"Lo kenapa? Dari tadi uring-uringan mulu!" tanya Raka rekan sesama dokternya.
Kanaka Rhys Akara, adalah seorang dokter ahli bedah yang bekerja di rumah sakit ternama kota ini, berpenampilan menarik, tampan, kaya raya, dan juga memiliki kecerdasan di atas rata-rata membuatnya begitu digilai banyak wanita. Namun di samping semua itu, dia juga adalah seorang yang perfeksionis yang suka memegang kendali namun tidak peduli pada banyak hal karena dia bisa sangat acuh tak acuh.
Duda tanpa anak yang saat ini sedang diteror oleh kedua orang tuanya untuk segera menikah lagi. Pernikahannya yang kandas tidak wajar membuatnya enggan untuk mengenal lagi makhluk yang bernama wanita. Dan karena pengkhianatan itu jugalah, Kana berubah menjadi pria yang memutuskan untuk tidak akan menikah lagi.
"Masalah nikah lagi?" tanya Raka tak puas.
"Gue ketemu cewek!" sahut Kana.
"Gue juga tiap hari ketemu cewek kali, noh cewek... Noh juga cewek, lo aja yang nggak nyadar, selama ini terlalu asik sama dunia lo, dunia kesuraman!" gedek Raka, tunjuknya pada beberapa perawat yang sedang berada di kantin. Mengapa sih temannya ini selalu saja bicara setengah-setengah, heran.
"Dia kayak nggak tertarik gitu sama gue!" lanjut Kana lagi, setelah lima belas detik terjeda menciptakan keheningan.
"Nggak percaya gue!"
Di dunia ini bagi Raka, belum pernah sekalipun dia liat cewek yang nggak tertarik sama Kana, apa lagi itu seorang gadis? Sejak dari mulai SMP hingga kini mereka bersama, Kana selalu saja menjadi pusat perhatian, semua gadis ataupun wanita berlomba-lomba untuk sekedar menyapanya. Lalu tiba-tiba, hari ini Kana mengatakan ada cewek yang tidak tertarik padanya, Raka yakin sekali cewek itu mungkin hanya berpura-pura, atau mungkin juga matanya rabun tidak bisa melihat dengan jelas.
Tapi, hanya ada satu kekurangan dalam diri Kana menurut Raka, selama ini dunia Kana hanya sebatas Sisil saja, pengkhianatan Sisil membuatnya lupa bahwa betapa banyak orang yang mengaguminya, kalau istilahnya sih, mungkin Kana lebih ke merasa gagal jadi orang ganteng dan mapan, entah kurang apa dirinya hingga Sisil lebih memilih tua bangka itu dari pada Kana yang dianggap mempunyai nilai hampir sempurna.
Kana tersenyum menyayangkan, dari tadi bayangan gadis itu selalu saja menekan pemikirannya, seorang gadis yang dengan tanpa permisi telah membuat Kana menahan gemuruh di dadanya, wajah gadis itu lebih terlihat seperti gadis berkebangsaan Korea, mana sipit itu akan hilang saat tersenyum, dan yah Kana akui itu sangat menggemaskan.
Tapi, gadis itu rasanya terlalu muda untuk menjadi pasangannya, tidak! Apa-apaan ini? Mengapa berpikiran sejauh itu, tidak mungkin jatuh cinta semudah itu! Gerutu Kana dalam hati.
Dia saja saat menjalin hubungannya dengan Sisil dari perkenalan hingga memutuskan untuk berpacaran setidaknya membutuhkan waktu satu tahun lamanya, itupun awalnya karena dia yang tidak tega menolak Sisil saat menyatakan perasaan padanya waktu Kuliah.
Seiring berjalannya waktu, ternyata memiliki pacar juga tidak buruk bagi Kana, dia perlahan mulai menyukai Sisil, mulai bergantung pada Sisil dan takut Sisil akan pergi darinya, untuk itulah di tahun ketiga keduanya pacaran Kana memutuskan untuk melamar Sisil.
Wanita itu adalah wanita satu-satunya yang bisa merebut hatinya, setelah menikah Kana kira pernikahan mereka adalah pernikahan terindah yang tentunya akan membuat iri seisi dunia, Sisil berasal dari keluarga yang cukup kaya, sedang dirinya pun sama, wajahnya yang tampan juga akan sangat serasi jika dipasangkan dengan Sisil yang juga cantik, tentunya tidak akan ada yang kurang jika saja salah satu dari mereka memiliki rasa untuk bersyukur.
