Two Mobsters Fall In Love

Two Mobsters Fall In Love

episode 1: Pertemuan

Kenalin aku Gavriel seorang mafia yang tiba tiba jatuh cinta karena pandangan pertama dengan seorang wanita yang bernama Claudia Moran, aku tidak tau apa identitasnya hingga akhirnya aku tahu bahwa dia adalah musuh terbesar ayahku, ini lah kisah mafia yang saling jatuh cinta.

Menembak musuh, "tak...tak ..tak." Bunyi tembakan.

"Tembak disana, musuh bersembunyi dibalik mobil itu." Ucap Gavriel fokus menembak musuh.

"Baik bos," jawab anak buahnya.

Saat gangster juga fokus menembaki mereka. Gavriel pun kabur dengan anak buah lainnya.

"Mari kita pergi, mereka terlalu banyak." Ucap Gavriel Langsung masuk ke mobilnya.

"Baik pak bos," ikut masuk.

Musuhnya menyadarinya kalau Gavriel kabur, "dia kabur, cepat kejar." Ucap bos gangster.

"Baik bos," langsung mengejar mobil Gavriel.

Saat sedang kabur dari kejaran gangster. Ternyata ada seorang wanita yang sedang menyebrang dan Gavriel menyenggolnya, mobilnya pun reflek berhenti.

"Shittt," bunyi rem mobil.

"Aishh, siapa lagi yang ku senggol, padahal aku buru buru." Turun Gavriel dari mobilnya.

"Aduhh," ujar Claudia kesakitan.

Saat Marvin sudah turun dari mobil. Ia melihat Claudia dan terpesona dengan kibasan angin yang mengenai rambut Claudia.

"Astaga, kenapa ada wanita secantik itu. Aku belum pernah melihat gadis secantik dia, karena aku sibuk mengerjakan tugas ku." Ucap batin Gavriel.

"Menghampiri Claudia," apa kau tidak apa apa?." Tanyanya.

Melihat wajah Gavriel, "aku tidak apa apa, hanya terkilir sedikit saja." Tersenyum.

"Ternyata pria ini yang ku cari cari," ucap batin Claudia.

"Mari saya bantu berdirikan, disana ada kursi," membantu mendirikan Claudia.

Gavriel pun membantunya menuju kursi

dan mereka berdua duduk bersama, "terima kasih banyak. Kalau boleh tau nama kamu siapa?." Tanya Claudia.

"Nama ku Gavriel leo, panggil saja Gavriel ataupun leo juga tidak apa apa. Kalau nama mu siapa?." Tanya Gavriel juga.

"Nama saya Claudia molan," tersenyum.

"Pak bos, sudah tidak ada waktu lagi, musuh sudah semakin dekat." Ujar anak buahnya.

"Baiklah, sebentar," jawab Gavriel.

"Aku ada sedikit urusan. Maaf sudah membuat mu begini. Aku pergi dulu, tidak apa apa kan." Tanya Gavriel

"Tidak apa apa, lagian aku hanya terkilir sedikit saja, kau pergilah." Jawabnya sambil tersenyum.

"Baiklah, terima kasih banyak. Lain kali kita akan bertemu lagi." Melambaikan tangan langsung meninggalkan Claudia.

Claudia pun melihat mobil Gavriel dan mobil lainnya sedang mengejar Gavriel.

"Akhirnya aku bisa kabur juga dari kejaran gangster itu, fyuhh." Ujar Gavriel.

"Pak, bagaimana selanjutnya?" tanya anak buahnya.

"Sudahlah, lebih baik kita pulang dulu, untuk membahasnya, yang terpenting kita sudah bebas dari gangster itu." Jawab Gavriel.

"Baik pak bos."

Sesampai rumah, "kalian ke markas lah, aku mau mandi dulu." Perintah Gavriel.

"Baik bos," langsung pergi meninggalkan Gavriel.

Di markas, "aishh, aku harus mandi berapa kali sih sehari. Baru juga mandi, sudah harus mandi lagi. Nasib jadi anak dari seorang mafia. Hidupku tak pernah tenang. Demi perintah ayahku, aku harus menerimanya, sudahlah." Ucap batin Gavriel meletakkan pistolnya di kantung celana ya.

"Aku harus kembali. Sejak tadi, entah kenapa aku masih terbayang wajah wanita tadi. Claudia, nama yang bagus dan setara dengan wajah indah ya itu," tiba tiba tersenyum.

"Pak, pak," panggil anak buahnya, yang dari tadi memanggil Gavriel dan tak ada respon.

"Pak!," menepuk pundak Gavriel.

"Eh, ada apa, kau mengejutkanku saja?" tanya Gavriel.

"Pak bos tidak mendengarkan kami, yang dari tadi memanggil bapak, apa yang bapak pikirkan?."

"Tidak ada. Aku mau pulang dulu, kalian urus yang lainnya." Memerintah.

"Baiklah pak, serahkan saja pada kami." Menunduk.

Gavriel pun meninggalkan mereka. Dan sesampai rumah," aku harus mandi, karena bau banget lagi badan ini gara gara diselimuti darah menjijikkan ini." Masuk ke kamar mandi.

Keesokan harinya, "huamm." Ujar Gavriel menguap, bangun tidur.

"Sudah jam berapa ini ya," melihat ponselnya.

"Oh, masih jam 09.00, aku tidur lagi deh," tidur kembali.

Saat dia ingin tidur kembali, ayahnya masuk kedalam dan menyiramnya dengan air.

Terkejut, "yaolo, ayahhh!.

