Siapa Dia?

happy readinggg... ...

"Lalu apa yang selanjutnya terjadi? Kalian ceritakan saja semuanya!" pinta Aldo yang sudah mengepalkan tangannya, Dia harus siap tidak siap mendengarkan serentetan cerita yang akan ke luar dari bibir ke dua suster. Yang berarti juga harus kembali membuka luka yang Ia tutup rapat 4 tahun silam. Luka yang sebenarnya akan sembuh jika Ia tidak tahu akan ke saksian para suster yang ada di hadapannya sekarang.

Alan tahu bahwa hal ini sangat menyakitkan bagi seorang Aldo, meski pria itu terlihat baik-baik saja. Alan menepuk bahu sahabatnya itu guna menenangkan hati Aldo. Alan tahu jika Aldo tengah menahan semua, amarah, ke ingin tahuannya, juga rasa sedih yang hadir kembali ke permukaan.

"Awalnya kami juga shock melihat rekapan ini, tapi kami sangat yakin bahwa ada Dokter bernama Dokter Yo yang kami tahu saat itu." mimik wajah Aldo berubah kembali, kali ini rasa penasaran yang tinggi lebih mendominasi.

Linda menjeda ucapannya melihat reaksi para pria di hadapannya, Josh merasa tidak pernah mengenal apalagi melihat wajah Dokter Yo hanya di buat semakin bingung. Sedang Alan tetap datar dan terus menatap wajah Linda yang diam. Aldo merasa lega setidaknya Dia tidak berhalusinasi. Ia saat itu benar-benar sadar jika berbicara dengan seorang suster, namun fakta nyata yang terjadi malah sebaliknya.

"Karena kami pikir Dokter Yo adalah Dokter rekrutan baru dari pihak rumah sakit. Dia seolah telah mengenal kami, saat kami akan masuk Dia tersenyum manis dan ramah pada kami. Dia terlihat sangat muda." Kania meneruskan cerita Linda dengan binar, Dia bahkan tidak lupa sama sekali dengan wajah Dokter cantik itu.

Alan dan Josh juga terlihat penasaran dengan Dokter yang di maksud dua suster di hadapan mereka. Apalagi saat dua suster itu terus menerus memuji fisik Dokter yang sama sekali belum pernah mereka lihat di rumah sakit ini. Josh juga akan segera melapor ke Zidan jika Ia akan merekrut ataupun ada Dokter dan Suster yang akan magang. Tapi sungguh Josh sama sekali tidak tahu mengenai Dokter Yo itu.

"Saya kira Ia angel. Karena kulit dan seluruh tubuhnya nampak bercahaya." tambah Kania, sungguh Alan di buat gemas karena Kania malah menceritakan tentang Dokter misterius itu bukan ke intinya sekarang, pujian demi pujian sudah Alan dengar dari tadi.

"Ya, yang di ceritakan Kania benar. Bahkan kami seolah mematung tepat saat Dokter Yo mendekati ranjang tunangan Anda Tuan."  Linda menunduk, menyesali ke jadian tersebut.

Aldo mengepalkan tangannya kuat, ingin rasanya Ia menumpahkan segala amarahnya saat ini juga. Tapi Ia sadar bahwa informasi yang Ia terima belumlah cukup untuk mengetahui siapa Dokter dan suster yang hilang dari tekhnologi sekarang.

"Bagaimana bisa kalian hanya diam saja?" bentak Aldo pada dua wanita itu yang masih terus menunduk takut, hanya itu yang bisa Aldo lakukan untuk mengeluarkan amarahnya. Sedangkan Alan menepuk bahu Aldo agar sahabatnya itu tenang dan mampu mengontrol emosinya. Tidak mau hal buruk itu malah semakin buruk saat suster-suster itu tidak mengungkap apapun lagi.

"Lanjutkan cerita kalian!" pinta Alan, Aldo menghembuskan nafas kasar. Aldo akan ingat bahwa Ia tidak boleh sedih ataupun merasa ke hilangan lagi karena Claudia telah tenang di sisi Tuhan. Mungkin saat ini Claudia tengah menatapnya, melihatnya juga ingin menenangkan Aldo.

"Dokter itu tidak melakukan apa-apa setelah menggelengkan kepalanya, menginterupsi kami untuk tidak mendekat ke tunangan Anda." entah ke napa air mata lolos dari mata Kania. Di sini Kanialah yang tahu bagaimana Aldo saat itu begitu terpuruk, melihat bagaimana rapuhnya pria itu saat insiden itu terjadi.