Setengah tahun pernikahannya, sayangnya Kana harus melihat kenyataan pahit, Sisil berselingkuh di depan matanya sendiri, sedang melakukan pergulatan panas di ranjangnya sendiri bersama seorang pria yang juga dirinya kenal. Kana begitu marah dan merasa terpukul, terlebih saat Kana ingin memaafkan semua yang terjadi karena dia terlanjur mencintai Sisil, Sisil malah dengan gilanya lebih memilih Erik, si tua bangka yang adalah pamannya sendiri.
"Woy, bengong aja lo! Mie ayam udah ngembang kek gitu juga!" ujar Raka sedikit berteriak untuk menyadarkan Kana.
"Hah?"
"Mikirin apaan sih? Nggak mungkin cewek tadi kan?" selidik Raka.
Kana hanya bisa tersenyum canggung, ia menghela napas berat tanpa menyahut.
Raka merem melek karena melihat tanggapan Kana, "Lo beneran ketemu cewek? Ahhh maksud gue, Lo beneran ketemu cewek yang bener-bener lo liat sebagai cewek?"
"Ekspresi lo Ka di kondisiin, kek gue ini aneh banget di mata lo!" protes Kana, Raka malah menepuk-nepuk wajahnya, untuk memastikan yang tengah di hadapinya ini adalah nyata.
"Ya emang lo aneh kan!" sahut Raka tanpa dosa.
"Sialan lo!"
Baiklah gadis kecil! Mungkin lo cuma sekedar angin lalu, tapi nanti kalau gue ketemu lo lagi, gue pastiin lo nggak bakalan gue lepasin.
...***...
Sudah seminggu berlalu, Kana dan Kim tidak lagi bertemu, Kana memutuskan untuk melupakan saja gadis itu, apa lagi dia juga mulai berpikir tentang usianya yang sudah tidak lagi muda. Yah meskipun tidak bisa dikatakan tua juga, tapi dia merasa gadis itu bukan lagi pantarannya untuk dijadikan pacar.
"Woy, bengong aja lo! Mikirin apaan sih?" kejut Raka. Mereka akan berganti shift, kini Raka sudah siap dengan jas dokternya untuk menggantikan Kana.
"Mikirin lo, kenapa telat mulu! Maunya gaji full kerjaan dikit, sampah negara lo!" ketus Kana. Ya emang nggak bohong juga sih, tadinya dia juga cukup kesal karena Raka juga belum kunjung datang menggantikannya.
"Sorry sorry, gue tadi abis dari rumah calon mertua, ngurusin calon istri!"
"Hah! Lo mau nikah?" tanya Kana cepat. Belakangan ini, Raka jarang sekali membahas masalah pernikahan, kalau kawin sih hampir tiap hari, Raka ini emang sejenis manusia yang aktif sekali.
Raka mengangguk, "Mau gimana lagi, kali ini gue nggak bisa nolak!" mimik wajahnya kecewa.
"Gaya lo sok kecewa, padahal dalam hati seneng banget anjir!" sindir Kana.
"Hehe... Tau aja lo!"
"Orang mana? Dokter juga?"
Raka duduk, dia merapikan bawaannya sebelum memulai bekerja, "Gue dijodohin!"
"What?"
"Yah, miris kan!" ujarnya, kali ini benar-benar kecewa.
Dan seperdetik kemudian, "Bwahahahaaa..." tawa Kana terdengar menggelegar, "Akhirnya, biang kerok kena juga batunya!" ledek Kana.
"Asem lo!" kesal Raka.
"Tapi nggak papa selama calonnya cantik, lo kan nggak meduliin status, penting cantik biar bisa seneng-seneng liat wajahnya kalau lagi bikin anak, gitu kan kata lo?"
"Gue malah belum liat orangnya tau!" sahut Raka.
"Hah, serius?"
"Emmm..." angguk Raka. "Fotonya aja nggak dikasih!"
"Waahhh, tiati lo, mana tau jebakan Betmen!" ledek Kana tak ada habisnya, setelah memikirkan gadis yang telah mencuri perhatiannya waktu itu, kini masalah Raka benar-benar berhasil mengembalikan moodnya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Lia Yulia
Raka si tukang icip² di jodohin😂😂
2023-02-07
0