Bagian 4 : Radit Brengsek!

Episode sebelumnya...

Mendengar hal itu Deni hanya manggut-manggut saja, dalam hatinya berdoa semoga itu memang hanya gertakan Radit saja karena merasa sakit hati tidak bisa memiliki Livia.

Happy Reading and Enjoy guys

Dua hari berlalu, namun tidak ada tanda-tanda Radit yang akan melakukan sesuatu kepada Livia ataupun Deni.

Hari ini, Livia dan Deni, berencana akan pergi ke Mall lagi untuk berbelanja kebutuhan Livia, sesuai janji Deni yang akan memberikan hadiah kepada gadis itu.

"Deni, aku mau hadiahnya berbelanja di Mall aja. " Ucap Livia memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengambil keuntungan dari Deni.

"Iya boleh, tapi gak boleh lebih dari 2 juta yah belanjanya. "

"Yah, 2 juta doang. " Livia menunjukkan ekspresi kecewa padahal uang satu juta itu sudah sangat cukup untuk berbelanja baju kaos yang sedang di inginkan oleh Livia.

"Ya udah aku tambahin 1 juta lagi. " Ucap Deni kemudian membuat Livia langsung tersenyum senang.

Deni mengeluarkan uang dari dalam dompetnya dan memberikannya kepada Livia, dengan senang hati Livia menerima uang tersebut.

"Nah gitu dong, mesti baik-baik sama aku biar hubungan kita juga baik-baik aja, hehehe. " Livia memeluk lengan kiri Deni sementara tangan Deni yang lain sedang menyetir.

"Hmmm Tapi nanti, kamu gapapa kan kalau perginya sendiri?. " Ujar Deni hati-hati.

"Loh emangnya kenapa?. " Livia terlihat sedikit kecewa mendengar ucapan Deni barusan.

"Iya soalnya aku ada acara, mau nganterin mama ke akikahannya anak sepupu aku. " Deni menjelaskan alasannya tidak bisa mengantar Livia.

Livia yang mendengar itu memutar bola matanya, malas.

"Ya udah deh, tapi kamu beliin aku bensin yah?. " Livia yang sudah di berikan uang 3 juta meminta uang lagi, untuk membeli bensin karena harus mengendarai mobilnya sendiri.

Livia merasa sayang, untuk mengeluarkan uang pribadinya.

"Iya Livia, sayang. " Ujar Deni yang sepertinya sedang di mabuk asmara tidak sadar dirinya sedang di poroti sedikit demi sedikit oleh Livia.

"Oke deh Deni, kamu emang yang paling baik. " Teriak Livia kembali merasa senang. Tidak masalah jika Deni tidak mengantarnya asalkan ia tidak rugi satu rupiah pun.

Tidak lama kemudian mereka sudah sampai di depan rumah Livia.

"Nih 200 ribu buat beli bensin. " Deni mengeluarkan empat lembar pecahan lima puluh ribu.

"Ok deh aku turun yah, kamu hati-hati yah di jalan. " Ujar Livia mengambil uang pemberian Deni dan turun dari mobil cowoknya itu.

"Dah Livia, nanti kalau acaranya udah selesai aku bawain kamu makanan yah kesini... "

"Iya Den, dadah Deni. " Livia melambaikan tangannya sambil berdadah-dadah kepada Deni yang mobilnya sudah semakin jauh dari pandangan Livia.

Livia kemudian masuk ke dalam rumahnya dan mendapati tidak ada satu orang pun di dalam. Gadis itu kemudian masuk ke dalam kamarnya, membersihkan dirinya dan bersiap-siap untuk berbelanja seorang diri ke Mall.

###

Livia mengitari beberapa toko pakaian namun, belum juga menemukan kaos yang gadis itu inginkan, karena sudah merasa lelah ia kemudian memutuskan untuk mencari jam tangan baru saja.

"Ah pesan online ajalah nanti, bikin capek aja. " Ujar Livia, setelah merasa prustaai tidak mendapatkan kaos yang di inginkan nya di Mall tersebut.

Setelah mendapatkan satu jam tangan yang menurutnya sangat modis dan cocok dengan gayanya Livia memutuskan untuk segera pulang ke rumahnya, sebentar lagi hari akan gelap. Orang tuanya juga pasti akan khawatir jika gadis itu belum pulang sampai malam.

Sesampainya di parkiran, Livia mengecek mobilnya dengan memencet remot jarak jauh mobilnya itu. Suasana di parkiran tersebut terasa sangat sepi dan mencekam, Livia menghentikan langkahnya sejenak merasa ada seseorang yang mengikuti langkahnya.

"Kok kayak ada orang lain yah? Tapi sepi banget lagi. " Gumam Livia, berbicara kepada dirinya sendiri.

