Jerat Cinta Dokter Duda
"Lo yakin?" tanya Dian.
"He''em!" Kim mengangguk pasti.
"Serius?"
"Emm!"
"Oke! Gimana kalo itu?" Dian mulai menunjuk pilihan pertama, cowok yang bakalan jadi pacar bohongan buat Kim untuk mencari perhatian Ryan.
"Enggak, dia sejenis femboy!" tolak Kim.
"Yang itu!"
"No, big no! Penyuka seni, gue nggak bakalan ditanggepin!"
"Buseettt, ganteng banget oii!"
"Nggak, Ryan pasti nyangkanya gue beneran selingkuh!"
"Hemmm... Gini amat..."
"Aaahh, atau si gondrong itu?"
"Bagus! lo kira gue seputus asa itu?" Kim mendengus kesal.
"Kali aja kan lo mau nyoba suasana yang beda!" ujar Dian.
"Wuiihh! Keren gilak badannya, yang itu aja gimana?" menunjuk lagi pria yang sedang berolahraga sore, berbadan tegap berotot bak binaragawan.
"Nggak kuat dibanting, gue mudah pecah!"
"Lo kira pecah belah!"
"Kim, lo kan cuma mau buat Ryan cemburu, asal aja napa sih?"
Dian mengalihkan pandangannya, menilai lagi setiap pria yang berada di taman kota ini, namun saat membuang pandangannya ke arah Kim, Kim malah sudah tidak ada lagi di sampingnya.
"Tuan, boleh pinjam diri anda sebentar?" tanya Kim pada seorang pria.
Dari kejauhan Dian yang melihat itu mendengus kesal, namun tak lama dia menyadari mengapa Kim melakukan itu.
Kim sudah melihat Ryan yang ingin berjalan ke arahnya, Kim segera memilih sembarang seorang pria untuk menemaninya berjalan-jalan di taman, hal itu semata-mata dia lakukan untuk membuat Ryan, pacarnya yang dinilai tidak perhatian itu cemburu. Dan yah, tampaknya dia berhasil!
"Itukan pacar lo Yan?" tanya Arif. Dia juga heran saat melihat gelagat Kim yang begitu manja, namun jika melihat pria yang berjalan bersama Kim itu, tentunya Ryan akan kalah saing.
"Sama siapa? Gila, cakep sih, tapi kayak udah nggak seumuran kita! Apa jangan-jangan Sugar Daddynya?" ceplos Arif.
"Udah biarin aja!" Ryan langsung saja berlalu, awalnya tadi Ryan memang ingin menemui Kim, dari kejauhan ia sudah melihat pacarnya itu, tapi ia berubah pikiran saat melihat Kim sedang berjalan manja dengan seorang pria. Biarlah, nanti saja akan dia tanyakan siapa pria itu pada Kim, pikirnya.
Ryan memang seperti itu, kadang dia bahkan lupa kalau dia punya pacar. Pertemuan singkatnya dengan Kim di Bandara waktu itu membuat hubungan keduanya kian dekat, namun belakangan ini dia menganggap Kim terlalu manja, jadi dia mulai risih dan mencoba menyibukkan diri, Ryan mulai aktif di kegiatan kampusnya, dan juga mulai kembali pada dunia malamnya.
Sebenarnya niat awal Ryan mendekati Kim hanyalah untuk dijadikan pelampiasan karena kekecewaannya ditinggal nikah Anita, pacarnya waktu itu. Merasa sudah bisa melupakan Anita dan tidak lagi membutuhkan Kim, sekarang Ryan menganggap dia tidak bisa lagi meneruskan hubungannya dengan gadis itu. Namun, sayangnya dia juga tidak berani mengakhiri hubungannya dengan Kim.
Apa lagi, Kim itu cantik dan yang terpenting kaya. Yah minimal bisa lah buat dibawa ke mana-mana, tempat pengaduan di akhir bulan juga bisa.
Melihat Kim berjalan mesra dengan seorang pria, Ryan merasa semesta telah berpihak padanya, sungguh itu akan lebih mudah baginya untuk pergi dari Kim.
"Terimakasih!" ucap Kim sembari melepaskan genggaman tangannya, ia juga menepuk pelan lengan pria itu seakan ingin menghilangkan bekasnya bersandar.
"Apa?" heran pria itu.
"Hehe, jangan dianggap serius Om, aku cuma pura-pura kok!" ujar Kim lagi tanpa dosa, dan lebih tanpa dosanya lagi malah pergi meninggalkan pria itu dengan keterkejutannya.
