Ranula (Sejarah Penuh Luka)

Ranula (Sejarah Penuh Luka)

Kecelakaan

Siang ini rintik gerimis masih merenyai menghiasi taman kampus salah satu universitas yang ada di ibukota. Januari ini hujan selalu turun, bahkan matahari jarang sekali memunculkan wujudnya. Entah kenapa, padahal biasanya hari dibulan januari selalu cerah, tapi tahun ini sepertinya berbeda.

Seorang gadis nampak masih duduk menopang dagu memandang keluar jendela, memandangi taman kampus yang nampak segar karena gerimis ini. Dia selalu suka memandangi hujan yang turun, apalagi gerimis seperti ini. Rasanya ada setitik rindu yang selalu muncul dihatinya, tidak tahu untuk siapa, hanya saja rasa rindu itu benar benar terasa mengikat. Seperti rindu pada seseorang yang telah tiada, entahlah, dia juga tidak mengerti.

Ya, memang hujan selalu menggambarkan kerinduan bukan, meskipun tidak memiliki siapapun yang spesial.

"Zoya!!" seru seseorang mengejutkan lamunan nya.

Gadis yang dipanggil Zoya ini langsung menoleh dan memandang kesal kedua teman nya yang suka sekali menghancurkan ketenangan nya.

"Udah deh, suka banget ngelamun. Hujan gak akan berenti kalau lo liatin terus" ucap Reina, teman dekat Zoya.

"Dia bukan ngelamun Rein, dia pasti lagi mandangi tuh kakak senior yang duduk dibangku taman itu" kata Dara pula.

"Apaan sih kalian, suka banget ganggu ketenangan gue, kakak senior yang mana lagi, dari tadi gak nampak orang gue" ungkap Zoya.

"Heh, pura pura buta lo. Tuh senior yang suka banget ngeliatin elo dari jauh" jawab Dara seraya menunjuk kearah taman.

Zoya langsung memandang kembali keluar jendela, matanya mengedar dan memperhatikan taman kampus yang memang bisa dilihat dengan jelas dari kelasnya. Mata Zoya memicing saat melihat seorang pemuda yang duduk sendirian dibangku taman ditengah gerimis seperti ini. Apa dia sudah gila, bisa bisa nya tahan sekali berhujan disana.

Tapi...

Lagi lagi Zoya tertegun saat dia merasa tatapan pemuda itu mampu menerobos pandangan matanya, padahal mereka berada pada jarak yang cukup jauh.

Zoya mengerjap dan langsung mengalihkan pandangan nya dari pemuda itu.

"Dia senior baru kan, baru dua minggu ini gue lihat" ucap Reina yang kini sudah duduk didepan Zoya, sedangkan Dara duduk disamping nya. Mereka kuliah dijurusan bisnis manajemen semester empat. Bersahabat sudah sejak sama sama dibangku SMA.

"Iya, sejak awal masuk dia udah suka banget negliatin Zoya, mana suka nya berhujan hujanan lagi. Serem banget gue lihatnya" jawab Dara.

"Jangan jangan dia jatuh cinta lagi sama lo Zoy" ucap Dara lagi.

Zoya langsung mendengus dan meraih tasnya.

"Jatuh cinta embah lu. Gak ngaruh sama gue" ucap Zoya yang langsung beranjak dari duduk nya. Dia sudah bosan dan ingin pulang sekarang.

Reina langsung tertawa mendengar nya dan juga ikut beranjak mengikuti Zoya, begitu pula dengan Dara.

"Zoya kan masih nunggu pangeran yang pernah ada dalam mimpinya itu, pangeran berkuda putih" ledek Reina.

"Emang, itu baru cocok jadi pacar gue" jawab Zoya.

"Pacar halu" sahut Dara begitu jengah.

Zoya hanya tersenyum saja mendengar itu. Mereka bertiga langsung berjalan menuju parkiran kampus dengan sedikit berlari. Sesekali Zoya melirik pemuda yang masih duduk dibangku taman, dan masih terus memandangi nya dengan lekat. Terkadang Zoya benar benar ngerih melihat orang itu. Sudah seperti seorang penjahat yang ingin mengincar mangsa nya saja.

