Zoya duduk disebuah kayu yang dibentuk panjang yang memang digunakan sebagai tempat duduk. Sedari tadi matanya terus memandangi lelaki berambut panjang itu yang tengah diobati luka luka nya oleh wanita tua ini. Zoya sesekali meringis ngerih melihat luka luka lelaki itu yang sedang dibersihkan oleh wanita yang dipanggil bibi ini. Lelaki ini sudah membuka pakaian atas nya dan kini hanya mengenakan celana saja. Mirip celana kerajaan yang ada di tv tv yang pernah Zoya lihat.
Dengan teleten bibi itu membersihkan luka lelaki itu dengan air yang kini sudah bewarna merah karena darah yang mengalir cukup banyak dari tubuhnya. Ada beberapa luka sayatan didada bidang lelaki itu. Dan aneh nya lelaki itu hanya meringis saja saat wanita itu mengusap lukanya. Jika itu orang dikehidupan Zoya pasti sudah mati atau sepaling tidak pasti kritis dengan luka yang cukup lebar dan mengerihkan seperti itu.
"Siapa gadis ini pangeran?" tanya wanita itu disela sela dia mengobati luka lelaki itu.
Lelaki berambut panjang itu menoleh pada Zoya yang masih memandang nya seperti orang bodoh.
"Entah lah bibi. Aku menemukan nya dihutan. Dan sejak dihutan tadi dia sudah seperti orang linglung saja" jawab lelaki itu.
Zoya langsung mendengus kesal mendengar perkataan lelaki itu. Bagaimana dia tidak seperti orang linglung, jika saat ini dia memang merasa sudah gila karena terdampar ditempat seperti ini, dan bertemu mereka pula.
"Apa kau tersesat?" kini wanita tua itu menoleh pada Zoya.
Zoya mengerjapkan matanya sekilas.
"Memang ini dimana?" tanya Zoya pula
"Ini desa Baloko, desa dipesisir pantai paling ujung kerajaan Ranula" jawab wanita itu. Zoya langsung tersentak mendengar itu.
"Hah... kerajaan,, kerajaan apa tadi???" tanya Zoya lagi. Dia benar benar merasa ini mimpi.
"Kerajaan Ranula. Kenapa kau begitu terkejut mendengar nama kerajaan ku?" tanya lelaki itu pula.
"Bagaimana aku tidak terkejut jika aku saja baru mendengar nama ini. Bagaimana mungkin Jakarta berubah menjadi kerajaan" ucap Zoya begitu tidak habis fikir.
"Jakarta??? Apa itu nama kerajaan mu? Tapi sudah setua ini aku hidup aku tidak pernah mendengar nama kerjaan itu" ucap bibi itu pula.
"Jangan jangan kau mata mata yang ditugaskan untuk mencari informasi tentang kerajaan ku" tuding lelaki itu.
Zoya langsung terkesiap dan menggeleng dengan cepat. Dia jadi takut melihat wajah lelaki itu yang kini memandang nya dengan tajam, bahkan sudah meraih pedang yang ada disamping nya sejak tadi.
"Tidak ... tidak... aku bukan mata mata. Aku...aku sungguh tidak tahu ini dimana. Tiba tiba aku sudah ada dipinggir pantai saat aku terbangun tadi. Aku sungguh tidak tahu kalian siapa dan ini dimana. Sungguh" seru Zoya begitu ketakutan, bahkan dia sudah ingin menangis sekarang. Kenapa dia bisa mengalami hal seperti ini.
"Jadi kau bukan mata mata?" tanya wanita itu. Zoya menggeleng dan mengusap air mata yang sudah mengalir diwajahnya.
"Aku bukan mata mata... hiks. Aku benar benar tidak tahu kenapa aku bisa ada disini" jawab Zoya yang mulai menangis terisak. Membuat lelaki berambut panjang yang dipanggil pangeran itu langsung menurunkan pedang nya dan memandang Zoya dengan iba.
"Sudah lah, jangan menangis, jika kau bukan mata mata kenapa kau harus takut dan menangis" ucap lelaki itu.
Zoya mendengus dan kembali mengusap wajahnya.
"Kau menyeramkan, aku takut dengan pedang mu itu" jawab Zoya.
Lelaki itu menghela nafas pelan dan meringis saat wanita tua itu mengoleskan sebuah rempah atau dedaunan yang ditumbuk halus kedada nya.
"Sudah jangan takut, pangeran tidak akan mencelakai mu. Mungkin saja kau tenggelam dilaut dan sedang lupa ingatan, maka dari itu kau tidak tahu ini dimana. Begitu kan?" tanya wanita tua itu.
