah terserah yang penting soup."
"Oke biar bunda yang pesenin," Bunda Herni mengeluarkan ponsel disakunya tadi lalu membuka aplikasi pesan makanannya.
sesudahnya, "Yah mana?" Bunda menjulurkan tangannya meminta uang ke suaminya.
"Lah! Ayah yang bayar Bun?!" gelak Nino
"Loh Ya iya dong, mau sapa lagi kalo gak ayah yang bayar makanannya!" celetuk Bunda Herni
"Ealah...Ayah kira bunda yang bakal bayarin, rupanya," ujar Ayah Nino sambil melirik anaknya.
"Ayah yang bayar, hihi..." Nah kalo sama ibunya debat beda lagi kalo sama ayahnya mereka berdua mengejek Bunda Herni.
"Awas aja kalian gak usah makan masakan bunda lagi, bikin sendiri!" dan berakhir ancaman jika sudah tersudutkan. Ayah dan anak itu terkikik senang kemudian memeluk sayang bunda sekaligus istri yang baik.
......................
Menjelang pagi, keluarga Adel melakukan rutinitas mereka termasuk wajib sarapan sebelum pergi sekolah dan kantor.
"Cepet Del makannya, ayah telat kerja loh nanti."
"Ish salah ayah ini yang bangunnya kesiangan! Makanya jangan main jaran goyang terus kalo malam sama bunda. Akhirnya Adel yang disuruh cepetan." gerutu Adel menyuapkan suapan terakhir.
Mendengar keluhan anaknya, Herni dan Nino jadi salting sendiri.
"Rupanya terdengar dari luar suaranya!" batin keduanya
Diantarnya Adel ke sekolah barunya dan diturunkan pas didepan gerbang.
"Belajar yang bener, jangan bikin bullying dihari pertama, jangan bikin bunda dipanggil dihari pertama kamu sekolah. Berakhir jatah Ayah yang terkuras."
Inikah pesan seorang ayah yang mengantarkan anaknya berangkat sekolah?!
Adelia pun masuk begitu mobil ayahnya pergi. ketika masuk, Adel merasa asing. Celingak-celinguk bingung mencari ruang kesiswaan sampai seorang lelaki yang tanpa ragu mendekati Adel.
"Permisi, kamu butuh bantuan?" laki dengan name tag Zio menawarkan bantuan.
Adel yang kaget mengibaskan tangan kanannya untuk menyerang laki itu. Zio yang refleknya bagus menghindari dengan mudah.
"Eh eh sorry ya, gue kaget sih!"
"Hampir hampir gue kena tampar,butuh bantuan lo?" gumamnya
"Iya, gue cari ruang kesiswaan dimana?!"
"Ikutin gue, biar gue antar!" Adel mengikuti dari belakang.
Tibanya di ruangan, Adel mengucapkan terimakasih dan pergi meninggalkan cowok itu kedalam ruangan.
"Gue laki tampan dikacangin hanya ucapan makasih yang gue terima, anjir banget dah!" Zio pun pergi.
Setelah mengurus semuanya di kesiswaan Adel diantarkan ke kelas yang akan ditempatinya.
"Ini kelas kamu IPA C XII,"
"Terimakasih pak," Adel mengetuk pintu dan suara gue mempersilakan ia masuk untuk memperkenalkan diri.
"Halo, gue Adelia pindahan dari Bandung karena Orang tua gue punya kerjaan disini. Salam kenal semua." ucap Adel tak panjang lebar
Ibu guru yang merasa perkenalannya sudah selesai, menyuruh Adel duduk dibangku pojok belakang bagian tengah. Pelajaran kembali dimulai sampai jam istirahat tiba.
Suara dentingan notif ponsel siswa dikelas berbunyi bising. Mereka membuka ruang chat seluruh siswa SMA bisa membaca berita terupdate.
"Gila dikelas gue ada murid pindahan, cantik banget namanya Adelia!!! Nanti coba gue panggil Dedek Adel..."
"Lu kira itu adek loh apa!! Dasar Sarap!!"
"Coba dong foto yang mana anaknya?"
"Bakal ada saingan nih si Sintya."
"Gue gak sabar siapa yang tercantik dari mereka berdua!?"
Adel tak mempedulikan hal tersebut, memilih berkeliling seorang diri tanpa pemandu sekalian mencari kantin.
Setelah lama berkeliling sekolah yang lumayan lebar bin luas, Adel mulai kelaparan.
"Buk, pesan Nasi goreng mawutnya 1 sama minuman Es teh gulanya sedengan aja buk!"
"Siap Neng,"
Beberapa menit menanti pesanannya, tibalah nasi goreng itu yang diantar oleh penjualnya.
"Baunya aja udah sedep bet, gimana rasanya muantap pol!" Langsung saja Adel menyantap habis nasi goreng itu seorang diri tanpa teman baru.
Setelah kenyang, Adel berniat kembali ke kelas namun, tangannya ditarik kasar oleh satu anak berjalan seperti ikan berenang dengan pinggul yang bergeal-geol itu menghampiri Adel.
"Lu yang namanya Adel?" tanyanya dengan wajah songong
"Iya kenapa?" dengan nada malas Adel menjawab.
"Murid baru aja udah ogah-ogahan diajak omong! Jangan berlagak lu ya!" sentaknya
Adel mengusap kasar wajahnya merasa cipratan ludah menempel diwajahnya. Lalu, dinekuk lehernya kekanan dan kiri sampai bunyi begitu juga dengan tangannya.
Krek...krek...krek...
seringai muncul disudut bibirnya dan....
Bug
"Argggg...." Adel menjambak rambut cewek didepannya yang bernama Sintya kemudian dibenturkan ke dinding kokoh hingga Sintya merintih dan berteriak sakit.
"Lu kira siapa hah! Sok bully!" ditatapnya remeh Sintya
"Lihat kemampuan lawan lo sebelum menyerang! Lu kita bisa menang gitu lawan ratu bully SMA Pahlawan Bandung! Heh..."
Meninggalkan Sintya yang memegang kepalanya sambil berjongkok. Dibalik kejadian itu, sosok laki yang tak kalah jahat dan kejam menyeringai senang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Shinta Ohi (ig: @shinta ohi)
Hihihi, keluarga yang unik
2023-02-25
0
🍾⃝Ɲͩᥲᷞⅾͧเᥡᷠᥲͣh Ⲋᥲᥣ᥉ᥲᖯเᥣᥲួ ້さ✅
harmonis and lucu banget keluarganya
2023-02-11
3