Future Husband

Future Husband

Ke hilangan

Voment please... ...

Happy readingggg.. ..

"Hancurkan secepatnya!" pinta seorang lelaki yang menahan amarahnya. Pria itu menatap tajam penuh amarah laki-laki di hadapannya dengan tarikan nafas dalam. Ia sadar bahwa bukan laki-laki di hadapannya ini musuh yang sesungguhnya.

"Baik tuan." jawab seorang laki-laki yang berjas hitam. Lalu menunduk hormat pada atasannya itu, Ia juga tidak sanggup membantah dalam ke adaan sekarang ini.

Beberapa Dokter berlarian ke arah ruangan di mana seorang pasien tengah mengalami kejang-kejang. Pria itu mendekati ruangan di mana orang yang Ia ingin lindungi berada di dalam sana saat para Dokter mengambil alih ke adaan dan menutup pintu ruangan dengan rapat. Hingga pria itu tidak dapat melihat apa yang terjadi di dalam sana.

"Dokter Yo, pasien mengalami penurunan pada detak jantungnya" teriak seorang suster. Dokter dengan panggilan Dokter Yo itu menatap pasiennya sebentar lalu menoleh ke arah para suster yang membantunya. Dia menggeleng menandakan bahwa pasiennya akan menyerah pada takdirnya pada hari ini. Meski Ia hanya seorang Dokter, namun semua usahanya akan percuma jika Ia meneruskan semua pertolongan pada wanita yang tengah terbaring ini. Yang bisa Ia lakukan adalah memenuhi segala yang akan wanita itu katakan untuk yang terakhir kalinya.

"Apa yang ingin Kamu katakan?" tanya Dokter yang terlihat cantik dan muda itu. Dokter itu mendekatkan telinganya pada mulut pasien, Ia tersenyum. Lalu saat kepalanya terangkat suara alat medis dengan bunyi panjang berbunyi.

Dokter Yo mengusap kepala pasien dengan lembut dan para suster bergerak melepas alat penunjang ke hidupan wanita itu. Setelahnya para suster ke luar dari ruangan pasien tersebut. Mulanya ada tiga suster dan satu dokter saat masuk namun saat ke luar dari ruangan hanya nampak tiga suster saja.

"Maaf Tuan, Kami tidak bisa menyelamatkan tunangan Anda." ucap seorang suster yang merasa bersalah pada laki-laki tampan di hadapannya saat ini.

Laki-laki itu terkulai lemas di lantai, dengan air mata yang dengan laknatnya ke luar tanpa permisi. Hatinya sakit tanpa ada luka yang berdarah, jiwanya seolah terlepas dari raganya. Ia tidak siap menerima ini semua, baru saja. Baru Ia akan memulai segalanya, tapi sepertinya semua sudah terlambat.

Dengan langkah lunglai dan pandangan kosong laki-laki itu menghampiri ranjang pasien. Di mana seorang wanita cantik terbujur kaku, dalam ke kakuannya Ia terlihat tersenyum. Tangan laki-laki itu terulur untuk mengusap pipi wanita yang berharga dalam hidupnya yang terasa dingin. Biasanya wanita itu akan tersenyum padanya, senyum yang begitu indah. Namun kini, mulai saat ini pria itu tidak akan dapat melihat senyum itu kembali.

"Ke napa Kamu tidak coba bertahan?" tanyanya dengan senyum mirisnya. Ia tahu bahwa pertanyaannya tidak mungkin mendapat respon, tapi Ia bisa apa?.

"Kamu tahu, Kita akan menikah bukan?" tanyanya pada ruang sunyi. Para suster yang akan membersihkan tubuh kaku itu sampai tergugu di ambang pintu. Melihat bagaimana seorang pria yang merasa terluka akibat di tinggalkan.

Bagaimana mereka seolah merasakan perasaan laki-laki itu. Dalam ke adaan lelahpun laki-laki itu tetap berusaha datang ke rumah sakit hanya untuk melihat sang pujaan hati. Tidak peduli siang ataupun malam, panas terik ataupun malam yang dingin. Pria itu berusaha sebisa mungkin datang ke rumah sakit saat pihak rumah sakit memberinya kabar.

Lelaki yang terkenal tampan dan mapan itu sungguh menjadi idola di rumah sakit. Bagaimana ke setiaanya pada wanita dengan ke adaan yang tidak bisa di pastikan, mengajaknya mengobrol. Memperhatikannya dengan cara mencium punggung tangan ataupun dahi wanitanya. Setiap hari juga pria itu tidak lupa membawakan sebucket bunga dengan warna terang.

