Sesampai hutan."kita tunggu saja pihak polisi disini."ucap Gavriel keluar dari mobilnya.
"Baik pak."
Setelah menunggu lama, akhirnya polisi tiba juga dan menghampiri Gavriel dan anak buahnya.
"Apakah kau yang menyuruh kami datang kesini?."
"Benar, kau bisa langsung lihat saj di bagasi, disana mayat ya sudah kami bereskan,kau hanya perlu memberi imbalan kepada kami, karena sudah membantu kalian."
"Sebentar lah, kami akan memeriksa terlebih dahulu."ujar polisi menghampiri bagasi mobil Gavriel.
Setelah memeriksa mayat tersebut dan polisi pun tercengang, ternyata itu benar benar mayat penculik tersebut.
"Astaga, ini benar benar pelakunya, kenapa kalian bisa menangkap mereka dengan semudah ini, padahal kami pihak polisi sudah kewalahan mencari keberadaannya, tapi bisa bisanya kau menangkapnya dengan mudah."ujar polisi tercengang.
"Aku hanya menjalankan perintah ayahku dan bagaimana dengan imbalannya?."
"tenanglah, uang ya akan saya kirim, karena ini sudah pemberian tanda terima kasih karena sudah menemukan pelaku tersebut dan sudah membantu kami membereskannya, terima kasih banyak.Omong omong nama mu siapa?.
"Nama saya Gavriel dan soal uang ya akan saya tunggu secepatnya, ini no rekening saya, kirim ke no ini, saya pergi dulu,ada hal yang harus saya selesaikan."jawab Gavriel memberikan hp ya setelah itu dia bergegas pergi.
"Sebentar, saya mau mengeluarkan mayat itu dulu."ujar polisi langsung mengangkat mayat tersebut dari bagasi mobil Gavriel.
"Cepatlah, mobilku jadi jorok karena mayat tersebut, untunglah ayahku mempunyai tempat penyucian mobil, jadi aku bisa menyuci nya dengan cepat."
Setelah menaruh mayat tersebut di mobil polisi."terima kasih banyak pak Gavriel, berkat bantuan anda kami bisa menyelesaikan masalah ini dengan mudah, bapak bisa pergi.
"Baiklah,aku pergi dulu, anak buah mari pergi."langsung masuk ke mobilnya.
"Baik bosss."merekapun bergegas pergi dari tempat lokasi.
Dikediaman rumah Calix Gavriel, yaitu ayah Gavriel, diruangan pribadi ayahnya.
"Permisi tuan Calix, disini kami ingin memberitahukan tentang musuh terbesar kita , kemarin hampir saja tuan Gavriel tertangkap oleh mereka, ini semua suruhan pak rayno molan pak, hampir saja emas yang sudah kita kumpulkan ditangkap mereka,bagaimana selanjutnya pak calix?."tanya asisten pribadi tuan Calix.
"Kita sudah mengumpulkan begitu banyak strategi untuk mengumpulkan begitu banyak emas dengan usaha kita sendiri, walaupun dulu kita pernah mengambil sebagian harganya, tetap saja dia juga sudah mengambil sebagian saham kita, bisa bisanya mereka ingin mengambil kembali harta yang sudah mereka campakkan, aku tidak akan membiarkannya."mengepalkan tangannya.
"Kembali lah lagi, aku harus memikirkan yang lainnya, kau harus menjaga Gavriel agar tidak terluka oleh perbuatan mereka."
"Menunduk."baik pak, saya permisi."keluar dari ruangan pak Calix.
Disisi lain Gavriel menuju rumah, tiba tiba mendapatkan telepon dan ternyata itu dari Claudia.
"Halo Claudia, kenapa menghubungi ku, apa kau rindu denganku."menggoda.
"Datanglah ke cafe yang ku serlok, ada yang mau aku beritahu kepadamu, cepatlah."ucap Claudia ditelepon.
"Baiklah aku akan segera kesana dalam waktu 2 menit, tunggulah."
"Baiklah, dahh."ucap Claudia menutup teleponnya.
"Berbalik lah, antarkan aku ke cafe ini, cepatlah."memerintah anak buahnya.
"Baik bosss."langsung berbelok.
"Sesampai cafe yang ditujukan Claudia."
Mencari Claudia, Claudia yang menyadari, langsung melambaikan tangannya.
"Hey Gavriel, disini."panggil Claudia.
"Oh, kau disana rupanya."menghampiri Claudia dan langsung duduk.
"Ada apa kau memanggil ku kesini, apa ada hal yang mendesak?."
"Jangan bertanya dulu, minumlah ini."memberikan kopi.
"Terima kasih banyak, kebetulan aku sudah lama tidak minum kopi."meminumnya.
"Huh,enaknya, apalagi yang memberikan kopi ini adalah seorang gadis cantik dihadapan ku ini."menggoda kembali.
