Belum Cukup Umur (Sweet Seventeen)

Belum Cukup Umur (Sweet Seventeen)

Bagian 1 : Livia Renata

Livia Renata, siapa yang tidak mengenal nama gadis itu di sekolah SMA 3 DIRGANTARA.

Gadis muda dengan paras cantik, tajir melintir, modis dan tentu saja terkenal. Hobinya adalah menggaet para laki-laki berduit untuk di porotin duitnya.

Matre? Gampangan? Bodo amat. Livia Renata tidak peduli dengan pandangan orang lain terhadap dirinya. Yang penting bagi dirinya adalah tetap mempertahankan eksistensinya dan tentu saja memoroti para pacar-pacarnya yang kaya itu.

Livia Renata sangat anti mengeluarkan lembaran uangnya untuk sesuatu yang tidak terlalu penting. Untuk apa para pacar-pacarnya itu jika tidak di gunakan untuk memodali kecantikan dan gaya hidupnya yang hedon.

"Jadi cewek jangan mau rugi. " Itu salah satu kunci hidup dari Livia Renata, gadis kaya raya tapi pelitnya minta ampun.

###

Livia Renata, tidak ada yang kurang dalam hidup gadis berusia 17 tahun itu. Para laki-laki mengantri untuk bisa mendapatkan jadwal berkencan dengannya. Meskipin punya banyak uang tapi gadis itu selalu berpikir bahwa uang-uang itu tidak akan selamanya ada dan bisa saja suatu waktu uangnya akan habis sedikit demi sedikit.

Memikirkan hal itu membuat Livia merasa harus memanfaatkan kecantikannya untuk mendapatkan laki-laki tampan yang duitnya banyak.

Mengingat ada banyak laki-laki di sekolahnya yang mengantri untuk berkenalan dengannya, Livia mengambil kesempatan itu untuk memoroti mereka.

Dengan begitu uangnya tidak akan habis bahkan mungkin tidak akan tersentuh selama beberapa tahun ke depan.

"Besok aja yah Livia, aku lagi gak bawa uang lebih. " Ucap salah satu teman kencan Livia hari ini.

Livia yang mendengar hal itu sontak menghentikan langkahnya dan berjalan kembali menuju ke luar pintu Mall di mana mereka berdua berada saat ini.

"Livia... " Panggil laki-laki itu lagi.

"Aku udah bilang, aku mau boneka beruang yang ukurannya paling besar tadi. " Livia menghentikan langkahnya lagi tepat di depan laki-laki yang mengajaknya berjalan-jalan di mall hari ini.

"Tapi, aku beneran hari ini gak bawa uang lebih aku harus ngelakuin apa biar kamu mau maafin aku. " laki-laki itu memelas memohon kepada Livia untuk memaklumi nya sekali ini saja.

"No No No, kalau hari ini, di jam ini boneka itu nggak bisa kamu beliin buat aku ya udah kita putus aja. " Ucap Livia telak membuat laki-laki tadi langsung memegang tangan Livia agar gadis itu memberinya waktu.

"Livia, ok, ok tunggu sebentar aku bakalan pergi beliin kamu boneka yang tadi tapi kamu harus sabar nungguin aku 20 menit aja. " Pinta laki-laki itu.

"20 menit? What? No, Big No, aku gak mau nungguin kamu terlalu lama. " Tegas Livia yang membuat laki-laki itu kembali kalang kabut di buatnya.

"Ok 15 menit? Plissssss Livia. " Ucap laki-laki itu lagi mencoba menawar waktu.

"Lama."

"13 menit?. "

"Lamaaaaaaa."

"10 menit deh yah ok, tunggu aku disni jangan ke mana-mana. " Ucap laki-laki itu langsung berlari mencari cara untuk dapat membeli boneka beruang berukuran paling besar yang Livia idam-idamkan itu.

"Hah, dasar kunyuk padahal akukan belum bilang iya? Main pergi-pergi aja lagi awas aja kalau 10 menit nanti belom datang, ku hantam kepala cowok itu. " Livia merasa kesal, waktunya selama 10 menit terbuang sia-sia hanya untuk menunggu laki-laki kencannya tadi.

