Bagian 5 : Livia Prustasi

Episode sebelumnya..

Gadis itu hanya bisa menangis, merintih kesakitan. Lalu tidak lama kemudian ia merasakan sesuatu menghantam kepalanya, Livia pingsan tidak mengingat apapun ya g terjadi setelahnya.

###

Happy Reading and Enjoy Guys.

Livia tersadar dalam keadaan yang tidak dapat di jelaskan dengan kata-kata, gadis itu merasakan sesuatu yang sangat perih di bagian bawah perutnya.

Tubuh gadis itu hanya di tutupi selembar kain, sisa sobekan bajunya. Perasaannya saat ini sangat tidak karuan. Untuk menangis saja rasanya air matanya sudah habis.

Livia tidak melihat ada seorangpun disana, yang artinya Radit meninggalkannya dalam kondisi mengenaskan seperti ini.

Livia langsung menelpon orang tuanya, menceritakan apa yang di alaminya barusan, gadis itu merasa sangat trauma untuk menatap dirinya di dalam cermin spion mobilnya saja, Livia merasa risih, jijik.

Bekas cakaran ada di beberapa bagian tubuhnya, namun bekas cakaran itu tidak ada artinya di banding rasa sakit yang ia rasakan saat ini.

Hampir tiga puluh menit menunggu, orang tua Livia akhirnya datang dan melihat Livia dalam keadaan tanpa sehelai benang pun.

"Liviaaaaa." Terima mama Livia melihat anaknya meringkuk di dalam mobil.

Livia tidak menyahit sama sekali, melihat itu mama Livia langsung histeris untungnya Papa Livia bisa berfikir jernih untuk segera membawa anak gadisnya itu ke rumah sakit.

Saat tersadar, Livia langsung tersentak dan memperhatikan sekelilingnya, ia berharap di dalam hatinya bahwa kejadian di parkiran mobil yang di alaminya hanyalah sebuah mimpi dan saat ini dirinya sedang berada di dalam kamarnya. Namun, kenyataan tetap harus Livia Terima. Bagaikan di paksa untuk meminum pil pahit, mau tidak mau Livia tetap harus menelannya.

"Livia, kamu udah bangun nak, oh Tuhan anakku yang malang. " Histeris mama Livia melihat anak gadis nya itu sudah terbangun dari pingsannya.

Livia mengedarkan pandangannya dan mendapati ada papanya dan Deni yang berada di ruangan itu.

"Ini kita dimana?. " Tanya Livia agak linglung.

"Kita di rumah sakit sayang, jangan takut lagi yah ada mama sama papa disini. " Ujar Silvia, Mama Livia.

"Mama, Livia takut. " Livia memeluk mamanya sambil menangis tersedu-sedu.

"Gapapa sayang, ada mama disini. " Mama Livia balas memeluk anaknya.

Livia terus-terussan menangis hingga tenaganya habis dan gadis itu kembali tertidur pulas.

Disisi lain Deni yang melihat keadaan Livia seperti itu tidak dapat melakukan banyak hal, laki-laki itu dengan setia menunggui Livia di rumah sakit, sementara orang tua Livia pulang untuk mengambil pakaian ganti dan mengurus sesuatu.

Pada awalnya orang tua Livia ingin langsung melaporkan kejadian yang menimpa anaknya ke kantor polisi namun karena Livia merengek hingga menangis histeris jika orang tuanya akan melakukan itu, akhirnya mau tidak mau orang tua Livia mengikuti keinginan anaknya itu.

###

Livia terbangun menyadari dirinya masih berada di ruang perawatan rumah sakit dengan selang infus yang menancap di tangan kirinya.

Livia menggerakkan tangan kanannya yang terasa berat seperti ada sesuatu yang menindihnya.

"Ah, Livia? Kamu sudah bangun? Gimana ? Masih ada yang kerasa sakit?. " Deni yang menyadari Livia sudah bangun, terlihat sangat khawatir.

"Tangan aku kamu tidurin yah? Sakit tau!. " Livia tidak berubah masih saja bersikap angkuh.

"Maaf Livia, aku khawatir semalaman jadi aku gak sengaja ketiduran dan nindih tangan kamu. " Deni meminta maaf kepada gadis yang sangat di cintainya itu.

"Ngapain kamu masih disini?mana mama sama papa ku?. " Tanya Livia jutek, menepia tangan Deni yang mencoba menggenggam tangannya lagi.

"Mereka katanya lagi mau ngurus sesuatu belum kembali dari semalam, makanya mereka nitipin kamu ke aku, Livia. " Jelas Deni.

