Karena Adel siswa baru yang pindah saat kelas 12 agak membuatnya kesulitan memahami pelajaran yang sudah lewat 3 materi. Sehingga mau tidak mau Adel harus secara otodidak untuk memahami materi yang tertinggal.
Hubungan mereka masih backstreet tidak diketahui siapapun. Sebab masih berjalan satu hari jadi kedua pasangan itu belum tahu akan melakukan apa. Tapi mendadak Adel saat berpapasan dengan Geri memberi kode laki itu untuk mengikutinya secara sembunyi-sembunyi.
Dilihat secara visual mereka cantik dan tampan jika Geri mau melepaskan kacamatanya. Namun, siapa juga yang akan percaya bila keduanya berpacaran secara Adel sangat cantik bahkan mengalahkan Sintya si Dewi Di sekolah ini.
Adel dan Geri sudah berada di taman belakang sambil berhadapan dengan raut muka yang berbeda. Adel seperti orang tersesat kebingungan mencari arah jalan pulang tapi malu bertanya sedangkan Geri dengan wajah polos menanti apa yang ingin dibicarakan pacar barunya.
"A-anu, gue bo-boleh minta to-tolong ke lu?!" tanyanya dengan suara tersendat-sendat.
"Iya Adel, minta tolong apa? dengan senang hati aku akan membantu pacar cantikku." jawab Geri yang dibumbui gombalan garing, berharap Adel kepincut gombalannya namun tidak sesuai ekspetasi.
Adel yang tadinya malu-malu kucing ingin bertanya langsung berubah mendatarkan wajahnya.
"Hah? apa maksud lu? Gombalin gue gitu maksudnya?!" muncullah suara tomboy Adel menunjukkan ketidak mempanan gombalan Geri.
"Eh? ngg-gak jadi Adel, jadi mau minta tolong apa?!" Geri mencoba mengalihkan topik.
"Demi nilai UH gue harus nurunin gengsi gue!"
"A-ajari gue belajar," ucapnya berbisik
"Iya gimana? agak keraskan suara kamu! Aku tidak mendengarnya," sahut Geri pura-pura, padahal dia menyeringai licik karena baru saja dia menjahili pacarnya itu.
"Ajari gue belajar!" Geri mendekatkan diri supaya lebih jelas mendengar
"Adel kamu sakit tenggorokan ya? Suaramu kecil."
Adel menggeram sebal. Dia tidak tahu laki-laki didepannya ini benar-benar tidak mendengar atau berpura-pura hanya untuk menjahilinya.
"AJARI GUE BELAJAR BUDEG!!!!" Adel spontan berteriak kencang sekali. Geri terkejut hampir membuat jantungnya hilang ritme.
"Ooohh, boleh kok, kapan mau belajarnya?buat UH kah?!" tebak Geri
"Iya, senin depan ada UH, " sedikit malu mengakui bahwa kebodohannya gak tertolong lagi.
"Gue kurang pin-pinter banget sih! " tapi Adel melanjutkan dengan membela diri agar tidak diejek."Tapi gue jago dalam bidang lain! Jangan ngeremehin gue lo ya!" Sentaknya menekan penyataan bahwa dirinya tidak sepenuhnya bodoh.
"Jago bully maksudnya ?" ujar Geri dengan wajah tanpa dosanya.
"Grmmm..serah lu, pokok ajari gue belajar! Terserah dimana yang penting ajarin gue." setelah mengucapkan itu Adel meninggalkan Geri yang menatap aneh kearahnya.
"Siap-siap saja my love! Kubuat kamu masuk ke sarangku!" batin Geri
......................
Tepat dihari janjian mereka. Geri mengirimkan alamat apartnya namun tidak memberitahukan Adel bahwa itu tempat tinggalnya. Sementara Adel di rumahnya sedang bersiap untuk berangkat.
"Del, mau kemana kamu dihari libur kayak gini?"
"Kerja kelompok," ujarnya berbohong.
"Heee? Seriusan? Bunda sedikit tidak percaya. Bukannya kamu selalu ogah-ogahan kalo ada tugas kerja kelompok?!" tatapan Bunda Herni seperti penyelidik.
"I-itu Adel memang akan belajar! Adel minta bantu teman buat ajarin Adel!" dia tidak.menjelaskan detail siapa teman itu dan itu bisa tertangkap jeli oleh Bundanya akan tetapi Bunda Herni memilih diam.
"Baiklah, belajar dengan benar ya!" Dibalik senyuman yang diberikan Bunda Herni ada kecurigaan disana.
"Aku berangkat Bun, pamitkan ke Ayah!" ujarnya berteriak sambil pergi keluar rumah.