Entah apa yang di lakukannya untuk mendapatkan boneka beruang itu. Livia tidak mau tau, pokoknya apapun yang ia inginkan harus dituruti dan harus segera ada saat itu juga.

Jika tidak? Ya sudah tinggal putus saja, apa susahnya. Lalu? Yah cari pengganti lagi lah yang lebih kaya.

10 menit berlalu, Livia memberinya kesempatan selama 10 detik lagi jika cowok tadi belum datang juga amak Livia akan langsung memutuskannya tanpa ba bi bu dan meni ggakkan tempat itu.

"10."

".9"

"8."

"7."

"6."

"5."

"4."

"3."

"2."

"Liviaaaaaa Huuuuuuhhh haaaaahh aduhhh. " laki-laki itu akhirnya datang membawa sebuah Boneka beruang berwarna coklat yang sedari tadi Livia inginkan.

"Aaaahhhh akhirnya. " Livia sangat senang melihat boneka tersebut.

"Lama banget sih, buang-buang waktuku aja tau kamu . " Bentak Livia kepada laki-laki kencannya hari ini itu.

"Maaf Livia, yang pentingkan sekarang bonekanya sudah ada. " Ucap laki-laki itu, sementara di pelipisnya keringat masih mengucur membasahi wajahnya.

"Ya udah kali ini aku bakalan maafin yah Deni, untung kurang sedetik lagi tadi, kalau pas udah aku tinggalin kamu Den. " Sinis Livia menatap wajah laki-laki itu dengan tatapan mengancam.

"Maaf ya Livia, hehehe. " laki-lakiitu hanya cengengesan, tidak dapat berbuat banyak karena sangat menyukai Livia. laki-laki yang bernama Deni itu memang sudah sangat lama mengincar Livia.

Tidak banyak orang yang mempunyai kesempatan seperti dirinya yang bisa mengajak Livia berjalan-jalan sepulang sekolah hari ini.

Dia sudah mengantri selama berminggu-minggu untuk mendapatkan jadwal kencannya. Jadi ia tidak boleh menyia-nyiakan waktu Livia yang berharga.

"Aku mau makan es krim, capek tau nungguin kamu disini. " Ujar Livia dengan nada manja menatap Deni penuh harap.

"Iya Livia, ayok aku jajanin es krim biar Livia gak kecapean lagi. " Deni mengajak Livia masuk ke dalam Mall kembali dan mencari lapak penjual es krim.

Livia berjalan terlebih dahulu di depannya sementara Deni nengecek kembali isi dompetnya yang tersisa 200 ribu. Sebenarnya hari ini ia tidak menyangka jika Livia akan memilih dirinya untuk jalan bersama makanya Deni tidak membawa uang lebih dan untuk mendapatkan boneka beruang itu, Deni rela membuat ponselnya menjadi jaminan dan akan kembali lagi nanti untuk menebusnya jika Deni telah selesai menemani Livia berjalan-jalan.

"Deni, ayo kok melamun sih. " Teriak Livia yang lagi-lagi menghentikan langkahnya karena menyadari Deni berjalan cukup jauh di belakangnya.

"Eh iya Livia, maaf yah. " Deni berlari kecil ke arah Livia.

"Nih, bawain bonekanya berat tau Den, kamu gak peka banget tau. " Livia kembali merajuk.

"Aduh Livia, iya maaf aku salah sini bonekanya biar aku yang gendong yah kamu jalan aja. " Deni mengambil alih untuk menggendong boneka beruang yang besar itu.

"Cepetan Deni. " Teriak Livia lagi karena Deni yang berjalan agak lambat

"Iya Livia. " Deni mensejajarkan langkah kakinya dengan susah payah karena boneka beruang raksasa itu menutupi penglihatannya saat berjalan.

Bagaimana tidak boneka beruang itu jauh lebih besar dari pada tubuhnya.

"Deni, ih lucu banget itu ikan cupangnya. " Perhatian Livia yang tadinya ingin membeli es krim kini teralihkan lagi pada ikan ****** yang terletak tidak jauh dari tempat mereka berjalan saat ini.