Livia kemudian melanjutkan langkah kakinya menuju ke mobil.

Livia segera membuka mobilnya dan masuk kedalam mobil tersebut namun belum sempat menutup pintunya tiba-tiba sebuah tangan menahan pintu mobil tersebut, Livia yang melihat itu sontak terkejut.

"Livia." Suara laki-laki yang terdengar sangat familiar di telinga gadis itu.

"Radit? Apa-apaan kamu?. " Bentak Livia mencoba mendorong tubuh Radit dengan kakinya agar laki-laki itu menjauh dari mobilnya.

"Ini akibatnya karena kamu gak mau dengerin perkataanku, Livia rasakan ini. " Radit menjambak rambut gadis itu.

"Aw ah sakit, kurang ajar kamu Radit. " Umpat Livia.

"Kamu yang kurang ajar, aku udah kasih kamu kesempatan buat mutusin hubungan kamu sama si pecundang itu, tapi apa? . " Bentak Radit.

"Akukan udah bilang berkali-kali sama kamu, kalau aku udah gak mau lagi sama kamu, siapa juga yang mau sama cowok yang temperamen kayak kamu gini, aw sakit. " Balas LiviaLivia mencoba melepaskan tangan Radit dari rambutnya.

Namun karena tubuh Radit yang jauh lebih besar darinya membuat gadis itu tidak dapat melakukan banyak hal. Radit langsung masuk ke dalam mobil Livia, mendorkng tubuh gadis itu ke kursi bagian belakang dan dengan mudahnya merobek pakaian Livia secara kasar.

"Kurang ajar kamu, Radit! Kamu pikir dengan kamu kayak gini aku bakalan mau bukan sama kamu? Gak bakalan. " Livia terus mencoba melepaskan diri dari Radit dan meraih pegangan mobil berusaha untuk membuka pintu mobil bagian samping di kursi penumpang.

Namun Radit langsung menari Livia sehingga gadis itu tidak dapat meraihnya, Radit kemudian mengunci mobil tersebut dan melemparkan tubub Livia ke kursi penumpang.

"Radiiiiiitttt, kurang ajar kamu, lepasin aku Radit, Tolooooonggg. " Livia menjerit kesakitan sekaligus ketakutan melihat laki-laki itu semakin beringas menjamah tubuhnya.

Livia merasa dunianya akan hancur jika ia tidak segera membebaskan diri dari laki-laki brengsek yang sedang mencoba menindih tubuhnya itu.

"Tolooooonggg,. " Teriak Livia lagi, berharap ada seseorang yang akan mendengar suaranya. Namun nihil tidak ada satu orang pun disana.

"Radittt plis maafin aku, lepasiiiiiiin sakit Radittt brengsek. " Livia terus memberontak.

"Diam!. " Bentak Radit membekap mulut Livia lalu menyumpal nya dengan sebuah kain. Radit merobek seluruh pakaian yang melekat pada Livia, hingga gadis itu polos tidak mengenakan sehelai benang pun.

"Radittt, sialan kau. " Umpat Livia dengan sia-sia tenaganya kalah oleh Radit namun Livia masih mencoba meloloskan diri dari laki-laki itu.

"Aku sudah memperingati mu, untuk putus dengan pecundang itu tapi kamu malah terus-terussan pergi bersamanya, dasar ******. " Bentak Radit melebarkan Paha Livia yang masih meronta-ronta.

Radit segera membuka resleting celananya dan melakukan sesuatu yang tidak pantas, sesuatu yang membuat Livia tidak akan pernah bisa melupakan kejadian buruk itu selama sisa hidupnya.

Livia menangis histeris, merasakan sesuatu memasuki tubuhnya, gadis itu merasa sangat kesakitan. Tubuhnya, jiwa dan raganya, sakit.

"Aku bersumpah tidak akan pernah memaafkanmu Radit. " Batin Livia. Sia-sia saja ia mencoba melawan, tubuh laki-laki itu jauh lebih besar dan tenaganya berkali-kali lipat dari pada Livia.

Gadis itu hanya bisa menangis, merintih kesakitan. Lalu tidak lama kemudian ia merasakan sesuatu menghantam kepalanya, Livia pingsan tidak mengingat apapun ya g terjadi setelahnya.

Bersambung.. .

Klik like, vote subscribe dan komentar yah guys biar author semangatttsss makasih guys.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

GILA si Radit..Ini mah bukan CINTA tapi OBSESI,kalo orang udah gak suka ya udah,maksa banget,Cewek tuh bukan Livia doang,Cewek Matre kek gitu di rebutin...

2024-09-29

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Kecil' aja udah matre,Gimana saat udah gede..