Zoya terdiam seraya menahan isak tangis nya dan kembali mengusap wajahnya dengan kasar. Lupa ingatan??? Yang benar saja dia lupa ingatan. Zoya masih ingat semua nya, semuanya. Dia hanya tidak tahu dia ada dimana sekarang. Kerajaan Ranula dan semua ini benar benar membuatnya bingung dan takut. Tapi jika Zoya membantah dan berkata yang sebenarnya, pasti mereka tidak akan terima dan menganggap Zoya sebagai mata mata kerajaan. Jadi lebih baik dia mengaku saja jika dia memang sedang lupa ingatan. Siapa tahu lama kelamaan Zoya bisa mencari tahu cara untuk kembali ke kehidupan awalnya lagi.
"Apa kau tidak mengingat nama mu juga?" tanya wanita tua itu, tangan nya masih terus mengobati luka luka ditubuh lelaki itu.
"Namaku..." gumam Zoya.
"Bagaimana dia bisa ingat jika dia lupa ingatan bibi" sahut lelaki itu yang malah percaya jika Zoya juga lupa ingatan. Astaga. Sudah seperti didrama saja.
"Ah iya. Kalau begitu kau akan kemana setelah ini?" tanya wanita itu.
Zoya tertunduk dan menggeleng sedih. Mana dia tahu dia harus kemana. Dia takut ada disini sendirian.
Wanita itu nampak memandang Zoya dengan iba. Dia meletakkan batok kelapa berisi racikan daun daun itu diatas meja kayu dan menoleh pada Zoya.
"Jika kau mau, kau boleh tinggal disini bersama ku sampai ingatan mu pulih kembali" ucap wanita itu.
Zoya langsung mendongak dan memandang wanita itu tidak percaya.
"Benarkah?" tanya Zoya begitu bahagia.
"Ya, kebetulan aku tinggal sendiri disini. Aku akan senang jika kau mau menemaniku" jawab wanita itu.
"Ah bibi. terimakasih banyak. Terimakasih. Aku janji akan rajin membantu pekerjaan rumah mu dan tidak malas malasan" ucap Zoya begitu antusias, bahkan karena begitu bahagia nya dia sampai memegang tangan wanita itu. Membuat wanita tua itu langsung terkejut dan tertawa lucu melihat kebahagiaan Zoya. Bahkan lelaki berambut panjang itu tanpa sadar tersenyum melihat Zoya.
"Ya, kau memang tidak boleh bermalas malasan disini. Bibi Nor sudah tua, dan kau harus rajin membantunya" sahut lelaki itu.
"Aku tahu" jawab Zoya dengan cepat. Bahkan dia kembali mengusap air mata yang masih menetes diwajahnya.
"Aku bibi Nor, kau bisa memanggilku seperti itu. Dan mulai hari ini aku akan memanggilmu Ana" ujar bibi Nor.
Zoya terdiam sejenak, namun sepersekian detik kemudian dia langsung tersenyum dan mengangguk. Ana.. cukup bagus juga. Dan bukankah itu juga namanya. Zoya Ana..stasya.
"Yah Ana, sesuai dengan kau yang cengeng dan penakut" ucap lelaki berambut panjang itu.
"Kau ini menyebalkan sekali. Kau lihat, sekarang saja kau yang menyusahkan bibi Nor dengan luka luka mu itu. Untung saja tidak mati" gerutu Zoya yang begitu kesal dengan lelaki ini.
"Aku tidak akan mati dengan mudah" jawab lelaki itu begitu angkuh.
"Ana.." panggil bibi Nor pada Zoya. Zoya yang baru akan membalas perkataan lelaki itu langsung menoleh pada bibi Nor.
"Beri hormat mu pada pangeran Erlangga, tidak baik jika berbicara kasar seperti itu" ujar bibi Nor.
Zoya mengernyit dan kembali menoleh pada lelaki berambut panjang yang masih nampak kesakitan namun wajah angkuh nya terlihat menyebalkan.
"Dia benar benar pangeran" Zoya bertanya dengan tangan yang menunjuk pada lelaki itu, namun bibi Nor segera menurunkan nya.
"Ya, pangeran Erlangaa, pangeran tertua dari ratu terdahulu" jawab bibi Nor.
Zoya kembali terdiam dan memandang pangeran Erlangga. Ini benar benar gila. Apa dia memang terdampar pada zaman kerajaan???? Dan bahkan bertemu dengan pangeran langsung??? Oh my god, seperti nya sejarah cerita Zoya akan berawal dari sini. Benar benar menakjubkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Marifatul ilmiyah
hayo loh untung ketemu sama pangeran Zoya gmna kalau hidup pada masa jaman purba... ah miris sekali Zoya sabar sabar 🤣🤣🤣
2023-04-16
1