"Kenapa menyiram ku. Aku reflek kaget?." Mengelap wajahnya.

"Kau masih saja tidak sadar dengan kesalahan mu. Bangun, masih ada pekerjaan yang harus kau siapkan hari ini, ikut aku." Jawab ayahnya keluar dari kamar Gavriel.

"Baiklah, baiklah, ayah ku tersayang."

Di ruangan pribadi ayahnya. "Apa yang ingin ayah katakan padaku, cepatlah, aku ingin mandi tau." Tanya Gavriel melipat tangannya.

"Dasar anak durhaka, kau hampir membuat ku mati, dengan keras kepala mu itu. Aku hanya ingin mengatakan, baru saja aku mendapatkan laporan dari anak buah mu, terjadi penculikan gadis dan pelaku ya kabur menuju hutan, pelaku ini sudah menculik gadis sebanyak 17 orang masing masing mati ditempat, dan tempat terbunuhnya tidak diketahui." Jawab ayahnya serius.

"Wahhh, penculik yang hebat, bisa menculik gadis sebanyak itu, tapi kehebatannya tidak bisa mengalahkan ku, serahkan saja padaku ayah, aman pokok e." Ucap Gavriel menyombongkan dirinya.

"Sudahlah, mandi kau sana. Aku hampir muntah mencium bau badan mu." Mengejek.

"Ayah!, sudahlah aku mau mandi dulu dan akan segera ke sana." Langsung meninggalkan ruang ayahnya.

"Anak itu sudah besar, sudah seharusnya aku memberikan semua warisanku kepadanya." Ucap batin ayahnya tersenyum.

Di kamar mandi, "fyuhh, aku tidak pernah sekalipun berlibur, begini rasanya jadi mafia, ada untungnya juga wajah tampan ku ini bisa digunakan, hahahah." Tertawa tipis.

"Omong omong, gadis kemarin. Aku lupa meminta nomornya. Padahal itu kesempatanku untuk mendekati gadis. Sudah lama sejak aku menjadi mafia. Aku tidak pernah bertemu gadis, dan baru kali ini aku berjumpa dengan gadis, jadi perasaan ku berdetak kencang." Ucap batin Gavriel.

Tiba tiba ada yang memukul pintu kamar mandinya dan ternyata adalah adik Gavriel yang bernama Petir.

"Aishhh, siapa lagi yang memukul pintu. Hey siapa di sana!."

"Abang cepatlah, aku mau mandi juga tau, dari tadi sudah disana sedang melakukan apa,apa sedang merenungi nasib burukmu itu." Jawab Petir teriak.

"Dasar adik yang cerewet. Bentarlah, aku sudah mau siap." Teriak Gavriel langsung menutupi tubuhnya dengan handuk.

Keluar dari kamar mandi, "kau selalu saja menganggu ku. Apa kau juga suka menganggu gadis di sekolah mu." Mengejek Petir.

"Wleee," langsung masuk ke kamar mandi.

"Dasar anak itu. Selalu membuatku naik darah Sabarlah Gavriel, hanya anak kecil saja."

"Aku harus cepat keluar, masih ada urusan yang harus segera ku selesaikan, ini menyangkut nyawa orang lain." Bergegas keluar, dengan memakai jas favoritnya.

Di luar rumah, "hei anak buah." Memanggil anak buahnya.

Langsung menghampiri Gavriel, "iya pak, ada apa pak?." Tanyanya.

"Mari temani saya, ada hal yang harus kita selesaikan soal penculikan gadis yang kau laporkan kepada ayahku." Langsung masuk ke mobil.

"Baik pak," masuk juga dan mengendarai mobil tersebut.

Di perjalanan menuju markas, "pak, apa yang akan kita lakukan kepada pelaku tersebut, bukankah dia sulit ditemukan, bahkan polisi sampai menyerah dan memberhentikan pencarian ini?." Tanyanya.

"Kau meremehkan ku ya. Kau pikir selama ini aku menghabisi orang dengan bantuan siapa, kalau bukan bantuan diriku sendiri, hanya seperti itu, aku bisa langsung menghabisinya di tempat." Jawab Gavriel menyombongkan dirinya.

"Kami tau kok, pak bos selalu hebat dan tak pernah terkalahkan, hanya terkalahkan dengan gadis saja."

"Kau!."

"Eh, ga pak, hanya bercanda." Mengelus lehernya.

Sesampai markas. Merekapun langsung masuk ke dalam, dan di dalam markas." Ini adalah strategi yang harus kita lakukan jika penculik itu akan melakukan rencananya lagi, disini adalah tempat dimana penculik itu sering menculik gadis gadis yang sedang pulang sekolah yaitu di tempat penjualan lukisan, kita akan menyelidikinya di situ." Menunjukkan kertas rencananya.

"Baik pak," menurut.

"Dan dia akan melakukan aksi ya pada siang ini, jadi kau hanya perlu bersembunyi dan aku akan berpura pura menjadi pembeli disitu, jika ada tanda tanda yang mencurigakan, aku akan mengkode kalian, mengerti." Tegasnya.

"Mengerti pak."

"Baiklah, mari ke tempat lukisan sekarang!."

"Mari," sorak anak buah.

Terpopuler

Comments

Anisa Nurapiah

Anisa Nurapiah

kanyak judul lagu tuh kak pertemuan

2023-04-19

1

彡Ray⑅⃝🐱

彡Ray⑅⃝🐱

Aku mampir nih kak

2023-03-03

0

Munana4_

Munana4_

siap syg

2023-02-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!