Livia berlari menghampiri ikan ****** itu sementara Deni merusaha mengimbangi langkah kaki Livia.

"Deni, ih ini lucu banget, aku mau ini boleh?. " Livia menunjuk-nunjuk ikan ****** yang berada di dalam plastik meminta Deni untuk membelikannya.

"Boleh, emang berapa harganya?. "

"Ya mana aku tau akukan bukan oenjualnya tanya aja sendiri. " Jawab Sinis Livia.

Deni yang mendengar hal itu hanya bisa pasrah saja, lalu memanggil-manggil pemilik ikan ****** yang entah kemana karena tidak ada satu orang pun yang berada di dalam toko tersebut.

Setelah lima menit berada disana pemilik toko ikan ****** itu tak kunjung datang, membuat Livia kini badmood lagi.

"Deni ih, gak peka banget. " Ujar Livia cemberut lalu berjalan meninggalkan Deni yang terlihat kelelahan karena tidak di biarkan duduk oleh Livia padahal tubuh cowok itu sangat lelah menggendong boneka beruang.

"Livia, kita makan es krim aja yuk, nanti aku beliin ikan cupangnya yang banyak yah. " Deni mengejar Livia yang berjalan lebih dulu.

"Hm beneran?. " Langkah Livia akhirnya berhenti setelah mendengar ucapan Deni barusan.

"Iya aku benaran loh, Livia. " Deni berusaha tersenyum sebaturan mungkin meskipun badannya sudah agak encok karena capek menggendong boneka raksasa itu.

"Yaudah kita makan es krim aja, ayooo. " Livia kembali ceria dan berlari menuju penjual es kris yang etalase nya sudah keliatan dari jauh dari tempat mereka berada saat ini.

"Livia tunggu aku. " Teriak Deni, gadis itu lagi-lagi meninggalkannya.

"Cepetan Deni, jangan lemot ih. " Livia berteriam balik.

"Huhhhh." Deni membuang nafasnya dengan kasar.

Bersambung...

Klik like vote dan subscribe yah untuk membantu perkembangan author. Terimakasih. I love you guys.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Kasian juga Deni,Tapi harusnyandia tau diri juga kalo gak modal jangan berani2 dekatin nih cewek,udaj tau dia cewek cantik,pasti gayanya selangit,Kalo gak punya modal,lupain aja..Biasanya yg berani deketin cewek cantik yah paling juga cowok2 tajir,Jadi gak masalah hanya beli boneka dgn es krim doang,Tapi di sini terlihat kan kesungguhan Deni..👍👍