"Niitpin? Emang aku barang, udah sana pulang aja aku udah gak butuh kamu lagi, malas banget aku liat muka kamu. " Omel Livia entah merasa dirinya ingin marah saja pagi itu, melihat Deni masih berada di sisinya setelah apa yang di alaminya semalam. Livia merasa risih dengan dirinya sendiri tapi kenapa laki-laki itu masih bersikap baik padanya.

"Livia, aku cuman gak tega ninggalin kamu biarin aku disini sampai mama sama papa kamu datang yah. " Pinta Deni, merasa kasihan jika Livia harus ia tinggalkan sendirian.

"Oh jadi kamu masih disini karena kasian? Kamu pikir aku butuh rasa kasian dari kamu, hah? Kurang ajar yah kamu, kamu gak berhak kasihan sama aku!. " Bentak Livia tidak Terima Deni mengasihani dirinya.

"Maksud aku bukan begitu, Livia aku cuman.... "

Livia segera memotong ucapan Deni.

"Pergi sana, jangan datang lagi aku muak tau gak liat muka kamu, PERGIII. " Teriak Livia merasa prustasi membuat beberapa perawat yang memang ingin memastikan kondisi Livia pagi itu langsung menenangkan gadis tersebut.

Deni berjalan keluar dari ruang perawatan Livia, mencari udara segar karena dadanya terasa sesak melihat Livia jadi seperti itu.

"Mungkin dia memang butuh waktu sendiri. " Lirih Deni, mencari tempat duduk di dekat ruang perawatan Livia agar tetap bisa memantau gadis itu sambil menunggu orang tua Livia datang.

Deni tidak habis pikir sebenarnya, Livia masih bisa bersikap kasar seperti tadi kepadanya, setelah apa yang dialaminya semalam, namun Deni mengerti gadis itu pasti sangat terguncang.

"Kalau terjadi apa-apa sama Livia, aku siap bertanggung jawab. "

Hanya kalimat itu yang terus-terussan terngiang dalam benak Deni, ia merasa bersalah karena gara-gara dirinya semalam tidak dapat mengantar Livia berbelanja sehingga gadis itu harus mengalami peristiwa naas.

###

Disisi lain, Livia merenungi nasibnya sendiri di usianya yang baru menginjak 17 tahun, apakah ia akan hamil? Apakah dirinya akan menjadi ibu di umur yang masih sangat muda ini?.

"Arrrrghhhhhh." Livia mendengus kesal memikirkan nasibnya sendiri ia merasa prustasi dengan keadaannya.

Livia merasa sangat tidak siap untuk melalui hari-harinya. Livia malu, risih dan tidak Terima dengan kenyataan hidupnya.

"Radit BRENGSEK. " Umpat Livia.

Tidak lama kemudian orang tua Livia datang.

"Livia, ayo nak kamu sudah bisa pulang, pasti kamu ngerasa gak nyaman disini mama udah nyapin kamar kamu biar lebih nyaman. " Ujar mama Livia setelah menyelesaikan administrasinya di rumah sakit. Silvia dan Zul orang tua Livia segera menemui anaknya.

"Mama." Panggil Livia.

"Iya sayang, tenang aja mama sama papa gak ngelaporin kejadian semalam ke polisi kamu masih bisa pergi ke sekolah seperti biasa, mama dan papa cuman mau ketemu sama keluarga anak kurang ajar itu. " Oceh mama Livia sambil memeluk anaknya, Livia tanpa sadar mengeluarkan air matanya lagi.

Livia tidak terbiasa dengan keadaan dan perasaan sedih seperti itu. Hidupnya selalu senang, kebutuhannya selalu tercukupi dan Livia sangat jarang menangis.

Papa Livia berjalan ke tempat istri dan anaknya, ikut memeluk mereka.

Sementara Deni hanya bisa memandangi mereka dari pintu ruang perawatan tersebut.

"Ayo nak kita pulang. " Ujar Mama Livia, membantu anaknya untuk bersiap-siap, sementara Papa Livia meminta Deni untuk membantunya mempersiapkan mobil yang akan di gunakan untuk membawa Livia pulang.

Deni segera mengambil kunci mobil papa Livia dan bergegas menuju ke parkiran mobil, menuruti permintaan Zul, papa Livia.

Zul membantu memapah tubuh Livia untuk duduk di kursi roda yang telah ia siapkan. Livia akhirnya pulang dan memilih beristirahat di rumahnya saja dari pada di rumah sakit.

Livia tidak tahan dengan bau obat yang menusuk indera penciumannya.

Bersambung...

Klik like, vote, subscribe dan berikan komentar kalian yah.. Terima kasih. Love you.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Udah di perkokos kek gini masih aja sombong,Ini jahat kan kalo aku bilang ini KARMA buat Livia..

2024-09-29

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Apa Livia gak punya sahabat ya..Biasanya cewek Cantik n tajir pasti punya geng lho..

2024-09-29

0

Aurora

Aurora

Ceritanya bagus... 👍
Mampir juga ya kak..

