Saran yang tidak ada gunanya.

"Liat keadaan lo! Udah puas?"

"Ini beneran apa cuma pura-pura lagi?"

Dian memberikan satu cup boba dengan rasa kesukaan Kim, namun sayang sekali harus berujung dengan penolakan. Sudah dari pagi tadi Dian melihat Kim dengan wajah muramnya, semalam dia juga sudah mendengar kabar tentang bagaimana kelanjutan hubungan Kim dan Ryan, sahabatnya itu mengatakan hubungan percintaannya benar-benar sudah selesai. Masih ingat dengan jelas bagaimana Kim menangis histeris saat bercerita, seolah karena putus cinta sahabatnya itu telah menjadi manusia yang paling menderita.

Konyol, namun seperti itulah Kim. Dan Dian sudah tidak bisa heran lagi.

"Ini beneran kali Di!" jawab Kim tidak bersemangat. Wajahnya ditekuk, tisu berserakan di meja, sudah hampir habis satu pack untuk menemani tangis dan juga hingusnya karena tidak mau berhenti keluar.

"Hemmm, sekarang apa lagi?" tanya Dian.

"Huwaaaa... Dian, gue beneran nggak bisa percaya, gue putus..., Di... tau kan, masa iya gue putus sih, gue diputusin gitu ceritanya? Bukannya gue cantik?"

Cantik aja nggak cukup kali Kim buat bikin pasangan kita setia, buktinya aja pelakor banyak yang mukanya lebih ancur dari istri sah.

Dian meringis saat Kim menangis lagi, sebagai pengamat hubungan antara Kim dan Ryan tentunya dia adalah orang yang paling tau, bagaimana cintanya Kim pada pria itu.

"Udah udah, masih banyak cowok lain, move on itu sebenarnya nggak sesulit yang lo kira kok, lo aja yang nggak mau nyoba!" bujuk Dian sekali lagi, entah wejangan keberapa kata-kata itu, didengar iya tapi masih aja nggak bisa dijadiin pedoman. Emang susah kalau dunia manusia udah berpusat pada satu titik aja. Cinta kadang emang asli bisa bikin beg*, contohnya Kim, ciri-ciri manusia yang beg*-nya kebangetan ya ini.

"Gue cuma mikirnya kenapa juga Ryan selama ini nggak pernah protes, dia cuma suka ngilang gitu aja sebulan ini! Di, gue mau nanya sama lo, emang bener ya gue ini terlalu manja? Maksud gue, selama gue pacaran sama Ryan, lo liat gue itu kayak gimana?" tanya Kim, setidaknya ia harus mencari orang lain selain Ryan untuk menilai dirinya, jika memang benar apa yang dikatakan Ryan sebagai alasan untuk meninggalkannya itu juga di rasakan oleh sahabat satu-satunya ini, mungkin Kim memang harus berubah dan setelah itu barulah dia akan mengajak Ryan kembali padanya. Sungguh Kim benar-benar tidak bisa kehilangan Ryan. Hanya Ryan satu-satunya cowok yang bisa bikin dia bahagia saat ini.

"Itu artinya dia itu jenuh kali sama lo, makanya dia ngilang, lo mah gue udah bilangin malah nggak peka!" jawab Dian.

"Iya kali ya, berarti itu secara nggak langsung lo juga setuju dong kalau gue emang manja, nyebelin gitu?"

"Ya jenuh itu punya arti luas kali Kim, bisa aja apa yang dia bilang itu cuma buat alasan aja buat putus sama lo! Kim, udah deh nggak usah ngarepin dia lagi, lo itu cantik kali, banyak banget cowok di kampus ini yang mau jadi pacar lo, cewek-cewek di kampus ini juga banyak yang ngiri sama lo, badan bagus, selebgram punya followers lumayan, keluarga mapan, ya kali lo nangis kejer kek semalam cuma gara-gara putus sama Ryan!" Dian sebenarnya sudah tau kalau Ryan tidak begitu menyukai Kim, dalam satu bulan ini dia benar-benar merasa Ryan menjadi orang yang super duper tega, tidak peduli akan hubungan dan yang lebih parahnya lagi Dian pernah sekali melihat Ryan merangkul mesra cewek lain. Namun karena Kim yang terlihat begitu menyayangi Ryan, Dian tidak tega untuk menghancurkan hubungan keduanya hanya karena mulut embernya, Dian membiarkan itu dan berharap semoga saja Ryan segera berubah.