2024-09-29

0

🥀

🥀

takut banget loh kalau bahas jatah gini🤧🤣🤣🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️

2023-04-07

0

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1 : Livia Renata
2 Bagian 2 : Kamu Pernah Ciuman?
3 Bagian 3 : Mantan yang Sakit Hati
4 Bagian 4 : Radit Brengsek!
5 Bagian 5 : Livia Prustasi
6 Bagian 6 : Aku Mau bertanggung Jawab
7 Bagian 7 : Deni, Minta Restu
8 Bagian 8 : Tetap Ke Sekolah.
9 Bagian 9 : Sensitif
10 Bagian 10 : Mual dan Muntah
11 Bagian 11 : Pinjam Uang
12 Bagian 12 : Merasa Bersalah
13 Bagian 13 : Kegilaan Yang Membuat Kecewa
14 Bagian 14 : Hari Pertunangan
15 Bagian 15 : Ketahuan Hamil ?
16 Bagian 16 : Pertunangan Batal
17 Bagian 17 : Berkelahi
18 Bagian 18 : Gosip-Gosip Bertebaran
19 Bagian 19 : Emosi
20 Bagian 20 : Sadar Diri
21 Bagian 21 : Bu Tania Marah
22 Bagian 22 : Flash Back
23 Bagian 23 : Flash Back Awal Perkenalan.
24 Bagian 24 : 50 Ribu
25 Bagian 25 : Radit Pengecut
26 Bagian 26 : Pura-Pura Kuat?
27 Bagian 27 : Andra, Masa Lalu Livia.
28 Bagian 28 : Sebuah Keputusan.
29 Bagian 29 : Berdebat
30 Bagian 30 : Susu Ibu Hamil
31 Bagian 31 : Sisi Lain Livia
32 Bagian 32 : Fitting Gaun Pengantin Livia.
33 Bagian 33 : Hadiah Deni
34 Bagian 34 : Hari Pernikahan
35 Bagian 35 : Malam Pertama Gagal
36 Bagian 36 :Berduaan
37 Bagian 37 : Deni Cemburu
38 Bagian 38 : Morning Kiss
39 Bagian 39 : Belanja
40 Bagian 40 : Berusaha Berubah?
41 Bagian 41 : Memasak
42 Bagian 42 : Bertemu Andra Lagi
43 Bagian 43 : Penyesalan Andra
44 Bagian 44 : Cemburu Lagi
45 Bagian 45 : Deni, Mencoba Kabur?
46 Bagian 46 : Berebut Kursi
47 Bagian 47 : Radit, tidak tahan!
48 Bagian 48 : Radit Berubah?
49 Bagian 49 : Gadis Lain?
50 Bagian 50 : Rencana Nakal
51 Bagian 51 : Kamera Tersembunyi?
52 Bagian 52 : Pesan Whatsapp
53 Bagian 53 : Ketahuan
54 Bagian 54 : Gosip-Gosip Kembali
55 Bagian 55 : Seperti Penguntit
56 Bagian 56 : Tidak Ada Kesempatan?
57 Bagian 57 : Mengurangi Stres
58 Bagian 58 : Sisi Lembut Livia
59 Bagian 59 : Tidak Ada Maaf
60 Bagian 60 : Panik
61 Bagian 61 : Kejadian Naas
62 Bagian 62 : Kecelakaan
63 Bagian 63 : Bu Ariana
64 Bagian 64 : Geger Otak
65 Bagian 65 : Menghukum Diri Sendiri
66 Bagian 66 : Ikut Ke Luar Negeri
67 Bagian 67 : Berobat
68 Bagian 68 : Sepi dan Asing
69 Bagian 69 : Check Up
70 Bagian 70 : Dokter Roi
71 Bagian 71 : Tidak Ingin Menyusahkan
72 Bagian 72 : Perasaan Sedih
73 Bagian 73 : Berpelukan?
74 Bagian 74 : Gadis Pengganggu
75 Bagian 75 : Perusak Rumah Tangga
76 Bagian 76 : Rumah Sakit Lagi
77 Bagian 77 : Perkara Obat
78 Bagian 78 : Tetap Brengsek
79 Bagian 79 : Berbaikan
80 Bagian 80 : Pergi
81 Bagian 81 : Sinta Kesetanan
82 Bagian 82 : Meninggal
83 Bagian 83 : Aku Mencintai Istriku
84 Bagian 84 : Sinta Menggila
85 Bagian 85 : Kembali Kritis
86 Bagian 86 : Berulah Lagi
87 Bagian 87 : Sadar
88 Bagian 88 : Pulang
89 Bagian 89 : Menghukun Diri Sendiri
90 Bagian 90 : Hidup Baru
91 Bagian 91 : Aku Ingin Melamarmu
92 Bagian 92 : Deni Kecelakaan