2023-04-14

0

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1 : Livia Renata
2 Bagian 2 : Kamu Pernah Ciuman?
3 Bagian 3 : Mantan yang Sakit Hati
4 Bagian 4 : Radit Brengsek!
5 Bagian 5 : Livia Prustasi
6 Bagian 6 : Aku Mau bertanggung Jawab
7 Bagian 7 : Deni, Minta Restu
8 Bagian 8 : Tetap Ke Sekolah.
9 Bagian 9 : Sensitif
10 Bagian 10 : Mual dan Muntah
11 Bagian 11 : Pinjam Uang
12 Bagian 12 : Merasa Bersalah
13 Bagian 13 : Kegilaan Yang Membuat Kecewa
14 Bagian 14 : Hari Pertunangan
15 Bagian 15 : Ketahuan Hamil ?
16 Bagian 16 : Pertunangan Batal
17 Bagian 17 : Berkelahi
18 Bagian 18 : Gosip-Gosip Bertebaran
19 Bagian 19 : Emosi
20 Bagian 20 : Sadar Diri
21 Bagian 21 : Bu Tania Marah
22 Bagian 22 : Flash Back
23 Bagian 23 : Flash Back Awal Perkenalan.
24 Bagian 24 : 50 Ribu
25 Bagian 25 : Radit Pengecut
26 Bagian 26 : Pura-Pura Kuat?
27 Bagian 27 : Andra, Masa Lalu Livia.
28 Bagian 28 : Sebuah Keputusan.
29 Bagian 29 : Berdebat
30 Bagian 30 : Susu Ibu Hamil
31 Bagian 31 : Sisi Lain Livia
32 Bagian 32 : Fitting Gaun Pengantin Livia.
33 Bagian 33 : Hadiah Deni
34 Bagian 34 : Hari Pernikahan
35 Bagian 35 : Malam Pertama Gagal
36 Bagian 36 :Berduaan
37 Bagian 37 : Deni Cemburu
38 Bagian 38 : Morning Kiss
39 Bagian 39 : Belanja
40 Bagian 40 : Berusaha Berubah?
41 Bagian 41 : Memasak
42 Bagian 42 : Bertemu Andra Lagi
43 Bagian 43 : Penyesalan Andra
44 Bagian 44 : Cemburu Lagi
45 Bagian 45 : Deni, Mencoba Kabur?
46 Bagian 46 : Berebut Kursi
47 Bagian 47 : Radit, tidak tahan!
48 Bagian 48 : Radit Berubah?
49 Bagian 49 : Gadis Lain?
50 Bagian 50 : Rencana Nakal
51 Bagian 51 : Kamera Tersembunyi?
52 Bagian 52 : Pesan Whatsapp
53 Bagian 53 : Ketahuan
54 Bagian 54 : Gosip-Gosip Kembali
55 Bagian 55 : Seperti Penguntit
56 Bagian 56 : Tidak Ada Kesempatan?
57 Bagian 57 : Mengurangi Stres
58 Bagian 58 : Sisi Lembut Livia
59 Bagian 59 : Tidak Ada Maaf
60 Bagian 60 : Panik
61 Bagian 61 : Kejadian Naas
62 Bagian 62 : Kecelakaan
63 Bagian 63 : Bu Ariana
64 Bagian 64 : Geger Otak
65 Bagian 65 : Menghukum Diri Sendiri
66 Bagian 66 : Ikut Ke Luar Negeri
67 Bagian 67 : Berobat
68 Bagian 68 : Sepi dan Asing
69 Bagian 69 : Check Up
70 Bagian 70 : Dokter Roi
71 Bagian 71 : Tidak Ingin Menyusahkan
72 Bagian 72 : Perasaan Sedih
73 Bagian 73 : Berpelukan?
74 Bagian 74 : Gadis Pengganggu
75 Bagian 75 : Perusak Rumah Tangga
76 Bagian 76 : Rumah Sakit Lagi
77 Bagian 77 : Perkara Obat
78 Bagian 78 : Tetap Brengsek
79 Bagian 79 : Berbaikan
80 Bagian 80 : Pergi
81 Bagian 81 : Sinta Kesetanan
82 Bagian 82 : Meninggal
83 Bagian 83 : Aku Mencintai Istriku
84 Bagian 84 : Sinta Menggila
85 Bagian 85 : Kembali Kritis
86 Bagian 86 : Berulah Lagi
87 Bagian 87 : Sadar
88 Bagian 88 : Pulang
89 Bagian 89 : Menghukun Diri Sendiri
90 Bagian 90 : Hidup Baru
91 Bagian 91 : Aku Ingin Melamarmu
92 Bagian 92 : Deni Kecelakaan
93 Bagian 93 : Aku Cinta Sama Kamu
