Buku tebal siswa

Seperti dugaan pak Jerfi yang dibuat malu oleh muridnya langsung bertindak tegas. Bau amis di tubuhnya belum hilang sepenuhnya membuat pak Jerfi harus bolak-balik ke kamar mandi untuk muntah.

Murid di kelas memberitahukan siapa yang menyiapkan jebakan itu, sedikit takut bila ada sangkut pautnya dengan Sintya yang memiliki kuasa tidak main-main.

Geri mendengar hal itu dari mata-matanya, untung saja pacarnya bisa menghindari kesialan itu. Jika tidak, maka Geri tidak tahu apakah dia bisa menahan diri untuk tidak berlaku kasar dengan Sintya dan berakhir topeng mukanya berubah.

Kini Adel duduk manis disebuah kantin dengan bakso didepannya yang mengeluarkan asap mengisyaratkan itu panas. Seharian ini dalam hati Geri sedang uring-uringan karena belum melihat wajah cantik Adel.

Menyusul ke kelasnya namun tidak menemukan batang hidung Adel lalu pergi ke kantin melihat punggung familiar yang langsung dihafalnya.

Geri pun berlagak seperti anak culun sambil menundukkan wajahnya. Sebelum duduk, Geri memesan satu mie ayam dan segelas es teh.

Sementara Adel yang merasa ada orang didepannya menatap kaget.

"Lu ngapain duduk disini sih Ger?" bisik Adel lalu melirik sekitar dipastikan tidak ada yang tahu.

"Adel, aku pacar kamu masa gak dibolehin duduk berhadapan? Masih untung loh gak duduk bersebelahan." keluh Geri

Tak jauh dari tempat Adel makan, bisikan sekecil itu bisa tertangkap jelas oleh telinganya. Bukan hanya hati Adel saja yang sensitif tapi telinga pun juga.

"Tuh anak cocok banget sama anak culun didepannya. Serasi hihi..."

"Jangan-jangan mereka..."

Takk...(melempar sendok)

"Auhhh...shhh sakit! Siapa yang lempar sendok ke gue sih?!" sungut murid cewek dengan pita besar sebagai ikat kepalanya.

Adel menoleh dengan tatapan sinis," lu kalo mau bicarain orang langsung aja. Ini loh mumpung orang yang lagi lu bicarain denger! Tapi balasan karena mulut gatel lu yang suka gibahin orang mau gue gampar pakek tangan gue." Adel berdiri didahului kedua murid itu kabur dari kantin.

"Cih dasar cemen!" Adel kembali duduk.

Lalu melirik Geri yang tanpa dosa hanya melihat aksi ratu bully sambil menyeruput mie ayamnya.

"Sialan lu Ger," Geri menaikkan sebelah alisnya tiba-tiba ia mendapatkan umpatan dari pacarnya. Adel pergi meninggalkan Geri yang kebingungan.

......................

Di ruang BK Sintya menatapi guru tampan yang menuliskan sesuatu disebuah buku dengan judul 'Buku Tebal Siswa' Sintya tak mempedulikan itu. Dia sibuk dengan kukunya yang baru dirawat kemarin.

"Selamat ya!" ujar guru itu sambil menutup buku tebal itu.

"Selamat atas?!" tanya Sintya

"Selamat atas catatan pertamamu di buku tebal siswa. Kedepannya akan semakin tebal buku ini dan menipiskan bedak diwajahmu." Sintya masih belum paham apa yang dibicarakan guru gila didepannya.

"Masih belum paham ya? Gini ya biar saya jelaskan, buku ini akan menjadi catatan burukmu selama disekolah ini. Dan biasanya para pembisnis atau semua orang sukses akan menanyakan penilaian siswa buruk dan baik. Dan ya, tujuan ini karena mereka ingin mencegah agar murid sepertimu tidak membuat nilai profesi mereka jelek." Sintya sedikit-sedikit mulai paham kemana arah topik ini.

"Kauuu!!!"

Guru itu tersenyum santai. Sesuai perintah bos mudanya orang seperti ini harus dihancurkan perlahan-lahan dengan ancaman menakutkan.

Sintya mengepalkan tangan. "Saya baru tahu informasi ini! Anda guru palsu kan?!" tuduhnya

"Guru palsu? HAHAHAHA.... Mau palsu atau tidak, buku ini akan menjadi jejak burukmu!" guru tampan itu menyimpan buku yang akan menebal di kemudian hari.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!