Dan berada pada titik ini, rasanya bikin dia juga nggak kalah sakit. Duhhh, amit-amit deh nemu cowok sebangsa Ryan, batin Dian meminta.

"Tapi gue tetep ngerasa bersalah Di sama Ryan, aksi gue kemaren keknya beneran udah keterlaluan deh!" gusar Kim lagi.

Ampun dah, mulai lagi mode bucin nggak ngotak!

"Kim, sebenarnya kalau gue boleh jujur nih ya, semenjak lo pacaran sama Ryan, lo itu kayak cuma memfokuskan diri lo sama dia, lo nggak peduli omongan orang, lo nggak peduli saran dari orang lain, lo cuma taunya lo harus cinta sama Ryan, harus mikirin perasaan dia, dan karena lo udah fokusin ke dia semua, lo bahkan jadi lupa buat nyisain fokus lo ke diri lo sendiri, lo lupa kalau lo itu berharga, lo lupa kalau lo itu nggak pantes dibikin nangis, nggak boleh dibikin sedih, jadi kalau lo mau ngikutin saran gue, gue cuma bisa nyaranin lupain Ryan, ubah dunia lo, kembali ke awal saat sebelum lo pacaran sama dia. Untuk cewek berkelas kayak lo sebenarnya Ryan itu siapa sih?" Dian bercuap panjang lebar untuk menyadarkan Kim, dia juga sudah tidak tahan melihat sahabat semenjak SMP-nya itu bersedih. Dan ini, entah wejangan ke berapa kalinya.

"Sepuluh yang kayak Ryan aja gue yakin lo bisa dapetin, jadi please jangan nangis lagi!" lanjutnya. Tegas, kali ini dia benar-benar ingin Kim berubah.

Namun, bukannya setuju akan omongan Dian, Kim malah jadi semakin bego, dalam hati meratapi hidupnya yang menyedihkan, mengapa dia bisa secinta itu sama Ryan, mengapa rasanya untuk berpisah dari lelaki itu tidak semudah Dian bercuap-cuap di hadapannya ini.

"Gue kayaknya beneran harus minta maaf deh Di sama Ryan, gue udah salah banget sama dia!" lagi, dan lagi menyalahkan diri sendiri, sama sekali tidak peduli akan pendapat Dian tentangnya.

"Astagah!" Dian menghempaskan napasnya kasar, cinta memang bikin beg*, jadi apa gunanya dia cuap-cuap panjang lebar kali tinggi tadi? Dasar Kim Obelia nyebelin! gerutunya dalam hati.

"Eh lo mau kemana?" Segera Kim bertanya karena melihat Dian yang mulai bangkit untuk ninggalin dia tanpa aba-aba.

"Pulang, lo kalau mau beg* ya beg* aja sendiri, jangan ngajak-ngajak gue, temenan sama lo lama-lama bisa bikin mindset gue berubah ancur, pengaruh buruk!" ketus Dian.

"Di lo kok gitu?" rengek Kim, menggoyang-goyangkan lengan Dian, berharap Dian akan tetap kasihan padanya.

"Ya lo berubah dong Kim!" bentak Dian.

"Di, lo bentak gue?" lirih Kim, dan hal itu berhasil membuat Dian merasa bersalah seketika.

"Eh, bukan gitu maksud gue Kim, isshhh kenapa jadi kek gini sih?" gumamnya mulai merasakan kegilaan.

"Gue kan lagi sedih, Lo tega banget sih!"

"Haaahhh..." Dian hanya bisa menghela napasnya berat, sangat berat. Sungguh benar-benar saran yang tidak ada gunanya.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Lia Yulia

Lia Yulia

hadeeehh...susah emang kalau lg ngomong sama orang yg bucinnya kebangetan kaya' si Kim...

2023-03-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!