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Bagian 1 : Livia Renata
2
Bagian 2 : Kamu Pernah Ciuman?
3
Bagian 3 : Mantan yang Sakit Hati
4
Bagian 4 : Radit Brengsek!
5
Bagian 5 : Livia Prustasi
6
Bagian 6 : Aku Mau bertanggung Jawab
7
Bagian 7 : Deni, Minta Restu
8
Bagian 8 : Tetap Ke Sekolah.
9
Bagian 9 : Sensitif
10
Bagian 10 : Mual dan Muntah
11
Bagian 11 : Pinjam Uang
12
Bagian 12 : Merasa Bersalah
13
Bagian 13 : Kegilaan Yang Membuat Kecewa
14
Bagian 14 : Hari Pertunangan
15
Bagian 15 : Ketahuan Hamil ?
16
Bagian 16 : Pertunangan Batal
17
Bagian 17 : Berkelahi
18
Bagian 18 : Gosip-Gosip Bertebaran
19
Bagian 19 : Emosi
20
Bagian 20 : Sadar Diri
21
Bagian 21 : Bu Tania Marah
22
Bagian 22 : Flash Back
23
Bagian 23 : Flash Back Awal Perkenalan.
24
Bagian 24 : 50 Ribu
25
Bagian 25 : Radit Pengecut
26
Bagian 26 : Pura-Pura Kuat?
27
Bagian 27 : Andra, Masa Lalu Livia.
28
Bagian 28 : Sebuah Keputusan.
29
Bagian 29 : Berdebat
30
Bagian 30 : Susu Ibu Hamil
31
Bagian 31 : Sisi Lain Livia
32
Bagian 32 : Fitting Gaun Pengantin Livia.
33
Bagian 33 : Hadiah Deni
34
Bagian 34 : Hari Pernikahan
35
Bagian 35 : Malam Pertama Gagal
36
Bagian 36 :Berduaan
37
Bagian 37 : Deni Cemburu
38
Bagian 38 : Morning Kiss
39
Bagian 39 : Belanja
40
Bagian 40 : Berusaha Berubah?
41
Bagian 41 : Memasak
42
Bagian 42 : Bertemu Andra Lagi
43
Bagian 43 : Penyesalan Andra
44
Bagian 44 : Cemburu Lagi
45
Bagian 45 : Deni, Mencoba Kabur?
46
Bagian 46 : Berebut Kursi
47
Bagian 47 : Radit, tidak tahan!
48
Bagian 48 : Radit Berubah?
49
Bagian 49 : Gadis Lain?
50
Bagian 50 : Rencana Nakal
51
Bagian 51 : Kamera Tersembunyi?
52
Bagian 52 : Pesan Whatsapp
53
Bagian 53 : Ketahuan
54
Bagian 54 : Gosip-Gosip Kembali
55
Bagian 55 : Seperti Penguntit
56
Bagian 56 : Tidak Ada Kesempatan?
57
Bagian 57 : Mengurangi Stres
58
Bagian 58 : Sisi Lembut Livia
59
Bagian 59 : Tidak Ada Maaf
60
Bagian 60 : Panik
61
Bagian 61 : Kejadian Naas
62
Bagian 62 : Kecelakaan
63
Bagian 63 : Bu Ariana
64
Bagian 64 : Geger Otak
65
Bagian 65 : Menghukum Diri Sendiri
66
Bagian 66 : Ikut Ke Luar Negeri
67
Bagian 67 : Berobat
68
Bagian 68 : Sepi dan Asing
69
Bagian 69 : Check Up
70
Bagian 70 : Dokter Roi
71
Bagian 71 : Tidak Ingin Menyusahkan
72
Bagian 72 : Perasaan Sedih
73
Bagian 73 : Berpelukan?
74
Bagian 74 : Gadis Pengganggu
75
Bagian 75 : Perusak Rumah Tangga
76
Bagian 76 : Rumah Sakit Lagi
77
Bagian 77 : Perkara Obat
78
Bagian 78 : Tetap Brengsek
79
Bagian 79 : Berbaikan
80
Bagian 80 : Pergi
81
Bagian 81 : Sinta Kesetanan
82
Bagian 82 : Meninggal
83
Bagian 83 : Aku Mencintai Istriku
84
Bagian 84 : Sinta Menggila
85
Bagian 85 : Kembali Kritis
86
Bagian 86 : Berulah Lagi
87
Bagian 87 : Sadar
88
Bagian 88 : Pulang
89
Bagian 89 : Menghukun Diri Sendiri
90
Bagian 90 : Hidup Baru
91
Bagian 91 : Aku Ingin Melamarmu
92
Bagian 92 : Deni Kecelakaan
93
Bagian 93 : Aku Cinta Sama Kamu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!