Sungguh siapapun wanitanya Ia akan sangat bahagia mendapatkan laki-laki berumur 24 tahun sepertinya. Laki-laki yang mampu memperhatikan dan mencintai wanitanya.

"Maaf tuan, Kami akan membersihkan tubuh Nona dan ruangan ini." ucap seorang suster yang tadi melihat bagaimana detik wanita itu meninggal. Ia menatap pria itu dan tubuh wanita yang ada di brankar rawat bergantian. Sebagai seorang wanita, Ia melihat ada setitik ke rapuhan dalam manik mata hitam itu.

"Baik suster, tolong Aku hanya butuh waktu lima menit." laki-laki itu berdiri di samping ranjang, memandangi wajah bahagia dan damai wanita yang telah mengisi harinya selama 2 tahun itu untuk yang terakhir kalinya. Untuk Ia kenang dalam ingatannya, bahwa pernah ada seorang wanita yang singgah dalam hidupnya, walau Tuhan hanya memberinya waktu yang cukup singkat.

"Sayang, Kamu belum menjawabku. Jika Kamu menjawab iya. Maka Aku akan menikahimu di surga saat kita bertemu nanti. Jika tidak, Aku yakin Kamu sudah lelah karena sikapku. Maafkan Aku yang terlalu sibuk." laki-laki itu mengecup dahi wanitanya, suster yang ada di sana meneteskan air mata. Tidak kuat melihat pemandangan yang selalu menyayat hati, siapapun orangnya pasti berat jika di tinggalkan untuk selama-lamanya. Bukan hanya pria segudang pesona itu saja.

"Oh ya, Kamu lihat cincin ini?" tanyanya yang jelas tidak ada respon. Laki-laki itu mengeluarkan gelang perak dengan benang hitam tebal, memasukkan sepasang cincin pada gelang tersebut.

"Aku akan memakainya terus agar Kamu ingat bahwa Aku akan selamanya mencintaimu." laki-laki itu tersenyum manis. Senyum pertama dan terakhir untuk mengiringi ke pergian wanitanya.

"I love u more more then more." Dia menarik nafas dalam lalu pandangannya beralih pada suster.

"Silahkan suster dan tolong perlakukan dengan baik!" ucapnya lalu berlalu meninggalkan ruangan di mana Dia harus merelakan dengan paksa wanitanya pergi dengan tenang.

Dadanya memang sesak dan sakit tapi apa yang dapat Ia buat? Ketika takdir Tuhan jauh lebih mutlak dari pada ke inginannya untuk membuat wanitanya tinggal bersamanya lebih lama. Yang berarti akan jauh lebih menyiksanya, Ia tidak akan berlaku egois.

"Suster ke mana Dokter yang tadi menangani tunangan Saya?" tanyanya, suster itu hanya menggeleng.

"Maaf Tuan, Dokter sudah pergi." jawab suster dengan senyumnya yang ramah.

"Pergi? Maksud suster?" tanya laki-laki itu penasaran.

"Maaf tapi Dokter bilang bahwa suatu saat akan menemui Tuan dan akan menyampaikan hal terakhir yang di katakan oleh tunangan Anda padanya." laki-laki itu terkejut.

"Jadi maksud suster tadi-." suster mengangguk.

"Tadi pasien sempat berkomunikasi dengan Dokter kami, tapi hanya Dokter yang tahu hal terakhir yang di inginkan tunangan Anda." dada laki-laki itu semakin terasa sesak saat mengetahui bahwa wanitanya sempat sadar dan berbicara dengan orang lain bukan dirinya.

"Aku ingin bertemu dengan Dokter itu!" ucapnya tegas tanpa bantahan, sebenarnya suster itu sempat takut namun lagi dia hanya mampu tersenyum.

"Sebelum waktunya Tuan hanya akan terus menunggu, beliau akan datang pada Tuan." setelah mengatakan hal itu suster berlalu begitu saja tanpa menunggu reaksi laki-laki yang sudah geram dengan wajah merah padam.

"Aku akan menemukanmu!" ucapnya dalam hati.

****

Voment please... ...

Terpopuler

Comments

mampir di sini aq thor

2021-05-11

0

Yakuza

Yakuza

wow

2021-05-06

0

Green Garden

Green Garden

Permisi author dan segenap pembaca setia noveltoon.
Mampir juga yuk ke novel aku yang judulnya counting of love
Ditunggu komentar dan juga votenya ya...🥰😉

2021-03-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!