Hari ini Zoya membawa motor, mobil yang biasa dia pakai tiba tiba mogok. Zoya tidak suka diantar jemput kuliah, jadi akhirnya dia dengan terpaksa harus tahan dingin siang ini.

"Lo jangan ngebut Zoy, jalan licin" ujar Reina sebelum dia pergi menuju mobilnya.

"Aman, abis gas doang" jawab Zoya dengan senyum lebarnya.

"Jangan gila lo, kalau lo mati kagak mau gue dateng" ancam Dara pula.

Zoya langsung tertawa mendengar perkataan Dara.

"Doain gue mati lo ya, tega amat" ucap Zoya seraya naik keatas motor dan memakai helm nya.

"Ya abis nya lo kalau udah naik motor suka gak inget nyawa, mana motor gede lagi. Astaga, gimana mau punya pacar coba kalau kelakuan kayak lakik begini" ucap Dara tidak habis fikir.

Zoya tertawa dan mulai menghidupkan mesin motornya.

"Dah ah, gue duluan ya. Bye guys, sampai jumpa dilain waktu" pamit Zoya dan langsung melajukan motornya dengan kecepatan yang lumayan tinggi, membuat kedua teman nya langsung menggeleng pasrah.

"Tuh anak ya, memang gak bisa dibilangin" gumam Reina dengan helaan nafas yang berat.

...

Zoya Anastasya, gadis yang masih berusia 20 tahun itu memang tidak terlalu feminim dibandingkan kedua sahabatnya. Dia masih suka hal hal yang selalu menguji nyali, apalagi jika naik motor seperti ini, bukan Zoya namanya jika tidak melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Meski hujan semakin deras, namun selama pandangan masih jelas, Zoya masih belum menurunkan gas motornya.

Sesekali Zoya melirik kearah kaca spion, dimana jalanan mulai lengang karena hujan yang semakin deras, dan lama kelamaan pandangan matanya juga semakin buram. Dan mau tidak mau Zoya juga terpaksa menurunkan laju motornya.

Namun tiba tiba, saat dia melirik kaca spion motornya, Zoya melihat seseorang yang juga menaiki motor terlihat membuntuti nya. Mata Zoya memicing mengingat ingat siapa orang itu, dan dia langsung tahu jika orang itu adalah pemuda yang selalu memandang nya dengan aneh.

Zoya merasa takut sekarang, meski pemuda itu tampan, tapi jika kelakuan nya yang aneh siapa yang tidak akan takut.

Zoya kembali melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, dia tidak ingin pemuda itu berbuat sesuatu padanya, bukan kah sekarang sedang marak kasus penculikan dan pembunuhan? Tidak tidak, Zoya tidak ingin itu terjadi pada hidupnya. Dia tidak ingin mati muda, impian nya masih begitu banyak.

Meski hujan semakin deras dan membuat pandangan memutih, namun Zoya tidak menurunkan laju motornya, dan aneh nya pemuda itu juga semakin mengejar nya. Sungguh Zoya tidak tahu harus bagaimana, dia takut, dia kalap dan dia ingin meminta bantuan, tapi tidak ada siapapun disepanjang jalan ini, aneh sekali??

Namun tiba tiba

brakkk

Zoya terhempas jauh saat dia merasa motor nya menabrak sesuatu, tidak tahu apa. Tidak terlihat, tapi cukup kuat hingga membuat nya terpental dan terasa seperti terbang. Apa dia akan mati????

Zoya memejamkan matanya saat dia merasa sebentar lagi dia akan jatuh terhempas kejalanan.

Bukk

Zoya menggeram sakit saat dia merasa tubuhnya terhempas kuat kebawah, matanya masih memejam menahan sakit.

Tapi.... tunggu dulu..

Kenapa dia jatuh ditempat yang kering?

Seperti dipasir pasir???

Zoya langsung membuka matanya perlahan, dan dia dibuat terkejut saat melihat jika dia sudah berada ditepi pantai berpasir putih.

"Pantai???????" gumam nya dengan mata yang melebar sempurna.

Terpopuler

Comments

Marifatul ilmiyah

Marifatul ilmiyah

oiiii aku hadir kak... next 😘😘😘

2023-04-16

1

Kirana~

Kirana~

Wooggh semangat author!! Cepet update yaaa

2023-02-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!