Pria itu melotot tidak percaya, apa-apaan gadis ini pikirnya.
Kim merasa senang luar biasa, pikirnya dengan jelas melihat ekspresi Ryan yang kalang kabut saat menjumpainya dengan Om ganteng tadi, sebentar lagi pastinya Ryan akan menghubunginya kembali.
"Oohh tentu tidak semudah itu Ferguso! Kau harus melewati setidaknya 50 panggilan tidak terjawab dulu, untuk bisa denger lagi suara gue! Hahaha!" Kim malah tergelak keras sudah persis seperti orang gila.
Padahal, siapa yang menyangka kalau tindakannya yang memilih acak sembarang pria itu malah juga berhasil mengubah hidupnya dalam sekejap!
"Tidak akan kulepaskan!" Kanaka Rhys Akara.
...***...
Besoknya,
"Di, apa gue yang terlalu berlebihan yaaa? Ryan sama sekali nggak ada hubungin gue!" tukasnya saat di kantin.
"Hemmm..."
"Di, jadi bener gue keterlaluan?" sanggahnya cepat.
"Ya lo pikir aja!" singkat Dian.
"Tapi, gue puas tau liat dia cemburu, tatapan matanya itu lho, hihihi..." tawanya cekikikan, dikiranya rencana kemarin memang sudah berhasil.
Dian tidak menanggapi, bisa ikutan gila jika dia ikut-ikutan ngendukung perbuatan Kim. Terus terang, dari awal dia emang udah nggak setuju tentang niat Kim yang mau bikin Ryan cemburu, baginya hal itu nggak akan berhasil. Yang dilihatnya kini hubungan Ryan dan sahabatnya itu benar-benar sudah tidak bisa tertolong lagi.
Ryan bagai sudah mati rasa dengan sahabatnya ini, dan sejak awal juga dirinya udah tau atas dasar apa Ryan mendekati Kim. Emang ya, kalau hubungan yang diawali dengan niat yang nggak bener itu pastinya nggak bakalan berjalan lama.
"Di, lo kok nggak ada seneng-senengnya, bikin gue nggak yakin deh, eh iya hari ini lo ada liat Ryan nggak?"
"Enggak tuh!"
"Apa dia nggak masuk karena ngehindarin gue yaaa?" ujar Kim percaya diri. Dengan gampangnya dia berpikiran begitu.
"Ngarang! Udah punya pacar baru sih iya kali!" pancing Dian.
"Di! Lo kok gitu?"
"Lah, mana tau!"
"Lo... Asshhh!" dengus Kim kesal, lalu tampak berpikir, "Emang sih, bahkan hari ini aja dia nggak ngajakin gue pulang!" lanjutnya.
"Cih! Bukannya tiap hari lo pulangnya sama gue?" koreksi Dian.
Kim tersenyum kecut, dia menatap Dian sinis, "Heh... Iya juga sih!"
"Di, kira-kira Ryan lagi ngapain yaaa? Apa dia nggak kangen sama gue?"
Dian menghela napasnya berat, semenjak sebulan ini Kim benar-benar galau, tiada hari tanpa keluhan terhadap hubungannya dan Ryan. Bukannya dia tidak kasihan, Dian bahkan sudah mencoba untuk membujuk Kim untuk putus hubungan dengan pria itu, membeberkan fakta yang sebenarnya, memaparkan dengan gamblang keburukan-keburukan seorang Ryan, tapi itu percuma! Seolah berhasil menjadi orang paling bucin di dunia ini, Kim tidak bisa mendengar apapun jika menyangkut hal jelek tentang Ryan.
Yang ada waktu itu, Dian jadi tidak enakan, karena Kim yang menyebutnya sebagai sahabat yang kejam. Tidak mendukung hubungan sahabatnya. Kalau sudah begini, siapa yang salah coba? Siapa yang menderita? Galau sendiri kan!
"Ya mana gue tau!" acuh Dian.
Kim melirik sekilas jam tangannya, mengapa dewa asmara sepertinya tidak berpihak padanya? Padahal ini adalah hubungan cintanya yang pertama pada lawan jenis. Dia juga ingin merasakan bagaimana indahnya punya pacar, bukannya dibikin galau tidak karuan seperti ini.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
AlongPee
ini ceritanya udah di revisi kak 🙏 mohon dukungannya yaaa
2023-02-07
2
Lia Yulia
makasih kak...Kim datang lagi...semangat🤗
2023-02-07
0