Mampir thor...🙋🙋

2024-09-29

0

bgaus

2023-04-07

0

🥀

🥀

wajib ya liv. harus pelit kalau ini, gak dosa kok wkwkkw

2023-03-31

0

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1 : Livia Renata
2 Bagian 2 : Kamu Pernah Ciuman?
3 Bagian 3 : Mantan yang Sakit Hati
4 Bagian 4 : Radit Brengsek!
5 Bagian 5 : Livia Prustasi
6 Bagian 6 : Aku Mau bertanggung Jawab
7 Bagian 7 : Deni, Minta Restu
8 Bagian 8 : Tetap Ke Sekolah.
9 Bagian 9 : Sensitif
10 Bagian 10 : Mual dan Muntah
11 Bagian 11 : Pinjam Uang
12 Bagian 12 : Merasa Bersalah
13 Bagian 13 : Kegilaan Yang Membuat Kecewa
14 Bagian 14 : Hari Pertunangan
15 Bagian 15 : Ketahuan Hamil ?
16 Bagian 16 : Pertunangan Batal
17 Bagian 17 : Berkelahi
18 Bagian 18 : Gosip-Gosip Bertebaran
19 Bagian 19 : Emosi
20 Bagian 20 : Sadar Diri
21 Bagian 21 : Bu Tania Marah
22 Bagian 22 : Flash Back
23 Bagian 23 : Flash Back Awal Perkenalan.
24 Bagian 24 : 50 Ribu
25 Bagian 25 : Radit Pengecut
26 Bagian 26 : Pura-Pura Kuat?
27 Bagian 27 : Andra, Masa Lalu Livia.
28 Bagian 28 : Sebuah Keputusan.
29 Bagian 29 : Berdebat
30 Bagian 30 : Susu Ibu Hamil
31 Bagian 31 : Sisi Lain Livia
32 Bagian 32 : Fitting Gaun Pengantin Livia.
33 Bagian 33 : Hadiah Deni
34 Bagian 34 : Hari Pernikahan
35 Bagian 35 : Malam Pertama Gagal
36 Bagian 36 :Berduaan
37 Bagian 37 : Deni Cemburu
38 Bagian 38 : Morning Kiss
39 Bagian 39 : Belanja
40 Bagian 40 : Berusaha Berubah?
41 Bagian 41 : Memasak
42 Bagian 42 : Bertemu Andra Lagi
43 Bagian 43 : Penyesalan Andra
44 Bagian 44 : Cemburu Lagi
45 Bagian 45 : Deni, Mencoba Kabur?
46 Bagian 46 : Berebut Kursi
47 Bagian 47 : Radit, tidak tahan!
48 Bagian 48 : Radit Berubah?
49 Bagian 49 : Gadis Lain?
50 Bagian 50 : Rencana Nakal
51 Bagian 51 : Kamera Tersembunyi?
52 Bagian 52 : Pesan Whatsapp
53 Bagian 53 : Ketahuan
54 Bagian 54 : Gosip-Gosip Kembali
55 Bagian 55 : Seperti Penguntit
56 Bagian 56 : Tidak Ada Kesempatan?
57 Bagian 57 : Mengurangi Stres
58 Bagian 58 : Sisi Lembut Livia
59 Bagian 59 : Tidak Ada Maaf
60 Bagian 60 : Panik
61 Bagian 61 : Kejadian Naas
62 Bagian 62 : Kecelakaan
63 Bagian 63 : Bu Ariana
64 Bagian 64 : Geger Otak
65 Bagian 65 : Menghukum Diri Sendiri
66 Bagian 66 : Ikut Ke Luar Negeri
67 Bagian 67 : Berobat
68 Bagian 68 : Sepi dan Asing
69 Bagian 69 : Check Up
70 Bagian 70 : Dokter Roi
71 Bagian 71 : Tidak Ingin Menyusahkan
72 Bagian 72 : Perasaan Sedih
73 Bagian 73 : Berpelukan?
74 Bagian 74 : Gadis Pengganggu
75 Bagian 75 : Perusak Rumah Tangga
76 Bagian 76 : Rumah Sakit Lagi
77 Bagian 77 : Perkara Obat
78 Bagian 78 : Tetap Brengsek
79 Bagian 79 : Berbaikan
80 Bagian 80 : Pergi
81 Bagian 81 : Sinta Kesetanan
82 Bagian 82 : Meninggal
83 Bagian 83 : Aku Mencintai Istriku
84 Bagian 84 : Sinta Menggila
85 Bagian 85 : Kembali Kritis
86 Bagian 86 : Berulah Lagi
87 Bagian 87 : Sadar
88 Bagian 88 : Pulang
89 Bagian 89 : Menghukun Diri Sendiri
90 Bagian 90 : Hidup Baru
91 Bagian 91 : Aku Ingin Melamarmu
92 Bagian 92 : Deni Kecelakaan