Tapi Kania tidak mungkin bilang pada Aldo jika waktu Ia menguping pembicaraan Aldo dengan tunangan pria itu saat Kania ingin membersihkan tubuh tunangan Aldom

"Dokter Yo tersenyum saat tunangan Anda membuka mata." sontak semua mengarah pada Kania. Sedikit Kania dapat menghirup udara untuk bernafas saat tadi sempat nafasnya sesak mengingat kata-kata Aldo waktu itu.

"Maksud kalian benar jika tunanganku pernah sadar sebelum di nyatakan meninggal?" tanya Aldo dengan tatapan tajam yang siap menerkam lawan bicaranya. Kania mengangguk, tidak berani menatap mata tajam Aldo yang mengarah padanya. Jika Kania pria, mungkin Kania sudah mendapatkan bogem mentah Aldo sejak tadi. Karena Aldo menganggap bahwa ini ke lalaian bukan sebuah takdir, terlihat dari ke tidak percayaan Aldo pada tindakan yang para suster lakukan.

"Tunangan Anda sendiri yang melepaskan selang oksigennya, Dokter Yo mendekatinya dan lagi Dokter hanya memberikan senyum yang membuat kami amat sangat terpukau." Aldo merasa muak mendengar dua suster di hadapannya ini terus saja memuji fisik Dokter yang membawa pesan terakhir calon istrinya itu. Aldo berjanji akan mencari Dokter itu sampai ke temu.

"Tunangan Anda juga membalas senyuman Dokter Yo, seolah mereka sudah saling mengenal." Aldo melebarkan matanya tidak percaya dengan apa yang di katakan oleh Kania. Aldo mulai mengingat-ingat apakah Claudia memiliki teman? Ia ragu.

"Ke-kenal?" tanya Aldo. Ia ragu jika tunangannya saat itu mengenal Dokter yang di sebut oleh Kania, benar-benar ragu. Karena setahu Aldo Claudia adalah orang tertutup yang jarang sekali berteman. Apalagi seorang Dokter.

"Kami tidak mendengar apa yang tunangan Anda katakan! Setelah hembusan nafas terakhir tunangan Anda, Dokter Yo tersenyum dan mengusap kepala tunangan Anda. Lalu kami sibuk melepaskan semua alat medis yang membantu menopang ke hidupan tunangan Anda, kapan Dokter Yo pergipun kami tidak tahu." ya semua laki-laki yang ada di dalam ruangan itu sudah tahu bagaimana dua suster itu melepas semua alat ke hidupan Claudia.

Aldo tidak akan menuntut dua suster itu, namun jalan Aldo seolah buntu setelah mendengar jawaban mereka. Tidak ada celah bagi Aldo untuk mengetahui Dokter asing itu, dan juga. Berarti Aldo hanya akan menunggu hingga Dokter itu menemui serta memberikan pesan terakhir dari Claudia.

"Apa kalian tidak melihat Dokter itu melakukan sesuatu pada tubuh Claudia, seperti sebuah suntikan mungkin?" tanya Alan, Aldo memijit pelipisnya yang tiba-tiba terasa pusing. Memikirkannya saja membuat Aldo merasa kepalanya berdenyut-denyut.

"Tidak Tuan, karena Dokter hanya menatap tunangan Anda tanpa melepas tangannya pada saku jas Dokternya. Dokter hanya diam melihat bagaimana tunangan Anda yang sadar, dan kami tidak menemukan apapun yang mengarah pada perbuatan yang sengaja mencelakakan tunangan Anda." jelas Linda. Kali ini ucapan Linda terdengar sungguh-sungguh, dan dari yang Alan lihat tidak ada ke bohongan di mata wanita itu.

Dari ke terangan yang mereka dapat, mereka menyimpulkan bahwa Claudia memang di takdirkan Tuhan untuk kembali padanya dengan cepat. Tanpa mengatakan apapun pada Aldo, bukan tidak mengatakan apapun tapi belum tersampaikan pada Aldo hingga saat ini.

****

voment please.. ..

Terpopuler

Comments

Kosong (uninstall)

Kosong (uninstall)

apakah adiknya alan

2021-10-09

0

nonce

nonce

malaikat maut? 😁

2021-03-19

0

VANESHA ANDRIANI

VANESHA ANDRIANI

ato dr yo seorg hacker handal

2021-03-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!