"Kau!, Gavriel."
"Iya, ya, ada apa sekarang?."
"Sebenarnya Gavriel, aku memanggil mu kemari karena ada beberapa orang yang mengganggu ku."
"Bagus."jawab Gavriel tidak mendengarkan perkataan Claudia, dia fokus melihat wajah Claudia yang cantik itu.
"Gavriel."
"Gavriel!!!!."panggil keras Claudia sambil memukul meja.
"Eh, iya, iya."jawab Gavriel.
"Apa kau dengar aku."
"Ya, aku punya telinga."jawab Gavriel langsung sadar.
"Ada beberapa orang yang mengganggu ku, mereka menggangguku dan aku satu satunya seniman bagus di kota swedia ini, jadi mereka bersikap narsis."
"Benarkah.
"Ya."jawab Claudia.
"Katakan saja, dimana aku bisa bertemu dengan mereka?."tanya Gavriel.
"Nanti mereka akan datang karena jam siang nanti, mereka sering datang untuk menggoda ku, kau datang saja nanti dan aku akan melihat kemampuan mu."ujar Claudia.
"Baiklah."
Tiba saatnya siang, dimana claudia akan digoda oleh sekelompok orang luar.
"Halo nona, bisakah kau melukis wajah ku, jika kau bisa aku akan mencium mu sebagai imbalannya."ucap orang narsis tersebut.
Berbalik badan dan melihat orang narsis tersebut.
"Apa kau tidak lelah terus menggangguku."
"Tentu saja tid.....,"tiba tiba pembicaraannya berhenti karena dihalangi oleh Gavriel yang tiba tiba muncul didepan Claudia.
"Hei pria minggir lah, aku ingin berbicara dengan wanita cantik itu."ucap orang narsis tersebut.
Tanpa pikir panjang dan tanpa basa basi, Gavriel menunjukkan pistolnya yang ada di sakunya, orang narsis tersebut reflek melihat saku celana depan Gavriel , ia pun reflek kaget, dan Gavriel juga menyuruh mereka melihat kesamping dengan kode wajahnya, orang narsis pun melihat kesamping dan ternyata di kejauhan ada anak buah Gavriel yang juga menunjukkan pistol yang ada di sakunya, orang narsis pun ketakutan, mereka mundur.
Gavriel yang membelakangi Claudia, Claudia yang mengintip orang narsis tersebut ketakutan, dia langsung maju kedepan.
"Hey, maju lah, kau bilang kau akan mencium ku jika aku berhasil menggambar wajahku, sini cium, nah nah."menyondongkan bibirnya.
Gavriel menaikkan alisnya dan menunjukkannya ke orang narsis tersebut, dan saat Claudia asik menyondongkan bibirnya sambil memejamkan matanya, dia tidak menyadari kalau orang narsis tersebut sudah pergi dari tadi karena ketakutan akan dihabisi oleh Gavriel.
"Eh, kemana mereka pergi Claudia?."kebingungan.
"Mereka sudah kabur dari tadi."tertawa tipis.
"Kenapa kau tidak bilang, kan aku jadinya malu."mencubit perut Gavriel."
"Aduh, sakit tau."
"Sudahlah, ikut aku."menyuruh Gavriel mengikutinya.
Saat mereka berjalan berdua."Gavriel terima kasih banyak hari kau membantu ku lagi, tadi aku sudah membelikan mu sebuah kopi dan kali ini kau membantuku, skor kita seimbang sekarang."ucap Claudia.
"Wow, kau sangat adil."memuji Claudia agar bahagia.
"Aku harus mengakuinya, Claudia."
"Kau memang harus mengakuinya."jawab Claudia.
"Kau pandai juga dalam bertarung ya Claudia."
"Kita memang harus melawan mereka sekali kali,agar kita tidak dikatakan pengecut."
"Maksud mu Claudia?."
"Kau tidak akan mengerti, dunia ini adalah duniawi semua orang pasti akan melakukan yang sesuka sukanya, jadi kita harus menjaga diri kita dan terutama jangan dari pengecut,kau ingat pengec...."Claudia terdiam."
"Kenapa kau terdiam Claudia?."
"I...itu..."....
Gavriel reflek melihat kedepan dan ternyata itu seekor *nj*ng yang mendekati mereka, Claudia yang ketakutan pun mendekati tubuh Gavriel, Gavriel yang mempunyai kesempatan langsung memeluknya dari belakang.
*nj*ng nya pun mendekati kaki Claudia, Claudia memegang tangan gavriel seerat mungkin,agar Gavriel tidak meninggalkannya.
"Bagaimana ini Gavriel,aku sangat takut dengan hewan ini, apakah dia akan mengigit kaki ku ini, jangan."menutup matanya ketakutan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Zhu Yun💫
Gavriel curi2 kesempatan nih 🤭
2023-03-28
1