93 Bagian 93 : Aku Cinta Sama Kamu
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Bagian 1 : Livia Renata
2
Bagian 2 : Kamu Pernah Ciuman?
3
Bagian 3 : Mantan yang Sakit Hati
4
Bagian 4 : Radit Brengsek!
5
Bagian 5 : Livia Prustasi
6
Bagian 6 : Aku Mau bertanggung Jawab
7
Bagian 7 : Deni, Minta Restu
8
Bagian 8 : Tetap Ke Sekolah.
9
Bagian 9 : Sensitif
10
Bagian 10 : Mual dan Muntah
11
Bagian 11 : Pinjam Uang
12
Bagian 12 : Merasa Bersalah
13
Bagian 13 : Kegilaan Yang Membuat Kecewa
14
Bagian 14 : Hari Pertunangan
15
Bagian 15 : Ketahuan Hamil ?
16
Bagian 16 : Pertunangan Batal
17
Bagian 17 : Berkelahi
18
Bagian 18 : Gosip-Gosip Bertebaran
19
Bagian 19 : Emosi
20
Bagian 20 : Sadar Diri
21
Bagian 21 : Bu Tania Marah
22
Bagian 22 : Flash Back
23
Bagian 23 : Flash Back Awal Perkenalan.
24
Bagian 24 : 50 Ribu
25
Bagian 25 : Radit Pengecut
26
Bagian 26 : Pura-Pura Kuat?
27
Bagian 27 : Andra, Masa Lalu Livia.
28
Bagian 28 : Sebuah Keputusan.
29
Bagian 29 : Berdebat
30
Bagian 30 : Susu Ibu Hamil
31
Bagian 31 : Sisi Lain Livia
32
Bagian 32 : Fitting Gaun Pengantin Livia.
33
Bagian 33 : Hadiah Deni
34
Bagian 34 : Hari Pernikahan
35
Bagian 35 : Malam Pertama Gagal
36
Bagian 36 :Berduaan
37
Bagian 37 : Deni Cemburu
38
Bagian 38 : Morning Kiss
39
Bagian 39 : Belanja
40
Bagian 40 : Berusaha Berubah?
41
Bagian 41 : Memasak
42
Bagian 42 : Bertemu Andra Lagi
43
Bagian 43 : Penyesalan Andra
44
Bagian 44 : Cemburu Lagi
45
Bagian 45 : Deni, Mencoba Kabur?
46
Bagian 46 : Berebut Kursi
47
Bagian 47 : Radit, tidak tahan!
48
Bagian 48 : Radit Berubah?
49
Bagian 49 : Gadis Lain?
50
Bagian 50 : Rencana Nakal
51
Bagian 51 : Kamera Tersembunyi?
52
Bagian 52 : Pesan Whatsapp
53
Bagian 53 : Ketahuan
54
Bagian 54 : Gosip-Gosip Kembali
55
Bagian 55 : Seperti Penguntit
56
Bagian 56 : Tidak Ada Kesempatan?
57
Bagian 57 : Mengurangi Stres
58
Bagian 58 : Sisi Lembut Livia
59
Bagian 59 : Tidak Ada Maaf
60
Bagian 60 : Panik
61
Bagian 61 : Kejadian Naas
62
Bagian 62 : Kecelakaan
63
Bagian 63 : Bu Ariana
64
Bagian 64 : Geger Otak
65
Bagian 65 : Menghukum Diri Sendiri
66
Bagian 66 : Ikut Ke Luar Negeri
67
Bagian 67 : Berobat
68
Bagian 68 : Sepi dan Asing
69
Bagian 69 : Check Up
70
Bagian 70 : Dokter Roi
71
Bagian 71 : Tidak Ingin Menyusahkan
72
Bagian 72 : Perasaan Sedih
73
Bagian 73 : Berpelukan?
74
Bagian 74 : Gadis Pengganggu
75
Bagian 75 : Perusak Rumah Tangga
76
Bagian 76 : Rumah Sakit Lagi
77
Bagian 77 : Perkara Obat
78
Bagian 78 : Tetap Brengsek
79
Bagian 79 : Berbaikan
80
Bagian 80 : Pergi
81
Bagian 81 : Sinta Kesetanan
82
Bagian 82 : Meninggal
83
Bagian 83 : Aku Mencintai Istriku
84
Bagian 84 : Sinta Menggila
85
Bagian 85 : Kembali Kritis
86
Bagian 86 : Berulah Lagi
87
Bagian 87 : Sadar
88
Bagian 88 : Pulang
89
Bagian 89 : Menghukun Diri Sendiri
90
Bagian 90 : Hidup Baru
91
Bagian 91 : Aku Ingin Melamarmu
92
Bagian 92 : Deni Kecelakaan
93
Bagian 93 : Aku Cinta Sama Kamu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!