Melihat anaknya sudah tidak ada, Bunda Herni mengambil ponselnya dibalik saku celemeknya."Cari tahu kemana anakku pergi belajar! Dia ingin mengelabui bunda baiknya ini." Herni langsung menghubungi anak buahnya saat dia bekerja sebagai pengacara dulunya.
"Siap bu!" pastinya ada uang untuk membayar tugas ini.
Sampainya dilantai 4 sesuai arahan dengan nomor kamar 763 Adel mencarinya. Ketika menemukan kamar yang dituju dia pun menekan tombol bel disebelah pintu.
"Kenapa dia kasih alamat tempat tinggalnya ya?" dengan bodohnya pertanyaan itu terlintas saat dia sampai disini.
Ceklek
"Hai"
Glek
Adel menelan ludahnya,"Kiampret lu Geri!" teriak Adel dalam batin terkagetkan sekaligus kagum dengan otot roti sobek dan trisep bisep milik pacarnya.
"Ha-hai Ger, kenapa lu gak pakai baju?"
Adel melihat bentuk badan Geri yang memenuhi standart ketampanan dan kelayakan seorang laki-laki dibalik singlet nya.
"Oh maaf ya, aku habis olahraga. Rutinitas dihari liburku!" begitu santai Geri menjawab namun kesan culun dan keren itu beraura sekali saat ini.
"Ternyata begitu," jawab Adel tak lupa dengan rona di pipinya.
"Masuk del, aku mandi dulu ya." Adel mengikuti Geri masuk kedalam apartnya. Kemudian, matanya dengan sangat cepat menemukan banyak coklat dimeja ruang tamu.
"Waaaahhhh!" Adel melupaka image dirinya yang terkalahkan dengan pesona coklat di meja.
Geri membiarkan Adel menikmati coklat itu yang sengaja disiapkan olehnya.
Beberapa menit berlalu, Geri keluar kamarnya dengan kaos oblong dan celana pendek selutut.
"Langsung aja ya kita mulai belajarnya, jadi kamu mau belajar mata pelajaran apa?!" tanya Geri
Adel belum menyadari pakaian Geri yang sangat Hot jangan lupa kacamata yang bertengger dihidungnya untuk menutupi ketampanannya.
"Fisika," jawabnya fokus dengan coklat mulut dan tangannya.
"Oh oke, materi yang mana?!"
"Ini dari bab 1 sampai bab 3,"
"Bersiaplah, ini tidak akan selesai hari ini bila kamu tidak dengan cepat meresapi materi yang kuajarkan." Adel hanya mengangguk saja.
"Gurunya siapa?!" Geri harus tahu siapa guru pengajarnya agar dia bisa tahu bagian mana saja yang akan keluar di UH.
"Pak Jefri."
"Oh guru itu, oke. Fokuslah dengan penjelasanku aku tidak akan mengulangi lagi bila yang kamu tanyakan hal sepele!" tegas Geri, Adel menoleh melihat perubahan nada bicara Geri. Terdengar serius.
Pada akhirnya, Adel memilih meletakkan coklat.ditangannya dan mencoba ekstra fokus.
Beberapa jam kemudian, Adel terkantuk-kantuk, kepalanya pusing dia pun memijat keningnya.
"Geriiiiii," Teriak Adel, menghentikan Geri yang sedang menjelaskan perhitungan gravitasi.
"Iya kenapa Adel?!
"Berat!" keluhnya, Geri tak mengerti maksud ucapan pacarnya.
"Berat apanya?"
"Berat rasanya buat menghitung ini! ngapain juga kita capek capek menghitung gravitasi sih? Kurang kerjaan ya?!" Adel menggerutu.
"Belajar menghitung gravitasi itu banyak manfaatnya loh buat kehidupan manusia, tanpa gravitasi kamu gak bisa berjalan dengan nyaman, makan coklat dengan nikmat, apalagi kamu gak bisa membully anak nakal di sekolah karena gak adanya gravitasi. Kamu mau emang kayak gitu?!"
Adel ingin mengakui kebenaran itu namun dia segan dan berdecih kesal. Geri terkikik melihat reaksi itu.
"Arggh..cukup aku gak mau lagi, aku angkat tangan!!! Belajar itu berat biar kamu aja! " Adel memilih menyerah, otaknya tiba-tiba nge-bug seaakan menolak menerima semua angka-angka itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Shinta Ohi (ig: @shinta ohi)
adel tipe anak yg males belajar wkwkwk
2023-03-18
3
🔵🍾⃝Ɲͩᥲᷞⅾͧเᥡᷠᥲͣh❤️⃟Wᵃf࣪𓇢𓆸
aku sudah like and rate 5 ya kak, semangat up nya
2023-02-11
2