93 Bagian 93 : Aku Cinta Sama Kamu
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Bagian 1 : Livia Renata
2
Bagian 2 : Kamu Pernah Ciuman?
3
Bagian 3 : Mantan yang Sakit Hati
4
Bagian 4 : Radit Brengsek!
5
Bagian 5 : Livia Prustasi
6
Bagian 6 : Aku Mau bertanggung Jawab
7
Bagian 7 : Deni, Minta Restu
8
Bagian 8 : Tetap Ke Sekolah.
9
Bagian 9 : Sensitif
10
Bagian 10 : Mual dan Muntah
11
Bagian 11 : Pinjam Uang
12
Bagian 12 : Merasa Bersalah
13
Bagian 13 : Kegilaan Yang Membuat Kecewa
14
Bagian 14 : Hari Pertunangan
15
Bagian 15 : Ketahuan Hamil ?
16
Bagian 16 : Pertunangan Batal
17
Bagian 17 : Berkelahi
18
Bagian 18 : Gosip-Gosip Bertebaran
19
Bagian 19 : Emosi
20
Bagian 20 : Sadar Diri
21
Bagian 21 : Bu Tania Marah
22
Bagian 22 : Flash Back
23
Bagian 23 : Flash Back Awal Perkenalan.
24
Bagian 24 : 50 Ribu
25
Bagian 25 : Radit Pengecut
26
Bagian 26 : Pura-Pura Kuat?
27
Bagian 27 : Andra, Masa Lalu Livia.
28
Bagian 28 : Sebuah Keputusan.
29
Bagian 29 : Berdebat
30
Bagian 30 : Susu Ibu Hamil
31
Bagian 31 : Sisi Lain Livia
32
Bagian 32 : Fitting Gaun Pengantin Livia.
33
Bagian 33 : Hadiah Deni
34
Bagian 34 : Hari Pernikahan
35
Bagian 35 : Malam Pertama Gagal
36
Bagian 36 :Berduaan
37
Bagian 37 : Deni Cemburu
38
Bagian 38 : Morning Kiss
39
Bagian 39 : Belanja
40
Bagian 40 : Berusaha Berubah?
41
Bagian 41 : Memasak
42
Bagian 42 : Bertemu Andra Lagi
43
Bagian 43 : Penyesalan Andra
44
Bagian 44 : Cemburu Lagi
45
Bagian 45 : Deni, Mencoba Kabur?
46
Bagian 46 : Berebut Kursi
47
Bagian 47 : Radit, tidak tahan!
48
Bagian 48 : Radit Berubah?
49
Bagian 49 : Gadis Lain?
50
Bagian 50 : Rencana Nakal
51
Bagian 51 : Kamera Tersembunyi?
52
Bagian 52 : Pesan Whatsapp
53
Bagian 53 : Ketahuan
54
Bagian 54 : Gosip-Gosip Kembali
55
Bagian 55 : Seperti Penguntit
56
Bagian 56 : Tidak Ada Kesempatan?
57
Bagian 57 : Mengurangi Stres
58
Bagian 58 : Sisi Lembut Livia
59
Bagian 59 : Tidak Ada Maaf
60
Bagian 60 : Panik
61
Bagian 61 : Kejadian Naas
62
Bagian 62 : Kecelakaan
63
Bagian 63 : Bu Ariana
64
Bagian 64 : Geger Otak
65
Bagian 65 : Menghukum Diri Sendiri
66
Bagian 66 : Ikut Ke Luar Negeri
67
Bagian 67 : Berobat
68
Bagian 68 : Sepi dan Asing
69
Bagian 69 : Check Up
70
Bagian 70 : Dokter Roi
71
Bagian 71 : Tidak Ingin Menyusahkan
72
Bagian 72 : Perasaan Sedih
73
Bagian 73 : Berpelukan?
74
Bagian 74 : Gadis Pengganggu
75
Bagian 75 : Perusak Rumah Tangga
76
Bagian 76 : Rumah Sakit Lagi
77
Bagian 77 : Perkara Obat
78
Bagian 78 : Tetap Brengsek
79
Bagian 79 : Berbaikan
80
Bagian 80 : Pergi
81
Bagian 81 : Sinta Kesetanan
82
Bagian 82 : Meninggal
83
Bagian 83 : Aku Mencintai Istriku
84
Bagian 84 : Sinta Menggila
85
Bagian 85 : Kembali Kritis
86
Bagian 86 : Berulah Lagi
87
Bagian 87 : Sadar
88
Bagian 88 : Pulang
89
Bagian 89 : Menghukun Diri Sendiri
90
Bagian 90 : Hidup Baru
91
Bagian 91 : Aku Ingin Melamarmu
92
Bagian 92 : Deni Kecelakaan
93
Bagian 93 : Aku Cinta Sama Kamu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!